Akhirnya setelah hampir satu setengah jam membahas semuanya bersama Nana di taman...aku berjalan kaki menuju GOR ditempat yang sudah dijanjikan si wanita jalang itu seorang diri...aku meminta Nana untuk memantau ku dari kejauhan. Walau penuh rasa cemas, tapi aku tetap bersikap seolah aku sama sekali tidak takut pada rencana si wanita jalang itu.
Dari jarak kira-kira 50 meter aku sudah melihat mobilnya namun ada satu mobil yang lain disebelah mobilnya yang terparkir dibelakang komplek GOR. Lalu aku mulai meneleponnya untuk mengatakan kalo aku sudah tiba disekitarnya. Lalu gak lama setelan bertelepon wanita picik itu mulai keluar dari mobilnya yang diikuti dari mobil disebelah keluar 2 orang pria yang aku tidak mengenali siapa mereka. Satu pria berpakaian rapi kira-kira seusia Papa dan yang satu lagi sekira umur tiga puluhan.
Saat sudah berhadapan dengan mereka...si wanita jalang ini tersenyum sambil menyebut namaku...
"Winda...oh my God...kamu benar-benar tepat waktu sayang..."
"Om Felix...ini yang namanya Winda... gimana, cantik kan ??"
Ucapnya lagi yang saat itu aku langsung bisa menebak apa tujuan si wanita busuk ini memintaku datang untuk menemuinya.
"Hi Winda cantik...kenalkan...Om Felix"
Ucap Pria yang kira-kira umur 40 tahun itu sambil mengulurkan tangannya.
"Oh ya Om Felix...kita langsung gerak aja, nanti saja kita bicarakan di sana..."
Ucap si wanita jalang
"Emmh Winda...kamu ikut Tante" ucapnya lagi sambil menuntun ku cepat naik ke mobilnya. Sementara Om Felix di mobil lain bersama satu orang pria temannya.
"Aduh Nana...aku lupa minta kamu untuk memvideokan pertemuan kami
dibelakang GOR tadi..." Batinku dalam hati.
"Moga kamu gak kehilangan jejak ya Na"
Ucapku cemas dalam hati saat mobil sudah menjauh dari komplek GOR.
"Winda!! Kamu sudah tau kan kalo aku gak bakalan segan-segan menghancurkan namamu juga Papa mu jika kamu tidak menuruti perintahku..."
Ucapnya si wanita jalang mulai mengancam ku.
"Katakan mau kamu bawa kemana aku...aku peringatkan jangan coba-coba untuk berbuat picik padaku.
Ucapku menentangnya
"Tenang sajalah...nama kamu gak bakalan tersebar sampai keluar negeri kok...palingan masih sekitar-sekitar Indonesia...."
Ucapnya enteng mencoba menakutiku.
"Kamu...harus lakukan apapun semua permintaan Om Felix, dan jangan coba-coba membantah...karena selain akan menyakiti dirimu sendiri kau juga akan rasakan akibatnya... bersiap-siap lah untuk menjadi viral jika kamu coba-coba berani melawan..."
30 menit kemudian kami sudah tiba disebuah komplek perumahan mewah tapi mobil Om Felix sudah berada di sana lebih awal...dan entah kenapa aku merasa takut karena sepertinya Nana sudah tidak menemukan jejak kami...ketika turun dari mobil, baru saja aku akan menelepon Nana secara diam-diam tapi tiba-tiba pria yang umur kira-kira 30 tahun itu datang dari arah yang aku tidak tau darimana tiba-tiba muncul, merampas ponselku serta menarik tanganku untuk segera masuk kedalam sebuah rumah mewah.
"Jangan coba-coba menghubungi siapa pun" ucap pria itu sambil merampas ponselku juga menarik kasar tanganku.
"Ouuggh sakit....lepaskan!!"
Teriakku kesakitan karena dia menarik lenganku dengan sangat kuat dan kasar. Lalu dengan cepat dia membekap mulutku serta membawaku ke dalam rumah mewah itu diikuti si wanita jalang dari belakang kami, tapi saat itu aku tidak melihat Om Felix. Lalu pria itu mendorong menghempaskan tubuhku dengan kuat hingga aku terjatuh ke sofa yang ada di ruangan.
"Aku sudah peringatkan kamu untuk tidak coba-coba melawan....kamu tau sendiri akibatnya kan?"
Ucap wanita picik sambil menggenggam banyak rambutku.
"Papa...tolong Winda Papa" jeritku dalam hati, saat itu aku tau bahwa wanita pelacur ini tidak main-main dengan rencana jahatnya.
Tiba-tiba Om Felix turun dari lantai 2
"Om Felix...Winda ini lagi membutuhkan uang banyak untuk biaya perobatan Mamanya yang sedang dirawat di rumah sakit... memang sih dia belum ada pengalaman sebagai wanita penghibur...tapi aku yakin Om Felix bakalan surprise hari ini. Dan dia akan ketagihan menjadi seorang pelacur, karena itu sudah dia tuliskan pada buku diary nya."
Si wanita picik ini sangat pintar bersilat lidah ucapannya menyayat hati...betapa teganya dan betapa sadisnya. Karena kepicikannya sampai Papa pun selalu membangga-banggakannya. Ingin sekali menyangkal perkataannya barusan tapi entah kenapa aku ragu dan takut...aku takut karena dia bakal menyebar semua tulisan erotis yang ku tuliskan di diary ku.
"Mas Bayu...bawa Winda ke kamar lantai dua" ucap si wanita jalang pada pria yang merampas ponselku dan baru aku tau kalo namanya adalah Bayu.
"Lepaskan... lepaskan tanganku...awwwhhh "
Teriakku sambil meronta ketika pria yang bernama Bayu itu menarik ku ke lantai dua.
"Aawwghh...aaawwwgh..."
Teriakku lagi ketika pria yang bernama Bayu itu dengan sengaja meremas dadaku sangat kuat saat berjalan di tangga menuju lantai dua.
"Diam!!! Jangan coba-coba berteriak atau ku robek seluruh pakaianmu sekarang juga!!" Kata pria yang bernama Bayu itu mengancam ku, hingga akhirnya ia leluasa meremas dan meraba-raba tubuhku saat berjalan.
Sesampainya dikamar dia mendorongku hingga terhempas keatas kasur.
"Ayo masuk!!"
"Aaawwwgh..." Jeritku saat tubuhku terhempas keatas kasur dalam ruangan kamar yang cukup luas itu.
Beberapa detik kemudian Om Felix dan si wanita jalang sudah berada didalam kamar. Tak berapa lama setelah mereka bertiga selesai berbicara serius yang aku bahkan tak dapat mendengar dengan jelas apa yang sedang mereka bicarakan, lalu si wanita jalang dan pria itu pergi meninggalkan kamar. Dan kini hanya ada Om Felix bersamaku didalam kamar. Aku sangat takut dan berusaha untuk bangkit melarikan diri tapi ternyata pintu kamar telah terkunci.....