"terkadang kita akan merasa lemah saat seluruh perjuangan yang telah kita lakukan tidak mengubah apapun untuk menjadi lebih baik, bahkan terkadang semakin menambah kekecewaan...namun adakalanya perjuangan yang tak kenal lelah itu membutuhkan banyak kerelaan, banyak hal yang harus kita korbankan. Apakah materi harga diri bahkan orang-orang yang kita cintai"
**************************
Dengan posisi bersandar di pintu dan penuh ketakutan juga hati yang hancur aku mengiba memohon belas kasihan Om Felix, yang saat itu berdiri tersenyum di depanku.
"Mohon lepaskan aku, aku mohon jangan menyakitiku...aku tidak seperti yang mereka katakan...aku tidak membutuhkan uang...aku mohon tolong biarkan aku pergi dan lepaskan aku... mohon keluarkan aku dari sini..."
Ucapku sambil menangis mengharap belas kasihan Om Felix yang saat itu melangkah perlahan semakin mendekatiku. Dia tersenyum seolah tak ingin mendengarkan penjelasanku.
"Sudahlah sayang...gak usah takut...Om juga sudah tau siapa kamu... karena Om sudah baca tentang semua keinginan hasratmu yang kamu tulis dibuku harian mu..."
Ucap Om Felix yang kini sudah berada tepat di hadapanku.
"Aku mohon jangan...jangan sentuh aku..." mohon ku padanya
"Om janji akan memberikanmu kepuasan , persis seperti yang sering kamu khayalkan... bukankah kau menyukai pria yang jauh lebih tua dari usiamu?"
Kata Om Felix sambil berusaha memelukku yang saat itu hanya mampu bersandar di pintu kamar sambil menangis memohon untuk dilepaskan.
"Turuti semua perintah Om sebelum Om berbuat jauh lebih kasar "
Ucapnya yang saat itu telah berhasil memegang kedua tanganku dan menghimpit tubuhku ke pintu kamar.
"Lepaskan Winda oom...Winda tidak menginginkan apa pun...aku mohon..."
Ucapku sambil teriak dalam cengkeraman kuat tangannya.
Lalu dia menuntunku berjalan sambil memeluk rapat tubuhku kearah kasur....Lalu dengan gerak refleks aku menggigit tangan kanannya dan sesaat itu juga dia berteriak kesakitan sambil melepaskan cengkraman tangannya pada tubuhku. Akhirnya aku berhasil terlepas dan berlari kembali menuju pintu keluar kamar... namun lagi-lagi pintu itu masih tetap terkunci. Aku benar-benar tak dapat meloloskan diri dari Om Felix.
"Bukaaaa... Tante Shania buka Pintunya...aku mohon lepaskan aku...Tante Shania..."
Teriakku lirih memanggil Tante Shania, sambil memukul-mukul pintu dengan telapak tanganku. Tapi tak ada jawaban dari luar kamar.
"Hahahaha...ayolah sayang, jangan malu-malu sama Om..." Ucapnya sambil terus mendekatiku.
Dan ternyata tanpa kuduga-duga, saat itu dari luar rumah, Nana temanku bersama Zaki sudah berhasil menerobos masuk pintu dilantai satu. Waktu itu aku tidak tahu, kalo Nana dan Zaki sudah berada di lokasi dan ada perkelahian dilantai satu.
Aku mendengar suara teriakan Nana memanggilku beberapa kali, namun dengan tiba-tiba...Om Felix membekap mulutku dengan tangan kekarnya sambil menindih tubuhku...aku tak bisa bersuara sedikitpun...
"Nanaaa Nanaaa "
Teriakku kuat memanggil Nana, namun apa daya...mulutku tak dapat mengeluarkan suara, karena cengkraman kuat tangan Om Felix menyumpal mulutku...Bahkan kini dia semakin tega, dan tangannya mulai melepas pakaian sekolah yang kupakai.
"Jangan coba-coba melawan...semakin kamu meronta dan melawan, maka semakin cepat ku tembus perawan mu...mengerti??"
Ucapnya dengan nafas menggebu setengah berbisik ke telingaku.
"Nanaaa Nanaaa..." Teriakku lagi tapi masih tanpa suara...
Aku benar-benar panik dan penuh emosi yang tak bisa ku luapkan...aku sungguh tak rela kalo Om Felix akan menyetubuhiku....
"Ya Tuhan selamatkan Winda...tolong Winda..." Lirihku kuat dalam hati...
"Ayolah sayang...jangan meronta...ayo serahkan sama om, dan nikmati saja setiap sentuhan Om... Ayolah....ha-ha-ha... ha-ha-ha..."
Terornya sambil tertawa puas yang semakin membuatku takut dan berusaha meronta sekuat tenaga. Tangannya terus liar berusaha menyentuh bagian-bagian tubuh sensitif ku.
Dan tiba-tiba...pintu kamar seperti diterjang oleh seseorang dari luar, tapi Om Felix tidak menghentikan aksinya dan tetap mencoba memperkosaku...seingat ku lama sekali rasanya pintu itu terbuka...karena Om Felix sudah berhasil membuka kemeja putih sekolahku. Dan dia juga sudah melepas pakaian atasnya dan telah bertelanjang dada...saat Om Felix mulai menciumi leher dan dadaku, tiba-tiba pintu berhasil terbuka...