Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Engage to the Other Side

Kambing_Tampan
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views
Synopsis
Bercerita tentang kehidupan seorang anak remaja bernama Aaron Hyzoyu yang kehidupannya berubah semenjak mengenal seorang gadis sebayanya bernama Mia. Sejak saat itu ia terlibat lebih jauh sisi lain kota. Sebuah sisi gelap yang tidak seharusnya orang sepertinya tahu. Petualangan dan aksi pun dimulai sejak ia bergabung ke grup Mia bernama Aresei.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog- Si Jaket Merah

Tanggal 27 Juni 2020

Pukul : 15:00 sore

Kota Curius - Wilayah 7

Di siang hari yang terik itu di negara Neo Cosmo seorang Anak laki-laki sekitaran 15 tahun terus berlari kejaran sekelompok preman. Aaron Hyzoyu, itulah namanya. Anak itu menggunakan hoodie double layer putih hitam dengan celana chinos hitam serta sepatu berwarna biru navy dengan lis putih, juga terdapat tulisan N berwarna oren di samping sepatunya. Rambutnya yang lebat dan jigrak mengembang membuat tampilannya terlihat seperti orang bangun tidur, ia memiliki poni depan yang cukup panjang menyilang melewati hidungnya. Matanya sedikit sipit dan memiliki hidung mancung dan mata berwarna hitam.

Dengan melewati berbagai gang sempit akhirnya ia bisa lolos dari kejaran sekelompok preman, setidaknya itulah yang dia pikir. Dia cukup percaya diri dengan kemampuan larinya, tapi tentunya ia sangat lelah karena berlari setengah kilometer. Seorang nolep dan kaum rebahan sepertinya merasa ini sangat menyiksa. Saat Aaron berpikir sudah lolos dari kejaran, mereka tiba-tiba muncul tepat di belakangnya. Sayangnya Dia sudah tidak sanggup berlari lagi, jalan di depannya buntu dihalang tembok setinggi lima meter. Nasibnya mungkin diujung tanduk. Jumlah mereka ada lima orang, akan sulit baginya mengalahkan mereka karena jumlah yang begitu banyak. Apalagi dia hanya seorang manusia biasa.

"Kau gabisa kemana-mana lagi bangsat!" teriak seorang pria botak.

"Hajar dia bos!"

'Bagaimana bisa aku dikejar preman?semuanya di mulai siang tadi.'

Aaron sedang berjalan-jalan di kota tempat tinggalnya yaitu kota curius, tepatnya di wilayah 7. Kemudian ia tidak sengaja menabrak seorang preman berkepala botak yang kelihatannya bos dari keroco preman lain di sekitarnya. Dia memiliki bekas goresan lurus vertikal di mata kanannya serta memiliki tubuh berotot. Pakaian yang ia pakai adalah kaos kuning dengan luaran jaket trucker warna hitam yang terdapat sebuah simbol gunting kuning di bagian saku kiri dadanya. Teman-temannya juga memakai pakaian yang sama. Dapat disimpulkan itu adalah sebuah simbol geng mereka. Pria botak itu terlihat tidak senang dan langsung melabraknya.

"Kau sengaja ya bangsat!" katanya dengan nada tinggi.

"M-maaf aku gak sengaja." balas Aaron sambil merapatkan telapak tangan untuk minta maaf.

"Perlu dikasih paham nih anak."

Pria botak itu masih belum puas dengan permintaan maaf Aaron, Ia membunyikan sendi-sendi tiap jarinya untuk menggertak serta bersiap untuk menghajar bocah hoodie putih ink. Orang disekitar yang berlalu-lalang bersikap cuek dan tidak peduli. Anak itu dapat mendengar bisikan-bisikan mereka secara samar -samar.

"Gausah diliatin, nanti kita yang kena masalah." ucap seseorang kepada temannya.

"Iya, pura-pura gak tau aja." jawab temannya.

Memerhatikan sekitar, ia mengerti bahwa tidak akan ada yang mau menolongnya. Dunia ini kejam, saat susah tidak akan ada yang menolongmu. Mengerti hal itu Aaron tidak menyimpan dendam ataupun amarah karena tidak ada siapapun yang membantunya disaat seperti ini.

'Ya aku paham kenapa mereka gitu, aku juga kalau di posisi mereka gak mau terlibat. Wajar mereka gitu. Oke sekarang aku harus ngapain?'

Bingung apa yang harus dilakukannya, alhasil ia memutuskan menggunakan solusi terakhir yaitu-

'Oke, kabur aja.'

Dia langsung kabur begitu saja dengan menggunakan kecepatan penuh. Dia tidak peduli di cap pengecut ataupun sampah, yang terpenting baginya adalah selamat. Mungkin ini pertama kalinya ia berlari sangat cepat di hidupnya setelah sekian lama berdiam diri kamar.

"Woi! jangan lari kau bangsat! kejar dia!"

"Oke bos!"

Melihatnya kabur, preman itu tidak tinggal diam. Mereka ikut mengejarnya. Begitulah semuanya dimulai.

Kembali ke masa sekarang, saat ini Aaron terpojok serta sedang kelelahan, jadi akan sulit untuk bertarung. Disaat harapannya hampir sirna, seseorang berjaket merah dengan kemeja coklat putih bergaris-garis horizontal melompat dari balik tembok. Dia mempunyai rambut belah tengah berwarna hitam dengan mata merah gelap serta mengenakan celana jeans biru muda. Sangat mengejutkan dia dapat melompati tembok itu. Itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh orang biasa.

'Hah? siapa dia? bentar, dia lompatin tembok 5 meter itu?!'

"Siapa kau anj*ng? ganggu aja sat!"

"Hadeh, aku sibuk gini kalian nyari gara-gara." jawab si jaket merah.

"Hajar dia juga!" perintah pria botak.

empat orang anak buahnya bergerak maju menghadapi Si jaket merah, Dia juga segera siaga untuk menghadapi mereka, pertarungan dimulai namun berakhir dengan sangat singkat. Tidak butuh waktu lama dia berhasil mengalahkan empat orang itu dengan mudah. Hanya dengan satu serangan pada titik vital, mereka semua tumbang menghadapinya.

"BANGSAT!"

Bos preman itu kemudian marah besar dan menggunakan kemampuan supernya yaitu telekinesis. Benda di sekitarnya seketika melayang dalam kontrolnya. Dia dengan wajah sombongnya memamerkan kemampuannya seolah merasa manusia spesial.

'Cih, Dia Esper ya!'

Esper adalah sebutan untuk manusia yang memiliki kekuatan super. Esper sudah menjadi fenomena normal di negara Neo Cosmo karena persentase Esper di negara itu mencapai 75%. Sehingga tidak akan ada lagi orang yang terkejut jika ada manusia super berkeliaran menggunakan kekuatannya.

Pria botak itu kemudian melemparkan sebuah tong sampah serta berbagai macam barang disekitar gang ke arah mereka berdua.

"MATI KAU!"

Mereka mungkin akan terluka jika terkena serangan itu, tapi si jaket merah sedang melakukan sesuatu. Dia melakukan ancang-ancang, kakinya ditekuk lalu menarik lengan kanannya kebelakang selama 2 detik seolah mengumpulkan energi di kepalannya.  Disaat barang-barang yang di lemparkan ke arah mereka mencapai jarak 1 meter lagi, Anak itu mengayunkan pukulan lurus ke depan. Sebuah hembusan angin kencang bertiup ke arah pria botak itu, angin kencang itu muncul dari pukulan si jaket merah. Tong sampah dan sejenisnya terhempas kembali ke arah pria itu, begitu juga dengannya yang ikut terhempas. Dia terhempas jauh kebelakang akibat angin barusan hingga punggungnya membentur dinding gedung di luar gang. Kesadarannya pun hilang. Semua anggota serta pemimpin geng preman itu dikalahkan oleh seorang Anak berjaket merah. Sebuah peristiwa yang cukup mengejutkan di mata Aaron.

' Dia ngalahinnya dengan gampang, dia pasti Esper juga. Orang mana yang bisa melompat tembok 5 meter kalau bukan org berbakat ataupun Esper?' analisis Aaron.

"makasih bang-eh?" heran Aaron.

Hanya melamun sebentar saja Anak itu sudah menghilang. Aaron ingin mengucapkan terimakasih padanya tapi dia sudah pergi dengan terburu-buru.

'Udah ngilang aja, tapi yaudahlah. Mending cabut sebelum Guardian datang.'

Aaron pun memutuskan segera pergi dari situ sebelum para Guardian datang.

Urusan akan makin panjang jika ia terlibat sebagai tersangka ataupun pelaku kejadian ini.

Aaron pun meninggalkan mereka yang terkapar pingsan disana. Hari yang melelahkan itu berakhir, tapi itu bukanlah akhir sesungguhnya.

Setelah Aaron menghilang, pria botak itu akhirnya sadarkan diri dan bangkit dari pingsannya. Ia mengambil handphone di sakunya kemudian menhubungi seseorang dengan hp tersebut. Setelah telepon diangkat, pria itu pun mulai berbicara.

"K-ketua ini aku." ucap pria botak sambil memegang hp ditelinga kanannya.

"Ha? kenapa suaramu?" jawab pria di telpon dengan nada datar.

"Kami dihajar abis-abisan ketua!" lapornya.

"Apa! siapa yang menghajar kalian?" sontak kaget pria dari telpon itu.

"Seorang bocah yang memakai hoodie putih hitam dan satu lagi bocah berjaket merah, dia kuat banget ketua."

"Hoho, gitu ya."

'Kayaknya ini santapan yang enak.'

"Kau santai aja, aku akan buat mereka mengenang."

"Terimakasih ketua."

telepon pun ditutup, Pria dibalik telpon yang sedang duduk di sebuah tempat gelap dan tak terawat itu tersenyum dengan menampakkan giginya yang runcing seperti hiu.

'Akan kucari kalian hingga ujung dunia.' gumam pria itu dengan seringai diwajahnya. Dia tampak begitu gembira seperti seorang pemburu yang menemukan buruannya. Pertarungan Anak itu belum berakhir disini, pertarungan yang lebih panjang sedang menantinya. Keterlibatannya kepada sisi lain kota ini baru saja dimulai