Cafe Mark – Wilayah 4
"Berapa jumlah mereka, Dylan?", tanya kuro.
"Sekitar 50 orang dari arah timur!", lanjut Dylan.
"Kita gak bisa ngalahin mereka, kalah jumlah." Sambung Mia.
"Anggota Aresei yang lain gak bisa dihubungi?" tanya Dylan.
"Kayak gak tau aja member kita pada sider." Jawab Mia.
"Jumlah ini permasalahannya." Ucap Mark.
Mereka bingung bagaimana menghadapi lawan yang memiliki jumlah yang banyak dengan jumlah mereka yang sedikit. Walaupun memiliki kekuatan besar, tapi melawan jumlah yang banyak tetap saja cukup sulit, ditambah lagi mereka tidak mengetahui kemampuan musuh dan tujuan mereka yang lain selain menyerang Aaron. Semuanya mencoba berpikir, lalu Mark pun mengusulkan sesuatu
"Aku punya usul, kita pergi ke pusat kota aja, soalnya penjagaan disana ketat dan harusnya kita bisa aman."
"Ide bagus, tapi kita naik apa kesana? Yang punya motor cuman si Kuro."
"Hehe, tenang cuk. Untuk sekarang kita ke ruang bawah tanah dulu."
"Mark kau punya gituan?" tanya Mia.
"Myoi dong, wajar aja koe gak tau. Kita baru kenal soalnya." Balas Mark.
"Oke, ayo keruang bawah tanah" ajak Mia.
"Keren, markas kita punya ruang bawah tanah" puji Aaron.
"Ini bukan markas njir!" protes Izzaru.
"Iya, aku tau." Jawab Aaron.
Mereka pun bergegas ke ruang bawah tanah tanpa menaiki lift ataupun tangga, melainkan menggunakan sebuah permukaan dasar Lantai cafe. Permukaan lantai tersebut memiliki sistem otomatis untuk turun kebawah tanah seperti sebuah lift setelah Mark memencet sebuah tombol rahasia di meja kasir. Beberapa perabotan yang terdapat di lantai itu pun bergetar karena guncangan lantai yang turun kebawah.
"Gila keren, lantainya bisa turun ke bawah tanah kayak lift."
"Nih anak bisa-bisanya masih santai." Balas Mark.
Tidak ada yang tau bahwa sebenarnya Aaron sangat cemas dan takut, tangannya bergetar namun ia menyembunyikannya di dalam saku celananya. Dia tidak ingin memperlihatkannya ke orang lain sisi lemahnya. Oleh karena itu dia tetap berusaha terlihat seperti biasa.
Setelah mereka sampai ke ruang bawah tanah, mereka melihat ruangan itu dengan seksama. Ruangan tersebut ternyata adalah sebuah bengkel. Bengkel itu terlihat futuristik nan canggih serta terdapat beberapa kendaraan yang belum sepenuhnya selesai.
"Buset, ini mah udah keren banget! Udah bukan bengkel ini mah, kayak markas super hero."
Aaron terkagum kagum dengan bengkel milik Mark tersebut. Kemudian mereka mengikuti Mark yang membawa mereka ke tempat kendaraan sepeda motor. Mark pun menunjuk sepeda motor itu dengan jari jempolnya.
"Kita akan pergi dari cafe pakai motor ini."
"Motor ini?" tunjuk Aaron.
Sepeda motor yang ditunjuk Aaron adalah sepeda motor berwarna putih dengan desain futuristik bergaris hijau yang di rancang oleh Mark, yang mana kendaraan ini tidak perlu menggunakan bahan bakar minyak, melainkan digerakkan oleh dinamo dan akumulator. Dengan kata lain ini adalah sepeda motor listrik.
Cara kerja sepeda motor listrik pada dasarnya sama dengan cara kerja sepeda motor bertenaga bensin, kendaraan ini didorong oleh sebuah mesin dan mesin tersebut membutuhkan bahan bakar. Perbedaan utama adalah bahan bakar bensin di motor konvensional diganti dengan baterai atau fuel cell dalam bentuk listrik.
Aksen garis berwarna hijau pada motor tersebut sebenarnya sebuah lampu, apalagi saat bercahaya diwaktu malam hari makin menimbulkan kesan mencolok. Untuk lampu bagian depannya diganti dengan sebuah garis vertikal seperti lambang petir. Tetap memiliki fungsi yang sama dengan lampu motor pada umumnya, hanya saja lebih terkesan unik.
Tipe sepeda motor ini sendiri adalah tipe sport. Tipe sepeda motor ini dikhususkan untuk penggunaan balap dan kecepatan tinggi. Pengemudi yang mengemudikan sepeda motor berjenis sport ini relatif membungkuk ke depan dan posisi kaki yang sedikit ke belakang, posisi tersebut digunakan pada sepeda motor seperti ini agar tekanan angin dari arah depan yang berlawanan tidak menghantam tubuh pengendara yang membuat sepeda motor ini bisa melaju dengan kecepatan tinggi. Bodi sepeda motor seperti ini juga memiliki jarak yang dekat dengan tanah yang menyebabkan sepeda motor ini rendah, hal ini dikarenakan untuk menambah unsur aerodinamis sepeda motor pada kecepatan tinggi di sirkuit. Namun sudah banyak yang dimodifikasi dari motor tersebut menjadikannya tak hanya sebagai sepeda motor bertipe sport biasa. Untuk kecepatan maksimalnya di kisaran 350-450 km/jam.
Motor Ini memiliki dua roda depan dan belakang yang besar. Apalagi kedua rodanya tidak lagi menggunakan velg konvensional, tetapi menggunakan velg dengan desain menggantung ke bodi motor. Ban motor tersebut juga tidak terlihat karena ditutup rapat bodi menyatu hingga ke dasar tanah.
Tak hanya itu, teknologi utama dari Motor rancangan Mark adalah sistem A.I nya yang memiliki segudang fitur, salah satunya adalah pengenalan gambar untuk mengenali wajah, gestur, dan suara pengendara. Tak hanya itu, sistem A.I tersebut dapat digunakan di sebuah monitor digital berbentuk persegi, yang mana monitor digital itu tidak hanya digunakan sebagai speedometer, melainkan untuk berbagai hal seperti GPS, visual jalan, hingga memetakan kondisi jalanan. Tentu saja memakai sistem touch screen layaknya android yang memudahkan pengguna mengaturnya bahkan saat sedang dalam keadaan mengendara.
"yah, tapi ini bukan saatnya untuk jelasin, jadi langsung aja kalian naiki motor-motor disini. Karena jumlahnya terbatas, maka harus ada yang boncengan."
Jumlah sepeda motornya hanya ada dua, hal itu dikarenakan membutuhkan biaya yang sangat besar untuk menciptakan satu buah motor saja.
"Tapi aku gak bisa ngendarai motor", jawab Aaron.
"Tenang aja, motor ini memiliki sistem Auto Pilot, jadi dia bisa berjalan sendiri tanpa kau setir. Jadi kau cukup naik aja."
Fitur Auto Pilot yang memungkinkan pengendara untuk tidak perlu mengemudikan sepeda motor dengan tangannya sendiri, atau bisa dibilang sepeda motor tersebut akan melaju otomatis dikendalikan oleh sistem A.I. Dengan fitur ini pengendara yang tidak dapat mengendarai sepeda motor dapat mengendarainya. Fitur ini akan bergerak berdasarkan rute tujuan yang telah ditentukan di GPS yang berada di monitor digital.
"Gila keren!! Apa semua motor ini buatanmu Mark."
"Buatan gua ama bapak gua sih tepaynya. Ayo kita cepetan pergi sebelum Geng itu sampai disini!" Ajak Mark.
"Yah."
"Btw Zora boncengan ama si Mia, aku sama Izzaru."
"Serah deh, terus Kuro dan Dylan?"
"Sans, aku naik motorku sendiri, zuvra nih, jangan remeh-remeh." jawab Kuro.
"Aku sih naik sepeda gunungku." jawab Dylan.
"Sepeda? Lambat dong?"
"Enggak, sepeda ane udah dimodifikasi hingga memiliki kecepatan tinggi, ditambah jika aku menggunakan kekuatanku maka kecepatannya melebihi mobil sekalipun."
Sepeda milik Dylan dilengkapi dengan sistem "pedal-assist" yang akan memaksimalkan pengendara untuk mampu berpergian dengan jarak yang jauh.
Sepeda ini terbuat dari bahan karbon polimer agar lebih ringan dan didesain dengan ramping yang dapat dilipat dua sehingga dapat disimpan didalam bagasi mobil agar dapat menghemat ruang penyimpanan.
Desainnya unik seperti sepeda masa depan dengan warna merah dan putih. Dengan menempatkan engkol dan roda suspense di posisi dalam, maka membuat sepeda ini menjadi terlihat sangat ramping sehingga berdampak juga pada kecepatannya. Dan juga menambahkan kesan minimalis dan futuristik.
Desain ini juga dapat meningkatkan penyerapan goncangan tanpa adanya kehilangan cengkraman. Bahkan, saat mengganti rodanya sangat mudah, hanya menekan tombol pintar.
"Wow, eh bentar... makin cepat ditambah kekuatanmu? Emangnya kekuatanmu apa?"
"Liat aja nanti."
Tak perlu berlama-lama lagi, mereka berempat menaiki motor buatan Mark. Aaron dengan Mia, sedangkan Dylan dan Kuro akan mengendarai kendaraan mereka masing-masing. Dan bersiap untuk berangkat, tapi sebelum itu mereka perlu menyalakan mesin terlebih dahulu.
"Untuk mengaktifkan mesin motor ini, kita pakai sistem Voice Command aja, karena kunci motornya ketinggalan diatas."
"Sistem Voice command?"
Sepeda motor ini dilengkapi dengan fitur Voice Command, yang mana pemilik motor tersebut hanya perlu mengeluarkan sebuah perintah melalui suara dan sistem AI akan merespon suara tersebut dan menyalakan mesin otomatis tanpa sebuah kunci.
"Kudet amat ni anak, akan kuperlihatkan aja. Mark yang baik hati dan tidak sombong." ucap Mark.
"System operation : On. Menghidupkan mesin." respon suara A.I motor tersebut yang bersuara anak perempuan.
*brrrrm* suara mesin motor menyala.
"Njir, bisa gitu!"
"Lolicon koe?" tanya Izzaru.
"Muehehehe." seringai Mark.
"Damn."
"Dah dah, mending kalian berdua ikutan ucapin gitu juga biar mesinnya nyala." Ajak Mark.
"Kau aja deh Zora, males aku", pinta Mia.
"Hadeh, aku ya? Yaudah. Mark yang baik hati dan tidak sombong",
"...."
Tidak ada sesuatu yang terjadi, mesin sepeda motornya tidak menyala bahkan tidak memberikan respon apapun.
"gak terjadi apa apa." celetuk Mia.
"oh iya lupa, A.I nya cuman mengenali suaraku cuk, sorry sorry." kata Mark yang lupa.
Sistem A.I yang terdapat di sepeda motor Mark saat ini di program untuk hanya dapat mengenali dan merespon suara penciptanya yaitu Mark. Apalagi sepeda motor ini masih tahap prototipe belum tahap akhir.
"udah cepetan anjir, mereka dah dekat itu!" tegas Izzaru.
"Iya sabar, Mark yang baik hati dan tidak sombong." Ucap Mark
*Brmm*
Seketika mesin motor Aaron menyala setelah merespon suara Mark.
"Oke, gas kita cabut! Kita akan menggunakan rute menuju ke pusat kota Neo Cosmo. Gas?" tegas Mark.
"Gas!" jawab Aaron dengan penuh semangat.
Diluar Cafe mark sekitar satu kilometer. Gerombolan Geng Scissors yang berjumlah kurang lebih 50 orang itu telah mendekati cafe Mark dari arah timur. Mereka semua mengenakan baju berwarna kuning dengan jaket trucker berwarna hitam. Mereka memiliki ciri khas simbol gunting yang terdapat di saku kiri dada jaket . Mereka menguasai jalan raya tersebut dan para penduduk sipil disekitar pun pergi memutar ke arah sebaliknya karena takut diserang oleh mereka.
"Apa benar bocah itu disini?" tanya seseorang rambut biru tosca.
"Yah, aku telah mengikuti mereka daritadi. Kali ini kita habisi mereka ketua dengan setengah anggota keseluruhan Geng Scissor."
"Bagus, aku gak sabar untuk matahin tulang bocah bangsat itu!"
Sementara itu pintu Cafe Mark terbuka lebar dengan sendirinya dan sebuah lantai dari bawah tanah naik ke lantai permukaan seperti lift, terlihat empat orang yang sedang menaiki dua buah motor di lantai itu. Begitu lantai itu sampai di permukaan lantai cafe kembali, mereka langsung berangkat dengan motor tersebut dan melaju pergi keluar dari Cafe.
"Duluan" ucap Kuro.
"Oke, Kang" jawab Mark.
Aaron, Mia, Izzaru, dan Mark pun melaju lurus duluan. Kuro dan Dylan sedikit tertinggal karena harus menaiki kendaraan mereka yang berada di parkiran depan Cafe.
Aaron dan yang lainnya melaju ke depan tepatnya arah utara karena jalan raya sebelah kanan(timur) terdapat Geng Scissors. Mereka menggunakan kecepatan tinggi di jalan raya karena jalanan kini menjadi sepi akibat para penduduk sipil yang telah mengevakusikan diri melalui jalan arah barat.
Setelah melaju lurus tanpa berbelok sejauh dua kilometer, tiba-tiba di depan mereka terlihat gerombolan Geng Scissors lainnya yang menuju ke arah mereka dari arah utara. Tampaknya Geng tersebut membagi anggotanya menjadi dua tim, yaitu tim dari utara dan tim dari timur. Sebentar lagi Grup Aresei akan dikepung dari depan dan belakang cepat atau lambat.
"Itu mereka!" teriak Dylan.
"Mia, keluarkan sekarang!" pinta Izzaru.
"Oke, Ruk." Jawab Mia.
Saat jarak antara Grup Aresei dan Geng Scissors tinggal 30 meter, Mia mengarahkan tangannya kedepan lalu mengaktifkan kekuatan bariernya dengan ukuran yang sangat besar, sebesar satu dinding ruangan yang menutupi seluruh jalan seperti perisai. Dengan barier tersebut Geng Scissors yang sedang mendekat ke mereka menjadi menabrak barier tersebut dan terpental serta beberapa tumbang terjatuh.
Berkat itu mereka berenam bisa melewati Geng Scissors tanpa harus menghadapi mereka dengan kekerasan. Jalanan yang ramai akan kehadiran Geng Scissors pun menjadi terdapat sebuah celah besar ditengah jalan karena mereka terbaring di pinggir jalan.
Aaron dan kawan-kawan pun melewati celah tersebut dan mengira mereka sudah berhasil lolos dari geng Scissors.
"Apakah kita lolos?" tanya Aaron
"belum, mereka balik ngejar!" jawab Mia sambil melihat kebelakang.
Mereka belum lolos karna masih banyak anggota geng Scissors yang bangkit setelah jatuh dan kembali mengejar Aaron dan kawan-kawan. Bahkan Geng Scissors lainnya yang Dylan lihat sebelumnya di arah timur ikut bergabung dengan Geng Scissors dari arah utara yang telah jatuh.
Kini kedua pasukan Geng Scissors yang awalnya berbeda arah menyatu untuk mengejar mereka dari belakang. Belum tentu itu seluruh pasukan mereka, mungkin ada pasukan lain di jalan yang berbeda pula. Mereka harus waspada setiap waktu. Pihak musuh pun memulai serangan dengan menggunakan kekuatan Esper bertipe elemen api.
"Tembak!!"
Sambil mengejar Grup Aresei dengan motornya, mereka menembakkan bola api dengan jumlah yang sangat banyak di udara bertubi-tubi. Serangan itu membuat Grup Aresei agak kewalahan karena harus terus menghindari serangan bola api dari musuh yang tiada habisnya.
"Sial, serangan bola apinya gak habis-habis!" keluh Aaron.
Grup Aresei dan kelompok pengejar dari Geng Scissors sudah mencapai jembatan besar yang ada di atas laut. Jembatan itu mengarah langsung ke pusat kota Neo Cosmo yaitu Kota Uto di wilayah 12.
Sebuah robot dengan tinggi 190 centimeter berjaga di sekitar jembatan untuk menjaga keamanan penduduk. Robot tersebut memiliki bentuk dan armor seperti seorang kesatria. Di punggung robot tersebut terpasang duah buah senjata machine- gun vertikal yang otomatis akan naik ke bahu melalui semacam rel, kemudian bentuknya bergerak menjadi horizontal seperti meriam saat akan menyerang musuh. Tidak hanya itu, terdapat beberapa senjata lain yang tersembunyi dibalik armor besi itu. Menurut informasi yang beredar robot itu di kendalikan dari jarak jauh namun ada juga yang mengatakan bahwa ada pilot yang mengendalikannya dibalik armor seperti zirah itu. Dua Guardians yang berjaga di pinggir jembatan kemudian menoleh ke arah depan akibat kericuhan yang tiba-tiba terjadi.
"Apa itu?"
"Aku juga gak tau, tapi sepertinya ada sebuah kekacauan yang mengarah kemari."
"Siapkan machine-gun!"
Dua Guardians itu menyiapkan senjata machine-gun yang terdapat di punggungnya karena mendeteksi sebuah ancaman akan datang. Kedua senjata itu naik ke atas bahunya secara otomatis. Keduanya bergerak ketengah-tengah jalan untuk menghalang mereka. Keduanya bersiap untuk menyerang, Lalu tak lama rombongan geng motor muncul menuju jembatan.
"Apakah kita serang?" tanya Guardian satu.
"Iya, dari jaket yang mereka kenakan terdeteksi bahwa mereka adalah Geng Scissors, kriminal yang berulah belakangan ini. Maka kita harus menyerang mereka untuk menegakkan keadilan." Jawab Guardian dua.
"Oke, bersiap untuk menyerang, tembak!"
Dua senjata machine-gun itu pun menembak ke arah Geng Scissors yang sedang mengejar Grup Aresei.
Mereka pun berusaha menghindari semua serangan itu namun para Guardian tidak berbelas kasih memberikan mereka kesempatan untuk bernafas dengan tenang.
"Sialan, ngapa tembakkannya ke arah kita juga?" keluh Aaron sembari menghindari serangan Guardian.
"Kayaknya kita dianggap musuh juga, karena dibelakang kita ada Geng Scissors." jelas Mia.
"Sial!"
Setelah menembaki mereka tiada henti dengan machine-gun, kedua Guardian itu pun menghentikan serangan mereka untuk sementara karena serangan mereka berhasil dihindari. Mereka tampaknya terlalu menganggap remeh lawan mereka dan kali ini akan menggunakan serangan lain yang lebih efektif.
"Mereka hebat juga bisa menghindari serangan tersebut."
"Kau terlalu bermain-main, tembakan gelombang kejut tingkat tinggi!"
"Baik!"
"Mereka tidak akan bisa mengelak dari serangan ini."
Kedua Guardian yang berada di tengah jalan jembatan itu sedang bersiap untuk menembakkan gelombang kejut tingkat tinggi. Mereka menggunakan serangan tersebut karena dinilai lebih efektif dibandingkan menembakkan peluru yang dapat dihindari oleh musuh. Serangan gelombang kejut ini tidak dapat mereka hindari, begitulah pikir mereka.
Menyadari situasi semakin gawat, Mark pun memerintahkan Aaron untuk mengaktifkan sebuah mode tertentu di sepeda motor itu.
'Kayaknya situasi makin gawat!'
"Zora! Aktifkan mode lompatan belalang!" teriak Mark dari depan.
"A-apa? Jembatan kampung lalang?"
"Budeg amat ni anak!"
"Mode lompatan belalang cuy, bukan jembatan kampung lalang" ujar Mia.
"O-oke, aku cari dulu mode-nya",
Aaron pun mengotak-atik layar monitor digital di motor itu dengan jarinya untuk mencari mode yang dimaksud Mark.
"Mode suara loli, mode suara onee san, mode suara janda, what the f*ck. Gak ada anjir mode yang dimaksud Mark!" protes Aaron sambil terus mengklik monitor dengan jarinya.
Yang ia temukan malah sebuah mode suara A.I yang tidak berguna untuk dipakai disituasi saat ini.
"Cari yang teliti cuy!"
"Hadeh, iya iya."
Ia kembali berusaha mencari mode yang dimaksud.
"Cepetan!"
Terlalu banyak fitur yang terdapat di motor ini membuat Aaron kesulitan mencari mode tersebut.
"Kebanyakan fitur jadi susah gini nyarinya."
Sementara itu kedua Guardians itu telah selesai dengan persiapannya. Sebuah pelindung dibagian pergelangan lengan armornya terbuka dan mengeluarkan sebuah senjata untuk menembakkan gelombang kejut.
Shock wave atau yang disebut gelombang kejut, adalah gelombang dengan energi yang hebat yang mampu menembus benda padat.
Gelombang kejut bergerak lebih cepat daripada suara. Itulah kenapa serangan ini berbahaya.
"Serang!"
Gelombang kejut tingkat tinggi itu pun ditembakkan ke arah mereka.
"Ketemu!"
Aaron pun segera memencet mode tersebut kemudian keluar sebuah kaki robot berbentuk kaki belalang disebelah kanan dan kiri sisi sepeda motor.
"LOMPAT!" teriak Mark.
Kedua kaki belalang itu menekan ke daratan jalanan seperti sebuah pegas. Lalu melompat tinggi ke udara untuk menghindari serangan gelombang kejut yang dilancarkan Guardian.
"Mereka terbang!"
"Siapa mereka sebenarnya?"
Kedua Guardian itu terkejut melihat aksi sepeda motor dari Aaron dan Mark.
"Woowww, kita terbang!" kagum Aaron.
"Si Kuro dan Dylan gimana?" tanya Izzaru.
"Oh, iya. Motor mereka gak ada mode ini!" jawab Mark yang baru saja ingat.
"Damn."
Sontak mereka semua menoleh kebawah untuk melihat Kuro dan Dylan dibelakang. Mereka lupa bahwa kendaraan mereka bukan ciptaan Mark, jadi tidak memiliki mode tersebut.
"Mereka dah duluan."
"Santai, aku ada ide." Ujar Kuro.
Kuro memegang gagang pedangnya, lalu melemparkannya ke depan. Pedang besar itu berputar-putar di udara lalu menancap di tengah jalan.
Sebuah kegelapan yang dalam tiba-tiba mengalir keluar dari pedang tersebut. Kegelapan itu seperti membasahi area di sekitar pedang membentuk bidang lingkaran.
"Kita ke tempat pedangku menancap Dylan!" pinta Kuro.
"Oke."
Mereka berdua pun memaksimal kecepatan laju kendaraan mereka agar tidak terdahului oleh gelombang kejut yang sedang menuju kemari.
Saat mereka berdua sampai di pusat kegelapan yang seperti membasahi jalan itu, sambil melaju Kuro pun menarik pedangnya yang tertancap di jalan dan seketika bidang lingkaran itu menyemburkan kegelapan ke atas seperti air mancur yang menyebabkan Kuro dan Dylan ikut terbang bersama Aaron dan yang lainnya. Jika saja mereka telat 3 detik saja maka nasib mereka tidak akan aman.
"Apa itu!"
Para Guardian itu kembali terkejut melihat aksi lainnya dari Grup Aresei. Mereka pun melewati Para Guardian dari atas dan setelahnya kembali menyentuh permukaan aspal kembali. Karena gelombang kejut itu berhasil dihindari Aaron dan kawan-kawan, maka yang mendapatkan efeknya adalah barisan di belakang mereka yaitu rombongan pengejar dari Geng Scissors.
Dampak yang dihasilkan ketika menerima gelombang kejut itu antara lain pendarahan di mata, hidung, telinga, gangguan pendengaran dan lain sebagainya. Alhasil sebagian pasukan pengejar tumbang.
Namun barisan paling belakang masih bertahan dikarenakan seorang Esper yang menggunakan kekuatan sejenis gelombang kejut dari kedua tangannya. Dia berbadan kekar berkulit gelap, memakai kacamata hitam dan botak. Dia salah satu orang yang kuat di Geng Scissors. Dia memakai sarung tangan yang terbuat dari material berlian terkuat di lengan kanannya, saru tangan itu panjangnya mencapai sikunya dengan ketebalan yang luar biasa tebal.
Dia memusatkan kekuatan gelombang kejutnya di lengan kanannya yang terdapat sarung tangan tersebut lalu mengayunkan sebuah pukulan. Lalu muncul sebuah gelombang kejut dari pukulannya.
Kedua gelombang kejut yang melesat saling bertabrakan satu sama lain, menghasilkan sebuah ledakan gelombang kejut skala besar yang menyebabkan jembatan seperti akan roboh. Jalanan menjadi bergetar dan tiang jembatan seakan goyah tak mampu menahan gelombang kejut tersebut. Namun jembatan itu masih bertahan dan tidak robot dikarenakan menggunakan material yang lebih kuat dari baja.
"Siapa dia? Dia menghalau serangan gelombang kejut kita, bahkan jembatan ini seperti akan roboh hanya karena satu serangannya."
"Dia... Decobz, memiliki julukan lain yang disebut Diamond hand! Seorang Esper yang memiliki kekuatan gelombang kejut yang dihasilkan melalui kedua lengannya."
"Kita yang tidak memiliki kekuatan super apakah bisa mengalahkannya?"
"Sepertinya tidak..."
Kedua Guardian itu sepertinya mulai khawatir dan meningkatkan kewaspadaan akibat kehadiran Decobz sang tangan berlian.
Rombongan Geng Scissors yang tersisa terus melaju ke depan dan berhadapan dengan dua Guardian yang menyerang mereka sebelumnya. Decobz turun dari sepeda motornya dan menghampiri mereka.
"Aku gak tertarik dengan robot-robotan anak SD"
Para Guardians yang berhadapan dengannya hanya bisa diam dalam keadaan ketakutan.
Belum sempat melawan, Diamond Hand segera menghajar mereka berdua dengan tinju berliannya. Menyebabkan armor zirah robot itu hancur berkeping-keping dan terlihat isi dalamnya.
"Ternyata di dalamnya ada seorang pilot yang mengendalikan robot ini. Sampai jumpa!"
"Tiiiiiidaaaaaaakkkk!"
Teriakan pilot yang mengendalikan robot Guardian itu pun lenyap setelah diserang dengan sebuah gelombang kejut milik Diamond Hand. Darah pun bercipratan disekitar bagian zirah robot yang sudah rusak. Mereka pun kembali bergerak untuk mengejar Grup Aresei.
Jembatan tersebut cukup ramai dan mereka menyalip tiap kendaraan yang lewat. Merasa pengejaran ini tiada akhir, Kuro pun berniat menghadang mereka sebagai pengulur waktu.
"Aku akan menghadang mereka! Kalian pergilah!!" cetus Kuro.
"Tapi.."
"Tenang aja, aku gak lemah."
Kuro mengangkat motornya ke atas dari depan yg membuat ban depannya terangkat dari jalan raya lalu memutar arah motornya ke arah belakang dan setelah ban motor depan mencapai permukaan jalan kembali, Kuro mengangkat pedang yg berada dipunggungnya dengan tangan kanannya dan maju ke arah musuh. Dia menganyunkan sebuah tebasan dari pedangnya ke arah musuh dari jarak jauh.
"ORAUDUD PAUR-PARU ORA SMILE!!" teriak Kuro.
*swoosh*
Dan mendadak serangan bola api dilangit-langit yang sedang mengarah ke arah Kuro terbelah seolah-olah ditebas sesuatu yg tidak terlihat.
"A-APA!!"
"Kalian meremehkan kami ya." ucap Kuro.
Kuro kembali mengayunkan pedangnya dari jauh dan geng pengejar musuh seketika langsung terhempas jauh ke belakang dengan motornya sejauh beberapa meter serta terbanting di permukaan jalan raya seakan-akan mereka disapu oleh angin malam yang menolak kehadiran mereka
Lalu tiba-tiba muncul seseorang berbadan besar berkepala botak dengn memakai jaket hitam di depan Kuro. Orang itu menahan motornya hanya dengan satu tangannya, dia juga memiliki badan yang besar dan kekar penuh otot, juga memakai kacamata hitam, dia salah satu anak buah geng Scissors lainnya yang sedikit berbeda dibandingkan keroco sebelumnya. Usianya mungkin sekitaran 20 tahunan.
"!!!"
Orang itu tersenyum kecil seakan meremehkan Kuro, lalu mengangkat bagian depan motornya dan melemparnya ke depan dengan sangat kuat dan cepat. Untungnya Kuro sempat melompat sebelum motor itu di lemparkan.
"Lawan yang bikin repot." Keluh Kuro.
"Kau keliatan kuat, mari kita uji kekuatanmu!"
"Gak masalah, lagian aku udah lama gak pemanasan."
"Kau sombong juga, aku suka!" ujarnya dengan senyum penuh kepercayaan diri.
Kini Kuro dihadang oleh seseorang anggota Scissor bernama Decobz si tangan berlian yang memiliki kekuatan penghancur dari sarung tangan juga memiliki kekuatan shockwave. Malam yang panjang itu belum berakhir.