Chereads / Aku Bereinkarnasi menjadi Absolute / Chapter 18 - Chapter 16: Penduduk baru

Chapter 18 - Chapter 16: Penduduk baru

10 Hari telah berlalu setelah pertarungan Aku melawan dengan Giga. Ada banyak hal yang terjadi di 10 hari yang lalu.

Para penduduk desa Demon, sekarang tinggal bersama kami, tentu saja aku membangun rumah besar untuk mereka tinggal bersama sementara waktu sampai mereka berhasil membuat rumah mereka sendiri layaknya desa.

Rumah warga desa Demon, terletak di bagian timur atau di luar parit rumahku. kawasan yang luas dengan ada taman kanak-kanak dari kayu yang kuat.

Aku berjalan untuk melihat-lihat kawasan rumahku, ada banyak penduduk desa demon yang melakukan tugas mereka seperti merawat sapi, kambing, ayam, kerbau, bebek, lebah, kuda bersama dengan Marina.

Ada yang mengurus ladang, dan perkebunan kami, berkat mereka.... aku bisa panen dengan lebih cepat.

Oh iya, ladang dan perkebunan aku perluasan karena penduduk berjumlah 200 demon dengan 120 dewasa, 60 remaja, dan 20 kanak-kanak.

"Selamat pagi, tuan Daichi" Sapa seorang demon laki-laki lansia yang sudah tua, keriput dan tua sekali.

"Oh, selamat pagi.. Goro-san... sepertinya berjemur di bawah sinar matahari pagi, terlihat menyenangkan!." menjawab ramah dan hormat.

*Goro-san adalah pemimpin desa demon yang aku selamatkan sebelumnya saat melawan Giga.

Pada awalnya dia sudah meninggal, tapi berkat kekuatan skill iblis Sada, dia berhasil dihidupkan dan memutuskan untuk tinggal bersama kami setelah aku mengajaknya*...

"Hahahaha.... terimakasih banyak atas perhatiannya, dan memang menyenangkan dan nyaman berjemur di bawah sinar matahari pagi. tuan Daichi ingin bergabung?"

"Tidak perlu, aku saat ini ingin mengawasi atau melihat aktivitas yang lain. Goro-san silahkan lanjutkan, dan saya pamit dulu."

Aku pergi berjalan meninggalkan Goro-san untuk melanjutkan apa yang ingin aku lakukan.

"Hahahaha... baiklah, kalau begitu sampai jumpa!.." Goro-san melanjutkan aktivitas dia bersama istrinya yang bernama Shino.

Aku melihat-lihat para warga desa yang tinggal bersama kami, anak-anak sering bermain lari-larian yang membuat suasana di kawasan ini lebih hidup dan ceria.

Aku tidak menyangka, dalam waktu cepat. tempat ini lebih ramai dari apa yang aku harapkan.

Aku mengunjungi ladang, para demon menyirami ladang dengan baik, rata-rata yang bekerja di ladang, adalah perempuan, laki-lakinya cuman 5 saja.

"Selamat pagi, tuan Daichi-sama!..."

Sapa salah satu demon perempuan yang menghampiriku.

"Selamat pagi, bagaimana pekerjaanmu? baik-baik saja, bukan?"

"Tentu saja, ini malahan menyenangkan karena menyirami sayuran-sayuran ini. belum lagi aku tidak sabar menunggu panen tomatnya, hehehe!.." Ucap Amaya yang tersenyum manis bagaikan hujan di malam hari.

Perempuan demon yang memiliki dua tanduk kepala hitam dengan ujung merah, mirip dengan Sada bedanya dia berambut biru kehitaman, pakaian hitam dengan rok pendek.

"Ada apa, tuan Daichi?" Tanya Amaya yang bingung dengan tatapanku.

Aku berpikir sebentar, untuk membuat kata-kata yang tepat karena saat ini aku sedikit salah tingkah.

"Eehh.. tidak, hanya saja kamu cantik seperti biasanya. cocok menggunakan pakaian itu di ladang."

Memalingkan wajahnya ke samping karena tersipu dan salah tingkah, hati sedikit berdebar.

"Wahh, terimakasih banyak... aku sangat senang ketika dipuji oleh tuan Daichi"

Amaya tersenyum lucu, suasana yang berbunga-bunga karena hati senang, setelah dipuji oleh Dachi. senyuman yang lebar dengan mengedipkan matanya, tangan seperti menepuk kedua tangannya.

"Aku benar-benar gembira, jadi aku benaran cantik, tuan Daichi?"

Entah mengapa, suara Amaya berubah menjadi lebih lembut tapi seperti menggodaku?

"Iya, itu benar sekali... aku serius soal itu!."

Aku sedikit sulit untuk membuat kata-kata, Amaya memang hebat soal beginian.

"Baiklah, aku percaya soal itu!.. jadi tuan Daichi mau kemana, mau membantu diriku menyirami tanaman ladang atau diriku?"

Amaya menggoda Daichi yang saat ini tersipu dan hatinya berdebar, Daichi tidak bisa berbuat apa-apa, Amaya dengan senyuman kecil atau ekspresi genitnya.

"Arhhh, aku ingin menemui Sada-chan, i-iya.. itu benar, aku ingin menemui Sada-chan..."

Salah tingkah yang sedikit berlebihan, Amaya hanya kebingungan lucu dan tertawa kecil karena kelakukan lucu Daichi saat salah tingkah.

"Hihihi, apa-apa itu, tuan Daichi sepertinya malu sekali!.."

"Hmmm... sudahlah... oh iya, dimana Sada-chan? aku tidak melihat di ladang?"

"Oh, dia sedang di kebun buah, tuan bisa menemui nona Sada di sana!."

"Ohh.. kalau begitu, aku pamit dulu. kamu harus bersemangat untuk bekerjanya!. nanti aku kasih hadiah!."

Amaya tersenyum lebar, matanya melebar dan pipinya memerah, suasana hati yang berbunga-bunga.

"Benarkah?"

Daichi menganggukkan kepalanya.

"Iyap, itu benar sekali!."

"Wahhh..aku senang sekali, apalagi ini hadiah dari tuan Daichi. kalau begitu aku harus bersemangat!"

Amaya melanjutkan pekerjaannya dengan menyiram tanaman ladang sambil melambaikan tangannya kepada diriku yang berjalan menuju kebun buah.

Dijalan, aku menyapa para penduduk demon yang giat dalam pekerjaan mereka yang telah aku berikan, mereka ramah dan rajin.

Aku menyukai mereka, aku bingung kenapa Giga ingin membunuh ras Demon? padahal mereka baik-baik setelah aku lihat meksipun ada yang jahat juga, tapi yang harus di lawan versi jahat,bukan baik.

Aku berjalan kaki, berjalan diatas permukaan tanah yang subur, berjalan menuju kebun buah yang sudah ada jalurnya, tempatnya berada di dekat kawasan ladang.

{Kebun Buah}

Aku sampai, ada banyak pohon buah yang ditanam dan sudah tubuh besar, ada juga yang merupakan pohon baru karena aku yang menanamkannya beberapa hari ini.

Suasana yang tenang dan nyaman, alam yang benar-benar indah apalagi udaranya yang sejuk. beberapa demon yang mengurus bagian kebun buah, menyapa diriku.

"Selamat pagi, tuan Daichi..."Hormat sapa demon yang bernama Paz, seorang laki-laki demon.

"Selamat pagi, bagaimana pekerjaanmu? berjalan lancar dan baik-baik saja?"

"Tentu saja tuan Daichi, mengawasi dan menyirami pohon ini, berjalan lancar dan membuat diriku nyaman!."

Paz berbicara sambil menyirami pohon mangga, dia terlihat menikmati pekerjaannya. selalu tersenyum lebar dan menatap ke pohon yang dia siram.

"Oh iya, kamu melihat Sada-chan?"

"Tentu saja, Nona Sada, saat ini berada dikawasan pohon apel!."

"Baiklah, terimakasih Paz, aku pamit pergi terlebih dahulu ketempat Sada!."

"Oke, tuan Daichi." Paz menunduk kepalanya dengan hormat, melanjutkan kembali pekerjaannya.

Aku pergi sambil melambaikan tanganku untuk menuju tempat kawasan pohon apel untuk menemui Sada-chan karena sesuatu yang penting.

----------------

Dikawasan pohon apel, aku berjalan sambil melihat pohon-pohon apel yang memiliki buah yang segar dan tanah yang subur, daun yang lebat dan pohon yang hidup dengan terawat.

Aku tidak sabar, untuk memanen atau memetik buah apel ini, walaupun... aku tidak bisa makan dengan mulut layaknya yang lain!.

"Nona Sada, bagaimana? mau aku ambilkan?"

Aku mendengarnya perbincangan seseorang, entah siapa yang berbincang.. yang pasti aku harus menemui Sada-chan tapi aku terlebih dahulu menuju sumber suara itu.

Aku melihat, Sada-chan bersama demon yang bernama Forza, laki-laki yang gagah, tinggi, memiliki mata yang lebar, wajah kalem dan polos.

Apa yang mereka berdua lakukan? dan kenapa mereka berdua seperti akrab sekali?

Aku bertanya-tanya saat melihat mereka berdua yang terlalu akrab, Forza memetik buah apel dari pohonnya, memberikan kepada Sada.

"Ini Nona, cobalah untuk dimakan dan rasakan manisnya buah ini!"

Forza memberikan buah apel itu dengan penuh hormat.

"Terimakasih, aku akan mencicipi buah ini"

Sada menerimanya, ia mulai mencicipi buah apel dari gigitan giginya yang putih dan bagus.

"Ini manis sedikit asam-asam, tapi aku menyukainya!. sepertinya ini apel yang lebih nikmat ketimbang apel lain!. bagaimana kamu bisa memetik apel senikmat ini?"

Sada mencicipi buah apel tersebut, wajahnya lebih segar dan mulutnya ditutupi oleh tangannya karena manis asem-asem apel yang sempurna.

"Hahahaha... tidak ada sesuatu yang spesial, aku sedikit paham tentang buah-buahan,jadi aku tahu kualitas yang bagus dari buah apel untuk nona Sada!."

Forza sedikit merendahkan dirinya, tersenyum kecil dengan penuh hormat ke Sada.

Entahlah apa yang terjadi sekarang, yang pasti... suasana hatiku menjadi buruk melihat kedekatan mereka berdua!.

"Hebat sekali, tapi bagaimana kalau kamu mengajarkan aku untuk bisa melihat kualitas bagus disetiap buah-buahan dan sayur-sayuran atau benda apapun?"

Forza berpikir sejenak, dia menyentuh dagunya sambil mempertimbangkan keinginan Sada.

"Baiklah, aku bisa ajarkan kepada nona Sada!." Forza mengangguk.

Sada menyentuh kedua tangan Forza, sambil tersenyum senang dan lebar, matanya berkedip karena senang mendengar jawaban Forza.

"Terimakasih, kamu memang laki-laki yang hebat!. tidak salah Daichi-kun memilihmu untuk jadi rekanku!."

Dengan skill itu, aku bisa memilih buah, sayur, rempah, daging, benda apapun dengan kualitas bagus untuk Daichi-kun!... pasti dia suka dan ini untuk ucapan terimakasihku!.{Sada}.

Hatiku sedikit merasa sakit, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi suasana hatiku menjadi buruk, aura yang mencekam membuat area sekitarku menjadi tidak baik layaknya pohon-pohon yang tidak terlalu segar dan subur.

*Sial, aku tidak pernah merasakan perasaan ini... apa yang akan aku lakukan? apakah aku harus menemui mereka atau diam melihat dibalik pohon ini?

Sada-chan, sepertinya kamu memang cocok dengannya dan aku menyesal sekali, karena memasangkan kalian berdua menjadi rekan, tapi tetap saja itu dari perintahku*!.