Sampai di dalam ruangan, Mike menyuruh membawa anak tuan Rolland ke ruangan lain kemudian dia membuka tutup mata tuan Rolland, pria itu terkejut melihat Carlos dan Mike.
"Mengapa kamu terkejut?" tanya Mike seraya duduk di ujung meja sambil menatap tajam kepada tuan Rolland.
"Bangsat kamu," umpat Tuan Rolland dengan marah. "Kalian tidak tahu siapa aku?" hardik tuan Rolland tapi Mike dan Carlos hanya menertawakannya.
"Rick bawa anak itu dan tutup matanya." bisik Mike. "Alden, tutup mulut tuan ini!" perintah Mike, lalu Alden menutup mulut Tuan Rolland dengan lakban.
Tidak berselang lama Rick membawa putra Tuan Rolland, Mike mengatur anak Tuan Rolland berdiri di depan ayahnya.
Melihat putra tertuanya, Tuan Rolland membelalakan mata seolah-olah tak percaya kalau itu anaknya.
"Apakah ini putramu?" tanya Mike seraya menepuk pelan punggung anak itu. Wajah tuan Rolland langsung berubah marah.
"Rick bawa kembali anak itu ketempatnya," perintah Mike lalu melanjutkan pembicaraannya dengan Tuan Rolland.
"Kamu ingin anakmu selamat?" Kembali Mike bertanya lalu tuan Rolland menganggukan kepala.
"Kalau ingin anakmu selamat, sekarang kamu hubungi Calvin dan Bernard, suruh mereka ke club masuk lewat pintu belakang," perintah Mike sambil membuka lakban di mulut tuan Rolland.
"Tolong lepaskan anakku, dia tidak tahu apa-apa," pinta tuan Rolland dengan wajah memohon.
"Adikku juga tidak tau apa-apa, Tuan. Tapi kalian bertiga tega membunuhnya." Raut wajah Carlos terlihat sangat emosi.
"Sekarang kalau anda ingin anakmu selamat, turuti apa yang di perintahkan Mike," saran Carlos dengan berbisik di telinga tuan Rolland
"Baik aku akan turuti perintah kalian, dimana ponselku?" Demi menyelamatkan putra kesayangannya akhirnya dia mengikuti permintaan Mike dan Carlos.
"Dimana ponsel Tuan Rolland?" tanya Mike lalu Rick mendekat memberikan gawai itu kepada Mike.
Mike membuka ponsel tuan Rolland, tapi ternyata menggunakan pasword.
"Berapa kodenya?" tanya Mike sambil menatap tuan Rolland.
Tuan Rolland memberi tahukan paswordnya, Mike langsung mencari kontak dari Bernard.
"Jangan sampai mereka curiga. kalau gagal, kami akan menembak anak Anda." Mike menelepon Bernard dan menyalakan speaker. terdengar nada panggil, Mike mendekatkan ponsel ke tuan Rolland.
Terdengar suara Bernard, Mike langsung menodongkan senjatanya ke kepala tuan Rolland dan akhirnya pria itu mulai berbicara.
"Hei, Bernard aku akan ke club. Aku tunggu kamu di sana." Mike masih menodongkan pistol di kepala tuan Rolland.
"Maaf, malam ini aku tidak bisa. Pekerjaanku masih banyak." Mendengar jawaban Bernard seperti, Mike mengokang pistolnya dan memberi isyarat untuk desak Bernard.
"Bernard untuk malam ini saja kamu temani aku di club," mohon tuan Rolland seraya matanya menatap Mike. Ada kekhawatiran dalam diri pria itu kalau sampai Bernard menolak.
"Baiklah tapi hanya sebentar saja." Wajah tuan Rolland terlihat tenang saat Bernard mengikuti permintaannya.
"Ok, aku tunggu." Mike langsung menutup telepon.
"Rick, Marco dan anak buahku kalian pergi ke club sekarang. yang lain di pintu belakang lainnya pintu depan, Bawah orang itu kesini," perinta Mike lalu kembali dia menatap tuan Rolland.
"Oh ya, tugasmu belum selesai. Sekarang kamu ajak Calvin." Mike kembali mencari kontak Calvin di ponsel, dia menemukannya.
Mike langsung menelpon Calvin, speaker di nyalakan. Terdengar suara Calvin di ujung telepon.
"Hei, Tuan Rolland. Ada kabar apa?" tanya Calvin tanpa curig sama sekali.
"Aku tunggu di club, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan, ini penting," sahut Tuan Rolland. Dia ingin meyakinkan Calvin agar rencananya berhasil.
"Ada masalah apa?" Terdengar suara Calvin seperti cemas.
"Kamu datang saja, aku tidak bisa mengatakannya di telepon. Ini sangat penting." Mike tersenyum melihat tuan Rollan yang berusha meyakinkan Calvin.
"Baiklah kalau begitu, tunggu aku disana." Mike menutup telepon lalu kembali tersenyum.
"Kamu melakukan tugas mu dengan baik, Tuan Rolland," puji Mike dengan sinis. "Alden tutup kembali mulut tuan ini!" perintah Mike. Lalu Alden menutup kembali mulut tuan Rolland dengan lakban.
Mereka meninggalkan Tuan Rolland dan kembali kerumah depan. Pria itu di jaga oleh anak buah Mike, Alden mengikuti Carlos dan Mike dari belakang.
Saat masuk Carlos melihat ke enam pria itu masih duduk dan bercakap-cakap. Dalam hatinya, "Sebentar lagi kalian akan berpesta."
Carlos dan Mike masih menunggu kabar dari anak buah. Terlihat cahaya mobil masuk ke peternakan. Carlos dan Mike berdiri dan menyambut mereka.
"Kalian hebat," puji Carlos saat melihat mereka membawa Calvin dan Bernard.
Carlos dan Mike pun berjalan menuju rumah belakang. Mereka mendudukan Calvin dan Bernard dekat Tuan Rolland.
"Buka tutup mata mereka!" perintah Mike.
Tatkala tutup mata Calvin dan Bernard dibuka, mereka berdua menatap tuan Rolland dengan marah.
Carlos mengambil kursi dan duduk, kemudian dia memanggil Rick Marco juga Alden
"Bawa ketiga anak itu dan tutup mata mereka." Mereka membawa anak-anak itu di dudukan berjauhan dengan orang tuanya.
Carlos menyalakan TV lalu mengambil laptop, kemudian menyuruh Rick menyambungkan ke Tv.
Meliat itu, Mike langsung menghampiri Carlos. Dia tidak tahu apa yang akan di lakukan Carlos dengan tv dan laptop itu.
"Mengapa kamu menyalakn Tv?" tanya Mike dengan heran.
"Lihat saja, Mike. Oh ya dimana rekaman video itu?" tanya Carlos sembari memperhatika file-file yang ada di laptop.
"Ini, Carlos." Mike memutar rekaman itu dan menggeser laptop di depan Carlos.
"Buka tutup mata mereka, tapi tutup mulut jangan di buka!" perintah Carlos sambil menatap Calvin, Bernard dan tuan Rolland.
Anak buah Mike membuka tutup mata ketiga anak itu, mereka menatap orang tuanya dengan heran.
"Arahkan Tv ke mereka." Kembali Carlos memberi perintah lalu Rick mengatur tv menghadap ketiga anak itu.
Carlos berdiri di belakang Tv, volumenya dia kecilkan karena tidak ingin mendengar suara adiknya.
Anak-anak itu menonton perbuatan orangtuanya, wajah mereka terlihat sangat marah saat melihat video itu.
"Kalian sudah melihat betapa bajinganya orang tua kalian?" ujar Carlos dengan emosi seraya menatap Calvin, Bernard dan tuan Rolland. Salah satu anak mereka mengeluarkan air mata.
Tiba-tiba Garry dan Albert masuk lalu berbisik pada Carlos. " Sudah ada." Mike memperhatikan mereka dengan mengerutkan dahi.
"Bagus," puji Carlos. Dia mengajak Garry dan Albert keluar.
"Berikan mereka minuman dan masukkan obat itu di masing-masing gelas mereka!" perintah Carlos kemudian kembali masuk kedalam.
"Rick bawa Bernard dan anaknya ke ruangan yang lain. Marco kamu bawah tuan Rolland dengan anaknya ke kamar depan." perintah Carlos.
"Kamu Alden, bawah Calvin bersama anaknya ke ruangan tengah." Kembali Carlos memberikan perinta, dia menghampiri Mike dan berbisik.
"Mike aku tidak akan membunuh mereka tapi akan membuat mereka menderita seumur hidup," ungkap Carlos.
"Aku ingin ketiga orang itu mengingat hal ini di sepanjang hidup mereka. Aku tidak ingin mengotori tanganku dengan darah orang-orang itu," sambung Carlos dengan wajah yang terlihat sangat emosi.
"Baiklah, aku mendukung rencanamu." Carlos tersenyum dan memanggil Garry serta Albert.
" Apakah mereka sudah siap?" tanya Carlos. Dia ingin melakukan kepada ketiga anak itu seperti apa yang di lakukan Calvin dan Bernard juga Rolland kepada Dario.
"Sudah, Carlos," jawab mereka serempak.
"Tutup wajah keenam pria itu jangan sampai mereka mengenalnya." Albert dan Garry melakukan sesuai dengan perintah Carlos.
Keenam pria itu masuk dengan hanya mata mereka yang terlihat. Mike memerintahkan agar wajah ketiga anak itu di tutup juga.
Mike menghampiri ke enam pria itu dan berbisik.
"Ketiga anak itu milik kalian, silahkan kalian berpesta." Mereka menjalankan perintah Mike.
Rick mengantar dua pria masuk ke ruangan Calvin dan anaknya, begitu juga dua pria masuk ke ruangan Bernard dan anaknya lalu dua pria lagi masuk kedalam ruangan tuan Rolland dan putranya.
Mereka melakukannya di depan mata Calvin Bernard dan Tuan Rolland. Carlos keluar, dia tidak ingin mendengar teriakan-teriakan anak itu.
Dia berjalan jauh ke peternakan sambil menangis. Teriakan mereka mengingatkannya pada Dario. Carlos sebenarnya tidak tega melakukan hal itu, tapi dia ingin ketiga orang itu merasakan rasa sakit melihat anak mereka di perlakukan seperti yang mereka lakukan terhadap adiknya.
Mike membiarkan keenam pria itu berpesta. Calvin Bernard dan Tuan Rolland menyaksikan semua yang di lakukan pria itu pada anaknya. Mike mendekati Tuan Rolland.
"Bagaimana rasanya melihat anakmu di perlakukan seperti itu, apakah sakit?" bisik Mike di telinga Rolland sambil memperhatikan kedua pria melakukan secara bergantian.
"Begitu juga kami. Saat melihat video itu, hati kami sakit. Tapi kamu tenang saja kami tidak akan membunuh kalian," ujar Mike.
"Selesai mereka berpesta kami akan melepaskan kalian. Kalau kamu macam-macam video itu akan tersebar.
Tuan Rolland menundukan kepala, dia tidak sanggup melihat putra kesayangannya di lecehkan oleh kedua pria itu. Penyesalan tidak ada gunanya lagi.
Jam tiga Mike menyuruh keenam pria itu pergi. Setelah di bius, Garry dan Albert mengantar mereka. Albert dan Garry meninggalkan mereka di motel.
Mike juga menyuruh untuk membius ketiga anak itu juga tuan Rolland, Calvin serta Bernard dan meninggalkan mereka di motel yang berbeda.
Tiba-tiba bahu Carlos di tepuk, dia terkejut dan menengok kesamping ternyata Liliana sudah berdiri di dekatnya.
"Sayang, jangan mengingat hal itu lagi." Liliana menyeka air mata Carlos dan memeluk putranya itu.
"Aku hanya rindu saja dengan adiku," ucap Carlos sambil melepaskan pelukannya.
"Aku akan pergi ke makamnya, sudah dua tahun lebih aku tidak berkunjung." Liliana tersenyum dan memegang pipi Carlos.
"Iya, sayang. Berkunjunglah ke makam adikmu," saran Liliana seraya mengecup dahi putranya.
"Iya, Mom." Carlos mencium Liliana, lalu meninggalkan ruang bermain dia dan Dario.