Chereads / Dia Memang Bajingan / Chapter 28 - Tiba di Jakarta

Chapter 28 - Tiba di Jakarta

Akhirnya Carlos tiba di Indonesia, wajahnya terlihat sangat senang. Dia tidak sabar lagi ingin melihat wajah Jessica saat bertemu dengannya. Carlos keluar dari Airport dan memanggil taxi.

Taxi berhenti tepat di depannya kemudian Carlos membuka pintu dan masuk. Dia memberikan alamatnya pada sopir, pria itu mengerti dan mengantar Carlos ke apartemen. Carlos melihat jam di tangannya sudah menunjukan pukul 14:15pm

"Jam begini Jessica masih di sekolah, dia pasti terkejut melihatku." gumam Carlos dalam hati sambil tersenyum dan memandang keluar jendela.

Tidak lama kemudian Carlos tiba, dia turun dan membayar taxi kemudian langsung masuk kedalam. Sampai di unit apartemennya, Carlos membuka pintu pelan-pelan kemudian menutupnya kembali.

"Sepertinya Jessica belum pulang." Kembali Carlos bergumam dalam hati. Dia naik ke atas menuju kamar Jessica, dan melihat ruangan itu kosong.

Carlos mengambil tasnya lalu mengeluarkan kedua buku yang dia beli juga kalung dan gelang yang di beli Liliana dan Federico. Carlos meletakkan semuanya di atas tempat tidur.

Sementara di sekolah Jessica masih bermain basket dengan Andrew dan teman temannya. Selain main voli Jessica juga senang dengan olahraga basket.

"Andrew aku capek, istirahat dulu ya," ujar Jessica seraya melempar bola kepada Andrew dan duduk di lapangan.

Jessica belum ingin pulang dia lagi malas di apartamen karena hanya sendiri. Jessica lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman temannya di sekolah.

"Jess kamu belum mau pulang?" tanya Andrew sambil duduk di dekat Jessica dan memperhatikan wajah cantik itu.

"Jam berapa sekarang?" Tidak menjawab pertanyaan Andrew malah Jessica balik bertanya kepada pria itu seraya menyipitkan matanya.

"Itu di tangan kamu ada jam, pakai nanya segala," sahut Andrew sambil tersenyum. Jessica langsung melihat ke tangannya dan tertawa.

"Oh iya. Aku lupa, Ndrew." Jessica melihat jam sudah hampir pukul 15:00. "Kamu sudah mau pulang Ndrew?" Kembali Jessica bertanya sambil bangkit berdiri dan menatap Andrew.

"Iya, Jess. Soalnya nanti aku mau pergi sama teman," jawab Andrew seraya ikut berdiri dan mengebas celananya.

"Ya sudah kalau begitu ayo," ajak Jessica dengan mengambil tas punggungnya dan mengibas celana olahraganya.

"Terus kamu belum mau pulang?" tanya Andrew lagi seraya ikut mengambil tasnya dan memikulnya.

"Pulanglah, ya uda ayo." Jessica mengajak Andrew pulang, mereka berjalan ke parkiran motor.

Andrew mengambil motornya lalu menghampiri Jessica yang sedang berdiri di depan gerbang. Jessica naik ke atas kendaraan roda dua itu, mereka'pun pergi. Akhirnya Jessica dan Andrew tiba di apartemen, Jessica turun lalu memberikan helm kepada Andrew.

"Thanks ya, Ndrew," ucap Jessica dengan tersenyum dan menepuk punggung Andrew.

"Iya, aku pulang ya." Jessica menganggukan kepala dan melambaikan tangan kepada Andrew.

Jessica langsung masuk ke apartemen, dia membuka pintu dan menuju ke dapur. Jessica membuka kulkas lalu mengambil air minum, dia meminumnya kemudian meletakan kembali botol tersebut ke dalam kulkas.

Sementara disebuah ruangan, Carlos mendengar Jessica sudah pulang. Dia berdiam diri dalam kamar. Carlos ingin membuat kejutan, dia mendengar langkah kaki gadis itu.

"Mudah mudahan dia tidak masuk ke kamarku." Kata Carlos dalam hati. Carlos mendengar pintu kamar Jessica di buka. Ia tidak berdiri tapi masih diam sambil berbaring di tempat tidur.

Sementara itu Jessica membuka pintu kamarnya dan meletakkan tas di lantai. Dia mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi, tapi langkahnya terhenti saat dia melihat ke tempat tidur.

"Itu buku siapa dan kotak itu apa ya?" tanya Jessica dalam hati. "Perasaan tadi sebelum aku pergi sekolah aku rapiin tempat tidur gak ada itu. Apa Carlos yang meletakkan itu semua? Tapi'kan Carlos nanti kembali bulan depan." Jessica mulai bingung.

"Atau ada orang yang menyusup ke apartemen, tapi itu juga tidak mungkin kan yang tau kode pengaman cuma aku dan Carlos." Jessica berjalan ke tempat tidur dan membuka kedua kotak itu.

"Ini kalung dan ini gelang. Siapa yang meletakkan ini disini?" Jessica keluar kamar kemudian dia membuka kamar Carlos.

Jessica terkejut melihat pria yang selama ini dia rindu lagi berbaring di tempat tidur dan menatapnya sambil tersenyum. Jessica langsung berteriak.

"Carlos ... kamu jahat." Dia berlari naik ke tempat tidur lalu memeluk Carlos. Saking rindunya Jessica memeluk pria itu begitu erat.

Carlos'pun memeluk Jessica bahkan dengan erat sambil mereka bergulingan di tempat tidur. Pria itu terlihat sangat bahagia melihat betap antusiasnya Jessica kepada dirinya.

"Aku sangat rindu padamu, Carlos." Jessica memeluknya lagi dengan erat lalu memegang wajah Carlos.

"Kamu bohong padaku," ujar Jessica dengan suara manja sambil nemukul pelan dada Carlos. Pria itu tertawa dan memeluk Jessica lagi dengan erat.

"Aku sangat rindu padamu," ucap Carlos seraya mengatur rambut Jessica ke belakang telinga.

Kini Jessica duduk di atas perut Carlos sambil memukul kembali dada bidang itu, dia masih tidak percaya melihat wajah pria itu.

"Kenapa kamu bohong pada ku, kamu bilang bulan depan pulang. Ich ...." Jessica geram kepada Carlos sambil memukul kembali dada Carlos dengan pelan.

"Aku ingin membuat kejutan padamu." Carlos mengambil posisi duduk dan melingkarkan tangannya di pinggang Jessica, tetap membiarkan Jessica duduk di atas pahanya.

"Kamu benar rindu padaku?" tanya Carlos sambil membelai wajah Jessica.

"Iya, aku rindu sekali padamu." Suara manja Jessica membuat Carlos tertawa dan memeluk gadis itu dengan erat.

"Aku juga rindu padamu, sangat rindu. Oh ya, kamu tidak menciumku?" goda Carlos sambil melerai pelukkannya dan menatap mata gadis itu.

Jessica memegang wajah Carlos lalu mencium kedua pipi pria itu, Ia terlalu senang dengan kembalinya Carlos. Begitu'pun dengan Carlos, Ia mencium kedua pipi Jessica.

Tapi bukan hanya di pipi saja, Carlos dengan beraninya mencium bibir Jessica dan lebih gilanya lagi tanpa sadar Jessica membalas ciuman Carlos bahkan membuka mulutnya sedikit untuk memberikan askes lidah Carlos untuk masuk.

Kini mereka berdua beradu bibir bahkan Carlos memasukan lidahnya dan mengabsen semua yang ada di dalam mulut gadis itu, anehnya lagi Jessica ikut menyambut lidah Carlos.

Sekarang mereka berdua berperang main lidah seperti bermain pedang saling mengisap dan mengesap. Dengan lembut Carlos menggigit bibir Jessica, Ia memejamkan mata menikmati betapa kenyalnya bibir gadis itu.

Mereka berdua berhenti dan dengan cepat Jessica menghirup oksigen, baru kali ini Ia berciuman dengan Carlos begitu lama. Debaran-debaran aneh timbul di dadanya saat dia dan Carlos bertatap mata.

Apakah debaran ini tandanya Jessica jatuh cinta kepada Carlos, Ah Jessica'pun tidak mengerti tapi untuk kali ini dia sangat menikmati ciuman dari pria itu.

Saling bertatapan sejenak kini Carlos kembali menyerang bibir Jessica, dia mengesapnya dengan kuat sehingga gadis itu terdengar merintih. Mungkin sakit karena Carlos menciumnya dengan sedikit kasar.

Carlos membaringkan tubuh Jessica di ranjang tanpa melepaskan ciuman mereka. Kini Carlos berada di atas tubuh Jessica dia terus menerjang bibir Jessica sehingga terlihat gadis itu kesulitan bernapas.

Jessica begitu menimakti ciuman Carlos bahkan permainan lidah pria itu. Jessica'pun merasakan suatu benda di bawah sana mulai mengeras. Tanpa ragu lagi Ia melingkarkan kedua tangannya di leher Carlos.

Melihat Jessica juga begitu agresif membuat tangan Carlos tidak tinggal diam, tanpa ragu-ragu dia menyelipkan salah satu anggota tubuhnya itu ke dalam kaos milik Jessica dan merabah suatu gundukan yang sudah mulai mengeras.

Terdengar lenguhan dari bibir Jessica saat Carlos meremas salah satu gundukan miliknya, Ia memejamkan mata dan meremas rambut Carlos, menikmati sentuhan-sentuhan yang di berikan pria itu.

Carlos berhenti mencium bibit Jessica lalu turun di leher jenjang gadis itu dan menciumnya sambil terus meremas salah satu dada milik Jessica.

Tidak berlangsung lama, tiba-tiba Jessica tersadar. Dengan cepat dia mendorong tubuh Carlos lalu duduk dan nenatap pria itu, dia menggeleng-gelengkan kepala untuk membuatnya sadar dengan apa yang dia lakukan dengan Carlos.

"Kenapa?" tanya Carlos dengan mengerutkan dahinya lalu membelai rambut gadis itu. Ia terlihat kecewa Jessica menghentikan aksinya.

Jessica tidak menjawab, Ia hanya menggeleng kepala kemudian turun dari tempat tidur lalu masuk ke kamarnya. Jessica mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Dia menyalakan shower membiarkan air membasahi tubuhnya

"Apa yang barusan terjadi, kami berciuman dan aku membalas ciuman carlos." Jessica memegang bibirnya dan terus berpikir.

"Siapa yang memulai? kenapa ciuman itu membuat jantungku berdebar dan ada rasa yang membuat darahku seperti menyebar begitu cepat keseluruh organ tubuhku, rasa apa ini?" Jessica menyabuni badannya sambil memikirkan apa yang baru saja terjadi.

Selesai mandi Jessuca keluar dan menuju ke kamarku tapi Ia berpapasan dengan Carlos. Pria itu memegang tangan Jessica lalu memeluknya.

"Maaf atas kejadian tadi." Jessica hanya tersenyum dan menganggukan kepala dia merasa malu dengan kejadian yang baru saja terjadi. "Kamu tidak marah?" tanya Carlos dengan membelai rambut Jessica

Gadis itu menggelengkan kepala, lalu dia mengangkat kepalanya menatap Carlos dan kembali tersenyum, wajahnya nampak bersemu merah. Tidak ingin berlama-lama, Jessica langsung masuk ke kamarnya diikuti Carlos.

"Jessi ini hadiah dari orang tuaku untukmu." Carlos menunjuk semua barang yang dia atur di tempat tidur dengan senyum di wajahnya.

"Terima kasih, Carlos. Sampaikan juga terima kasihku pada mereka, orang tuamu sangat baik." Carlos berdiri lalu menghampirik Jessica.

Dia mengatur rambut Jessica ke samping dan memakaikan kalung itu di leher Jessica kemudian membalikkan tubuh gadis itu menghadap cermin.

"Kamu terlihat cantik dengan kalung ini," bisik Carlos di telinga Jessica sambil melingkarkan tangannya di perut gadis itu.

"Terima kasih, Carlos," ucap Jessica dengan wajah merona merah karena tatapan nakal Carlos.

"Kamu suka Jessi?" tanya Carlos lagi dengan menatap Jessica lewat cermib.

"Iya aku suka." Jessica menjawab sambil menganggukan kepala. "Kalung nya bagus." Carlos membalikkan badan Jessica menghadapnya lalu memeluk gadis itu dengan erat.

"Kamu sangat cantik," puji Carlos lalu melepaskan pelukkannya. "Oh iya, ada juga gelang." Carlos mengambil kotak gelang di tempat tidur dan mengeluarkannya. Carlos mengambil tangan Jessica kemudian memakaikan gelang itu di tangan gadis itu.

"Cocok sekali dengan kulitmu, Jess." Jessica melihat gelang yang melingkar di tangannya lalu menatap Carlos.

"Orang tuamu baik sekali, terima kasih." Kembali Jessica berucap kemudian mengecup pipi Carlos.

Jessica benar benar di manja oleh Carlos, dia tidak tahu dengan apa harus membalas kebaikannya.

"Baiklah aku ingin istirahat, kamu juga ya!" kata Carlos sambil memeluk Jessica dan mencium kening gadis itu.

"Iya, terima kasih ya." Carlos meninggalkan kamar Jessica dan kembali kekamarnya.

****

Sementara itu Carlos masuk ke kamar dan merebahkan dirinya di kasur. Dia masih terbayang ciuman Jessica yang lembut.

Carlos terbayang ciuman Jessica dan gigitan gadis itu yang sangat lembut di bibirnya serta desahaan itu membuat Carlos tidak tahan.

"Tapi dimana dia belajar ciuman seperti itu? Apakah dia melihat di film?" tanya Carlos dalam hati sambil tersenyum sendiri di kamar lalu dia memejamkan matanya

"Ahh… Hari ini sungguh melelahkan," gumam Carlos dan akhirnya dia tertidur.

Perginya Carlos, Jessica berbaring di tempat tidur dan membaca buku sambil mendengarkan musik di ponselnya dan akhirnya dia tertidur.

Jessica terbangun dan melihat jam sudah pukul enam sore, dia bangun lalu mengambil tas. Jessica ingin mengerjakan tugas dari sekolah.

Jessica mengambil buku tulis dan cetak lalu turun ke ruang makan, dia menarik kursi dan duduk. Jessica mengerjakan tugasnya di meja makan.

Sementara itu Carlos terbangun dia melihat di luar jendelah sudah gelap, dia tertidur cukup lama dan perutnya berbunyi. Carlos bangun lalu keluar dari kamar.

Dia pergi kamar Jessica dan membuka pintu, dia melihat gadis itu tidak ada disana. Carlos keruang tv, tapi tidak ada Jessica juga.

"Mungkin di lantai satu," gumam Carlos lalu turun kebawah dan melihat Jessica lagi di meja makan.

Carlos ke ruang makan lalu membuka kulkas dia ingin melihat apa yang bisa di makan tapi hanya ada buah buahan, Carlos menghampiri Jessica.

"Kamu sudah makan, Jess?" tanya Carlos seraya duduk di depan gadis itu.

"Belum, kamu mau makan?"Carlos menganggukan kepala sambil mengelus perutnya yang terus berbunyi dan mengundang tawa Jessica.

"Iya aku lapar, tapi disini tidak ada makanan," sahut Carlos seraya menatap Jessica dengab mengernyitkan dahi karena melihat gadis itu menertawainya.

"Pesan saja," ujar Jessica dengan menutup bukunya.

"Iya, kamu mau makan apa, Jessi?" tanya Carlos sambil mengambil ponsel dan membuka aplikasi belanja online.

"Aku sebenarnya tidak lapar, kamu mau pesan apa?" tanya Jessica

"Aku mau pesan pizza saja," jawab Carlos sambil mencari tempat pizza yang paling dekat di ponselnya.

"Ya sudah pesan pizza saja nanti aku makan itu saja." Carlos memesan makanan lewat aplikasi, lalu kembali ke atas dan menyalakan Tv

Sementara Jessica kembali mengerjakan tugasnya di meja makan, dia mengambil ponsel lalu menyetel musik dengan pelan. Cara Jessica supaya tidak bosan mengerjakan tugas.

Tidak lama kemudian Carlos turun dan membuka pintu lalu keluar, pesanannya sudah datang. Tidak berselang lama Carlos masuk dengan membawa bungkusan, dia meletakannya di atas meja lalu Jessica merapikan bukukunya

Jangan bosan membacanya ya..