Kini Carlos dan Jessica selalu tidur di kamar yang sama, bahkan mereka berdua sering melakukan hubungan layaknya suami istri. Semenjak merasakan kenikmatan itu, Jessica semakin ketagihan.
Begitu juga dengan Carlos, tubuh Jessica sudah menjadi candu baginya. Setiap malam dan pagi hari mereka selalu melakukannya, karena tidak ingin Jessica hamil, Carlos selalu memakai pengaman disaat bercinta dengan gadis itu.
Hari ini sekolah libur, Jessica membersihkan apartemen sedangkan Carlos sedang berada di kamar. Tiba-tiba ponesl berbunyi.
"Siapa lagi ya?" tanya Jessica dalam hati, kemudian menuju ke kamar mengambil ponselnya lalu melihat panggilan dari coach. Jessica langsung menjawabnya
"Hallo, Coach. Apa kabar?" sapa Jessica sambil berjalan menuju ke ruang tv.
"Hei, Jess. Aku baik-baik saja, apakah hari ini kamu sibuk?" Terdengar suara coach soni di ujung telepon.
"Tidak coach, ada apa?" tanya Jessica seraya duduk dan melipat kakinya.
"Aku ingin bicara denganmu juga Tini dan Fanya," jawab coach dari seberang telepon.
"Ok, dimana kita bertemu?"
"Kita bertemu di cafe Hook saja jam dua siang."
"Ok coach, sudah hubungi Fanya dan Tini?" Kembali Jessica bertanya, dia juga sudah lama tidak bertemu dengan Fanya, kalau Tini sering berjumpa di sekolah.
"Sudah, Jess," jawab Soni.
"Ok, Coach." Jessica menutup teleponnya. 'Pasti ada tawaran untuk main voli.' gumam Jessica dalam hati.
Jessica melihat jam sudah pukul 12:30. dia mengambil handuk dan pergi mandi. Selesai, dia langsung mengenakan pakaiannya. Jessica juga memakai sepatu casualnya dan topi yang di belikan Carlos untuknya.
Jessica membuka pintu kamar Carlos dan melihat pria itu lagi dengan laptopnya. Carlos mengernyitkan dahi melihat pakaian Jessica yang rapi.
"Kamu mau kemana, Sayang?" tanya Carlos seraya meletakkan laptop di atas tempat tidur.
"Coach ingin bertemu denganku, Babe," jawab Jessica dengan berjalan menghampiri Carlos.
"Bertemu dimana?" Kembali Carlos bertanya sambil berdiri dari tempat tidur dan melingkarkan tangannya di pinggang Jessica.
"Di cafe Hook dekat mall sini," sahut Jessica seraya membelai jenggot tipis dan tajam milik Carlos.
"Kamu sendiri?" Jessica menggelengkan kepala dan tersenyum.
"Ada Tini juga Fanya." Carlos tersenyum dan membelai rambut Jessica.
"Oh," gumam Carlos. "Kamu masih punya uang? Atau bawa saja ATM ku."
"Ah ... tidak usah, aku masih ada uang. Aku pergi ya," pamit Jessica kemudian melepaskan pelukan Carlos.
"Iya, tapi kamu belum menciumku." Jessica tersenyum kemudian memeluk Carlos dan mencium pipi kekasihnya, tidak lupa juga menyatukan bibir mereka.
"Aku pergi dulu ya," pamit Jessica setelah selesai menyatukan bibirnya dengan Carlos.
"Hati-hati." Jessica tesenyum dan menganggukan kepala.
Jessica keluar kemudian dia memesan taxi online, dia duduk di lobby menunggu kendaraan yang dia pesan. Tidak lama kemudian taxi datang, Jessica langsung naik.
Sopi mengantar Jessica ke cafe Hook tidak berselang lama akhirnya dia sampai. Jessica turun lalu membayar taxi lalu masuk kedalam, dia melihat Tini dan Fanya sudah berada di sana. Jessica menghampiri kedua wanita itu dan menyapa mereka.
"Hi … sudah lama kalian disini?" tanya Jessica seraya memeluk dan mencium kedua pipi Fanya juga Tini.
"Kami juga belum lama tiba," jawab Tini.
"Iya, lagi coachnya belum datang," sambung Fanya dengan tersenyum kepada Jessica.
"Oh begitu," gumam Jessica lalu menarik kursi dan duduk dekat Fanya.
"Jess, mau pesan apa?" tanya Fanya.
"Aku pesan juice alpukat aja," sahut Jessica pada Fanya lalu Fanya memanggil pelayan dan memesankan juice untuk Jessica.
Tidak lama kemudian coach datang lalu menyapa mereka, Soni duduk dekat Tini dan mulai berbicara mengapa dia mengajak mereka bertemu
"Jadi begini, bos temanku lagi membutuhkan pemain. Dua minggu lagi ada pertandingan pro liga dan dia meminta ku untuk membantu mencarikan pemain. Aku ingin kalian bertiga masuk dalam tim.
"Kenapa tidak memanggil Etha lagi coach," tanya Fanya, karena dia tahu Etha juga bermain sangat bagus.
"Kalian bertiga yang menonjol, kalau Etha dia masih kurang, aku juga sudah mendapatkan tujuh pemain jadi tambah kalian bertiga sudah genap. Kemarin aku sudah bertemu dengan Dirut dari salah satu perusahaan milik negara, dia minta pemain yang bagus lalu aku menunjukan video kalian saat bertanding dengan Bank Maesa dan dia sangat tertarik, besok kita akan bertemu dengannya di kantor," tutur Soni dengan panjang lebar.
"Bagus donk, Coach," celetuk Tini dengan senang, sudah lama dia tidak ikut pertandingan.
"Oh ya, bayarannya tinggi loh." Mereka bertiga tersenyum mendengar Soni berkata begitu.
'Aku tidak perduli dengan bayaran, yang terpenting kesempatan,' kata Jessica dalam hati.
"Besok jam berapa bertemu Dirut," tanya Fanya dengan sangat antusias.
"Kebetulan dia mengundang kita makan siang besok, kita semua akan kesana bersama pemain yang lain."
"Coach langsung ke kantornya?" Kali ini Jessica yang bertanya pada coach.
"Iya langsung saja, nanti kita bertemu disana," jawab coach.
"Tapi aku tidak tahu kantornya," ujar Jessica setelah selesai menyedot juice.
"Jess kita bareng saja, nanti aku jemput kamu," saran Tini.
"Baiklah kalau begitu."
Coach tidak berlama-lama dengan mereka, dia berpamitan kepada mereka bertiga. Fanya'pun ikut berdiri ikut dan berpamitan, tinggal Jessica juga Tini.
"Tin, aku juga mau pulang," ujar Jessica setelah Fanya pergi.
"Baiklah, kita pulang bareng, aku antar kamu sampai apartemen." Jessica dan Tini berdiri dan meninggalkan cafe menuju ke parkiran, mereka berdua masuk ke mobil lalu Tini mengantar Jessica ke apartemen.
Begitu tiba Jessica langsung melepaskan sabuk pengaman dan turun. "Makasi ya, Tin," ucap Jessica sebelum turun dari mobil.
"No problem, sampai bertemu besok." Tini meninggalkan Jessica dan kembali ke rumahnya.
Sementara Jessica, perginya Tini dia langsung masuk ke apartemen, dia membuka pintu dan langsung menuju ke atas. Jessica melepaskan tasnya lalu mengganti pakaian.
Jessica keluar dan membuka pintu kamar Carlos, dia melihat kekasihnya sedang tidur. Jessica pelan-pelan naik ketempat tidur dan berbaring di samping Carlos, dia memeluk pria itu dari belakang.
Merasakan tangan Jessica di pinggangnya, Carlos membuka mata dan membalikkan badannya menghadap Jessica lalu memeluk gadis itu.
"Kamu sudah pulang, Sayang?" tanya Carlos dengan suara serak khas baru bangun tidur.
"Iya, aku membangunkanmu?"
"Tidak apa-apa, Sayang, bagaimana pertemuan tadi?" Kembali Carlos bertanya dengan mata masih terpejam.
"Ada penawaran untuk bermain lagi," jawab Jessica sambil memeluk Carlos.
"Itu bagus." Carlos mencium kening Jessica, kemudian membuka mata dan memegang wajah gadis itu.
Carlos membelai wajah Jessica dan merabah bibir mungil merah delima itu kemudian menciumnya. Jessica membalas ciuman Carlos dan memasukan lidahnya ke dalam mulut pria itu.
Mereka saling berciuman dan memainkan lidah. Carlos menggigit bibir Jessica dengan lembut lalu naik di atas tubuh gadis itu kemudian mencium leher kekasihnya.
Mereka berdua melakukan olahraga yang mendatangkan kenikmatan dan menjadi candu semua orang. Dengan napas yang belum teratur, Carlos berbaring di samping Jessica setelah membuat sang kekasih mengalami beberapa kali pelepasan.
"Aku sangat mencintaimu," bisik Carlos sambil mengecup bibir Jessica.
"Aku juga mencintaimu," balas Jessica dengan meletakkan kepalanya di dada bidang itu dan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja dia raih bersama Carlos.
Keesokan harinya Jessica bersiap siap untuk pergi dengan Tini. Hari ini Jessica minta ijin tidak sekolah karena meraka akan bertemu dengan Direktur utama salah satu badan usaha milik pemerintah.
Jessica menelepon Tini, terdengar nada panggil dan tidak lama kemudian Tini menjawab telepon Jessica.
"Hi, Jess. Kamu sudah siap?" tanya Tini dari seberang telepon.
"Iya sudah, Tin. Kamu sudah mau jalan?" Sambil mengapit ponsel di kupingnya Jessica memakai sepatu.
"Iya, Jess. Aku sudah jalan, kamu tunggu di depan saja ya," saran Tini sambil fokus menyetir.
"Ok, aku tunggu depan gedung apartemen," sahut Jessica kemudian menutup telepon dan mengirim pesan pada Carlos kalau dia mau pergi bersama Tini. Tapi belum di baca oleh pria itu.
'Dia mungkin lagi sibuk.' Jessica bergumam pada dirinya sendiri sambil berjalan keluar dari apartemen dan menunggu Tini.
Dia melihat mobil tini mendekat dan berhenti tepat di depannya. Jessica membuka pintu lalu masuk. Tini langsung menjalankan kendaraannya menuju ke kantor yang di sebutkan oleh coach di daerah Jakarta pusat. Akhirnya mereka tiba di kantor tersebut.
Security memberhentikan mobil Tini lalu Tini menjelaskan kalau mereka sudah buat janji dengan Direktur utama. Akhirnya mereka di ijinkan masuk. Tini memarkirkan kendaraanya, lalu menelepon coach.
Tini bertanya kalau coach sudah di kantor atau belum, tapi ternyata coach juga masih dalam perjalanan. Begitu juga dengan Fanya, akhirnya Jessica dan Tini menunggu mereka di dalam mobil.
Sementara di kantor Carlos sedang memeriksa laporan keuangan tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, Carlos menyuruh masuk dan ternyata Tiara.
"Ada apa, Tiara?" tanya Carlos dengan tetap fokus memeriksa lembaran-lembaran yang ada di atas meja.
"Ada yang ingin bertemu dengan Anda," jawab Tiara lalu Carlos menghentikan kegiatannya dan menganggukkan kepala kepada Tiara.
"Oh iya, suruh dia masuk." Tiara meninggalkan Carlos dan menyuruh orang itu masuk.
Dia adalah Olivia Carlos bertemu dengannya di situs date in, ini pertemuan pertama mereka berdua. Selama ini mereka hanya berbincang lewat situs date in, Olivia masuk dan tersenyum kepada Carlos.
"Hi apa kabar?" sapa Carlos sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" tanya Olivia sambil menyambut tangan Carlos dan bersalaman
"Iya, aku juga baik," jawab Carlos dengan tersenyum. "Silahkan duduk."
'Cantik juga,' gumam Carlos dalam hati. Carlos dan Olivia bercakap cakap. Carlos menanyakan kalau Olivia sudah punya pacar atau belum lalu dia menjawab masih single, Carlos terseyum simpul.
"Kalau kamu? Apakah kamu juga sudah punya pacar?" tanya Olivia ingin memastikan kalau pria di hadapannya ini single atau sudah punya pacar.
"Um, belum?" Jawaban Carlos membuat hati Olivia senang, pikirnya ada kesempatan memiliki pria tampan di depannya.
"Oh ya? cowok setampan kamu tidak punya pacar," ujar Olivia dengan bercanda.
"Iya benar, aku belum punya pacar." Carlos berbohong dia lupa kalau dia sudah memiliki Jessica.
"Oh begitu." Olivia tersenyum, berharap Carlos menjadi kekasihnya.
Sementara itu Tini dan Jessica masih menunggu coach, lalu Jessica melihat coach turun dari mobil.
"Tini itu coach sudah datang," seru Jessica sambil jari menunjuk kepada coach.
"Oh iya, ayo kita turun." Mereka berdua turun dari mobil dan menghampiri coach.
"Kalian sudah lama sampai?" tanya coach sambil tersenyum kepada kedua gadis itu.
"Belum lama, Coach," jawab Tini dengan menggandeng tangan Jessica dan berjalan beriringan dengan coach, lalu terlihat Fanya turun dari taxi. Dia berlari menghampiri Jessica, Tini dan coach.
"Hi sorry aku kena macet," ujar Fanya dengan napas yang tidak teratur.
"Tidak apa-apa, ayo kita masuk," ajak coach kepada mereka bertiga.
Mereka berjalan ke dalam lalu melapor ingin bertemu dengan Direktur utama, coach memberitahukan kalau mereka sudah buat janji. Karyawan itu mengantar mereka ke ruangan Direktur utama.
Di dalam sudah ada pemain lainnya. Coach memperkenalkan Jessica, Fanya dan Tini pada Direktur utama juga kepada pemain lainnya. Mereka bersalam lalu pimpinan menyuruh mereka duduk.
Tidak lama kemudian para pemain di ajak keruangan yang sudah disiapkan makanan. Mereka mengambil piring dan makanan, Jessica lebih memilih makan bakso.
Selesai makan mereka membahas soal pertandingan lagi, mereka mulai akrab dengan pemain yang lain. Jessica dan Tini pemain paling muda, yang lainnya kulia dan bekerja.
Okta dia kuliah dan berumur 21, Aulia dia masih kulia dan umurnya 22 tahun. Belinda juga masih kuliah umurnya sama dengan aulia, Endah juga masih kuliah dan berumur 23 tahun. Farah dia bekerja di perusahaan umurnya sudah 26 tahun.
Indah juga sama dengan Farah satu tempat kerja, Irene juga sama satu tempat kerja. Sedangkan Fanya kulia dan umurnya 19 tahun.
Tini sama seperti Jessica masih SMA kelas dua, tapi Tini lebih tua setahun dari Jessica. Tini berusia 17 tahun, sedangkan Jessica 16 tahun
Coach mulai mengatur jadwal latihan lalu memberikan kepada mereka, di kantor ada gedung olah raga jadi mereka latihannya digedung tersebut. Selesai pertemuan para pemain pulang, Jessica langsung di antar tini pulang ke apartemen.
"Thanks ya Tin." Ucap Jessica
"Sama-sama Jess," balas Tini lalu langsung pergi.
Sementara itu Carlos mengajak Olivia makan siang dekat kantornya, mereka berjalan kaki dan masuk di salah satu restoran, mereka duduk lalu memesan makanan.
Mereka berbincang-bincang sambil menunggu pesanan mereka datang, Olivia bercerita tentang pekerjaanya dan kehidupannya. Carlos tersenyum mendengarnyan, dia mulai tertarik wanita yang ada di depannya ini.
Pesanan Carlos dan Olivia datang lalu mereka makan. Setelah selesai, Carlos dan Olivia kembali kekantor, tidak lama di sana Olivia pamit untuk kembali kekantornya.
Carlos mengantarnya sampai di pintu depan, kemudian masuk kembali keruangannya. Carlos sudah janji untuk menjemput Olivia di kantor dan akan mengantarnya pulang.
Di apartemen Jessica membuka ponsel dan melihat pesan yang dia kirimkan kepada Carlos, terlihat pria itu sudah membacanya tapi tidak di balas.
'Hm, mungkin dia sibuk.' Jessica menghibur dirinya dia sama sekali tidak curiga kepada Cacrlos.
'Selesai sekolah aku akan latihan besok.' Kembali Jessica bergumam lalu masuk kamar dan berbaring, dia mendengarkan musik sampai tertidur.
Di tempat lain, sepulang dari kantor Carlos langsung menuju ke tempat kerja Olivia, dia mengirim pesan kepada wanita itu dan memberitahukan kepadanya kalau dia sudah dalam perjalanan.
Tidak lama kemudian Carlos tiba di kantor Olivia, dia melihat wanita itu sudah menunggu di depan lalu Carlos membunyikan klatson mobilnya. Olivia melihat Carlos, dan menghampirinya serta membuka pintu kemudian masuk.
"Hi, sudah lama menunggu?" tanya Carlos dengan tersenyum kepada Olivia
"Um tidak, aku juga baru keluar," sahut Olivia sambil memakai sabuk pengaman.
"Ok, kalau begitu kita kemana sekarang?" tanya Carlos sambil menjalankan mobil meninggalkan kantor Olivia.
"Bagaimana kalau kita ke Cafe kemang, disana ada live musik." Carlos menganggukkan kepala setuju dengan usul Olivia.
"Ok tapi kamu tunjukkan jalannya ya." Carlos tidak pernah ke cafe kemang yang terletak di Jakrta Selatan.
"Tentu saja." Mereka berdua langsung menuju ke Cafe Kemang.
Sudah jam sebelas Carlos belum pulang juga, biasanya jam tujuh malam dia sudah berada di apartemen. 'Mungkin dia banyak pekerjaan, tapi aku coba telepon saja.'
Jessica mengambil ponselnya dan menghubungi Carlos, ada nada panggil. Jessica menunggu pria itu menjawab teleponnya, tapi tidak di jawab oleh Carlos, Jessica mecoba kembali. Tapi sama saja. 'Mungkin lagi menyetir mobil.' pikir Jessica.
Jessica menyalakan Tv dan mencari acara music, dan menontonnya sambil menunggu Carlos pulang. Akhirnya gadis itu tertidur di sofa.
Carlos melihat ada dua kali Jessica meneleponnya tapi dia tidak menjawabnya. Carlos mengantar Olivia pulang, dia mengantarnya sampai depan tempat kos. Sebelum keluar dari mobil mereka berciuman, setelah itu Olivia turun.
Carlos langsung pulang, tiba di apartemen Carlos masuk dan naik ke atas. Dia melihat Jessica tertidur di sofa, Carlos mengangkatnya lalu memindahkan Jessica di kamarnya. Carlos dan Jessica tidur seranjang seperti suami istri.
Carlos mengganti pakaiannya dan berbaring di samping Jessica, dia memeluk Jessica tapi gadis itu menghindar. Carlos melihat Jessica tertidur pulas, dia tidak jadi memeluk kekasihnya tidak ingin Jessica terbangun.
Pada pagi hari Jessica bangun lalu dia mengambil handuk kemudian pergi mandi, tidak lama kemudian dia keluar dan mengambil seragam sekolah lalu memakainya.
Setelah itu dia mengambil buku dan memasukkan ke dalam tas, Jessica memakainya sepatunya kemudian turun ke lantai satu. Tanpa berpamitan kepada Carlos dan tidak sarapan juga Jessica meninggalkan apartemen. Sementara Carlos masih tertidur pulas.
Seperti biasa Andrew selalu menjemput Jessica, Andrew adalah sahabat Jessica yang paling baik. Gadis itu menghampiri sahabatnya dan menyapanya.
Andrew tersenyum lalu memberikan helm pada Jessica kemudian gadis itu naik ke atas motor, mereka'pun berangkat ke sekolah.
Sementara di dalam apartemen tepatnya di kamar, Carlos terbangun dan melihat Jessica tidak di sampingnya. Dia berdiri dan mencari gadis itu.
"Dia sudah pergi kesekolah, tapi mengapa dia tidak membangunkanku. Apakah dia marah karena aku tidak menjawab teleponnya?" gumam Carlos kemudian duduk di sisi tempat tidur.
"Nanti kalau aku di kantor aku akan menghubunginya." Carlos berdiri mengambil handuk kemudian masuk ke kamar mandi.
Selesai mandi Carlos memakai pakaian dan sepatunya, kemudian mengambil tas dan kunci mobil lalu pergi ke kantor.
Sekolah
Di sekolah bel istirahat berbunyi Jessica dan teman-temannya keluar pergi ke kantin. Mereka bersenda gurau dan tertawa. Jessica sering menggoda Christy dengan Erick, karena dia melihat Christy suka kepada Erick.
Kantor
Akhirnya Carlos tiba di kantor, dia masuk ke ruangannya lalu mengambil ponsel dan menelpon Jessica. Terdengar nada panggil tapi Jessica tidak menjawabnya, tiga kali Carlos mencoba tapi tidak ada jawaban dari gadis itu.
"Ini jam istirahat, kenapa dia tidak menjawab teleponku. Ada apa dengan Jessica," tanya Carlos dalam hati.
Sekolah
Jessica melihat Carlos tiga kali meneleponnya, tapi dia malas menjawab teleponya. Jam istirahat selesai lalu mereka masuk kedalam kelas. Guru yang akan mengajar tidak masuk, Jessica menghampiri Andrew dan duduk di samping pria itu.
"Kenapa Jess?" tanya Andrew dengan menatap wajah sahabatnya itu.
"Ndrew, aku dan Tini terpilih lagi untuk main voli. Sebentar ada latihan, kamu bisa mengantar aku?" tanya Jessica dengan wajah memohon, dia belum tahu jalan-jalan yang ada di Jakarta.
"Jam berapa?" tanya Andrew lagi.
"Sekitar jam tiga."
"Baik aku akan mengantarmu," ujar Andrew sambil mencubit hidung Jessica.
"Auw … sakit, Ndrew." Pria itu terkekeh lalu Jessica kembali ke tempat duduknya.
Akhirnya jam sekolah usai Jessica dan Andrew langsung pulang, sampai di apartemen Jessica langsung turun dari motor.
"Jess nanti aku jemput ya, aku pulang mandi dulu." Andrew berkata sambil mengambil helm dari tangan Jessica.
"Ok, aku juga mau mandi." Andrew menganggukkan kepala lalu pergi meninggalkan Jessica.
Jessica langsung masuk ke dalam, sampai di apartemen dia ke kamar. Jessica mengambil handuk lalu mandi. Tidak menunggu lama, Jessica sudah selesai kemudian mengambil jacket dan tas punggungnya.
Jessica keluar dari unit apartemen dan menunggu Andrew di lobby, dia melihat Andrew sudah di depan, Jessica keluar lalu menghampiri Andrew kemudian naik ke atas motor, mereka'pun pergi.
Kantor
"Jessica sudah pulang aku akan mencoba meneleponnya lagi." Carlos Kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Jessica kembali. Ada nada panggil tapi tidak di jawab oleh Jessica. Carlos mencoba lagi tapi tetap sama, Carlos akhirnya mengirim pesan kepada gadis itu.
'Sayang kamu lagi dimana? kenapa tidak menjawab teleponku?' pesan Carlos terkirim tapi Jessica belum membacanya. Akhirnya Carlos membatalkan janjinya dengan Olivia.
Latihan
Akhirnya mereka sampai di gedung latihan, di sana para pemain sudah berkumpul. Jessica masuk lalu menemui rakan-rekan timnya, dia menitipkan tasnya kepada Andrew dan menyapa mereka semua.
Mereka mulai berlatih. Kali ini coach memakai asisten, namanya Kiki. Jessica berlatih dengan Kiki, Belinda, Aulia, juga Okta dan Fanya. Mereka berlatih passing smash, block. Kali ini mereka banyak dengan bercanda, coach sampai geleng-geleng kepala.
"Jess yang serius dong," seru coach.
"Ok, Coach," sahut Jessica sambil tersenyum dan melanjutkan latihannya.
Kiki memberikan bola kepada Jessica tapi Jessica memukul bola dengan gaya kemayu sehingga membuat Fanya dan Belinda tertawa. Sedangkan Okta tertawa sambil mengejar Jessica, lalu coach memanggil mereka untuk berkumpul dan memberikan briefing.
"Ok untuk hari ini kita sudahi dulu latihannya, besok kita lanjut lagi di jam yang sama," ujar coach Soni sambil menatap mereka satu persatu.
"Baik, Coach," jawab mereka serempak lalu coach menghampiri Jessica.
"Jess lebih serius latihannya," tegur coach sambil berjalan di samping Jessica.
"Iya, tapi jangan terlalu serius. Bosan, Coach." Pria itu tertawa dan menepuk punggung Jessica.
Jessica menghampiri Andrew dan mengajak sahabatnya itu pulang, tiba di apartemen Jessica turun dari motor.
"Ndrew, thanks ya sudah mengantarku." Andrew tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Iya sama-sama, besok aku jemput lagi ya."
"Ok." Andrew pergi lalu Jessica masuk ke dalam.
Jessica membuka pintu dan masuk, dia langsung naik ke dua. Jessica melihat Carlos sedang berada di depan tv dan menatap dirinya.
"Dari mana?" tanya Carlos dengan tatapan penuh selidik.
"Latihan," jawab Jessica sambil duduk di sofa dan membuka sepatunya.
"Tadi aku menelponmu kenapa tidak di jawab." Kembali Carlos bertanya dengan suara dingin.
"Aku tidak tahu kalau kamu meneleponku," sahut seraya berdiri dan meletakkan sepatu di tempatnya lalu masuk ke kamar.
"Coba kamu lihat ponselmu berapa kali aku meneleponmu," seru Carlos dengan kesal karena melihat Jessica acuh tak acuh.
"Iya, nanti aku liat," jawab Jessica dari dalam kamar sambil mengambil handuk dan pergi mandi.
"Aku juga mengirim pesan padamu," beri tahu Carlos dengan sedikit berteriak agar Jessica mendengarnya.
"Iya, nanti aku baca." Carlos mendengus mendengar jawaban Jessica.
.
Selesai mandi Jessica mengambil buku dan turun ke ruang makan, dia ingin mengerjakan tugas, tapi Jessica kembali lagi ke atas karena lupa membawa ponselnya, ada materi yang harus dia ambil di website.
Jessica masuk ke dalam kamar dan mengambil ponsel lalu keluar kembali, Carlos menatapnya tapi Jessica pura-pura tidak melihatnya kemudian turun kebawah.
Sementara itu Carlos penasaran dengan sikap Jessica. 'Kenapa sikap Jessica seperti?' tanya Carlos dalam hati.
Dia berdiri dan turun ke lantai satu menemui Jessica, Carlos melihat gadis itu sedang mengerjakan tugas. Dia duduk di samping Jessica, dan membelai rambut Jessica.
"Carlos aku lagi mengerjakan tugas," ujar Jessica dengan dingin.
'Biasanya dia memanggilku Babe kenapa sekarang Carlos?' guma Carlos dalam hati.
"Iya, maaf." Carlos melipatkan kedua tangannya di depan dada dan memperhatikan Jessica.
Carlos menunggunya sampai selesai. Tiba-tiba ponsel Carlos berbunyi, dia melihatnya dari Olivia tapi Carlos tidak ingin menjawabnya.
"Ponselmu berbunyi kenapa tidak menjawabnya?" tanya Jessica tanpa menatap wajah Carlos.
"Tidak penting," jawab Carlos dengan meletakkan ponselnya di atas meja.
"Tidak penting atau karena ada aku disini?" Carlos hanya menatap Jessica dan tidak menanggapi sindiran gadis itu.
Akhirnya tugas Jessica selesai, dia merapikan bukunya lalu naik ke lantai dua. Carlos mengikutinya dari belakang, Jessica pergi ke kamar dan memasukan buku ke dalam tasnya. Jessica melihat Carlos berdiri di depan pintu lagi memandangnya.
"Kenapa kamu menatapku begitu?" tanya Jessica Jessica dengan mengernyitkan dahinya.
"Tidak, ayo tidur." Jessica masuk kedalam kamar mengikuti Carlos lalu naik di tempat tidur.
Jessica tidur membelakangi Carlos lalu merasakan pria itu memeluknya dari belakang. Tangan Carlos mulai meraba dada Jessica, tapi gadis itu menahannya.
"Carlos aku mau tidur, aku lelah." Kata Jessica seraya menyingkirkan tangan Carlos.
Jessica tahu kalau Carlos lagi ingin, tapi dia lagi malas melayaninya, Jessica masih kesal kepada pria itu karena tidak menjawab teleponnya. Carlos melepaskan pelukannya lalu tidur membelakangi Jessica.
'Ada apa dengan Jessi,' tanya Carlos dalam hati. Dia bangun dan pergi keruang Tv. Carlos menyalakan benda berukuran 50 inch lalu duduk di sofa. 'Mungkin dia marah aku tidak menjawab teleponnya.'
Sedangkan di kamar Jessica tidak bisa tidur, tiba-tiba ponsel Carlos berbunyi, dia mengambil benda pipi berukuran 6,7inch lalu melihat panggilanya tertulis dengan nama Olivia. Jessica berdiri lalu menemui Carlos.
"Ini ponselmu berbunyi, dari Olivia. Jawab saja." Jessica memberikan ponsel itu kepada Carlos dengan wajah panjang.
"Matikan saja," ujar Carlos dengan menatap tv.
"Kamu saja yang matikan." Jessica meletakkan ponsel di meja kemudian kembali ke kamar.
Jessica mengambil ponsel dan headset, kemudian dia menyetel musik lalu berbaring. Jessica memejamkan matanya untuk tidur.
Carlos kembali ke kamar dan melihat Jessica sedang tidur dengan headset di kupingnya. Carlos berbaring di samping Jessica, dia mencium gadis itu dan memeluknya dengan erat.