Chereads / Dia Memang Bajingan / Chapter 35 - Sakit sekali

Chapter 35 - Sakit sekali

Tim Jessica sudah melakukan enam kali pertandingan belum pernah kalah, poin mereka sangat tinggi dan berhasil lolos masuk ke babak semi final. Pertandingan akan di mulai dua hari lagi. Karena sekolah libur hari ini Jessica di apartemen sedangkan Carlos pergi ke kantor.

Carlos menepati janjinya untuk selalu pulang cepat, sekita jam delapan dia sudah berada di apartemen. Tapi sebelum pulang dia selalu bertemu dengan Olivia.

Jessica membersihkan apartemen sambil mendengarkan musik, di ponselnya. Terdengar lagu Cigarettes Of Ours. Jessica sangat suka dengan musiknya, setiap malam dia selalu mendengarkan lagu ini dan aku ikut bernyanyi. Jessica melihat jam sudah menunjukkan pukul tiga sore.

"Hm, waktu begitu cepat." Lalu ponsel Jessica berbunyi, dia melihat pesan dari Fanya. Jessica langsung menelepon Fanya dan terdengar suara sahabatnya itu di ujung telepon.

"Hi, Jess. Kamu sudah baca pesanku?"

"Iya, kamu bersama Glen sekarang?" tanya Jessica seraya berjalan masuk ke kamar.

"Iya, dia bersamaku sekarang," jawab Fanya dari seberang telepon.

"Baiklah, jemput aku sekarang." Jessica menutup telepon lalu cepat mengambil handuk dan pergi mandi.

Begitu selesai dia langsung masuk kamar dan mengambil celana jeans juga t'shirt kemudian memakainya. Jessica tidak suka make up, natural aja. Dia mengambil tas dan sepatu kemudian turun kebawah memakai sepatu.

Jessica keluar dan mengunci aparteman lalu turun ke lobby, dia menunggu jemputan Fanya dan Glen. Jessica berdiri diluar dan melihat mobil Glen, menghampirinya.

Mobil Glen berhenti tepat di depan Jessica, dia membuka pintu kemudian masuk ke dalam mobil lalu Glen langsung menjalankan kendaraannya.

"Kita mau kemana, Fan?"

"Kita ke mall, nonton film saja," jawab Fanya.

Glen melajukan mobilnya menuju ke mall tidak berselang lama mereka tiba akhirnya, Jessica turun di ikuti Fanya dan Gelan. Lalu masuk ke pusat perbelanjaan.

Mereka menuju ke bioskop kemudian Glen membeli tiket, Ketiga orang itu akan menonton terminator dark dan akan mulai jam lima. sekarang jam baru menunjukkan pukul empat, Jessica dan Fanya serta Glen duduk di Cafe. Karena tidak bisa minum kopi, Jessica memesan hot chocolato.

Mereka berbincang dan bercanda, Glen selalu menggoda Jessica aku. Gadis itu tidak tau kenapa Glen selalu berbisik begitu padanya, mungkin dia tau banyak tentang Carlos. Pikir Jessica suatu waktu dia akan berbicara panjang dengan Glen.

Jessica tidak tahu selama ini Glen menyewa orang untuk mengikuti kemana Carlos dan Olivia pergi. Glen melakukan itu karena ingin memisahkan pasangan kekasih itu, dia tidak ingin Jessica dipermainkan oleh Carlos.

"Sebentar lagi filmnya akan dimulai." Mereka bertiga berdiri dan berjalan menuju bioskop.

Jessica memberikan tiket kepada petugas, lalu mereka bertiga masuk dan duduk di bangku ke dua dari belakang. Awalnya Jessica duduk dekat Fanya tapi Glen maunya duduk di antara dia dan sahabatnya.

"Glen Fanya yang di tengah tapi kenapa kamu," protes Jessica dengan mendorong tubuh Glen agar segera berpindah.

"Tidak apa apa, Jess. Supaya aku juga bisa berbincang dengan kamu." Jessica menatap aneh kepada Glen.

"Kamu mau nonton atau mau ngobrol?" Jessica kembali mendorong tubuh pria itu, dia merasa tidak enak kepada Fanya.

"Nonton dan ngobrol." Fanya tertawa melihat Jessica dan Glen.

"Sebenarnya kalian berdua itu cocok." Fanya menggoda Jessica tapi mendapatkan pelolotan mata dari gadis itu.

Fanya sudah tahu kalau Glen suka kepada Jessica bahkan pria itu sudah menceritakan kepada gadis itu semua tentang hubungan Carlos dan Jessica, makanya Fanya menuruti permintaan Glen untuk mengajak Jessica nonton bersama.

Akhirnya filmnya di mulai, Jessica fokus tapi Glen sering mengganggunya. Dia ingin pindah tapi semua kursi penuh, terpaksa Jessica bertahan di samping Glen lalu pria itu berbisik kepada Jessica.

"Jess kamu pasti akan meninggalkan Carlos." Jessica mengerutkan dahi menatap Glen.

"Kenapa? Kenapa kamu berkata begitu begitu?" tanya Jessica dengan berbisik, dia curiga Glen tahu tentang Carlos.

"Tidak apa-apa, feeling aku saja." Glen masih menyembunyikan, dia ingin Jessica melihatnya sendiri.

"Glen filmnya bagus tapi kamu selalu membuat konsentrasiku hilang." Glen terkekeh dan mengacak rambut Jessica sedangkan Fanya, dia tidak perduli dengan Glen dan sahabtanya. Dia fokus dengan menonton film.

Akhirnya filmnya selesai, mereka keluar dan melihat jam baru menunjukkan pukul tujuh. Glen mengajak Jessica dan Fanya ke cafe di daerah selatan

Jessica'pun mau, pikirnya dari pada bosa di apartemen lebih baik ikut Glen. Apalgi Carlos mengatakan padanya akan pulang larut malam.

Mereka bertiga langsung menuju ke cafe kemang, tidak butuh waktu lama Jessica and Glen serta Fanya tiba, kedua gadis itu turun dan menunggu Glen memarkirkan mobil.

Glen mengaja Jessica dan Fanya, Glen mencari tempat yang remang remang. Mereka mendapat meja di pojok, Jessica duduk menghadap pemain band sementara Fanya menghadap ke arah bar tender, Glen duduk mengarah ke pintu masuk.

"Jess, Fanya kalian mau minum apa?" tanya Glen kepada kedua gadis itu.

"Soft drink saja," jawab Jessica tanpa mengalihkan pandangan dari para pemain band.

"Aku juga soft drink." Glen pergi memesan soft drink untuk Fanya dan Jessica.

Sementara Glen memesan satu pitcher bir, tidak lama kemudian minumannya datang. Pelayan meletakkan di meja, mereka bertiga mendengarkan live music, sejam kemudian Glen berbisik kepada Jessica.

"Jess, ada yang ingin aku katakan padamu, tapi jangan langsung membalikkan badan. Kamu berpura-pura berjalan ke arah toilet nanti kamu lihat di meja dekat pintu keluar, dan tolong jangan terkejut." Jessica semakin heran kepada Glen, apalagi maksud dari pria yang ada di depannya ini.

"Ada apa Glen." Jessica menjadi sangat penasaran.

"Ikuti saja apa yang aku katakan." Akhirnya Jessica mengikuti perintah Glen. Dia berdiri dan berjalan ke toilet.

Glen juga bangkit berdiri dan mengikuti Jessica dari belakang, Jessica masuk ke toilet perempuan sedangkan Glen toilet pria. Tidak lama kemudian Jessica keluar dan menunggu Glen.

Akhirnya Glen keluar dan Jessica melihat ke meja dekat pintu, Jessica terkejut di sana ada Carlos dengan perempuan itu. Ternyata Carlos berbohong akan pulang larut malam karena ada banyak pekerjaan.

Jessica ingin menghampiri Carlos tapi di tahan oleh Glen, Jessica melihat glen menggelengkan kepala. Akhirnya dia dan Glen kembali ke tempat duduk.

Tidak lama kemudia Glen berdiri berjalan menuju kasir, Jessica melihat dia meminta kertas dan menuliskan sesuatu di lembar kecil itu. Gadis itu tidak tahu apa yang akan di lakukan Glen.

Jessica berbincang bincang dengan Fanya, lalu aku melihat Glen menghampiri pemain band dan memberikan kertas. 'Mungkin dia mau reguest lagu' gumam Jessica dalam hati.

Glen kembali duduk dan tersenyum kepada Jessica, sementara Fanya sibuk dengan ponselnya. Musik selesai MC (Master Ceremony) mengambil microphone dan mulai bercuap-cuap di atas panggung. Jessica terkejut saat MC menyebut namanya.

"Ok kami mendapatkan reguest dari Mr Glen dan dia Nona Jessica di meja enam untuk menyanyi." Jessica membelalakan mata tak percaya apa yang Glen perbuat.

"Glen, apa yang kamu lakukan? Aku tidak bisa menyanyi." Glen dan Fanya tertawa melihat wajah keterkejutan Jessica.

"Oh come on, Jess. Just try." Wajah Jessica langsung berubah masam.melihatku dan tertawa.

"Ayo Jess, kamu bisa." Fanya memberikan semangat kepada Jessica dengan menepuk tangan.

Akhirnya Jessica berdiri dan menuju ke depan, tapi dia tidak ingin menyanyi sendiri. Dia juga ingin mengerjai Glen. Jessica naik ke panggung yang tidak terlalu tinggi dan tersenyum kepada pemain band.

"Ok, tepuk tangan buat nona Jessica." Mendengar tepukan tangan Jessica menjadi gugup. MC langsung memberikan microphonenya Jessica.

"Ok, terimakasih. Tapi aku tidak ingin menyanyi sendir, mohon Mr Glen menemaniku di sini." Semua bertepuk tangan dan meminta Glen untuk maju.

Akhirnya Glen berdiri dan terdengar lagi mereka bertepuk tangan, Glen menghampiri Jessica lalu melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu.

Jessica langsung tau dia ingin membuat Carlos cemburu, lalu MC memberikan micrphone kepada Glen. Jessica dan Glen saling pandang dan tersenyum.

Sementara itu, Carlos terkejut mengetahui Jessica ada di café. Dia menjadi gelisah, takut kalau gadis itu melihatnya. Carlos belum siap untuk kehilangan Jessica.

'Ternyata Jessica juga disini, kenapa Glen membawanya ke sini.' Kata Carlos dalam hati.

Hatinya terasa panas saat melihat Glen melingkarkan tangannya di pinggang Jessica, dia mengepalkan tangannya dengan kuat sehingga telapaknya berwarna putih.

Sedangkan Olivia tidak memperhatikan raut wajah Carlos karena kepalanya sedang bersandar di lengan pria itu.

Kembali kepada Jessica, dia dan Glen mendekati pemain band lalu memberitahukan lagu yang akan mereka nyanyikan.

"Bisa iring just a fool?" tanyaku pada pemain band dan mereka menganggukan kepala.

Saat musik di mulai, Glen memegang tangan gadis itu. Disini Jessica lebih dulu menyanyi

Another shot of whiskey please bartender

Keep it coming till I don't remember at all

How bad it hurts when you're gone (na na na)

the music up a little bit louder

Just gotta get past the midnight hour

Maybe tomorrow it won't

Be this hard.

Bait lagu yang dinyanyikan oleh Jessica tapi dia sudah tidak sanggup lagi, dadanya terasa sesak. Tanpa sadar Jessica memeluk Glen dan berbisik.

"Glen aku ingin pulang." Glen balas memeluk Jessica dan berbisik.

"Menangis saja kalau kamu ingin menangis jangan di tahan." Tanpa menyelesaikan lagunya Jessica turun lalu keluar melewati Carlos dan perempuan itu.

Jessica tidak ingin melihatnya tapi dia yakin Carlos melihatnya. Glen mengikuti gadis itu dari belakang, sampai di luar kembali Jessica memeluk Glen dan pecah tangisnya.

"Menangis, Jess. Lepaskan semua jangan disimpan." Jessica lebihmemeluk erat Glen dan terus menangis, ingin rasanya dia berteriak.

"Glen, aku mau pulang, please." Jessica terus memohon kepada Glen untuk mengantarnya pulang.

Fanya juga ikut keluar dan melihat Jessica memeluk Glen, dia sudah tahu Carlos berada di Cafe itu karena Glen berbisik padanya saat di dalam.

Sementara di dalam cafe, Carlos sempat melihat Jessica melewati mejanya dengan berjalan menunduk, dia bangkit berdiri dan menyusul keluar. Carlos melihat Jessica memeluk Glen dan menangis di pelukan pria itu.

"Ada apa dengan Jessica? Apakah dia melihatku disini? Waktu bernyanyi dia juga menangis dan memeluk Glen." Carlos menjadi tidak tenang melihat Jessica seperti itu, apalagi memeluk Glen.

Dia berniat untuk segera pulang, dia kembali ke dalam dan mengajak Olivia untuk pulang. Carlos ingin dia lebih dulu tiba di apartemen sebelum Jessica.

Di parkiran Jessica masih memeluk Glen dan menangis, dia terus meminta pria itu untuk mengantarnya pulang.

"Glen aku ingin pulang, aku tidak mau disini." Glen menyeka air mata Jessica, lalu Fanya datang menghampiri Jessica dan memeluknya.

"Jess, aku sudah tahu semuanya. Glen sudah menceritakannya padaku, tinggalkan Carlos. Lebih baik kamu sakit sekarang dari pada nanti," ujar Fanya dengan terus memeluk Jessica dan membiarkan sahabatnya itu menangis di pelukkannya.

"Fanya, kita pulang." Fanya melepaskan pelukkannya dan menghapus airmata Jessica.

"Tinggalkan Carlos, kamu masih muda masih banyak laki-laki yang lebih baik dari Carlos." Inilah yang di tunggu-tunggu oleh Glen, memisahkan Carlos dan Jessica. Kini dia berpikir akan memiliki gadis itu.

"Iya, tapi tolong antar aku pulang sekarang," mohon Jessica dengan masih menangis, hatinya begitu sakit melihat kemesraan Carlos dengan wanita lain.

Apa yang ada pada dirinya sudah di ambil Carlos, dan pria itu masih saja tidak puas lalu mempermainkan perasaan Jessica. Kini gadis itu bertekad untuk pergi dari Carlos.

Glen membukakan pintu untuk Jessica lalu dia masuk. Glen menjalankan mobil lalu mengantar Jessica pulang, sepanjang jalan dia memilih diam.

Sampai di gedung apartemen Jessica langsung turun dari mobil tanpa bicara kepada Glen dan Fanya, kemudian masuk kedalam apartmen.

Jessica masuk ke kamarnya, dan melihat jam sudah hampir pukul dua belas. Jessica mengunci kamarnya lalu menghempaskan tubuhnya di kasur.

Sementara itu Carlos mengantar Olive, sepanjang jalan pikirannya tertuju pada Jessica. Sedangkan Olivia dia bingung melihat pria yang sedang menyetir tiba-tiba berubah. Sampai di tempat kos tanpa banyak bicara Olive langsung turun.

Begitu juga dengan Carlos, dia langsung pulang. Pria itu terlihat tidak tenang, ingin segera sampai di kediamannya. Saat tiba Carlos langsung naik ke atas, dia membuka pintu kamarnya tapi Jessica tidak ada disana.

Carlos mencoba membuka pintu kamar Jessica tapi terkunci dari dalam. Akhirnya Carlos kembali ke kamar lalu berbaring.

"Jessica pasti melihatku?" gumam Carlos lalu bangun dan duduk di sisi ranjang.

Sementara di kamar Jessica masih menangis, lalu dia mendengar suara langkah Carlos dan berhenti tepat di depan kamar. Jessica memeluk guling dan memejamkan mata menahan rasa sakit.

'Benar apa yang Glen katakan, aku harus meninggalkan Carlos. Aku masih muda, masa depanku masih panjang untuk apa sakit hati. Aku tidak ingin menangis lagi, kita lihat saja Carlos." Jessica mengambil ponsel dan mendengar musik lalu lalu dia tertidur.