Chereads / Dia Memang Bajingan / Chapter 29 - Ulang tahun

Chapter 29 - Ulang tahun

Setahun sudah Jessica meninggalkan rumah, orang tuanya sudah berusaha mencari dia kemana mana. Tapi mereka tidak menemukan gadis itu.

Hari ini adalah ulang tahun Jessica biasanya mereka doa bersama, tapi saat ini Jessica entah di mana. Tidak lama lagi Pastor akan datang umtuk mendoakan Jessica.

"Nak, kamu dimana? Papa sangat rindu padamu. Semenjak kamu pergi rumah ini jadi sepi," batin papa Jessica sambil mata menatap keluar berharap sang putri kembali.

Pria itu berdiri di depan pintu berharap sang putri datang. Dia terbayang tiap kali pulang sekolah Jessica dengan ceria menyapa, dan memeluknya. Tapi kini entah dimana putrinya berada, Jessica hilang bagaikan di telan bumi.

Pastor sudah datang, papa Jessica mempersilahkan Pastor masuk.Mama Jessica keluar dari kamar dan menyalami Pastor lalu mempersilahkannya duduk.

"Bagaimana sudah ada kabar dari Jessica?" tanya Pastor kepada papa Jessica seraya duduk.

"Belum, Pastor. Kami tidak tau dimana dia sekarang," jawab papa Jessica dengan raut wajah sedih. "Kami sudah mencari dia kemana mana, bahkan aku sudah minta bantuan teman teman Polisiku tapi mereka tidak menemukan Jessica"

"Sabar saja, dan yakin dimana'pun Jessica berada dia dalam keadaan baik baik saja, jangan berhenti untuk terus mendoakan putri kalian," nasehat Pastor pada papa Jessica.

"Iya Pastor," sahut papa Jessica dengan raut wajah sedih sedangkan mama Jessica terlihat biasa saja seolah-olah tidak perduli dengan kepergian putrinya.

"Lebih baik kita doakan dia sekarang, hari ini ulang tahunnya, bukan?" ujar Pastor kepada papa Jessica dengan tersenyum.

"Iya Pastor hari ini ulang tahunnya," jawab papa Jessica sedangkan sang istri hanya diam saja.

"Iya mari kita doakan."

Pastor berdoa, dia mendoakan Jessica, juga keluarga gadis itu. Selesai berdoa pastor berpamitan dan pergi.

=========================

Saat ini Jessica sudah duduk di kelas 2 SMA tidak terasa sudah setahun dia meninggalkan rumah orang tuanya, dan pada hari ini Jessica berulang tahun yang ke enam belas.

Sementara itu teman-teman Jessica sudah merencanakan sesuatu untuk gadis itu nanti pada saat jam istirahat mereka ingin memberikan kejutan kepada Jessica.

Bel istirahat berbunyi lalu teman-teman Jessica langsung menuju ke kantin dan bersembunyi, masing-masing mereka memegang, telur, air, tepung, bubuk coklat juga kue ulang tahun.

Jessica dan Andrew berjalan ke kantin dia mencari Lia dan yang lainnya tapi mereka menghilang. Tapi saat sampai di kantin, tiba-tiba ada yang menyiram Jessica dengan air sehingga dia basah kuyub.

Jessica belum sempat melihat siapa yang menyiramnya, tapi kepalanya di pecahin telur dan tiba-tiba bubuk coklat disiram di kepala Jessica, sontak Jessica berteriak.

"Hei apa yang kalian lakukan?" teriak Jessica tapi mereka hanya tertawa, malah mereka memecahkan telur di kepala Jessica dan mereka menyiram gadis itu dengan tepung terigu.

Masih dengan perasaan terkejut, tiba tiba Andrew datang membawa kue ulang tahun dengan lilin yang menyala. Jessica baru ingat hari ini ulang tahunnya, dia menatap Andrew dengan mata berkaca kaca. Jessica menjadi sangat terharu, dia tidak pernah merasakan ulang tahunnya dirayakan seperti ini.

"Happy birthday, Jessi," ucap Andrew pada Jessica dengan berdiri di hadapan gadis itu sambil tersenyum.

"Andrew kamu yang merencakan ini semua?" tanya Jessica sambil membersihkan wajahnya dari telur bubuk coklat dan tepung terigu, kalau di masukin kedalam oven jadi kue bantet.

"Bukan aku aja tapi kami semua," jawab Andrew sambil menunjuk teman-temannya.

Jessica melihat Christi, Lia, Antonius, Erick dan Rani yang ikut tertawa melihatnya.

"Awas ya kalian, gila aku gak ada baju ganti." ujar Jessica pada mereka, tapi teman-temannya malah menertawai dirinya.

"Sudah tiup dulu lilinnya." Jessica berjalan menghampiri Andrew, dalam hatinya.

'Awas kalian, setelah tiup lilin aku akan memeluk kalian biar sama sama merasakan terigu telur dan bubuk coklat ini,' guma Jessica dengan tersenyum smirk.

Jessica meniup lilinnya, setelah selesai mereka membenamkan kue itu di wajah gadis itu. Jessica terkejut tapi dia langsung menangkap Andrew dan memeluknya. Jessica menggosok kue itu ke wajah Andrew juga, lalu dia mengejar Lia.

Tapi malang nian, Lia terpeleset di bekas telur yang pecah lalu dia terjatuh. Jessica menarik temannya itu untuk berdiri, lalu dia memeluknya juga.

Sedangkan yang lain lolos dari kejarannya. Jessica melihat Andrew dan tertawa. Dia mendekati temannya itu lalu melingkarkan tangannya di punggung Andrew.

"Kita berdua sekarang sama'kan," ledek Jessica dengan mengacak rambut Andrew.

"Gila kamu, aku gak punya pakaian ganti, Jess," ujar Andrew pada Jessica sambil mengebas-ngebas kemejanya dan membersihkan wajahnya

"Sama aku juga gak punya, ayo kita masuk kekelas," ajak Jessica dengan menarik tangan Andrew.

"Dengan keadaan begini?" tanya Andrew dengan menghentikan langkahnya dan menatap Jessica dengan heran.

"Memang kenapa?" celetuk Jessica sambil tertawa, lalu datang Lia menghampiri Jessica.

"Jess, belakangku sakit dan bajuku juga kotor," keluh Lia dengan wajah cemberut, tapi Jessica hanya menertawainya.

"Aku tidak sendiri ada teman yang bernasib sama," canda Jessica lalu mengajak Lia pergi ke toilet.

Jessica membersihkan wajah juga membilas rambutnya, pakaian seragam dan daleman Jessica basah semua, selesai Jessica dan Lia kembali kekelas dengan basah kuyub,

Mereka beruntung karena saat ini wali kelas yang berada di dalam kelas. Jessica dan Lia masuk di ikuti Andrew, bu Endang melihat mereka bertiga lalu tersenyum.

"Happy birthday, Jess," ucap bu Endang pada Jessica dengan memperhatikan seragam mereka yang basah.

"Terima kasih, Bu," balas Jessica sambil berjalan menuju ke mejanya. Jessica melihat Antoni dan Erick. 'Sebentar giliran kalian,' gumam Jessica dengan tersenyum smirk.

Jessica berdiri lalu berjalan ke belakang berpura pura akan buang sampah, kemudian dia memeluk Antonio juga Erick. Di bajunya masih ada coklat kue, lalu Jessica menggosokan ke wajah mereka berdua.

Antonio dan Erick terkejut dan berteriak, semua yang ada di dalam kelas langsung melihat ke arah Antonio dan Erik termasuk Bu Endang. Mereka semua langsung tertawa melihat Antonio dan Erick

"Maaf, Bu. Aku tidak mau sendirian." Tanpa berdosa Jessica tertawa dan kembali ke tempat duduk, dia menoleh ke belakang dan mengerlingkan matanya kepada Antonio dan Erick.

Jessica kembali duduk di samping Lia, diamelirik ke Andrew dan mendapatkan pelototan mata dari pria itu. Jessica langsung tertawa lalu tiba-tiba lengannya di cubit oleh Lia.

"Auuhh sakit Lia," rintih Jessica sambil mengelus-elus bekas cubitan Lia.

"Lihat, aku jadi basah," keluh dengan wajah kesal dan cemberut.

"Sama aku lebih basah sampai daleman juga." Mendengar keluhan Jessica, Lia cekikikan.

Jam sekolah usai, Jessica bersiap-siap untuk pulang, Ia melihat Andrew berjalan menghampirinya. Jessica tersenyum melihat wajah datar temannya itu.

"Ayo pulang," ajak Andrew sambil membersihkan coklat yang ada di kemejanya.

"Iya Ayo, aku sudah kedinginan," ujar Jessica dengan menenteng tas punggungnya.

Jessica dan Andrew keluar dari kelas lalu menuju parkiran, Andrew mengambil motornya dan berhenti tepat depan Jessica. Dia memberikan helm tapi tidak Jessica memakainya karena rambutnya masih basah dan bau amis telur.

Andrew dan Jessica pulang, tidak lama kemudian mereka tiba di gedung apartemen. Jessica turun dan langsung berlarian ke dalam, sampai di unit tempat dia tinggal, Jessica langsung membuka pintu lalu berlari ke kamar mandi. Jessica tidak tahu kalau Carlos tidak ke kantor.

"Kenapa Jessi ?" tanya Carlos dengan wajah kebingungan.

"Jess … Jess," panggil Carlos sambil sambil berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

"Kenapa, Carlos?" tanya Jessica dari dalam kamar mandi.

"Kamu baik baik saja?" tanya Carlos lagi seraya berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Iya, kamu tidak kerja, Carlos?" Kembali Jessica bertanya sambil mengguyur air dari shower.

"Iya," sahut Carlos dengan wajah yang masih bingung.

"Carlos aku lupa bawa handuk, tolong ambilkan di kamar please," pinta Jessica dengan memohon kepada Carlo, tadi karena terburu-buru Jessica lupa mengambil handuk

Carlos pergi ke kamar Jessica dan mengambil handuk kemudian dia mengetuk pintu dan memberikan handuk itu kepada pada Jessica.

"Jess … ini handuknya." Jessica berdiri di belakang pintu dan mengulurkan tangan mengambil handuk itu.

Jessica selesai lalu masuk ke kamar, dia mengambil pakaian dan memakainya, Jessica keluar dan berjalan menuju ruang Tv. Jessica melihat Carlos, kemudian menghampirinya.

"Carlos tolong cium rambutku kalau masih bauh amis." Carlos berdiri dan mencium rambut Jessica. "Masih bauh?" tanya Jessica.

"Tidak, sudah bauh harum. Memang kenapa dengan rambutmu?" tanya Carlos seraya duduk kembali.

"Tadi di sekolah aku di siram pakai air, terus di kepalaku dipecahin telur, lalu mereka menyiramku lagi pakai coklat bubuk juga terigu. Setelah itu kue, mereka benamkan di wajahku, tadi aku sudah seperti badut Carlos," tutur Jessica dengan wajah cemberut tapi Carlos malah menertawainya.

"Oh … begitu," gumam Carlos sambil dan menghampiri Jessica. "Happy birthday, Jessi," ucap Carlos sambil memeluk Jessica lalu mencium kedua pipi gadis itu.

Carlos juga mencium bibir Jessica, tapi anehnya Jessica juga membalas ciuman Carlos. Kini mereka berdua saling berciuman dan memainkan lidah. Jessica tersadar lalu berhenti.

"Ganti pakaianmu, kita ke mall sekarang." Jessica hanya menganggukkan kepala lalu pergi ke kamar. Dia menyisir rambutnya dan mengganti pakaian sambil pikirannya tertuju kepada ciuman Carlos di bibirnya. Setelah selesai Jessica keluar menemui pria itu.

"Carlos, aku sudah selesai." Carlos berdiri lalu turun ke lantai satu diikuti oleh Jessica.

Carlos membuka pintu dan menyuruh Jessica lebih dulu keluar, lalu Carlos mengikuti dari belakang dan mengunci pintu. Mereka berjalan ke lift, Carlos menekan tombol.

Lift terbuka, mereka'pun masuk dan turun ke basement. Jessica berjalan di samping Carlos, tiba di mobil Carlos membukakan pintu untuk Jessica kemudian dia berjalan ke sisi lain lalu masuk ke mobil.

Carlos menghidupkan mesin mobil, dan keluar meninggalkan basement. Biasanya mereka ke mall jalan kaki tapi kali ini menggunakan kendaraan roda empat.

"Carlos kenapa pakai mobil?" tanya Jessica dengan heran sambil mata melihat sana sini.

"Kamu mau jalan kaki sampai Thamrin," jawab Carlos sambil terseyum melihat Jessica.

"Oh … mau ke Thamrin." Carlos menganggukkan kepala sambil mata tetap lurus ke depan.

"Iya kita ke mall di daerah Thamrin." Jessica mengerutkan dahi, untuk apa jauh-jauh ke Thamrin sedangkan di dekat apartemen ada mall besar.

"Kenapa harus ke sana?" Jessica kembali bertanya dengan menatap wajah Carlos.

"Di Thamrin banyak butik yang bagus," sahut Carlos lalu dia melajukan kendaraannya.

Jessica menyetel musik di mobil lalu terdengar lagu photograph, "I like this songs," seru Jessica dengan menambah volume musik dan dia ikut menyanyi tapi pelan.

Carlos melihat Jessica lalu terseyum, dia memegang tangan gadis itu dan meletakkan di dada sambil ikut bernyanyi. Saat di reff mereka berdua bernyanyi dengan keras.

'So you can keep me inside the pocket of your ripped jeans

Holding me closer'til our eyes meet

You won't ever be alone, wait for me to come home.

Carlos memandang Jessica sambil mencolek dagu gadis itu kemudian memegang kembali tangan Jessica. Tidak lama kemudian mereka tiba di daerah Thamrin Jakarta Pusat, Carlos langsung mengarahkan mobil ke mall dan masuk parkiran di basement.

Selesai memarkirkan mobil mereka masuk ke dalam mall. Carlos memegang tangan Jessica sambil berjalan menuju ke butik.

Mereka masuk di salah satu butik, Carlos melihat gaun-gaun yang di pajanag disitu tapi tidak menaril di mata Carlos, begitu juga dengan Jessica.

Merekapun pindah ke butik lain. Carlos melihat salah satu gaun, dia mengambilnya lalu memberikanya pada Jessica dan meminta gadis itu untuk mencobanya.

"Mba, ini bisa di coba?" tanya Jessica kepada penjaga butik sambil menunjuk gaun yang di pegang oleh Carlos.

"Iya bisa," jawab penjaga butik, lalu mengantar Jessica ke kamar pas

Jessica masuk ke kamar pas dan mencoba gaun itu, tangannya tidak bisa menjangkau resletingnya. Jessica meminta tolong penjaga butik, tapi Carlos yang masuk.

Dia menaikan resletingnya lalu melihat Jessica lewat cermin, Carlos menyuruh Jessica berputar dan memperhatikan gaunnya cocok atau tidak.

"Gaunnya bagus Jess. Sesuai dengan bentuk badanmu, ini cocok kamu pakai," puji Carlos di telinga Jessica. "Kamu terlihat seksi." Kata Carlos lagi yang langsung mendapatkan cubitan dari Jessica di perut Carlos.

"Auch ... sakit, Jess," rintih Carlos sambil mengelus bekas cubitan Jessica.

"Makanya jangan menggodaku," ujar Jessica pada dengan wajah cemberut. "Carlos gaun ini terlalu terbuka dan belahannya terlalu panjang," keluh Jessica sambil memperhatikan tubuhnya di cermin.

"Jess, gaun ini terlihat indah dan cocok di badanmu. Ini saja ya," saran Carlos lagi dengan wajah memohon.

"Baiklah kalau begitu." Carlos tersenyum lalu keluar dari kamar pas.

Jessica melepaskan gaun itu lalu melihat harganya, dia terkejut dan membelalakan. "Gaunnya mahal sekali?" gumam Jessica dalam hati sambil keluar dari kamar pas.

Carlos mengambil gaun itu dari tangan Jessica lalu memberikannya kepada penjaga butik kemudian mereka pergi ke kasir. Jessica melihat Carlos membayar pakai kartu, tidak lama kemudian Carlos mengajak Jessica ke tempat lain.

Carlos mengajak Jessica masuk di toko sepatu, dia melihat-lihat high heels, lalu Jessica menghampiri Carlos dan berbisik.

"Carlos aku tidak suka kalau terlalu tinggi." Carlos melepaskan sepatu yang dia pegang lalu menatap Jessica.

"Kamu mau berapa centi meter?" tanya Carlos sambil memperhatikan sepatu-sepatu yang ada di pajangan.

"7 cm saja." Carlos menganggukan kepala lalu memilihkan sepatu untuk Jessica.

Hari ini Carlos membelikan Jessica gaun, tas pesta dan sepatu. Selesai mereka'pun pulang.