Chereads / Fate x Danmachi: The Sword Prince / Chapter 36 - Chapter 36

Chapter 36 - Chapter 36

Tak lama setelah meninggalkan penginapan, Loki dan anggota Loki Familia tiba di sebuah restoran di Melen, tempat pertemuan yang telah diatur dengan dua dewa penting. Njord, dewa yang bertanggung jawab atas kota Melen, dan Kali, dewi perang yang baru saja mereka hadapi dalam pertempuran sebelumnya, sudah menunggu di sana. Saat Loki melihat keduanya, senyuman licik menghiasi wajahnya. "Hah, ternyata aku tak perlu mengadakan dua pertemuan terpisah," katanya dengan nada puas.

Di dalam restoran, ketiga dewa itu duduk di sebuah meja bundar yang diletakkan di sudut ruangan. Njord, dengan rambut coklat dan ekspresi penuh penyesalan, duduk dengan tenang, sementara Kali yang berperawakan lebih kecil dan agresif tampak bersandar dengan santai, memandang Loki dengan mata penuh minat. Loki tampak senang, meski dia tahu pertemuan ini bukan sekadar formalitas biasa. Sementara itu, anggota Loki Familia tetap berada di luar restoran, memberikan ruang bagi para dewa untuk berbicara secara pribadi.

Begitu ketiganya duduk, Loki segera memulai pembicaraan dengan nada santai namun tegas. "Baiklah, Njord, mari kita mulai dengan pertanyaan yang sudah menunggu di kepalaku," ucap Loki sambil menatap Njord dengan tajam. "Kau adalah dewa yang bertanggung jawab atas Melen, kota ini berada di bawah pengawasanmu. Tapi kenapa kau menyelundupkan Violas ke dalam laut?"

Njord, yang sedari tadi tampak tenang, mulai menundukkan pandangannya. Ekspresi rasa bersalah terpancar jelas di wajahnya. "Aku tahu, Loki," ucapnya dengan nada rendah. "Aku seharusnya menjaga kota ini lebih baik. Tapi... Violas yang aku biarkan masuk ke laut lebih memilih untuk memakan monster lain daripada menyerang manusia. Itu membuat nelayan bisa memancing dengan aman, tanpa harus khawatir diserang oleh monster-monster yang lebih ganas."

Loki menghela napas panjang, wajahnya menunjukkan rasa kecewa yang mendalam. "Kau sungguh tidak berpikir jauh ke depan, ya?" ucapnya dingin. "Apa kau tidak sadar, Njord, bahwa Violas adalah monster yang bisa berkembang biak dengan cepat? Lebih buruk lagi, tidak seperti kebanyakan monster lainnya, Violas bisa dikendalikan oleh anggota Evilus." Suaranya berubah tajam, menekankan betapa serius masalah ini.

Njord tertunduk lebih dalam, rasa bersalah di wajahnya semakin kentara. "Aku... aku tidak berpikir bahwa masalah ini bisa berkembang sejauh ini. Aku hanya ingin melindungi nelayan dan penduduk kota dari bahaya monster lainnya," ucapnya pelan, suaranya penuh penyesalan. "Aku terlalu fokus pada solusi jangka pendek tanpa mempertimbangkan bahaya jangka panjang yang bisa datang."

Loki menatap Njord sejenak, tampak berpikir keras. Setelah beberapa detik hening, dia mengalihkan pandangannya, kali ini lebih serius. "Kalau begitu, aku ingin tahu dari mana kau mendapatkan Violas ini? Siapa yang membawanya ke sini?" tanya Loki, suaranya terdengar lebih tenang, meskipun ketegangan tetap ada di antara mereka.

Njord menghela napas panjang sebelum menjawab. "Beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan seseorang... seseorang yang tampak tahu banyak tentang saluran air bawah tanah yang menghubungkan Orario dan Melen. Dia yang menawarkan untuk menyelundupkan Violas ke dalam kanal-kanal itu. Awalnya, aku ragu. Tapi, setelah mendengar bagaimana Violas bisa mengendalikan populasi monster laut, aku... aku setuju untuk menerima tawaran itu."

Loki mendengarkan dengan cermat, tampak tak terkejut namun tetap waspada. "Seseorang, katamu?" tanyanya dengan nada lebih tajam. "Apa kau tahu siapa orang itu? Apa dia bagian dari Evilus?"

Njord menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Aku... aku tidak yakin. Dia tidak menyebutkan afiliasinya secara langsung, tapi dari caranya berbicara, aku merasakan ada sesuatu yang tidak benar. Saat itu, aku terlalu fokus pada hasil jangka pendek dan tidak mendalami siapa dia sebenarnya," jawabnya, menunduk lagi seolah semakin sadar akan kesalahannya.

Loki, yang mendengarkan semua penjelasan ini, tampak tidak puas. "Jadi kau tidak punya petunjuk tentang siapa dia?" desaknya, berharap Njord bisa memberikan lebih banyak informasi.

Namun, Njord hanya bisa menggeleng. "Aku benar-benar tidak tahu siapa dia, hanya bahwa dia berasal dari Orario dan sangat paham tentang kanal-kanal rahasia yang menghubungkan kota ini dengan Orario."

Suasana menjadi semakin tegang setelah pengakuan itu. Loki, yang semula tampak santai, kini memperlihatkan ekspresi serius. Kali, yang sejak awal pertemuan ini diam sambil mengamati, akhirnya tertawa kecil, tampaknya terhibur dengan drama yang terjadi di hadapannya. "Sepertinya kota ini punya lebih banyak rahasia daripada yang kita kira," katanya dengan nada sinis.

Loki mendengus, matanya masih tertuju pada Njord, namun jelas ia tidak mengabaikan ucapan Kali. "Kita perlu menyelidiki lebih lanjut tentang kanal ini dan siapa orang yang menawarkan Violas. Tapi untuk sekarang, Njord, aku ingin kau berhenti berurusan dengan monster-monster itu. Ini sudah cukup berbahaya."

Njord hanya mengangguk, menyadari kesalahannya. "Aku akan memastikan tidak ada lagi Violas yang masuk ke laut Melen," janjinya, penuh rasa bersalah.

Setelah mendengarkan pengakuan Njord, Loki beralih dengan cepat ke arah Kali yang duduk di hadapannya. Dengan tatapan tajam dan penuh kecurigaan, Loki tidak membuang waktu untuk langsung menanyakan pertanyaan yang mengganjal di pikirannya. "Sekarang giliranmu, Kali," ucapnya, nadanya lebih serius. "Kenapa kau menyerang anggota perempuanku, terutama Tiona dan Tione?"

Kali, dewi perang yang kecil namun berbahaya, hanya tersenyum penuh kesombongan, seolah-olah pertanyaan itu tidak lebih dari lelucon baginya. "Apa salahnya? Argana dan Bache adalah senior Tiona dan Tione ketika mereka masih di Kali Familia," jawabnya dengan nada ringan. Senyumnya menyiratkan bahwa dia tidak menyesal atas tindakannya, bahkan seolah bangga telah mengadu mereka dalam pertempuran.

Mendengar jawaban itu, Loki mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap Kali lebih dekat. Dengan satu telunjuk yang terulur, dia menekan keras ke arah Kali seolah ingin memperingatkannya. "Dengar ya, Kali, sekarang mereka berdua adalah bagian dari Familiku. Jangan coba-coba untuk macam-macam lagi. Tiona dan Tione bukan lagi bagian dari Kali Familia, dan kau sebaiknya ingat itu," ucap Loki dengan tegas, menekankan bahwa tidak ada toleransi untuk campur tangan dalam urusan anggota Familia miliknya.

Kali, yang tidak terpengaruh oleh ancaman Loki, hanya mengangkat bahu dan bersandar lebih jauh ke kursinya, tampak santai dan penuh percaya diri. "Tenang saja, Loki. Kami hanya ingin menyelesaikan urusan lama. Tapi, sejujurnya, kau sudah tahu, kan, bahwa ini bukan hanya soal masa lalu?" kata Kali dengan nada misterius, senyum jahat masih bermain di wajahnya.

Melihat Kali tetap tenang, Loki mengerutkan kening, menyadari ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi. "Apa maksudmu? Apakah ini ada hubungannya dengan Ishtar Familia?" tanya Loki, kini mencium adanya konspirasi yang lebih luas.

Kali tertawa kecil, tampak senang bahwa Loki sudah mulai mencurigai hal yang benar. "Ya, sebenarnya kami bekerja sama dengan Ishtar," jawab Kali sambil melirik ke arah luar jendela. "Ishtar punya rencana besar untuk menjatuhkan Freya. Sementara dia mencoba menyingkirkan musuh besarnya, kami bertugas mengalihkan perhatianmu dan Familiamu."

Mendengar pengakuan itu, tatapan Loki menjadi semakin tajam. Dia tahu bahwa Ishtar sudah lama tidak menyukai Freya, tetapi aliansi ini jelas membawa lebih banyak risiko daripada yang dia perkirakan. "Ishtar ingin menjatuhkan Freya? Itu bukan hal baru," ujar Loki dengan nada berpikir, tangannya menyentuh dagunya. "Tapi bagaimana dia bisa berharap menang melawan Freya? Ishtar tidak punya anggota yang levelnya bisa menyaingi anggota Freya Familia."

Kali tersenyum lebih lebar, seolah menunggu Loki mencapai kesimpulan yang benar. "Tepat sekali, Loki. Ishtar tahu dia tidak bisa melawan Freya dengan kekuatan biasa. Itu sebabnya dia punya senjata rahasia. Sesuatu yang mungkin bisa memberikan kesempatan padanya untuk melawan dewi terkuat di Orario," ungkap Kali dengan nada misterius, menikmati kebingungan Loki.

Loki duduk tegak, merasakan kegelisahan mulai merayap ke dalam pikirannya. "Senjata rahasia? Apa yang dia punya?" desak Loki, kini semakin curiga dengan rencana besar Ishtar.

Namun, Kali hanya mengangkat bahu, pura-pura tidak tahu lebih dari yang sudah dia katakan. "Itu sesuatu yang harus kau cari tahu sendiri. Aku tidak ingin merusak kejutan Ishtar," jawab Kali sambil tertawa kecil, seolah-olah pertempuran ini hanyalah permainan baginya.

Loki menatap Kali dengan tajam, tidak terhibur oleh sikap santainya. Tapi sekarang, lebih dari sebelumnya, dia tahu bahwa situasi ini jauh lebih rumit daripada yang dia duga. Ada sesuatu yang besar sedang terjadi, dan Ishtar jelas bukan hanya sekadar pesaing biasa. Jika dia memiliki senjata rahasia untuk melawan Freya, itu berarti masalah yang jauh lebih serius sedang berkembang di bawah permukaan.

"Kami akan menyelidiki ini lebih lanjut," kata Loki dengan nada tegas, meskipun dia tahu bahwa ini baru permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar. "Kau bisa memberi tahu Ishtar bahwa kami tidak akan tinggal diam."

Setelah pembicaraan yang intens di restoran, Loki berdiri dari kursinya, siap untuk pergi. Sebelum melangkah keluar, dia menoleh sekali lagi ke arah Kali, ekspresinya tegas. "Ingat, Kali, aku tidak ingin melihat anggota Familiamu berkelahi lagi dengan anggota Loki Familia, terutama Argana yang sepertinya masih haus darah," ucap Loki dengan nada peringatan.

Kali, yang sedari tadi tampak tenang dan santai, hanya menghela napas panjang. "Mereka sudah tidak berguna sekarang," jawabnya acuh tak acuh, seolah apa yang terjadi dengan anggotanya tidak lagi penting baginya. Senyum kecil sinis bermain di sudut bibirnya.

Loki, yang penasaran dengan sikap tenang Kali, melirik ke luar restoran melalui jendela. Dia melihat Finn yang berada di luar sedang dalam situasi yang tidak nyaman. Argana, Amazon yang baru saja kalah, tampak menggoda Finn dengan agresif. Sementara itu, Tione berdiri di antara mereka, mencoba menghalangi Argana, namun tetap tak bisa menyembunyikan kecemburuannya. Finn hanya bisa menggelengkan kepalanya, tampak bingung harus berbuat apa, meskipun dia menjaga sikap tenang seperti biasa.

"Amazon...," gumam Loki pada dirinya sendiri. Kali, yang memperhatikan pandangan Loki, hanya menyeringai kecil dan berkata dengan nada yang seolah menganggap hal itu wajar, "Kau tahu, Loki, Amazon selalu tertarik pada lelaki yang mengalahkannya. Itu sifat dasar mereka." Kali tampak puas melihat kekacauan kecil yang terjadi di luar.

Di sisi lain, Gareth tampak sibuk. Dia dikelilingi oleh beberapa Amazon yang terus mengejarnya, meskipun dia berusaha untuk menghindar dengan langkah berat dan tawa keras. Para Amazon itu jelas tertarik pada kekuatan Gareth, yang terkenal sebagai petarung tangguh. Namun, Gareth hanya bisa menggerutu sambil berjalan lebih cepat, berusaha menjauh dari mereka.

Sementara itu, Shirou, yang duduk di bangku luar bersama Lefiya, sama sekali tidak dianggap oleh Amazon di sekitar mereka. Berbeda dengan Finn dan Gareth yang menjadi pusat perhatian, Shirou dibiarkan sendirian, mungkin karena perannya yang lebih pasif dalam pertempuran melawan Kali Familia.

Lefiya, yang duduk di sebelah Shirou, memperhatikan situasi itu dan tersenyum kecil. Dia mendekatkan dirinya ke Shirou dan berbisik dengan nada pelan namun menggoda, "Kau beruntung, Shirou. Malam itu kita langsung kabur. Kalau tidak, mungkin kau juga akan dikejar seperti mereka."

Shirou, yang mendengar candaan Lefiya, hanya tersenyum malu dan sedikit terdiam, ingatannya kembali ke malam di mana mereka berdua melarikan diri setelah menyelamatkan Lefiya. Di satu sisi, dia merasa bersyukur karena terhindar dari situasi yang canggung seperti Finn dan Gareth, tetapi di sisi lain, dia juga merasa sedikit lega karena peranannya yang lebih tenang membuatnya luput dari perhatian Amazon yang agresif.

Dengan senyum kecil di wajahnya, Shirou menatap Lefiya. "Iya, kurasa aku memang beruntung malam itu," jawabnya pelan, meskipun di dalam hatinya dia juga tahu bahwa dia lebih memilih berada di situasi yang lebih damai bersama Lefiya daripada terlibat dalam keramaian yang penuh dengan godaan dan kebingungan.

Melihat anggotanya digoda tanpa henti oleh para Amazon dari Kali Familia, Loki mulai kehilangan kesabarannya. Dengan tatapan tajam yang diarahkan pada Kali, dia melipat kedua tangannya dan berkata, "Hei, Kali, cukup sudah. Tarik anggotamu pergi sekarang sebelum mereka membuat masalah lebih besar."

Kali, yang seolah tak peduli, hanya mengangkat bahu. Namun, dengan sedikit anggukan malas, dia memanggil anggotanya. "Kalian, ayo kita pergi," katanya dengan nada datar, meskipun senyum jahil masih tersisa di wajahnya.

Saat para Amazon dari Kali Familia mulai beranjak pergi, Argana, yang masih tidak bisa menahan godaannya, memberikan satu sentuhan terakhir sebelum benar-benar pergi. Dia berbalik ke arah Finn dan, dengan senyuman nakal di wajahnya, melemparkan flying kiss ke arah kapten Loki Familia. Finn, yang sudah terbiasa dengan segala bentuk godaan dan keusilan, hanya menghindar dengan canggung sambil menggelengkan kepalanya, jelas-jelas tidak tertarik dengan aksi Argana.

Begitu Kali Familia benar-benar pergi, Loki segera mengumpulkan semua anggotanya untuk sebuah briefing singkat. "Oke, berkumpul sebentar!" panggilnya dengan nada ceria yang khas, meskipun dia tahu para anggotanya sudah lelah dan ingin segera bersantai.

Begitu semua anggota Loki Familia berkumpul, Loki bisa merasakan energi dari kelompoknya yang sudah mulai menurun. Mereka sudah jelas ingin liburan dan menikmati sisa waktu di Melen tanpa perlu memikirkan pertempuran atau masalah lainnya.

Melihat semangat liburan itu, Loki tersenyum licik. "Aku tahu kalian sudah gatal ingin bersantai," katanya, mencoba menggoda para anggotanya. "Jadi, aku punya kejutan untuk kalian. Aku akan menyewa sebuah kapal besar, dan kita akan berlayar di laut! Bagaimana?!"

Mendengar pengumuman itu, suasana langsung berubah. Tiona, yang sangat menyukai ide berlayar, langsung bersorak dengan penuh semangat. "Wow! Ini akan menyenangkan!" serunya dengan wajah berbinar, tak sabar membayangkan betapa serunya petualangan di atas kapal.

Namun, sebelum antusiasme itu semakin melonjak, Loki dengan cepat menambahkan, senyum liciknya semakin lebar. "Tapi tunggu dulu! Kapal yang kita sewa itu bukan hanya untuk bersantai." Dia berhenti sejenak, membiarkan rasa penasaran mereka menguat sebelum melanjutkan dengan nada penuh teka-teki. "Yang ikut naik kapal juga akan memancing... dan membasmi Violas yang ada di laut!"

Wajah ceria Tiona langsung berubah menjadi sedikit kaget, diikuti oleh anggota Loki Familia lainnya yang mulai memahami bahwa perjalanan ini mungkin tidak akan se-santai yang mereka bayangkan. "Apa? Membasmi Violas?!" seru Tiona, meskipun ada sedikit keterkejutan, semangat petualangannya tak pernah padam. "Yah, itu juga kedengarannya seru!"

Sementara itu, Shirou yang berdiri di samping Lefiya hanya bisa tersenyum kecil. Dia tahu bahwa apapun rencana Loki, selalu ada unsur kejutan yang melibatkan mereka dalam petualangan baru. Lefiya, yang awalnya berharap bisa bersantai di Melen, tampak sedikit cemas. "M-Membasmi Violas?" bisiknya pelan, meskipun dia tahu bahwa dalam Loki Familia, tidak ada yang pernah benar-benar bisa berlibur sepenuhnya.

Loki hanya tertawa melihat reaksi mereka. "Ayo, bersiaplah. Kalian bisa bersantai setelah kita menangani sedikit urusan monster laut itu," katanya sambil melambaikan tangannya, memimpin kelompoknya untuk bersiap-siap berlayar.

Finn dan Riveria melangkah maju, mendekati Loki dan anggota lainnya yang bersiap untuk berlayar. Dengan sikap tenang namun tegas, Finn memberi salam kepada semua orang. "Maaf, kami tidak bisa ikut berlayar kali ini," katanya. "Aku dan Riveria harus membantu Guild untuk membereskan urusan korupsi yang mereka hadapi. Ada banyak hal yang perlu diperiksa."

Riveria, berdiri di samping Finn, menambahkan, "Ini mungkin tidak akan selesai dalam sehari, tapi kami harus memastikan semuanya beres. Semoga kalian bisa menikmati waktu kalian tanpa masalah." Ekspresi tegasnya tidak berubah, tapi nada suaranya menunjukkan kepercayaan pada rekan-rekannya.

Anggota lain yang juga ingin bersantai ikut pamit. Loki, dengan senyuman licik di wajahnya, melambaikan tangan. "Baiklah, biarkan kami yang menangani petualangan laut ini! Kalian bereskan urusan politik di darat, kami akan bertarung dengan monster laut!"

Dengan demikian, Loki memimpin anggota yang tersisa menuju pelabuhan. Bete, Lefiya, Aiz, Shirou, Gareth, Tiona, dan Tione mengikuti di belakangnya. Ketika mereka tiba di pelabuhan, Loki dengan bangga menunjuk sebuah kapal nelayan besar yang tampak kokoh dan siap untuk berlayar. "Nah, inilah kapal kita!" serunya dengan semangat, menyuruh mereka semua masuk ke kapal.

Saat mereka mulai menaiki kapal, anggota Loki Familia mengagumi ukuran dan kondisi kapal itu. Tiona melompat dengan antusias, memeriksa setiap sudut kapal, sementara Aiz berdiri di dek, menikmati semilir angin laut yang lembut. Shirou, yang belum pernah naik kapal seperti ini sebelumnya, tampak terkesan dengan besarnya kapal nelayan tersebut.

Namun, setelah semua berada di atas kapal, Loki tampak kebingungan sejenak. Dia melihat sekeliling dan bertanya dengan nada canggung, "Tunggu sebentar... siapa yang akan jadi nahkoda kapal ini?"

Bete, yang berdiri di dekatnya, menggerutu dengan nada jengkel. "Seharusnya kau menyewa kapal dengan nahkoda sekaligus. Ini buang-buang waktu." Ekspresi wajahnya menunjukkan ketidakpuasan, meskipun dia tetap berdiri di sana tanpa niat untuk turun dari kapal.

Gareth, yang terkenal dengan sifat santainya, menawarkan diri dengan tawa besar. "Yah, kalau tidak ada yang mau, aku bisa menjadi nahkoda! Bagaimana? Aku pasti bisa mengendalikannya!"

Tione, yang sedikit ragu, melirik Gareth dengan skeptis. "Apa kau punya pengalaman berlayar, Gareth?" tanyanya, terlihat sedikit khawatir dengan tawaran mendadaknya.

Gareth tertawa keras, menepuk perutnya. "Pengalaman pertama, tentu saja! Tapi aku yakin ini tidak sulit. Kita hanya perlu mengikuti angin dan menjaga keseimbangan kapal, kan?" candanya, seolah menganggap mengemudikan kapal semudah menyusuri jalan di darat.

Loki memutar matanya dengan ekspresi tak habis pikir, tapi kemudian melangkah maju dengan gaya dramatis yang khas. Dia berdiri di depan kapal dengan pose dramatis, mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan berteriak, "Kapal, berlayarlah!"

Suasana menjadi lebih riuh ketika Gareth melangkah maju ke kemudi, siap untuk mencoba menjadi nahkoda kapal. Meskipun ada keraguan di benak beberapa anggota, semua orang tidak bisa menahan tawa dan kegembiraan yang mulai terasa. Dengan Loki yang memimpin dengan cara khasnya, petualangan laut mereka baru saja dimulai.

Dengan Loki memimpin dengan gaya dramatisnya, petualangan di laut pun dimulai. Shirou, yang berdiri di dekat dek, diberikan tugas untuk menarik jangkar. Dengan kekuatan yang sudah terlatih dari pertempuran di Dungeon, dia menarik rantai jangkar dengan cepat. Begitu jangkar terangkat, kapal itu mulai bergerak perlahan, perlahan-lahan meninggalkan dermaga dan mulai berlayar di lautan luas.

Namun, masalah segera muncul. Kapal itu terus oleng ke kanan dan kiri, membuat beberapa anggota Loki Familia harus berpegangan pada sesuatu agar tidak terjatuh. Gareth, yang mengambil peran sebagai nahkoda, tampak berjuang keras untuk mengendalikan kemudi. "Whoa, kapal ini tidak seimbang!" serunya, sambil berusaha mengontrol kemudi, meskipun jelas dia tidak terbiasa dengan sensasi mengendalikan kapal yang besar.

Tione dan Tiona menahan tawa melihat Gareth yang panik sambil mengendalikan kemudi. Tione, yang ragu sejak awal, menggelengkan kepala. "Aku sudah menduga ini akan terjadi..." ucapnya pelan, sementara Tiona tampak lebih terhibur daripada khawatir.

Setelah beberapa kali kapal oleng dengan keras, Gareth akhirnya mulai menyesuaikan diri. Dia mengusap keringat dingin di dahinya, tersenyum puas ketika kapal itu akhirnya mulai berlayar dengan lebih tenang. "Hah, lihat, aku bilang aku bisa mengendalikannya," katanya dengan bangga, meskipun beberapa anggota lainnya masih tampak ragu.

Sementara itu, Loki tampak sibuk dengan rencana selanjutnya. Dia membawa sebuah kantong besar yang dipenuhi Magic Stone, yang nanti akan dijadikan umpan untuk memancing Violas, monster yang mereka incar. Dengan senyum penuh semangat, dia meletakkan kantong itu di tempat yang aman di dek, siap digunakan ketika mereka mencapai tengah laut.

Di bagian lain kapal, Shirou berdiri di dekat dek bersama Aiz dan Lefiya, menikmati angin laut yang menyapu lembut wajah mereka. Udara segar dan pemandangan laut yang luas membuat mereka merasa damai setelah semua ketegangan pertempuran di darat. Shirou memandang laut yang tenang, sesekali melirik ke arah Aiz dan Lefiya yang juga tampak menikmati momen tersebut.

Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Loki, dengan senyum penuh rencana licik, mendekati mereka bertiga sambil membawa tiga batang pancing yang besar. "Hei, kalian bertiga, jangan hanya berdiri di sana menikmati pemandangan. Ayo, waktunya bekerja! Ini adalah kesempatan emas untuk menangkap monster laut!" katanya, sambil menyerahkan masing-masing batang pancing kepada Shirou, Aiz, dan Lefiya.

Shirou menerima pancingnya dengan tatapan sedikit heran. "Menangkap monster laut... dengan pancing?" tanyanya sambil memandang batang pancing di tangannya, mencoba membayangkan bagaimana monster besar bisa tertangkap dengan alat sederhana ini.

Aiz, yang biasanya lebih terbiasa dengan pedang daripada pancing, menerima pancingnya tanpa banyak bicara. Sementara itu, Lefiya memegang batang pancing dengan hati-hati, tampak canggung namun bersedia mencoba. "Apakah ini benar-benar akan berhasil?" tanyanya, ragu-ragu.

Loki, yang tampaknya sangat yakin, hanya tertawa. "Tentu saja! Kalian lihat saja nanti. Laut ini penuh dengan kejutan!"

Dengan kapal yang akhirnya berlayar dengan stabil, mereka mulai menuju ke tengah laut yang lebih dalam. Suara gelombang yang menabrak sisi kapal terdengar menenangkan, sementara angin laut membawa kesejukan. Sembari menunggu, mereka mulai bersiap-siap untuk petualangan memancing mereka, meskipun di dalam hati mereka bertanya-tanya seperti apa monster laut yang akan mereka hadapi nanti.