Chapter 11 - Ch 11

Setelah mendapatkan saran dari Syr dan Mama Mia, Shirou memutuskan untuk melakukan riset mengenai Familia di Orario. Dengan semangat dan rasa ingin tahu yang besar, ia melangkahkan kakinya keluar dari Hostess of Fertility, siap untuk menjelajahi kota yang masih asing baginya ini.

Jalanan Orario dipenuhi dengan berbagai macam aktivitas. Para petualang dengan armor mereka yang berkilau, pedagang yang menjajakan barang dagangan mereka, dan penduduk biasa yang sibuk dengan urusan sehari-hari mereka. Shirou menyusuri jalan-jalan yang ramai, matanya menjelajahi setiap sudut kota, mencari informasi tentang Familia yang mungkin cocok untuknya.

Setelah beberapa saat berjalan, Shirou menemukan sebuah toko kecil dengan papan nama yang mencolok: "Blue Pharmacy - Miach Familia". Toko itu tampak sederhana namun terawat dengan baik, dengan berbagai tanaman obat dan ramuan yang dipajang di jendela depan. Tertarik dengan tampilan toko tersebut, Shirou memutuskan untuk memasukinya.

Saat ia membuka pintu, lonceng kecil di atasnya berdenting lembut. Aroma yang khas segera menyambut Shirou - campuran dari berbagai tanaman obat dan ramuan yang menciptakan atmosfer yang menenangkan namun juga penuh dengan energi magis yang samar.

Di balik meja kasir, Shirou melihat sosok seorang pria muda dengan rambut biru gelap yang panjang. Pria itu memiliki aura yang tenang dan bijaksana, namun ada sesuatu yang berbeda tentangnya. Shirou merasakan sensasi aneh, seolah-olah ia sedang berhadapan dengan sesuatu yang jauh lebih besar dari apa yang terlihat oleh mata telanjang.

"Selamat datang di Blue Pharmacy," sapa pria itu dengan senyum ramah. "Ada yang bisa saya bantu?"

Shirou terdiam sejenak, masih terkejut dengan perasaan yang ia rasakan. Namun, ia segera menguasai dirinya dan menjawab, "Ah, ya. Saya sedang mencari informasi tentang Familia di Orario. Apakah Anda bisa membantu saya?"

Pria itu tersenyum lebih lebar. "Tentu saja. Perkenalkan, saya Miach, pemimpin Miach Familia dan pemilik toko ini."

Mendengar nama itu, Shirou terkesiap. Ia menyadari bahwa ia sedang berhadapan langsung dengan seorang dewa. Perasaan surreal mulai menyelimuti Shirou. Di hadapannya berdiri seorang dewa yang telah menyegel kekuatannya sendiri untuk hidup di antara manusia dan menjalankan sebuah toko obat sederhana.

Shirou merasakan hidungnya yang sensitif terhadap energi sihir menangkap aroma yang unik dari Miach. Wangi campuran tanaman obat yang khas, namun ada sesuatu yang lebih - aroma ilahi yang samar namun tak terbantahkan. Aroma ini mengingatkannya pada Syr, meskipun berbeda. Jika Syr memiliki wangi bunga musim dingin, Miach memiliki aroma herbal yang menenangkan, namun keduanya memiliki unsur ilahi yang sama.

"Ada apa, anak muda?" tanya Miach, memecah lamunan Shirou. "Kau tampak terkejut."

Shirou menggelengkan kepalanya, mencoba menjernihkan pikirannya. "Maaf, Miach-sama. Saya hanya... tidak menyangka akan bertemu langsung dengan seorang dewa seperti ini."

Miach tertawa kecil. "Ah, kau tidak perlu seformal itu. Di sini, aku hanyalah seorang pemilik toko obat biasa. Tapi katakan padaku, apa yang ingin kau ketahui tentang Familia?"

Shirou menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Saya baru saja tiba di Orario dan berencana untuk menjadi petualang. Saya diberitahu bahwa bergabung dengan Familia adalah langkah yang bijaksana sebelum memasuki dungeon."

Miach mengangguk. "Itu benar. Familia bukan hanya sebuah kelompok, tapi juga sebuah keluarga. Kami para dewa memberikan berkat kami kepada para pengikut kami, membantu mereka tumbuh dan berkembang."

Shirou mendengarkan dengan seksama, masih terkesan dengan situasi ini. Ia tidak pernah membayangkan akan berbicara santai dengan seorang dewa seperti ini.

"Jadi, anak muda," lanjut Miach, "apakah kau tertarik untuk bergabung dengan Familia?"

Shirou terdiam sejenak, memikirkan pertanyaan itu. "Saya... masih belum yakin, Miach-sama. Saya ingin mempelajari lebih banyak tentang Familia yang ada di Orario sebelum membuat keputusan."

Miach tersenyum bijak. "Itu adalah sikap yang bijaksana. Tidak baik terburu-buru dalam membuat keputusan seperti ini. Familia adalah ikatan yang sakral dan seumur hidup."

Shirou mengangguk, merasa lega bahwa Miach memahami keraguannya. "Terima kasih atas pengertian Anda, Miach-sama. Bolehkah saya bertanya, apa yang membuat Miach Familia berbeda dari Familia lainnya?"

Miach tersenyum lembut. "Miach Familia mungkin bukan Familia terbesar atau terkuat di Orario, tapi kami memiliki keahlian dalam pembuatan obat dan penyembuhan. Kami percaya bahwa kekuatan sejati datang dari kemampuan untuk menolong dan menyembuhkan orang lain."

Shirou merasakan ketulusan dalam kata-kata Miach. Meskipun Miach Familia mungkin bukan yang terkuat, ada sesuatu yang menarik dari filosofi mereka.

"Itu sangat mulia, Miach-sama," kata Shirou dengan tulus. "Saya akan mempertimbangkan Miach Familia dalam pencarian saya."

Miach mengangguk puas. "Terima kasih, anak muda. Ingatlah, memilih Familia bukan hanya tentang kekuatan atau ketenaran. Ini tentang menemukan tempat di mana kau merasa benar-benar menjadi dirimu sendiri."

Shirou mengangguk, merasa mendapatkan wawasan baru. Setelah berbincang lebih lanjut dan membeli beberapa ramuan sederhana sebagai tanda terima kasih, Shirou pamit dari toko Blue Pharmacy.

Saat melangkah keluar, Shirou merasakan campuran emosi yang kompleks. Pertemuannya dengan Miach telah membuka matanya terhadap realitas dunia barunya ini - sebuah dunia di mana para dewa berjalan di antara manusia, menyegel kekuatan mereka demi hidup berdampingan dengan para pengikut mereka.

Dengan pikiran yang dipenuhi oleh informasi baru dan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, Shirou melanjutkan perjalanannya menyusuri jalanan Orario. Ia tahu bahwa masih banyak yang harus ia pelajari sebelum bisa membuat keputusan tentang Familia mana yang akan ia pilih. Namun, satu hal yang pasti - petualangannya di Orario baru saja dimulai, dan masih banyak misteri yang menanti untuk diungkap.

Saat Shirou melangkah keluar dari Blue Pharmacy, pikirannya dipenuhi oleh pertemuannya dengan Dewa Miach. Namun, ada satu hal yang terus mengganggu benaknya - aroma ilahi yang ia cium dari Miach, dan bagaimana hal itu mengingatkannya pada Syr.

Shirou berhenti sejenak di pinggir jalan, matanya menerawang jauh sementara pikirannya berputar. Pertemuannya dengan Miach telah membuka matanya pada kemungkinan bahwa para dewa bisa hidup di antara manusia, menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya. Dan kini, pikiran itu membawanya kembali pada Syr.

"Mungkinkah..." gumam Shirou pada dirinya sendiri, "Mungkinkah Syr juga seorang dewi?"

Shirou mengingat kembali pertemuannya dengan Syr. Gadis itu memang tampak biasa pada pandangan pertama - seorang pelayan ramah di Hostess of Fertility. Namun, ada sesuatu yang berbeda tentangnya. Kebaikan hatinya yang tulus, kebijaksanaan dalam kata-katanya, dan tentu saja - aroma bunga musim dingin yang memiliki sentuhan ilahi.

"Tapi mengapa?" Shirou bertanya pada dirinya sendiri. "Mengapa seorang dewi memilih untuk menyembunyikan identitasnya dan bekerja sebagai pelayan biasa?"

Shirou teringat bagaimana Miach, seorang dewa, memilih untuk menjalankan toko obat sederhana. Mungkinkah Syr juga memiliki alasan serupa? Ataukah ada motif lain di balik penyamarannya?

Namun, Shirou juga menyadari bahwa ia mungkin terlalu cepat mengambil kesimpulan. Bagaimanapun, ia baru saja tiba di Orario dan masih banyak yang belum ia ketahui tentang dunia ini. Mungkin ada penjelasan lain untuk aroma ilahi yang ia cium dari Syr.

"Aku tidak boleh terburu-buru membuat asumsi," Shirou memutuskan. "Ada banyak misteri di Orario yang belum aku pahami. Mungkin Syr memang seorang dewi, atau mungkin ada penjelasan lain untuk apa yang aku rasakan."

Shirou menghela napas panjang, menyadari bahwa spekulasinya tidak akan membawanya ke mana-mana tanpa bukti lebih lanjut. Ia memutuskan untuk tetap waspada dan mengamati, namun tidak akan mengonfrontasi Syr secara langsung tentang kecurigaannya.

"Yang bisa kulakukan sekarang adalah terus mencari tahu lebih banyak tentang dunia ini," pikir Shirou. "Mungkin dengan waktu, misteri tentang Syr akan terungkap dengan sendirinya."

Dengan tekad baru, Shirou melanjutkan perjalanannya menyusuri jalanan Orario. Matanya kini terbuka lebar, mengamati setiap detail kota dan penduduknya dengan seksama. Ia bertekad untuk memahami lebih dalam tentang dunia barunya ini, tentang para dewa dan Familia mereka, dan tentu saja, tentang misteri di balik senyum ramah Syr.

Sementara ia berjalan, Shirou menyadari bahwa petualangannya di Orario mungkin akan jauh lebih rumit dan menarik dari yang ia bayangkan sebelumnya. Dengan setiap langkah, ia semakin dekat dengan mengungkap misteri-misteri yang tersembunyi di balik fasad kota yang ramai ini. Dan mungkin, suatu hari nanti, ia akan menemukan kebenaran tentang Syr dan tempatnya sendiri di dunia yang penuh keajaiban ini.

Setelah berjalan-jalan di sekitar Orario, Shirou kembali ke Hostess of Fertility untuk melanjutkan pekerjaannya. Menjelang waktu makan malam, restoran itu mulai dipenuhi pelanggan. Shirou segera mengambil posisinya di dapur, membantu persiapan hidangan. Meski tidak diperbolehkan menggunakan dapur sebelumnya, ketrampilan memasaknya yang luar biasa telah memenangkan kepercayaan Mama Mia.

Saat bekerja, Syr mendekati dapur dan menyapa Shirou dengan senyum cerah. "Jadi, bagaimana hari ini? Apakah kau mendapatkan banyak informasi tentang familia?" tanyanya sambil membawa beberapa sayuran segar.

Shirou berhenti sejenak dari pekerjaannya dan menoleh ke arah Syr. "Ya, aku mengunjungi beberapa tempat, termasuk toko potion milik Miach Familia," jawabnya. "Ada banyak hal yang aku pelajari."

Syr tertawa kecil. "Oh, Miach Familia? Mereka memang terkenal dengan ramuan-ramuan mereka. Apakah kau bertemu dengan Miach sendiri?"

Shirou mengangguk. "Ya, dia sangat ramah dan membantuku memahami lebih banyak tentang dunia ini."

Saat ia berbicara, Shirou kembali merasakan aroma bunga musim dingin yang khas dari Syr. Aroma itu sangat mirip dengan aroma ilahi yang dirasakan dari Miach sebelumnya. Kali ini, Shirou memutuskan untuk lebih dekat dan memperhatikan dengan seksama. Dia menghirup dalam-dalam, mencoba menangkap lebih banyak nuansa aroma yang menyelimuti gadis di depannya.

Wajah Syr sedikit memerah melihat Shirou mengendus pelan ke arahnya. "Ada apa?" tanyanya dengan nada bercanda. "Apakah aku berbau tidak enak?"

Shirou tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Tidak, bukan itu," balasnya. "Hanya saja… aroma bunga yang kau miliki sangat unik, seperti sesuatu yang pernah kucium sebelumnya."

Syr tertawa kecil dan menjawab, "Oh, itu mungkin hanya wewangian biasa."

Namun, Shirou tidak yakin. Dia ingat aroma yang sama dari Miach, campuran yang memiliki aura ilahi. Semakin jelas bagi Shirou bahwa Syr menyembunyikan sesuatu. "Apa kau mungkin seorang dewi yang menyamar?" Shirou bertanya dalam hatinya.

Tapi dia memutuskan untuk tidak menanyakan langsung. Meskipun rasa ingin tahunya besar, Shirou memilih untuk menyimpan kecurigaannya sendiri. Bagaimanapun, dia masih belum memiliki bukti yang cukup. Lagipula, mengungkap rahasia seperti itu bisa menimbulkan masalah yang tidak dia inginkan.

Syr memandang Shirou, mencoba membaca ekspresi wajahnya. "Apa yang sedang kau pikirkan?" tanyanya sambil menyandarkan punggung ke meja dapur.

Shirou menggelengkan kepala. "Tidak ada yang penting," jawabnya dengan senyum tenang. "Aku hanya merasa sangat beruntung bisa bekerja di sini dan bertemu dengan orang-orang seperti kamu."

Syr tersenyum kembali, tampak senang dengan jawaban Shirou. "Yah, senang mendengar kau merasa begitu. Jika ada sesuatu yang ingin kau tanyakan, aku di sini untuk membantu."

Shirou hanya mengangguk. "Terima kasih, Syr. Aku akan ingat itu," katanya, sementara pikirannya berputar memikirkan aroma ilahi yang ia cium darinya. Dalam hatinya, Shirou memutuskan untuk merahasiakan kecurigaannya tentang Syr, setidaknya untuk saat ini.

Dia terus bekerja, membantu persiapan makan malam, sambil diam-diam mengamati gadis di sebelahnya, bertanya-tanya siapa sebenarnya Syr di balik senyuman manisnya

Shirou dan Syr melanjutkan pekerjaan mereka di dapur, mempersiapkan hidangan makan malam untuk para pelanggan yang semakin ramai. Sambil memotong sayuran, Shirou merasa bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk mencari tahu lebih banyak tentang para dewa dan alasan mereka berada di dunia.

Dia menoleh ke arah Syr, yang sedang sibuk mengaduk sup dengan cekatan. "Hei, Syr," panggilnya, mencoba bersikap santai meskipun ada rasa penasaran yang membara di dalam hatinya. "Aku ingin tahu sesuatu... tentang para dewa dan dewi yang turun ke dunia ini."

Syr berhenti sejenak, menatap Shirou dengan mata tertarik. "Oh? Apa yang ingin kau ketahui?" tanyanya dengan senyuman lembut.

Shirou melanjutkan dengan hati-hati, "Seperti yang aku lihat dengan Dewa Miach, dia menjalankan sebuah toko obat dan memberikan berkah kepada anggota Familia-nya. Mengapa para dewa seperti dia memutuskan untuk turun ke dunia ini dan hidup di antara manusia? Apa tujuannya?"

Syr tampak merenung sejenak sebelum menjawab. "Itu pertanyaan yang bagus, Shirou," katanya sambil melirik ke arahnya. "Ada banyak alasan mengapa para dewa memutuskan untuk turun ke dunia ini. Sebagian besar dari mereka melakukannya karena kebosanan."

"Kebosanan?" Shirou mengulangi dengan alis terangkat, tidak yakin apakah dia mendengar dengan benar.

Syr mengangguk sambil tertawa kecil. "Ya, kebosanan. Di Surga, para dewa memiliki kehidupan yang abadi dan tidak banyak yang bisa dilakukan. Mereka tidak bisa merasakan hal-hal seperti penderitaan, perjuangan, atau bahkan kesenangan hidup seperti yang kita alami. Jadi, mereka turun ke dunia ini untuk mencari pengalaman baru, untuk merasakan kehidupan yang lebih nyata, dan untuk memahami perasaan manusia."

Shirou mengangguk, berusaha mencerna apa yang dikatakan Syr. "Tapi mengapa mereka memberi berkah kepada manusia? Apakah ada alasan khusus untuk itu?"

Syr kembali tersenyum. "Memberikan berkah adalah cara para dewa untuk terlibat langsung dalam kehidupan manusia. Dengan memberikan berkah, mereka bisa membentuk Familia, seperti keluarga mereka sendiri. Mereka merasakan kegembiraan, kesedihan, dan perjuangan dari para anggota Familia mereka. Dalam banyak hal, itu adalah cara bagi para dewa untuk merasakan kehidupan manusia secara lebih mendalam."

Shirou merenungkan kata-kata Syr. "Jadi, ini semua tentang pengalaman dan memahami kehidupan manusia... tapi bukankah ada beberapa dewa yang memiliki tujuan atau motif tertentu?"

Syr menatap Shirou dengan tajam untuk sesaat, seolah mempertimbangkan seberapa banyak yang ingin ia katakan. "Ya, ada juga dewa yang memiliki tujuan tertentu," dia akhirnya menjawab. "Beberapa dewa mungkin turun untuk mencari sesuatu, menguji kekuatan mereka, atau bahkan mengejar mimpi tertentu. Setiap dewa memiliki alasan yang berbeda. Namun, sebagian besar dari mereka hanya ingin merasakan kehidupan dengan cara yang lebih nyata."

Shirou mendengarkan dengan seksama. "Aku mengerti... jadi, bisa dibilang, mereka mencari arti dalam kehidupan ini dengan cara yang sama seperti manusia."

Syr mengangguk dengan senyum yang hangat. "Tepat sekali. Meskipun mereka abadi dan memiliki kekuatan yang luar biasa, para dewa juga ingin menemukan makna dalam kehidupan mereka, seperti halnya manusia."

Shirou menatap Syr dengan pandangan yang lebih dalam, mencoba mencari tahu apakah dia bisa menangkap sesuatu dari cara bicara atau sikapnya yang bisa mengonfirmasi kecurigaannya. "Terima kasih, Syr. Penjelasanmu sangat membantu."

Syr tersenyum cerah, kembali fokus pada pekerjaannya. "Senang bisa membantu. Lagipula, hidup di Orario penuh dengan pertanyaan, tapi juga penuh dengan jawaban jika kau cukup sabar untuk mencarinya."

Shirou menahan senyuman kecil, memutuskan untuk tidak melanjutkan lebih jauh tentang kecurigaannya. Namun, kini dia merasa sedikit lebih paham tentang alasan di balik kehadiran para dewa di dunia ini, dan mungkin… lebih mengerti sedikit tentang Syr, meskipun masih banyak misteri yang tersisa.