Tanah Perjanjian
Pemandangan itu sungguh mengerikan, kepala terpenggal, tubuh di cincang, dan semua organ tubuh di keluarkan dengan senjata tajam. Valey tidak mengerti dengan perasaanya, melihat pembantaian brutal itu dia tidak merasakan takut, sedih, dan gemetar. Bahkan dia terlihat tenang, seperti hal itu sudah biasa baginya.
"Aku tidak mengerti perasaanku ini, seharusnya manusia normal akan gemetar menyaksikan pembantaian brutal itu. Apa mungkin aku sudah meninggalkan sisi kemanusiaan ku?"
Valey berfikir tentang, sistem dunia ini yang menghanyutkan pola pikirnya mengikuti arus dunia ini. Tidak bisa di pungkiri bahwa, jiwanya telah masuk ke dunia asing ini dan merubah status yang dulunya manusia menjadi demon. Pola pikirnya di paksa untuk memahami hal yang tak lazim, bahwa sistem dunia ini sangat brutal yang dimana mempunyai dua pilihan yaitu Dibunuh atau Membunuh.
"Mungkin sisi kemanusiaanku telah hilang, tapi bagiku selama melakukan hal yang menurutku benar aku akan melakukanya."
Di lain sisi dari pandangan para elf..
hey! mereka semua monster!!
apa-apaan kekuatan itu!? aku tidak mengira kekuatan gadis high elf itu sangat mengerikan!!
mereka semua kuat, apa kita akan baik-baik saja menjadi bawahan mereka?
Suara keributan pasukan elf, itu terdengar sampai ke telinga Raja elf, tentang situasi medan perang yang berbalik menjadi pembantaian pasukan kerajaan. Raja elf sangat terkejut mendengar laporan itu, karena perang ini hampir sama seperti perang yang terjadi di masa lalu. Yang dimana kekuatan besar saling beradu, hanya orang-orang kuat yang bisa melakukan semua ini.
Bahkan Arnesti yang merupakan saksi hidup perang masa lalu, tidak menyangka akan melihat kekuatan besar seperti itu sekali lagi. Perang ini seperti, pasukan pahlawan melawan iblis.
"Kami bangsa elf sangat beruntung, mendapatkan sekutu di saat krisis ini. Tapi di lain sisi, kejadian ini akan menjadi sejarah bagi dunia dan mungkin dunia ini akan mengalami kegemparan. Karena kekuatan ini, mungkin akan menjadi ancaman berbagai negara"
...
Saat ini, kondisi medan perang berubah menjadi lautan darah. Tumpukan mayat memenuhi jalan dan hutan sekitar, bau darah segar itu sangat menyengat hidung. Para pasukan elf yang melihat itu, tak kuasa menahan mual dan pusing.
Mahita kembali menghadap Valey, dengan membawa jendral musuh yang sudah tak berdaya. Seorang jendral yang terkenal akan keahlian pedang sihirnya, bukan tandingan Mahita yang merupakan High elf guardian.
"Yang mulia, saya telah membawa jendral musuh. Sebaiknya kita mengintrogasinya di tempat tertutup, karena kita tidak mungkin memperlihatkannya ke semua orang"
"Kau benar, untuk sekarang aku akan melakukan hal itu nanti. Yang terpenting saat ini adalah menemui Raja elf, karena akan terlihat tidak sopan kalau belum menemui pemimpin desa ini."
"Baik Yang mulia, saya akan meminta para prajurit elf untuk menyiapkan tempat introgasi"
Lalu Valey berjalan menuju ke tempat pertemuan, semua elf yang melihat Valey merasa takut tapi ada juga elf yang merasa senang karena telah menyelamatkan mereka.
Valey memasuki ruang pertemuan, tapi Valey sangat terkejut melihat situasi itu. Karena Raja elf dan para dewan elf berlutut di depan Valey, dan mereka menyatakan akan tunduk kepada Valey.
"Apa yang kalian lakukan!?"
"Saya adalah Raja elf Ernest Darika dan dibelakangku adalah dewan elf. Terimakasih karena telah menyelamatkan bangsa elf, karena itu kami sepakat untuk tunduk kepada anda. Maafkan kami, karena ini mungkin tidak sopan dan terlalu mendadak. Tapi kami memiliki syarat!"
Valey merasa, hal itu merupakan hal yang wajar kalau mereka memiliki syarat. tergantung dari syarat itu, kalau syarat itu berimbang Valey akan memenuhi syarat itu.
"Syarat apa itu?"
"Syaratnya adalah, kami meminta nona Mahita untuk mengambil alih perawatan pohon dunia. Karena nona Mahita merupakan High elf guardian, di sejarah kami gelar itu merupakan pelindung roh pohon dunia. Kami mohon kepada anda untuk mengerti."
Valey senang mendengar hal itu, karena syaratnya sangat mudah baginya untuk di lakukan. Karena pada dasarnya, Mahita merupakan bawahan yang di tugaskan untuk menjaga pohon 'Yggdrasil' saat di dunia Erias dulu. Yggdrasil di Erias merupakan pohon pemberi buff, untuk meningkatkan kekuatan pasukan dan meningkatkan pertahanan.
Mahita adalah hero yang sangat unik saat di Erias, karena dia memiliki skill extra percepatan pertumbuhan. Meski begitu, saat levelnya mencapai maksimal dia tidak akan tumbuh lagi karena dia hanyalah NPC(no player character).
"Tidak masalah, karena dia memang di tugaskan untuk menjaga pohon dunia milikku. Pohon milikku berjenis Yggdrasil, tapi pohon milik kalian umurnya tinggal sedikit. Jadi aku akan mengambil benihnya dan memindahkanya di negara ku."
Semua elf yang ada di ruang pertemuan sangat terkejut, mereka bahkan seperti terpaku dan meneteskan air mata. Karena menurut sejarah elf, pohon Yggdrasil merupakan pohon yang ditanam langsung oleh dewa. Dan pohon yang mereka miliki merupakan generasi ke tiga, yang dimana pohon itu ditanam oleh high elf guardian.
"Ap-apa Anda mengatakan pohon Yggdrasil tuan?"
"Ya kau benar, memangnya kenapa?"
Semua elf menangis bahagia, bahkan Raja juga ikut menangis dengan wajahnya yang mulai keriput itu. Valey pun tidak mengerti, kenapa mereka semua menangis.
Suara tangisan itu sampai terdengar dari ruangan, Arnesti dan Mahita bergegas masuk untuk melihat kondisi ruang rapat, Arnesti terkejut melihat Raja dan dewan elf menangis.
"Ada apa ini, kenapa kalian menangis?"
"Arnesti, aku sangat bahagia karena di sisa umurku ini aku dapat melihat pohon Yggdrasil!. Aku sangat bahagia, bangsa elf akan kembali berjaya lagi."
Mendengar hal ini, Arnesti juga ikut terkejut karena baginya pohon Yggdrasil hanyalah dongeng untuk anak-anak elf. Arnesti hanya terdiam, dalam hatinya bertanya-tanya "(kenapa manusia mengetahui pohon Yggdrasil?)".
Tapi Arnesti berfikir, bahwa Valey bukanlah manusia biasa. Karena mungkin kekuatanya melebihi pahlawan, itu terlihat dari aura saat di datang dengan sihir teleportasi.
"Kalau kau kurang yakin, kau bisa bertanya kepada Mahita"
"Apa yang di katakan Raja ku adalah kebenaran, aku adalah penjaga Yggdrasil."
Arnesti tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena setelah semua ini terjadi dia mulai percaya kepada Valey dan Mahita.
"Setelah ini antarkan kami ke pohon dunia, kami akan melihat dan berbicara kepada roh pohon dunia. Kami akan mengambil benihnya, dan menanam kembali di dekat Yggdrasil. (Aku beruntung masih memiliki item Yggdrasil, dan semua itemku masih utuh tidak berkurang. Aku harus berterimakasih kepada temanku)"
"Terimakasih banyak, kami sangat bersyukur mendengar hal ini. Pohon dunia di jaga oleh putriku, namanya adalah Ernest Diana dia hanyalah elf biasa bukan high elf."
Lalu mereka menuju ke pohon dunia, saat mereka tiba para roh bermunculan. Kemunculan para roh itu seakan menyambut kedatangan tamu agung, banyak roh yang mengelilingi Valey dan Mahita. Roh itu memiliki bentuk berbagai macam seperti kupu-kupu, berbagai macam hewan kecil, dan ada juga hanya bentuk cahaya.
Mereka yang ada di sekitar pohon dunia sangat kagum, karena hal ini menandakan kebaikan bagi bangsa elf. Mahita di kelilingi banyak roh, hingga tubuhnya hampir tak terlihat karena tertutup berbagai warna cahaya. Para roh membimbing Mahita berjalan menuju pohon dunia, suara riang para roh di dengar semua elf yang membuat mereka berkumpul mengelilingi pohon dunia.
"Yang mulia, bolehkah saya menuju ke sana?"
"Tentu saja, aku akan mengikutimu."
Semua elf sangat kagum dengan keindahan yang langka ini, bagi mereka yang masih berumur panjang sangat beruntung melihat para roh berkumpul. Karena berkumpulnya para roh, menandakan berkah di turunkan untuk kelangsungan hidup elf yang lebih baik.
Sorak gemuruh bahagia para elf semakin keras, saat Mahita berjalan menuju pohon dunia. Mereka menyambut Mahita sebagai pemimpin elf yang baru, karena para elf sudah mengetahui tentang perjanjian antara Raja Elf dan Valey.
Mahita di sambut oleh penjaga pohon dunia Ernest Diana, Diana terlihat bahagia karena sosok Mahita yang di cintai para roh akan merawat pohon dunia.
"Selamat datang nona Mahita, saya adalah penjaga pohon dunia Ernest Diana"
"Terimakasih telah menyambutku dengan ramah."
Diana sangat kagum dengan Mahita, karena kecantikanya dan keanggunanya dia tidak dapat berhenti menatap Mahita.
"Saya adalah Mahita, saat ini saya akan menjaga pohon dunia tapi kamu juga akan membantuku merawat pohon dunia. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari tugasmu, aku akan melatihmu agar dapat merawat pohon dunia."
"Terimakasih banyak, saya sangat bahagia, saya akan melakukan yang terbaik."
Diana menangis bahagia, karena dapat merawat pohon dunia lagi. Mahita yang melihat Diana menangis lalu memeluknya, agar mahita bisa mendapatkan ketenangan kembali. Diana terlihat senang, karena Mahita memiliki sifat yang baik.
Valey terlihat senang, karena Mahita di sambut dengan baik. Valey juga tidak keberatan, Mahita di anggap Ratu para elf. Baginya keberhasilan merupakan hal utama, misi menambah populasi sukses.
Lalu Roh pohon dunia muncul, cahaya hijau dengan kilauan ke emasan muncul dari dalam pohon dunia. Roh itu berbentuk seperti elf, rambutnya hijau panjang, telinga runcing dan kain hijau dengan hiasan indah membalut tubuhnya.
Semua elf bersujud kepada Roh pohon dunia, karena bagi elf ini adalah kondisi yang suci karena roh pohon dunia merupakan dewa bagi bangsa elf.
"Terimakasih telah datang kemari, aku adalah Kodama Renis roh pohon dunia. Aku akan menyerahkan inti pohon dunia, aku berterimakasih kepada Raja mu karena aku dapat tumbuh berdekatan dengan Yggdrasil."
"Terimakasih telah mempercayai kami, kami akan menerima inti pohon dunia ini dan merawatnya dengan baik"
"Diana, terimakasih telah menjaga ku. Meskipun kau belum memenuhi syarat untuk tumbuh, sebagai tanda terimakasihku aku akan memberimu berkah agar membantu mu cepat tumbuh."
Diana sangat bahagia menerima berkah itu, dan para elf juga menerima berkah dari roh pohon dunia. Para elf menangis bahagia, dan semuanya berjalan lancar.
Roh pohon dunia mulai menghilang, di ikuti dengan layunya pohon dunia yang menyisakan tunas pohon. Mahita mulai menghadap ke bangsa elf, dan Valey mengetahui maksudnya dan memberikan ijin ke Mahita.
"Aku adalah Mahita bawahan Raja Valey Kegan, dengan ini aku akan merawat pohon dunia. Aku ingin kalian semua elf berpindah ke Kerajaan Hutan Agung Grasia, aku akan menanam pohon dunia di sana."
Semua elf terkejut karena mendengar nama grasia, karena negara itu telah di kutuk oleh roh Dryad Esprit. Arnesti yang mendengar nama Grasia juga terkejut, dia mengingat sesuatu saat perang dengan kerajaan. Arnesti mengingat bahwa Valey menyebutkan Raja Hutan Agung Grasia, tapi sayangnya Arnesti tidak menyadarinya karena dia terlalu tertekan dengan aura magis Valey.
"Jangan takut, kutukan roh disana sudah menghilang. Itu semua berkat Raja Valey Kegan, aku ingin kalian bersumpah setia jiwa dan raga untuk Raja Valey Kegan."
Semua elf menuruti perintah Mahita, bangsa elf tunduk memberikan jiwa dan raga sebagai tanda kesetiaan. Lalu skill Valey aktif 'Rantai Penguasa' memberikan berkat kepada semua elf yang bersumpah setia kepada Valey. Para elf mendapatkan berkat dan berbagai peningkatan, statistik mereka meningkat beberapa di antaranya menjadi high elf. Arnesti dan Diana naik tingkat menjadi high elf, membuat mereka terlihat semakin kuat.
....
"Yang mulia, saya Roy akan melapor. Saat ini hutan monster sangat kacau, karena ada sihir yang membuat para monster mengamuk. Tapi aku sudah menghancurkanya, karena untuk mengantisipasi monster mengamuk ke arah negara kita. Saya belum tahu siapa yang memasang sihir itu, tapi saya melihat di pinggiran hutan ada beberapa kelompok prajurit dan dari penampilannya salah satu dari mereka seperti raja."
"Tentang sihir itu di laporkan nanti, yang lebih penting adalah sesorang yang terlihat seperti raja itu. Awasi pergerakan mereka dulu, karena mungkin itu adalah raja ladiva yang lari dari kudeta bangsawan. Cari informasi dari orang-orang itu, tapi jangan sampai membunuhnya."
Banyak laporan yang di terima oleh Valey, di desa lain pasukan kerajaan juga sudah di sapu bersih. Para komandan telah di tangkap, dan negosiasi perpindahan penduduk berjalan lancar.
Valey segera menyiapkan suatu rencana...