Keputusan Yang Berat
Seorang pria muda itu adalah Raja Valey Kegan, Raja Varde sedikit terdiam ketika melihat Valey yang nampak seperti anak remaja belasan tahun menjadi Raja yang kuat. Varde percaya, dengan bawahan yang kuat itu Valey akan mampu menghancurkan negara sekitarnya. Tetapi Varde juga berpikir sebaliknya, disaat ini Ladiva di posisi yang sangat buruk yang menjadi musuh Kerajaan Hutan Agung Grasia. Varde berfikir, bahwa negosiasi ini akan memiliki bayaran yang tinggi yang mungkin akan menghancurkan kerajaan Ladiva suatu hari nanti.
Varde mulai berjalan selangkah demi selangkah dengan instruksi Roy,Varde menuju tempat meja bundar. Bawahan Varde di tempatkan di tribun pengamat belakang meja bundar, Varde hanya di temani Tristan yang merupakan Jendralnya.
Valey berdiri menyambut tamu Raja Ladiva..
"Selamat malam Raja Ladiva, saya menyambut kedatangan anda. Tapi juga maafkan saya karena pertemuan ini di adakan saat malam hari."
"Selamat malam juga Raja..., hmm eee Maaf bolehkah saya tahu nama asli anda?"
Valey memegang kepalanya karena kecerobohannya, dia lupa karena tidak memperkenalkan namanya sendiri.
"(sungguh bodohh!! sudah berlagak sok keren tapi melupakan hal yang penting... aaaahh)". Valey hanya bisa menggerutu di dalam hatinya dan merasa malu.
" Ohh maafkan karena kecerobohanku, Aku adalah Raja Valey Kegan. Raja Kerajaan Hutan Agung Grasia."
Mahita sedikit melirik Valey,
"(Seandainya Nona Aghni ada di sini, Raja mungkin akan di pelototi dan Nona Aghni yang akan mengambil alih pembicaraan ini... huhh)"
Varde hanya terdiam dan meneruskan peerkenalan ini..
"Tidak masalah tuan, Saya adalah Raja Varde Kriz Ladiva dari Kerajaan Ladiva dan di sebelah saya adalah Jendral Tristan Ortis"
Valey..
"Baiklah silahkan duduk semuanya, saya akan langsung saja menuju inti pembicaraan ini. Dikarenakan ini sudah malam, dan juga waktu yang sedikit karena perang terus berjalan tanpa kesepakatan"
Varde dan Tristan sedikit menegang, karena mereka seperti tidak ada celah untuk memasuki arah pembicaraan. Karena posisi mereka sangat terpojok, Varde hanya akan menjawab pertanyaan dan mengikuti arus pertemuan ini.
Valey menyampaikan berbagai laporan tentang penyerangan prajurit kerajaan di desa elf, oni, dwarf, dan beastman. Varde dan Tristan hanya tertegun diam, Karena mereka tahu betul bahwa pasukan penyerang itu merupakan pasukan elit yang di segani. Varde juga tidak menyangka bahwa, Viscount Vandter Reyka telah di tahan dan di jadikan tawanan perang.
Varde juga sangat terkejut bahwa semua prajurit telah di sapu bersih, yang kini hanya menyisakan satu orang saja yaitu Vandter. Dia kebingungan harus berbicara apa, karena baginya ini adalah kesalahan penuh Kerajaan Ladiva.
Varde
"Maafkan saya, saya sangat menyesalkan penyerangan prajurit dari Kerajaan Ladiva. Saya sendiri tidak bisa berbuat banyak, bahkan istri dan putri saya telah di tangkap oleh para pemberontak."
Valey
"Aku saat ini tidak menyalahkanmu, karena kamu saat ini adalah korban bukan pelaku. Akan tetapi rakyatku saat ini menderita, kerajaan ini tentu saja tidak akan tinggal diam."
Varde saat ini hanya pasrah menghadapi kenyataan ini, tetapi sebagai Raja tentu saja dia akan membela rakyatnya. Tetapi Varde cukup senang karena Raja Valey tidak menyalahkannya, tetapi itu belum cukup karena Raja Valey tentu akan membalas dengan skala perang lebih luas.
Valey
"Jadi saat ini saya meminta anda untuk menceritakan semua pelaku pemberontakan, bukan hanya itu saja tetapi kamu juga harus menjelaskan tentang temuan salah satu prajurit yang memiliki gelar Paladin."
Varde sangat terkejut tentang adanya prajuritnya yang memiliki gelar paladin, yang Varde tahu semua prajurit Kerajaan Ladiva tidak memiliki hubungan khusus dengan Kerajaan Suci Timur. Yang Varde ketahui hanyalah hubungan pernikahan politik antara Duke Abigail dan bangsawan Kerajaan Suci.
Varde
"Maaf Tuan, tetapi saya tidak mengetahui tentang adanya prajurit Kerajaan Ladiva maupun Bangsawan yang memiliki gelar Paladin. Yang saya ketahui hanyalah pernikahan politik antara bangsawan yang memberontak saat ini dan bangsawan kerajaan suci."
Valey
"Semua serangkaian kejadian ini menjawab semuanya, semua ini berkaitan dengan negara suci yang membenci ras demi-human. Ini adalah opini saya pribadi dan pernyataan sepihak dari saya, Bangsawan Ladiva telah di peralat oleh Kerajaan Suci untuk memberontak dan menghancurkan perjanjian damai antar ras."
Varde dan Tristan semakin tertekan dengan pernyataan Valey, baginya keadaan ini sangat membahayakan kerajaan Ladiva. Karena sejarah kelam 40 tahun lalu terulang kembali, yang dimana Kerajaan Ladiva terpecah menjadi 2 kubu antara fraksi bangsawan dan fraksi kerajaan. Di saat itu juga militer fraksi bangsawan sangat kuat karena campur tangan kerajaan suci, dan fraksi kerajaan di bantu oleh kekaisaran barat agar bisa menekan fraksi bangsawan.
Berbagai perang sipil sering terjadi saat itu, hingga pasukan kerajaan suci datang ke tanah kekuasaan fraksi bangsawan dan menjadi aliansi. Disaat itu juga perang sipil meningkat menjadi lebih besar, dan pasukan kerajaan terpojok tidak bisa menahan serangan aliansi bangsawan. Kekaisaran akhirnya turun tangan dengan pasukannya untuk memukul mundur pasukan aliansi, perang terus berkecamuk di area perbatasan dan berakhir jalan buntu. Kedua kubu akhirnya sepakat untuk genjatan senjata, akan tetapi kekaisaran dan kerajaan lengah karena pasukan aliansi menyerang kerajaan Grasia yang merupakan sekutu Kekaisaran.
Kekaisaran terlambat datang membantu Kerajaan Grasia, hingga Raja dan Ratu Grasia terbunuh membuat kemurkaan Kekaisaran memuncak. Tetapi berbagai kabar dan informasi datang, bahwa alasan sesungguhnya kerajaan suci menginvasi Grasia karena kebenciannya terhadap demi-human. Bukan hanya informasi itu saja yang beredar, seluruh pasukan kerajaan suci terbantai oleh kekuatan kutukan sang Ratu Grasia. Hal itu sampai ke telinga Raja Iblis yang menduduki benua barat, sang Raja Iblis juga menyatakan perang terhadap kerajaan suci. Karena kerajaan suci telah melanggar aturan perdamaian antar ras di benua barat, hal itu membuat pasukan aliansi terpojok dan seluruh pasukan kerajaan suci yang berada di benua barat di buru dan di bantai.
Kerajaan Suci Timur yang berada di benua timur pun murka, mereka bersiap perang skala besar dengan 300.000 pasukan suci. Namun hal itu di gagalkan, karena kerajaan suci di ultimatum oleh Raja Iblis yang menduduki benua timur. Kerajaan suci tidak bisa berbuat banyak, karena ketika kerajaan suci menyerang benua barat maka Raja Iblis timur akan menyerang Kerajaan Suci. Berbagai pertimbangan dan negoisasi akhirnya kerajaan suci memilih mundur dan menahan diri, meski hal ini di kecam oleh berbagai pihak tetapi mereka tidak bisa berbuat banyak.
Hingga akhirnya kesepakatan damai pun terjadi di benua barat dan timur, dan ras demi-human di akui oleh kekaisaran dan menjadi bagian sekutu oleh kekaisaran. Hal itu karena usulan Raja Iblis dan bentuk penghormatan negara sekutu yang hancur 'Kerajaan Grasia'. Kerajaan Ladiva ikut ambil bagian dari perjanjian perdamaian antar ras, dan kerajaan Ladiva mengeksekusi fraksi bangsawan dan menyatukan kembali kerajaan Ladiva.
Sejarah kelam benua barat yang masih terukir di benak Varde, saat itu ayahnya atau raja sebelumnya yang menanggung beban berat itu. Di saat ini dia juga merasakan beban berat itu, tetapi dia memiliki tekad untuk terus memperjuangkan warisan ayahnya demi kedamaian Ladiva.
Kemudian Varde menceritakan sejarah kelam dunia barat kepada Valey, meski hal ini tidak mungkin untuk meredam perang yang telah terjadi.Tetapi setidaknya Varde mempunyai tujuan lain, Varde ingin Raja Valey membantunya untuk merebut kembali Kerajaan Ladiva. Karena saat ini tidak mungkin baginya untuk datang menemui kekaisaran, tetapi Varde juga mengkhawatirkan tentang Raja Valey dan Kekaisaran bila suatu hari bertemu. Karena kerajaan baru yang muncul di benua barat tanpa adanya persetujuan, hal ini dapat menimbulkan ketegangan dari berbagai negara.
Valey yang mendengarkan sejarah itu pun tertarik dengan salah satu orang yang di sebutkan, dan juga Valey sudah memahami garis besarnya dengan kejadian ini.
Valey
"Hoo Raja Iblis ya?, saya tidak menyangka akan mendengar nama itu lagi."
Mahita, Roy, dan Bamantara sedikit tersenyun sinis mendengar hal itu, mereka sedikit mengeluarkan aura mengancam. Hal itu tentu saja membuat Varde dan bawahannya ketakutan, mereka hanya bisa pasrah jika mereka di bunuh sekarang juga.
Valey
"Tenanglahh! ehemm, secara garis besarnya saya sudah mengerti masalah ini. Dan ini adalah pernyataan resmi dari saya, dan ini juga sebuah perjanjian resmi karena ini adalah pertemuan antara 2 kerajaan."
Varde telah bersiap dengan resiko yang berat, karena hal ini akan menjadi sebuah kesepakatan yang akan menentukan nasib Ladiva.
Valey
"Saya Raja Valey Kegan menyatakan perang dengan pemberontak Kerajaan Ladiva. Kerajaan Hutan Agung Grasia akan membantu Raja Varde untuk merebut kembali Kerajaan Ladiva. Bagaimana menurut anda? "
Varde tidak menyangka akan mendengar hal itu dari Valey, dia mengira kalau Valey akan menyerang Ladiva tanpa pandang bulu. Tetapi pemikiran itu tersingkirkan oleh kata-kata Valey yang tegas itu. Tetapi dia juga menyadari akan sesuatu hal yang berat, dimana akan ada bayaran yang besar nantinya. Belum lagi tentang pendapat Kekaisaran yang mungkin memusuhi Ladiva, karena Ladiva beraliansi dengan negara yang belum di akui oleh dewan negara barat.
Telah terjadi kepanikan di kota Vandter, dan di negara bagian kekaisaran para prajurit bergerak untuk pembebasan pendukung kerajaan Ladiva, dan pergerakan bawahan Raja Iblis secara senyap.