Lalu Shou ke kamar mandi bar itu dan menatap dirinya ke kaca.
"Haiz... Harusnya aku tahu soal ini," ia menghela napas panjang.
"(Nona Cha bertanya sangat banyak dan tatapan nya, tatapan yang sangat tidak terlalu ingin tahu, dia seperti mewakili pertanyaan ku dan pertanyaan Ahjussi yang sama sekali belum kita beritahukan pada masing masing pihak, itu terlihat ketika dia langsung bernada akrab dengan ku, apa dia memang begitu, tapi ketika aku melihat nya pertama kali... Dia benar benar menyeramkan, apalagi dengan tato itu...)" Shou terdiam, ia menatap kembali diri nya yang ada di kaca, melihat mata milik nya sendiri.
". . . Aku sekarang bertanya tanya, kenapa Ahjussi tidak punya tato?" gumam nya.
Tapi tak lama kemudian, ada yang membuka pintu membuatnya menoleh, itu adalah Tuan Beom. "Shou," dia berjalan mendekat. "Ada apa dengan mu?"
". . . Aku... Aku hanya, tidak apa apa..."
"Kau ingin bertanya sesuatu? Jangan menahan nya?" tatap Tuan Beom.
". . . Ini sebenarnya baik baik saja, tapi hanya saja... Kenapa Ahjussi tidak ingin memberitahu ku bahwa Anda pemegang perusahaan itu, padahal ini adalah hal yang baik, apa yang harus di tutupi sehingga Anda mengatakan aku harus menunggu," kata Shou dengan wajah kecewa.
Lalu Tuan Beom terdiam sebentar. ". . . Kau mungkin berpikir bahwa perusahaan itu baik baik saja di depan publik, baik orang itu atau diri sendiri, aku tahu bahwa kita tidak terlihat seperti pekerja kantor biasa. Kau harus tahu ini dengan baik karena kau sudah mengetahuinya sendiri," tatap nya sambil mengangkat lengan nya dan memegang kepala samping Shou dan membelai nya dengan ibu jarinya.
"H-Haruskah Anda memberitahu ku sesuatu seperti ini, bagaimana jika aku mengatakan sesuatu yang salah...?"
"Bahkan jika kau tahu kebenarannya, tidak akan ada yang dapat kau lakukan," kata Tuan Beom. Seketika Shou terdiam menatap.
Lalu ia membuang wajahnya. "A, aku yakin karena aku tidak tahu banyak tentangnya tapi... Aku akan berhati-hati dengan kata-kata ku, dan aku ingin memberitahu mu bahwa tidak apa-apa... Hanya karena anda seseorang yang melakukan hal seperti itu... Aku tidak mungkin membencimu mendadak."
"Tapi kau mungkin tidak bisa dekat dengan ku. Kau mungkin berpikir bahwa tidak bisa, tetapi aku tidak bisa memberitahu mu lebih banyak. Aku hanya ingin memberitahu mu setelah hal-hal ini berlalu, dan aku masih merasakan cara yang sama sekarang."
"(Jadi.... Di balik sisi perusahaan itu, Ahjussi takut aku akan berpikir hal buruk dan akan takut padanya yang berhubungan langsung dengan perusahaan... Ahjussi tidak mau aku tahu sesuatu yang mengerikan soal dia,)" pikir Shou yang masih menatap ke bawah.
Lalu Tuan Beom memegang dagu Shou dan membuat Shou menatap padanya. "Kau tidak bisa memasang wajah ini, berikan aku wajah yang selalu aku harapkan," kata Tuan Beom, ia lalu membungkukan badan mendekat ke Shou akan mencium bibirnya.
Tapi tiba tiba saja ponselnya berbunyi membuat nya berhenti padahal bibir mereka hampir saling tersentuh. "Fuck..." ia melihat siapa yang menghubunginya bertuliskan. "-Jalang-"
"Aku akan keluar duluan," tambahnya berbalik pergi sambil mematikan panggilan itu. Shou menjadi terdiam melihatnya.
Rupanya yang memanggilnya itu Cha, padahal terakhir kali Tuan Beom menamai kontaknya adalah. "Direktur Cha"
Sekarang mereka ada di luar bar. Tiba tiba saja Tuan Beom memukul punggung Cha dengan keras membuat Cha terkejut. "Ackk!!.... Aw... Aw... Itu tadi pukulan maut," Cha memegang punggungnya dengan kesakitan.
"Sialan, aku sudah bilang padamu untuk menghilangkan tato itu di depan nya, apa kau ingin terlihat seperti gangster di depan nya?" lirik Tuan Beom dengan kesal dan rokok yang ada di tangan nya.
"Haduh, yah... Kau juga begitu, kakak besar benar benar memiliki pukulan bagus, aku sengaja tidak menghilangkan tato ini agar dia bisa menandai ku nanti, jika suatu saat dia lupa padaku, tinggal ingat ingat saja tato di leher ku... Benar kan, gadis itu menyebutmu apa untuk mengingat ingat?" tatap Cha, ia juga menyalakan rokoknya.
". . . Kau sudah menyebutnya, dasar bodoh," balas Tuan Beom dengan senyum kecil.
Hal itu di lihat Shou yang melihat mereka dari kaca bar, ia meminum botol alkoholnya dengan menatap ke mereka. "(Orang itu.... Dan ekspresi Ahjussi, sama ketika aku melihatnya di balkon ketika dia benar benar pertama kali menelanjangi ku... Dia tersenyum sama, sama seperti di ponsel waktu itu... Aku tidak tahu apa hubungan mereka sebenarnya, ini akan wajar jika aku menganggap mereka sebagai pasangan... Karena mereka memang pria dan wanita,)" pikirnya dengan kecewa. Sepertinya Shou mengalami masa cemburu.
--
"Kau benar benar tertarik padanya?" tanya Cha.
"Kenapa kau berpikir begitu?"
"Yeah, itu sudah sangat terlihat, pria kasar seperti mu tidak mungkin langsung baik pada orang begitu saja, apalagi kau tidak tahu gadis itu darimana, siapa keluarga dekat nya dan kenapa dia mau menerima mu, itu mungkin satu hal... Kau bersikap hal yang membuat gadis itu nyaman padamu, kakak besar," kata Cha.
Lalu Tuan Beom terdiam dan menengadah menatap langit penuh bintang yang kecil dan hanya terlihat beberapa.
"Aku tidak bermaksud melakukan ini, tubuhku melakukan nya begitu saja," balas nya.
Lalu Cha menatap ke bawah dengan masih senyum nya. "(Yeah, kau mungkin terlalu berpikir sesuatu yang berlebihan.) Aku pikir itu tak apa," kata Cha membuat Tuan Beom menatap dengan lirikan nya.
"Dia tampak seperti gadis manis yang baik, hubungan kalian akan bagus jika kau menjaga nya tapi yang aku lihat di sini, dia tidak mau mengakui mu sama sekali."
"Aku membutuhkan waktu."
"Yeah, waktu... Waktu yang hanya akan kau habiskan pada pekerjaan mu, bukan pada dia... Kau sudah melakukan apa pada dia, kau juga tidak akan bisa menjamin waktu mu bersama gadis yang harus butuh waktu setiap hari dengan mu, jika dia tak punya seseorang untuk menemani nya maka dia akan mengandalkan mu saja, jika dia sudah mengandalkan mu, itu berarti dia percaya padamu bahwa tubuhnya sepenuhnya di bawa oleh mu, di jaga oleh mu, tapi apa diri mu sendiri memiliki jaminan nya?" tatap Cha, ia sekarang melirik Tuan Beom yang tambah terdiam.
Tuan Beom ingat ketika Shou yang sudah beberapa kali ingin dia ada di sisi nya, menemani nya di apartemen dan menghabiskan waktu bersama.
10 menit kemudian, Cha dan Tuan Beom kembali. Tampak Cha menjadi menepuk tangan dengan senyum nya tapi Tuan Beom menatap sangat datar sambil memegang keningnya.
"Wah wah.... Bagus banget..." kata Cha.
". . . Hick.... Ma-afkan aku... Aku... Menghabiskan alkoholnya...." kata Shou sambil meletakan kepalanya di meja.
"Wah wah, dalam 10 menit saja, kau sudah menghabiskan 4 botol, gadis yang hebat.... Wuhu...." sorak Cha.
"Waktunya sudah lama, Shou... Ayo pulang, aku akan mengantarmu, aku tidak akan membiarkan mu minum lagi," kata Tuan Beom sambil memegang lengan Shou dan mengangkatnya membuat Shou berdiri. Terlihat wajah mabuknya yang sangat imut.
"Hoho, gadis ini bahkan terlihat tambah imut ketika mabuk," kata Cha mencubit pipi Shou dari dekat.
"Berhenti main main dengan nya," Tuan Beom menarik Shou dan memegangnya dengan satu tangan nya.
"Haha baiklah, aku akan menghubungimu lagi nanti," tambah Cha.
Tapi Shou masih melihat ke sekitar dan ia melihat ada sumpit jatuh. "Ah, biarkan aku mengambilnya untuk mu," dengan nada mabuknya, ia mengambil sumpit itu dan meletakan nya di meja. Tapi belum berdiri tegap, dia sudah jatuh duluan membuat Cha dan Tuan Beom terdiam.
Bruk!!
Mereka berdua terdiam karena Shou jatuh ke seorang lelaki di sana yang ikut jatuh. "Ah.... Apa kau baik baik saja?" lelaki itu terkejut karena Shou jatuh di kakinya yang terlurus.
"Umh.... Aku ingin tidur," Shou memeluk kaki lelaki itu membuat dia merasakan dada Shou yang kenyal.
"Shou!" Tuan Beom menarik lengan nya membuat Shou kembali berdiri, tak hanya itu, Tuan Beom menggendong nya di dada. Sementara lelaki tadi menjadi berwajah merah dan hampir trauma.
"Hick.... Aku ingin tidur.. Aku pusing~~~" kata Shou meletakan kepalanya di pundak Tuan Beom. Ia melihat Cha yang di lewati Tuan Beom dan ia melambai pada Shou.
Shou hanya terdiam menutup matanya sambil terus cegukan mabuk.
Tak lama kemudian, Tuan Beom membuka pintu apartemen Shou dan masuk masih membawa Shou yang tertidur.
Ia lalu membaringkan Shou di ranjang, dan terlihat, Shou sangat seksi ketika tertidur lelap begitu.
". . . Shou..." Tuan Beom memegang pipi Shou dengan pelan. Shou menutup mulutnya dan memiringkan kepalanya menghindari hadapan Tuan Beom.
Tuan Beom terdiam menatap nya. "Shou, kau akan berpikir aku apa jika wanita itu menceritakan semuanya padamu, aku tidak berharap kau tahu semuanya," kata Tuan Beom, ia menyelimuti Shou perlahan.
Ia akan berdiri tapi siapa sangka, jarinya di pegang oleh Shou. Tuan Beom menatap tangan nya lalu menatap ke Shou yang membuka mata menoleh pada Tuan Beom dengan menangis membuat Tuan Beom kembali terdiam.
"Hiks.... Hiks.... Maafkan aku.... Aku benar benar gadis yang nakal," ia menangis merengek sambil mengusap beberapa kali air matanya.
Tuan Beom bahkan hanya melihat nya saja. "Kenapa kau menangis?"
"Hiks..... Aku mengingkari janjiku, aku mabuk dan aku menyesal... Maafkanku, padahal aku berusaha tidak mabuk, tapi kenapa aku melihat kalian berdua bisa mengobrol dengan akrab, aku benar benar cemburu hiks," kata Shou, ia mengatakan nya ketika mabuk, orang mabuk memang bisa mengatakan apa yang ia rasakan.
Lalu Tuan Beom menjadi mengerti, ia lalu memeluk Shou membuat Shou terdiam.
Tuan Beom memeluk Shou dan mencium leher Shou. "Itukah alasan mu mabuk? Memikirkan hal ini? Kau cemburu?" tatap nya. Lalu Shou mengangguk dengan masih menangis.
Lalu Tuan Beom kembali membaringkan Shou. "Tidur saja, setelah kau bangun, katakan padaku yang sebenarnya," kata Tuan Beom.
"Ahjussi, anda tak akan kemana mana...."
". . . Hanya tidurlah," tatap Tuan Beom. Lalu Shou menutup mata dan tak lama kemudian, ia tertidur lelap. Tuan Beom berlutut di bawah ranjang membelai rambut Shou dan Shou benar benar terlelap.
Tapi ponselnya berbunyi dari Cha.
"Cih," ia langsung kesal dan berdiri dari ranjang Shou, lalu berjalan pergi.
Shou bahkan masih tertidur lelap di ranjang nya.