Tak lama kemudian, Shou meletakan secangkir kecil teh hangat padanya dan duduk di samping Tuan Beom agak jauh di sofa.
"Kenapa kau duduk agak jauh, kemarilah," Tuan Beom meletakan lengan nya di atas senderan sofa.
"Eh.... Um... Baik," Shou lalu duduk di sampingnya. Tapi masih ada jarak sedikit.
"Kurang dekat," kata Tuan Beom.
"Uh um... Baik," Shou tambah dekat hingga ia benar benar dekat dan menyentuh Tuan Beom. Di saat itu juga, Tuan Beom memegang Shou dengan satu tangan nya tadi, seperti merangkulnya dalam duduk.
"Kau sebaiknya istirahat saja, tubuhmu agak hangat," kata Tuan Beom.
"I... Ini karena tangan Ahjussi dingin, aku tidak sakit apapun," balas Shou dengan wajah merah.
Lalu tangan Tuan Beom perlahan menekan nya untuk dekat padanya. Shou sampai dekat dan meletakan kepalanya di tubuh Tuan Beom yang sedang bersandar di sofa. "(Aroma Ahjussi, ini benar benar sangat hangat...)" Shou menjadi perlahan menutup mata nya.
Tapi Tuan Beom mengatakan sesuatu. "Kau sudah makan?"
"Hm.... Sudah..."
"Kau ingin tidur?"
"Hm.... Hah.... Ya, aku ingin tidur sekarang, sebaiknya Ahjussi pulang saja," Shou langsung terduduk menatap.
"Hanya sebelahan, apa aku perlu pulang?"
"Um... Tapi... " Shou menjadi menatap khawatir. "K... Kalau begitu... Aku akan menyiapkan tempat tidurnya," tambahnya, ketika akan berdiri, ia menjadi tak jadi berdiri sambil memegang punggung bawahnya. "(Ugh... Ini sangat sakit, kenapa terasa sakit nya sekarang, enggak tadi aja pas diam.... Sekarang aku malah terlihat lemah di depan Ahjussi.)"
Tuan Beom yang melihat itu menjadi memegang pinggang Shou membuat Shou terkejut.
"A... Ahjussi?"
"Dimana? Di sini?" kata Tuan Beom, ia menekan pinggang Shou dengan tangan besar nya seperti memijat.
"Tidak, tidak... Jangan sentuh.... Tu... Tunggu... Ini..." Shou yang panik menjadi terdiam, ia melihat ke bawah, tangan kanan Tuan Beom memijat pinggang nya dengan tangan besarnya dan itu terasa sangat nyaman.
"(I... Ini... Kenapa ini sangat nyaman, tapi... Posisi ini?)" Shou memegang tangan kanan Tuan Beom itu dengan wajah yang merah dan bernapas panas.
"Ahjussi.... Lakukan lah terus," kata Shou yang memegang kedua pipi Tuan Beom.
Lalu Tuan Beom terdiam dan menarik Shou dengan tangan nya, ia memangku Shou saling berhadapan. Lalu tangan kirinya memijat pinggang Shou.
"Uhm... Ahjussi, tangan Ahjussi benar benar nyaman," Shou memeluk Tuan Beom, meletakan kepalanya di pundak Tuan Beom.
"Shou... Kenapa pinggang mu begitu kecil?" kata Tuan Beom terus menekan pinggang Shou dengan tangan besar nya.
Shou hanya terdiam, ia bahkan masih mengingat soal Soohyun tadi membuat wajahnya khawatir dan banyak pikiran. Lalu ia memeluk Tuan Beom dengan erat. "Ahjussi.... Tetaplah di sini malam ini, aku ingin bersama mu," kata Shou, ia tampak sangat lemas.
"Kau bilang kau memintaku untuk kembali tadi."
"Ma... Maafkan aku, itu hanya perumpamaan," balas Shou dengan wajah malu dan meletakan wajahnya di bahu Tuan Beom.
Lalu Tuan Beom berdiri masih menggendong nya, berjalan ke kamar dan duduk di samping ranjang.
"Ahjussi, jangan letakkan aku."
"Aku tidak akan meletakan mu, tetaplah memegang ku seperti itu, Shou," kata Tuan Beom. Ia lalu berbaring bersama Shou, memeluk Shou di ranjang.
"(Ahjussi.... Benar benar hangat,)" Shou perlahan menutup mata.
Di larut malam itu, Shou menjadi terbangun. Ia menoleh ke samping bahwa Tuan Beom tidur menghadap padanya sambil memeluknya.
"(Ahjussi, benar benar tidak pergi dari sini,)" pikirnya sambil tersenyum kecil. Lalu ia melihat bahwa tangan Tuan Beom ada di atasnya.
"(Uh um.... Apa yang harus aku lakukan? Aku harus ke kamar mandi dan jika aku menyingkirkan tangan Ahjussi, dia mungkin akan terbangun,)" ia mulai bingung.
"(Aku coba dulu,)" ia mencoba bangun duduk dan perlahan ketika dia duduk, tangan Tuan Beom turun ke pahanya. Shou mengangkat tangan Tuan Beom, tapi ia terkejut diam karena sangat berat.
"(I... Ini berat, apa ini besi?)" Shou menggunakan dua tangan nya, perlahan meletakan tangan Tuan Beom ke ranjang dan ia bisa bernapas lega.
Lalu perlahan turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi.
Selesai dari kamar mandi, ia kebetulan melihat kotak manis mochi tadi ada di meja makan. Ia mendekat dan membukanya. "(Aku ingin memakan nya sekarang,)" pikirnya lalu mengambil satu mochi susu putih itu lalu memakan nya perlahan. "(Uhm.... Sangat lembut, aku tidak tahu dimana Ahjussi membelinya tapi ini kotak yang sama seperti dia beli pertama kali dan di berikan padaku, benar benar sangat baik,)" Shou menjadi tersenyum sendiri sambil makan mochi itu dengan wajah yang imut.
Tapi tak di sangka, Tuan Beom berjalan mendekat karena bayangan cahaya di belakang Shou hilang, ia menoleh pelan dan melihat Tuan Beom berdiri di belakang nya. "Shou," sambil memegang pundak Shou.
"Ah, Ahjussi, maaf, aku membangunkan mu."
"Apa kau sudah lebih baik?" tanya Tuan Beom.
"Ya, terima kasih untuk tadi, tangan Ahjussi benar benar nyaman," kata Shou.
Tuan Beom hanya menatap datar lalu melihat ada sisa kecil mochi di samping mulut Shou. Ia lalu membungkukan badan mendekat ke Shou membuat Shou terdiam, di saat itu juga Tuan Beom mencium bibirnya dengan singkat.
Mereka saling menatap, dan juga Tuan Beom mengangkat Shou duduk di meja makan itu.
"Ahjussi...." Shou menatap polos.
Tuan Beom melirik ke kotak mochi di samping Shou, lalu mengambil satu buah mochi itu dan memakan nya sambil menatap Shou dengan tatapan sinis nya. Lalu tanpa di sangka, ia mencium bibir Shou.
Shou juga menutup mata merasakan ciuman itu.
"Haaa..... Ahjussi, kau tak bisa," Shou mendorongnya sambil membuang wajah merahnya dan khawatir.
"Shou," panggil Tuan Beom membuat Shou menatap padanya.
"Kenapa kau terlihat seperti memikirkan orang lain ketika aku melihat mu di depan pintu?" tatap Tuan Beom seketika di saat itu juga Shou terkejut mengingat Soohyun.
"(Aku tidak tahu lagi, aku harus mengatakan apa.... Ini sangat mengerikan untuk ku.) Ahjussi," Shou memegang pipi Tuan Beom lalu mendekat. "Aku ingin suka pada mu.... Tapi aku tidak tahu caranya bahkan bagaimana mengatakan nya," tiba tiba saja dia menangis dan ketika Tuan Beom mendengar itu, ia menjadi terdiam datar dan menghela napas panjang memeluk Shou. "Kau bisa lakukan kapan pun kau bisa siap untuk itu."
"Benarkah, Ahjussi mau menunggu?"
"Kau bisa melakukan nya ketika siap."
"Terima kasih," Shou langsung memeluknya. Tuan Beom kembali mendekati Shou dan memegang paha nya.
"Shou, aku bertanya tanya, kapan kau memberitahuku soal perasaan mu ketika aku berbicara akrab dengan wanita itu?" Tuan Beom tiba tiba bertanya begitu, yang ia maksud wanita adalah Nona Cha.
Dari sana, Shou menjadi terkejut. "A... Apa yang anda maksud?"
"Aku lupa, kau menangis padaku, bilang kau sendiri cemburu karena melihat ku mengobrol dengan nya, apa itu benar?"
"Ka... Kapan aku mengatakan itu, Ahjussi berhenti main main, aku sama sekali tak masalah dengan itu."
"Apa kau yakin, kau tidak ada masalah dengan itu?" Tuan Beom menatap.
"Um.... Uhm... Aku tidak punya masalah apapun..."
"Tapi kau mengatakan kau cemburu."
"Aku mengerti!" Shou langsung menyela membuat Tuan Beom terdiam.
"Aku akan mengakuinya, aku memang sangat cemburu... Tapi dalam artian yang lain, aku cemburu karena kalian berdua berbicara dengan sangat akrab sementara aku masih merasakan hal canggung yang mengganggu ketika kita seperti ini, apa Ahjussi juga merasakan nya?"
"Tidak."
"Lihat kan... Itu karena aku nya saja, mungkin aku tidak sehebat bicara seperti Nona Cha dan kalian berdua sama sekali tidak merasakan kecanggungan," kata Shou dengan kecewa.
Lalu Tuan Beom terdiam dan memegang tangan Shou sambil mendekat mencium leher Shou. "Kau salah dengan pandangan mu," bisiknya membuat Shou terdiam.
"Kau memiliki rasa canggung padaku, itu adalah artian yang lain juga, kau canggung sebab kau suka padaku, setiap kali bertemu dengan ku, kau merasakan kecanggungan yang tidak di miliki oleh Wanita itu, kau harusnya berpikir bahwa yang hanya suka aku adalah kau, Shou," tatap Tuan Beom. Seketika Shou terkejut dan langsung berwajah merah.
"(Aku tidak menduga, Ahjussi akan mengatakan itu... Dia mengatakan nya dengan sangat jelas... Sangat jelas... Dia juga membuat ku mengatakan aku suka padanya, tapi cara yang dia buat dalam kalimat nya itu, itu lebih membuat ku nyaman,)" Shou terdiam, ia lalu mengangkat lengan nya dan memeluk bahu Tuan Beom dengan sangat erat.
"(Aku tak ingin suka pada Ahjussi.... Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan, aku selalu berpikir sesuatu yang membuat ku sangat banyak berpikir dan akhir nya itu malah membuat ku strees dengan pemikiran tanpa henti, tapi ketika aku membuat Ahjussi berpikir, dia berpikir satu kali dan itu adalah pemikiran yang memecahkan banyak masalah...) Ahjussi... Aku tidak bisa mengatakan nya langsung ketika aku memang cemburu, aku tak tahu apakah ketika kecanggungan ini hilang, aku tidak suka pada mu lagi," kata Shou. Jadi dia berpikir ketika rasa canggung nya hilang, itu berarti dia sudah tak suka lagi pada Tuan Beom. Tapi Tuan Beom tersenyum kecil dan kembali berbisik sambil mencium leher Shou.
"Jika kecanggungan itu hilang, memang kau sudah tak suka padaku, tapi kau sudah bisa mencintaiku," kata Tuan Beom.
Seketika Shou terkejut dan memerah meledak.
"A... Aa.... I... Ini.... Apa... A..." ia menjadi gemetar gugup.
Lalu Tuan Beom menatap nya, di sela tangan nya, ia mengambil satu mochi di samping Shou.
"Gigit lah ini," Tuan Beom mengulur.
"A.... Apa yang ingin Anda lakukan?"
"Lakukan saja...."
Hingga Shou membuka mulutnya dan menggigit setengah mochi itu, mochi itu di lepas Tuan Beom sehingga ada di mulut Shou. Shou akan mengambil mochi itu dari mulutnya dengan tangan nya. Tapi tangan nya di tahan Tuan Beom dan Tuan Beom sendiri mendekat memakan mochi itu menggigit langsung dari mulut Shou. Mereka sama sama makan dan Shou benar benar berwajah sangat merah menatap Tuan Beom mengunyah nya.
"(Astaga..... Aku tidak akan lupa ini,)" ia masih panik sambil mengunyah mochi yang ada di mulut nya juga.