Chereads / I'm About Your's / Chapter 31 - Chapter 31 I'm About Your's

Chapter 31 - Chapter 31 I'm About Your's

Seoul, Korea Selatan 14 Januari

Shou membuka matanya, ia melihat ke jendela penginapan itu yang tersinari cahaya matahari yang sudah naik. Ia terbangun di penginapan kemarin. Ia di sana karena Tuan Beom yang meletakan nya di sana agar Shou tetap hangat dari pada di luar dan di mobil sama saja dingin malam itu.

"Uhm.... Ahjussi?" ia melihat sekitar di ranjang itu lalu mencari Tuan Beom tapi tak ada Tuan Beom. Hanya ada mantel hitamnya yang ada di samping Shou.

"(Kemana Ahjussi, dia bilang, dia akan menunjukan sesuatu padaku,)" pikirnya. Tapi tiba tiba saja langit menjadi gelap membuat Shou kembali menatap ke jendela. Ia melihat bahwa hujan yang tidak begitu deras turun. "(Ini aneh, tadi mataharinya kuat, sekarang hujan?)" Shou menjadi bingung sendiri.

Sementara itu, Tuan Beom ada di luar penginapan sambil merokok. Sebelumnya, ia terbangun pagi buta dan menatap Shou yang masih tidur di sampingnya. Ia lalu membelai pipi Shou dan menyelimuti nya.

Melihat jam dinding yang menunjukan pukul 5 pagi, ia berdiri dan keluar dari ranjang. Ia pergi keluar dan melewati wanita penjaga penginapan tadi.

"Hei, kau mau kemana huh?" tatap nya dengan garang. Tuan Beom menoleh dengan datar.

"Kau pasti sedang meninggalkan putrimu itu di dalam, apa yang kau lakukan padanya, aku tadi mendengar suara aneh dari dalam kamar kalian," wanita itu menatap curiga.

Lalu Tuan Beom membalas dengan nada datarnya. "Dia bukan putriku," balasnya lalu berjalan pergi keluar membuat wanita tadi terdiam.

Tuan Beom berdiri di dekat dinding penginapan, di luar dan mengambil satu batang rokoknya yang diletakkan di bibirnya. Lalu mengambil korek api dari sakunya, ia menemukan korek api Shou di kemeja putihnya itu.

Ia menatap korek api itu dan menemukan tulisan ukiran itu yang bertuliskan. = Your's = yang artinya 'milikmu'.

Tuan Beom terdiam, ia lalu menyalakan rokoknya dengan korek itu.

"(Aku tidak bisa berpikir, bagaimana caraku menemukan gadis sepertinya, ini hanya soal aku suka padanya bukan berarti hanya sebatas suka, bisa saja aku melakukan hal yang di luar batas suka. Tetapi, ini melanggar ketentuan, dia masih muda,)" pikirnya lalu matahari muncul dan di saat itu juga, hujan tiba tiba menjadi muncul. Tuan Beom menatap ke atas, untungnya ia tidak terkena air hujan karena atap penginapan.

Di sisi lain, Shou berjalan keluar dari pintu penginapan nya sambil membawa mantel Tuan Beom di tangan nya. Ia melihat sekitar sambil memastikan Tuan Beom ada di sekitar yang ia lihat.

Tapi wanita paruh baya itu kembali berbicara pada Shou. "Hei, gadis," panggilnya lalu Shou menoleh. "Ah iya?"

"Apa kau mencari pria yang membawamu kemari, dia sedang ada di luar, entah apa yang kalian lakukan tadi malam itu benar benar bisa aku dengar."

"(Huh.... Aku dan Ahjussi tidak melakukan apapun, kecuali.... Ketika Ahjussi menggunakan pahaku.) anu, aku benar benar sangat minta maaf atas gangguan nya," Shou membungkukan badan.

"Berapa umurmu? Kau terlihat masih 17 tahun."

"Eh, terima kasih... Aku berumur 19 tahun," balas Shou.

"Hah, 19 tahun, kau tidak terlihat seperti wanita, lebih seperti gadis muda," tatap wanita itu dengan tak percaya.

"Ah, hehe, maaf kan aku, tapi terima kasih atas umur muda itu," Shou kembali membungkuk lalu berjalan pergi.

Di saat itu juga, ia melihat Tuan Beom berdiri merokok menatap langit, langit yang tidak hujan dan perlahan matahari muncul.

"Ahjussi," panggil Shou, Tuan Beom lalu menoleh dan mengulur tangan. "Kemarilah, kau sudah bangun."

"Um.... Ya," Shou menerima uluran nya dan mendekat.

"Kau masih ingat apa yang aku katakan akan menunjukan sesuatu padamu?"

"Ya, sesuatu seperti apa?" tatap Shou.

"Lihatlah langit di depan," kata Tuan Beom. Lalu Shou menoleh dan seketika mata miliknya melebar tak percaya. Itu adalah pelangi yang terlihat samar samar.

"I... Itu, pelangi?" Shou menatap dengan terkesan lalu berjalan ke depan menatap dengan senang. Tuan Beom hanya menatap di belakang nya sambil masih merokok.

"Wah, ini sangatlah indah... Ahjussi, dari mana Ahjussi tahu tempat seperti ini?" toleh Shou. Tuan Beom terdiam sebentar dan membalas. "Hanya percobaan."

"(Itu hebat... Sangat cantik, aku sudah lama tidak melihat pelangi yang cantik, rasanya sudah sangat lama,)" Shou mengingat sesuatu, mengingat tentang dia yang saat itu masih kecil dan melihat pelangi bersama kakek nya, tapi itu sudah sangat lama hingga ia harus ke kota tanpa melihat pelangi satu kali pun dalam hidup nya di kota.

--

"Shou."

"Ya?" Shou menoleh.

"Kau ingin sarapan, ayo pergi," tatap Tuan Beom.

"Eh, baik," Shou berjalan mengikutinya.

Mereka masuk ke dalam mobil dan Tuan Beom mulai menginjak gasnya.

Di dalam, Shou menatap ke jendela. "Ahjussi, apa aku bisa meminta sesuatu?" tatap Shou.

"Ajukan saja."

"Aku.... Aku ingin ke tempat Ahjussi," kata Shou.

Seketika Tuan Beom menatap lebar.

"Kau ingin, ke apartemen ku? Bukankah kau sudah setiap hari ke sana?"

"Apa? Tidak, bukan itu... Aku yakin Ahjussi punya tempat sendiri," tatap Shou.

"Apa maksud mu?"

"Aku yakin Ahjussi punya rumah sendiri, anda sengaja berada di dekat ku, apakah itu semua harus jelas, aku memang agak tahu segalanya, mulai dari apartemen anda yang masih saja selalu bersih dan tidak digunakan, aku yakin, anda jarang di sana," kata Shou, bisa di tarik kesimpulan, Shou sudah tahu Tuan Beom ada di dekat apartemen nya hanya karena ingin dekat dengan Shou padahal dia punya rumah sendiri.

". . . Aku akan membawamu kapan kapan," balas Tuan Beom.

"Ya, baiklah," Shou menatap senang.

Sorenya, mereka kembali ke apartemen. "Ahjussi, terima kasih untuk hari ini," tatap Shou. Tapi Tuan Beom hanya terdiam membuat suasana juga ikut diam.

"Uh Um.... Kalau begitu, aku akan ke dalam," tambah Shou, ketika akan membuka kunci pintu.

Tuan Beom memanggil. "Shou."

"Ya?" Shou menoleh padanya.

"Kau suka kucing?" tanya Tuan Beom.

"Um.... Ya, kenapa Ahjussi bertanya?"

"Tidak ada, kalau begitu sekarang selesaikan tugasmu saja, kau harus menyelesaikan kuliahmu," kata Tuan Beom sambil membelai kepala Shou. Lalu ia berjalan pergi.

"Ah anu, Ahjussi, anda akan kemana?" tatap Shou melihat Tuan Beom yang berjalan melewati apartemen nya.

"Hanya keluar sebentar," balas Tuan Beom. Lalu ia menghilang turun di tangga.

Shou terdiam sebentar. " (Aku yakin, itu pekerjaan nya...)" ia lalu masuk ke dalam rumah dan melihat papan lukisan yang kosong belum di gambarkan apapun. Ia terdiam dan memegang pelan papan putih itu. "(Aku butuh sesuatu, aku ingin melukis sesuatu,)" pikirnya. Di saat itu juga, ia teringat Tuan Beom.

"(Tidak, itu bukan ide yang bagus,)" geleng nya.

Tapi tiba tiba ponselnya berbunyi, bertuliskan dari Soohyun.

"Hah?!" Shou langsung terkejut, ia menelan ludah lalu perlahan mengangkatnya dengan gemetar.

"Halo-

"Shou, apa aku boleh ke tempat mu?" tanya Soohyun.

"Eh apa?"

"Aku ingin meminta bantuan mu dalam membuat projek nya, kau tahu kan... Aku juga butuh projek itu, jangan khawatir aku tidak akan mengganggumu," kata Soohyun.

"Uh... Um... Ba... Baiklah," balas Shou.

"Bagus," Soohyun langsung senang dan menutup panggilan nya.

Beberapa jam kemudian, pintu terdengar dan Shou berdiri dari sofa lalu berjalan membuka pintu. Sebelumnya ia harus menjadi gemetar dan ketakutan dulu, lalu membuka pintunya.

Tapi siapa yang ia lihat bukanlah Soohyun, tetapi Tuan Beom. "Ahjussi?" tatap Shou dengan bingung.

Tuan Beom terdiam datar lalu mendekat. "Kau sibuk hari ini?"

"Aku.... Aku... Aku tidak sibuk, apa yang Ahjussi lakukan tadi? Bukankah Anda punya pekerjaan? (Aku sempat berpikir tadi itu Soohyun .... Tapi untung nya aku benar benar sangat lega dia tidak datang, jika dia datang saat Ahjussi juga datang, pastinya aku benar benar terbawa masalah besar.)"

"Aku bilang, aku hanya pergi sebentar dan aku kembali sekarang," kata Tuan Beom.

"Ah begitu, jadi masuk saja... Aku ingin Ahjussi masuk," Shou menatap sambil memegang mantel Tuan Beom dan memohon dengan sangat manis. Tuan Beom hanya terdiam melihat itu sambil mengangkat satu alisnya.

Tampak Tuan Beom duduk di sofa melihat sekitar dan di saat itu juga, ia melihat lukisan kucing itu masih di tempat yang sama, hanya saja kali ini, kucing itu lebih cantik dan lukisan yang terlihat lembut.

Lalu Shou datang membawakan teh hangat dan diletakan di meja depan Tuan Beom. Di saat itu juga, Tuan Beom bertanya. "Apa kau memiliki hobi semacam ini?" tatap nya sambil melirik ke lukisan dinding dimana mana.

"Eh... Um... Ya, aku melakukan nya setiap kali pikiran ku harus di kosongkan, aku senang melakukan nya itulah sebab nya di sebut hobi hehe."

"Kenapa kau tidak menjualnya?"

"Eh, menjual?" Shou menatap bingung.

"Lukisan mu sangat bagus, jika di jual, pasti banyak orang yang akan tertarik," tambah Tuan Beom.

"Um.... Sepertinya aku tidak akan melakukan nya, aku hanya membuat lukisan ini untuk kenangan, seperti yang Ahjussi lihat, rata rata yang aku gambar adalah sebuah objek dari jarak jauh maupun dekat, itu menandakan aku mengingat kenangan yang sangat indah," kata Shou. Lalu Tuan Beom menatap banyak lukisan itu, rupanya memang benar, banyak di sana yang merupakan suatu tempat dan ada pohon sakura yang sangat cantik di sana. Di saat itu, Tuan Beom mengingat saat ia berjalan di taman bunga sakura bersama Shou, dan tanggal yang tertera di lukisan itu juga sama seperti yang ia lakukan bersama Shou, itu berarti Shou juga melukis kenangan itu.

"Ah.... Aku baru ingat, aku kehabisan teh," Shou menjadi terkejut. "(Apa yang akan aku sajikan pada Soohyun nantinya, aku harus membeli.) Ahjussi aku mohon tunggulah apartemen ku, aku akan membeli sebentar."

"Aku akan mengantar."

"Haha, tidak perlu, di bawah ada kedai teh, menjual teh yang selalu aku buat untuk anda, jadi sampai jumpa," Shou berjalan pergi, Tuan Beom juga terdiam. Ia terlanjur berdiri lalu tertarik untuk berjalan lebih dekat di lukisan kucing itu, kucing itu memiliki bulu putih yang lebat, setiap bulu yang di gambarkan sangatlah jelas dan di sana ada tanggalnya. 5 Januari tepatnya.

"(Itu memang belum lama,)" pikirnya, lalu tak sengaja melihat suatu pintu kecil di pojokan apartemen Shou membuatnya terdiam.

Tuan Beom berjalan perlahan mendekat dengan santai lalu membuka pintu itu yang rupanya tidak di kunci. Seketika ia di sambut sebuah lukisan yang indah, lukisan sebuah subjek pemandangan, lebih tepatnya sebuah rumah. Rumah besar kediaman, istilah umum, itu adalah Hanok, rumah tradisional Korea Selatan.

Lukisan itu lebih nyata dan realistis jika di lihat lebih lama. Di tanggal itu tertulis sudah sangat lama, yakni satu tahun yang lalu bertanggal 20 Januari.

Lalu Tuan Beom ingat ketika Shou membicarakan bahwa kakek nya memiliki kediaman di kampung halaman, rumah besar yang di gambarkan itu, pasti tempat milik kakek nya.

Di sana juga ada sebuah buku gambar kecil. Tuan Beom mengambilnya dan melihat sebuah gambaran sketsa yang sangat nyata. Gambar itu berbentuk seorang pria yang bertubuh besar dan selalu memakai mantel yang sama setiap kali bertemu.

Tanggal di sana tertera yakni 1 Januari. Di saat itu juga, Tuan Beom ingat ketika ia bertemu dengan Shou, bertemu dengan Shou di waktu dan tanggal yang sama di buku gambar itu. Ia lalu tersenyum kecil. "(Kupikir dia tak akan menggambarkan hal ini, rupanya dia memang benar benar menggambar ini,)" pikirnya.