Tuan Beom masih menatap lukisan itu, ia menatap lukisan dirinya itu.
"(Dia menggambar tubuhku ketika aku membelakangi nya, kenapa dia tidak melukis wajah ku saja? Mungkin dia punya maksud lain,)" pikirnya. Lalu ia menatap kembali lukisan rumah hanok itu, di sana ada gambar pohon bunga sakura, tidak dua atau lebih melainkan hanya satu, dan di bawah pohon sakura itu ada seperti kolam yang tak terlalu di gambarkan kecil.
Tuan Beom menatap sangat lama di sana. Hingga ia menyadari sesuatu pada lukisan hanok itu.
"(Jika di ruangan ini tema nya pribadi, tentunya dia juga harus menggambar keluarga dan saudara nya sendiri, apakah aku tidak menemukan lukisan bergambar wanita yang di sebut ibu, atau pria yang di sebut ayah di sini, tak ada siapapun....)" ia benar benar teliti dan tahu apa yang dimaksud lukisan itu.
Lukisan manusia hanya tergambar satu kali oleh Shou, yakni Tuan Beom sendiri. Harusnya Shou menggambar ibu atau ayah nya padahal mereka muncul sebelum Tuan Beom. Mungkin Shou memiliki maksud tersendiri kenapa dia hanya menggambar Tuan Beom.
Tapi tiba tiba pintu terbuka membuat Tuan Beom menoleh mendengar itu.
Rupanya Shou, ia sudah kembali. "Aku kembali," ia melihat sekitar dan bingung, lalu melihat Tuan Beom yang berdiri di depan lukisan kucing nya. "Ah, Ahjussi, apa Anda tidak menerima tamu lain?" tanya Shou.
"Tak ada tamu apapun."
"Ini aneh, ada seseorang yang akan datang hari ini, tapi dia...?" Shou melihat ke ponselnya dan di saat itu ia sadar, ada pesan yang belum di baca dari Soohyun.
-Shou, maafkan aku sekali, aku ada urusan, jadi kapan kapan saja-
"Oh, rupanya dia tidak datang. (Syukurlah saja,)" Shou menghela napas panjang lalu meletakan apa yang ia beli tadi di dapur.
"Ahjussi, apa Anda ingin sesuatu? Anda sudah makan?" tanya Shou sambil berjalan mendekat. Tuan Beom terdiam sebentar dengan mereka berdua saling menatap.
". . . Aku ingin, Shou," kata Tuan Beom. Seketika suasana kembali terdiam.
". . . Eh, apa maksud Ahjussi?" Shou menatap.
Lalu Tuan Beom mendekat memojok Shou di dinding. Ia membelai pipi Shou, lalu mendekat.
Tiba tiba saja, Tuan Beom menggendong Shou dengan masih memojok nya di tembok. Mereka saling menatap hingga saling mencium bibir.
"Uhm.... Ahjussi," Shou menutup mata merasakan ciuman itu.
Lalu tangan Tuan Beom masuk di punggung nya dan kepalanya masuk ke baju Shou, tangan Tuan Beom membuka kancing bra Shou hingga terlihat lepas. Kepala Tuan Beom yang sudah masuk menggigit buah dada Shou setelah branya lepas.
"Ah.... Ha... Ahjussi.... Uhm..." Shou bernapas terangsang.
"Shou, kenapa kau selalu harum," Tuan Beom menggigit puting Shou membuat Shou terkejut. "Ah!"
Tapi mendadak ponsel Tuan Beom berbunyi dari saku celananya. Bukan nya mengambilnya, ia malah melanjutkan mencumbu Shou.
"Um.... Ahjussi, ponsel... Anda... Itu... Hah..."
"Ck... (Shit,)" Tuan Beom mengeluarkan kepalanya dari baju Shou lalu menatap ponselnya rupanya panggilan dari Cha.
"Ahjussi, tak apa, jika Anda ingin pergi," kata Shou. Lalu Tuan Beom terdiam dan mendekat mencium bibirnya, ia berjalan meletakan Shou di meja makan.
"Aku akan kembali," tambahnya sambil mengecup bawah mata Shou. Lalu berjalan pergi meninggalkan Shou yang terdiam.
"(Aku tidak mengerti, kenapa hal ini bisa terjadi begitu saja, ketika dia mencium bibirku, yang selalu aku rasakan adalah aroma rokok yang sangat menyengat dari bibirnya. Tapi itu tidak akan menghalangi ku untuk menerima itu, Ahjussi sangat hangat, tak ada lelaki ataupun pria lain yang bisa sepertinya,)" pikir Shou sambil memegang bibirnya sendiri dan tersenyum senang.
Sementara itu, Tuan Beom berjalan di lorong akan keluar apartemen. "(Ketika aku mencium bibirnya, kenapa aku masih merasakan mulutku sendiri berbau rokok, apa aku harus gosok gigi terlebih dahulu, aku yakin Shou juga berpikir sama sepertiku, dia pasti akan menolak ciuman ini lagi ketika aku tidak gosok gigi, kenapa aku bisa lepas begitu saja,)" pikirnya, ia lalu teringat akan wajah Shou yang selalu ia lihat dengan banyak nya rangsangan, napas berat dan wajah yang imut yang di keluarkan oleh Shou.
Seketika muncul merona merah sedikit di bawah mata Tuan Beom, ia memegang keningnya sambil menghela napas panjang. "(Ha..... Jangan sampai aku menjadi maniak olehnya.)"
--
"Hari ini.... Aku akan meneruskan sesuatu," Shou meregangkan tangan nya lalu duduk di meja makan dengan buku gambar di depan nya. Ia mengambil pensil lalu mulai menggambar sketsa.
"(Aku bisa mendeskripsikan benda dalam suatu gambaran, hingga aku benar benar memiliki mimpi, membuat sebuah komik kecil yang berisikan sesuatu... Tapi aku takut karya ku akan di tolak, jadi aku lebih memilih menggambar saja,)" ia tersenyum dan beberapa jam kemudian, gambarnya selesai.
Itu tidak lagi menjadi sketsa, tetapi menjadi arsiran yang sangat bagus. Dia menggambar hewan dengan sangat realistis, hewan itu adalah kucing.
Shou tersenyum senang gambaran itu jadi, lalu menutup buku gambarnya dan menjadi terdiam menatap sekitar. "Lalu.... Apa yang aku lakukan sekarang?" ia bingung, waktunya masih sisa banyak. Ia lalu melihat sekitar lagi.
"(Jika di pikir pikir... Aku belum membersihkan apartemen selama 1 bulan terakhir dan aku sudah jarang memasak... Apa aku melakukan nya sekarang ya?)" pikirnya dengan mengumpulkan niat. Ia berencana mengurus apartemen.
"(Baiklah, tak apa... Aku akan mulai,)" ia berdiri dan langsung memakai apron berwarna putih bercorak polkadot hitam itu. Lalu mengambil kemoceng dan sapu. "Baiklah, aku akan mulai membersihkan," dari sana, Shou mulai membersihkan, mulai membersihkan debu menempel hingga menyapu. Ia menata semua barang barang itu dan membuang bagi yang tidak perlu lagi. Hingga benar benar rapi, ia meletakan semua peralatan melukis nya di ruangan yang di masuki Tuan Beom tadi. Memajang lukisan nya dan kini, apartemen Shou rapi dan sangat bersih.
"Fyuh... Aku membersihkan hampir 2 jam.... Tapi untung nya selesai, sekarang aku ingin memasak," ia menatap dapur. Lalu berjalan ke sana dan membuka lemari es. Tampak di sana banyak sekali bahan bahan makanan. "(Haiz... Aku selalu membawa bahan makanan pulang tapi tak pernah membuatnya, aku harus membuat nya, sebelumnya, agar takut tidak salah, aku akan menonton tutorial,)" Shou mengambil ponsel nya dan meletakan nya menggunakan Tripod kecil di atas meja dapur dan melihat tutorial memasak di sana.
Hingga malam hari, Shou selesai melakukan kegiatan nya.
"Fyuh.... Selesai~" ia menyilakkan rambutnya dan selesai memasak. Tampak di meja makan banyak sekali makanan yang kelihatan nya sangat enak, ia lalu mencicipi satu persatu secara bersih.
"Hm.... Enak.... Aku harap Ahjussi datang hari ini," gumam nya dengan tak sabar.
Entah secara kebetulan atau apa itu, pintu terketuk membuat Shou menoleh ke sana. "Ah.... Siapa itu?" ia bingung lalu melepas apron yang dipakainya dan berjalan membuka pintu.
Rupanya Tuan Beom. Dia benar benar datang dengan tatapan datarnya pada Shou.
"Ahjussi, Anda sudah selesai?" tatap Shou dengan wajah manis nya.
"Ya, aku bisa menetap di sini?"
"Tentu..."
"Sebelum nya, aku akan mandi di apartemen ku," kata Tuan Beom.
"Ah, baik.... Baik... Aku juga akan mandi," balas Shou.
"Kau juga akan mandi? Ini sudah malam? Kenapa baru mandi sekarang?" tatap Tuan Beom.
"Ehehe, maaf... Aku baru saja melakukan kegiatan rumah, jadi aku harap Ahjussi bisa datang malam ini untuk makan malam bersama," kata Shou.
"Makan malam bersama? Apa kau baru saja memasak? Ini pertama kalinya kau masak?" lirik Tuan Beom membuat Shou terdiam malu.
"Um... Lakukan saja nanti, aku akan menunggu Ahjussi," kata Shou, ia langsung menutup pintu membuat Tuan Beom terdiam.
Tak lama kemudian, Shou berjalan keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk lalu ke kamar memakai bajunya. Seperti biasa, ia memakai celana pendek levis nya dan baju putih. "(Hehe bukan nya aku tidak punya baju lebih, tapi stok ku memang warna nya segini,)" pikirnya. Rupanya benar, ketika lemarinya terbuka, di sana banyak baju dan celana yang sama.
Di saat itu juga pintu terketuk membuat Shou tersenyum senang. Ia langsung berjalan membuka pintu, tampak Tuan Beom memakai celana panjang dan kaus hitam nya. Dia bahkan memakai baju yang sama setiap hari, mungkin itu memang baju santainya.
"E.... Ahjussi, mungkin lain kali kita bisa membeli baju bersama," tatap Shou.
"Kau ingin membeli baju untuk mu?"
"Tidak, maksud ku mungkin untuk kita berdua juga, mungkin Anda bisa mulai dengan warna cerah seperti biru muda dan aku bisa memulai dengan warna hitam hehe," kata Shou.
"Kalau begitu sekarang saja," balas Tuan Beom dengan wajah datarnya membuat Shou terkejut.
"Ma... Maksudku... Kita harus makan dulu, aku ingin Ahjussi mencicipi masakan ku," Shou memegang tangan Tuan Beom lalu mereka masuk.
Tapi siapa sangka, sebelumnya ada Soohyun yang berjalan menaiki tangga apartemen sambil membawa buket bunga. Ketika sudah sampai di lorong, ia menjadi terdiam berhenti berjalan melihat Tuan Beom ada di depan pintu apartemen Shou.
"(Pria itu... Bukan nya pria yang waktu itu?!)" ia ingat ketika melihat Tuan Beom di perpustakaan saat itu.
Lalu ia melihat bahwa pintu terbuka dan Shou menyapa dengan senang, mereka mengobrol hingga Shou menarik tangan Tuan Beom masuk dan pintu nya tertutup.
Soohyun terdiam kaku, ia tak percaya apa yang ia lihat itu, lalu memilih diam dan mengepal tangan lalu berjalan pergi, ia keluar dari apartemen itu dan membuang buket bunga itu ke tempat sampah.
"(Apa yang aku pikirkan.... Shou jelas lebih suka pria yang terlihat kaya itu... Apa yang aku pikirkan sebenarnya, sudah jelas aku lebih muda dari pria itu tapi Shou menolak ku begitu saja hanya karena pria itu.... Aku tidak mengerti lagi.)"
--
Tuan Beom memakan sesuap dan ia menatap Shou yang duduk menatap nya dengan tatapan antusias. "Apakah enak?"
Lalu Tuan Beom tersenyum kecil. "Kau sudah layak menjadi istri," tatap nya. Seketika Shou berwajah merah sangat malu.