Seoul, Korea Selatan, 19 Januari
Hari ini, Shou berjaga di supermarket, ia menguap lelah dengan memegang pinggangnya beberapa kali. Ia bekerja dari pagi karena kampus nya libur, jadi dia bisa menambah jam kerja hari ini tapi sepertinya dia masih kesakitan karena tadi malam, tentunya.
"(Ugh berapa lama Ahjussi melakukan nya, itu sangat sakit dan tetap saja berakhir begini,)" pikirnya.
"(Aku tidak menyangka dia sendiri mengatakan kita melakukan nya lebih dari 5 kali, tapi aku benar benar tak ingat apapun, apa ini karena aku terlalu menikmati itu.... Tapi yang aku pertanyakan adalah.... Aku tidak ingat aku bilang suka pada Ahjussi ketika kita melakukan nya,)" pikirnya sekali lagi.
Di saat terakhir akhir supermarket akan tutup. Ada yang datang ketika Shou sudah selesai beres beres.
Ia menoleh dan bermata besar karena itu adalah Cha. Wanita dengan tato mawar di lehernya itu.
"Ah, Nona Cha. (Aku bertemu dengan Nona Cha hari ini, apa ada sesuatu nantinya?)" Shou mendekat menyapa dengan ramah. Ia memasang wajah tersenyum, bahkan sampai saat ini, mereka akan menjadi akrab karena Shou mudah memaafkan.
"Apa kabarmu, kau baik baik saja hari ini? Bagaimana dengan luka di kening mu? Sudah lebih baik?" tatap Cha dengan senyuman ramahnya.
"Ya, aku sangat baik, sudah lama kita tidak bertemu, luka itu sudah lama sembuh... Hehe," balas Shou.
"Ya, itu karena pekerjaan ku... Sangat sibuk sampai sampai aku tak ada waktu untuk makan, tidur dan yang lain nya."
"Apa Anda baik baik saja dengan itu?" Shou menatap khawatir.
"Jangan khawatir, aku baik baik saja... Bagaimana jika kita minum dulu."
"Minum? Maksud anda alkohol?"
"Ya, apa lagi kalo bukan itu."
"Tapi... Sepertinya aku tidak bisa, aku pikir alkohol tidak akan baik untuk kesehatan dan selama ini, aku sekali minum akan banyak habis nya, mungkin Anda bisa ke apartemen ku, aku akan membuatkan teh hangat," tatap Shou.
"Hm... kupikir 'Ahjussi' mu itu yang melarang nya," Cha melirik membuat Shou terkejut berkeringat dingin.
"Haha.... Baiklah, sekalian aku ikut kau pulang," balas Cha.
Lalu mereka berjalan pulang bersama di malam yang gelap.
"Nona Cha, apa Anda tak ada pekerjaan hari ini?" tanya Shou.
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaan ku selama ini, jadi aku masih punya waktu tapi pastinya, akan ada pekerjaan banyak nantinya, aku yakin Beom Geunwo juga begitu, dia terlalu sibuk akhir akhir ini."
"Eh, sibuk? Tapi Ahjussi tidak pernah bilang dia sibuk, setiap kali aku bertanya, dia hanya membalas bahwa dia sedang tidak sibuk."
"Yah, itu mungkin karena dia memang ingin bertemu dengan mu dan dia pastinya tak mau membuat mu memikirkan nya."
Seketika Shou menjadi memerah mendengar itu.
"(Jadi, Ahjussi benar benar sangat baik, dia meluangkan waktu sibuk nya untuk ku, aku tidak menyangka ini.)"
Sesampainya di apartemen, Shou tidak melihat Tuan Beom sama sekali ada di sana, mobilnya juga tak ada di luar apartemen.
"Eh, kemana Ahjussi?" Shou bingung sendiri.
"Apa di jam segini dia biasanya kemari?" tatap Cha.
"Um, ya, dia terkadang menjemputku, tapi hari ini dia tak mengirim pesan apapun," balas Shou.
"Mungkin saja sibuk, sebaiknya segera masuk," Kata Cha.
Tak lama kemudian, mereka tampak duduk berhadapan di meja makan dengan teh hangat masing masing.
Tapi wajah Shou tampak khawatir dan Cha yang menatap itu menjadi berkata duluan. "Kau mencemaskan pria besar itu? Jangan khawatir soal dia, akhir akhir ini perusahaan kami telah mengalami masalah yang harus di selesaikan oleh mafia seperti nya," kata Cha.
". . . Apa itu, membuatnya dalam bahaya? (Mafia?! Bahasa apa itu?!)" tatap Shou. Meskipun ia agak terkejut mendengar itu.
"Entahlah, semua yang dilakukan kami sangatlah berbahaya," balas Cha. Lalu Shou ingat ketika Tuan Beom mengatakan suka padanya terakhir kali itu.
"(Aku tak tahu, kenapa kalimat Ahjussi adalah 'Aku juga suka padamu' kenapa tidak 'Aku suka padamu' ini seperti dia menjawab apa yang aku katakan, apa jangan jangan malam itu aku memang mengatakan 'Aku suka padamu' pada Ahjussi, jika itu memang benar, pasti dia sekarang memikir kan aku ingin mengatakan nya lagi.... Aku kurang peka,)" Shou menatap cemas.
Lalu Cha meminum teh nya dan menatap ke Shou. "Apa kau suka padanya?"
"Ya!" Shou langsung membalas membuat suasana terdiam.
"Ma... Maksud ku, tidak... Bukan begitu... Kumohon percayalah padaku, ini tidak seperti aku terlalu cepat tertarik," Shou menjelaskan dengan panik.
"Yah, aku percaya padamu, jika kau suka padanya, kau harus bisa menerima sikap nya itu, mungkin kau sudah menilai sikapnya karena kau sudah sejauh ini bersamanya, aku benar benar terkesan pria itu bersikap baik padamu, jika dia tak memiliki muka dua, dia akan menggunakan sifat keduanya untuk mu, pastinya, kau beruntung...." kata Cha. Hal itu membuat Shou terdiam.
Lalu Cha mengambil ponsel nya dan mengetik sesuatu sambil mengatakan sesuatu pada Shou. "Shou manis.... Aku pernah bertanya padamu soal, apa kau pernah menggunakan atau memakai gaun?" tatap Cha.
". . . Kenapa Anda bertanya begitu?"
"Kamu tak ingin mengatakan nya, apa aku harus membuka lemari bajumu?"
"Hah, jangan.... Jangan... Baiklah aku akan mengatakan nya, aku tak pernah memakai nya!!"
"Sayang sekali, kau bagus menggunakan rok mini... Pakaian wanita yang tipis pastinya akan membuat mu sangat cantik dan potong rambut mu itu menjadi pendek maka kau akan kelihatan manis, juga, tampil menarik di depan semua orang, sayang sekali wajah cantik mu yang sudah di takdirkan harus kau tutupi begitu," kata Nona Cha.
"Aku pernah memakainya tapi aku menjadi ilfil sendiri, karena aku takut setiap kali aku pakai rok, apalagi rok kecil, aku takut rok nya akan terbang dan orang lain bisa melihatnya, aku sudah pernah mengalaminya dan aku benar benar sangat malu.... Trauma," balas Shou dengan gemetar trauma.
"Haha, kau tidak akan trauma ketika memakai ini," kata Cha, lalu di saat itu juga, pintu terketuk membuat Shou menoleh.
"Aku punya sesuatu untuk mu," tambah Cha, ia berjalan ke pintu membuat Shou terdiam di tempatnya.
Cha membuka pintu itu, lalu kembali menutup nya dan berjalan ke Shou dengan membawa sebuah kotak baju yang kelihatan nya mahal.
Rupanya pintu terketuk tadi adalah orang suruhan Cha yang membawa kotak itu.
Cha berjalan mendekat dan memberikan nya pada Shou yang masih terdiam bingung.
"Bukalah ini," kata Cha.
Shou lalu menerima nya perlahan, lalu membukanya dan ia terdiam kaku ketika isinya itu adalah gaun ketat yang berwarna merah merona menggoda. Shou langsung terdiam tak berkutik.
"Aku akan memberikan itu padamu, mungkin kamu bisa lain kali memakainya," tatap Cha, tapi Shou masih terdiam tak percaya dengan pemberian itu.
Lalu Cha berdiri. "Baiklah, jaga dirimu baik baik ya, aku harus pergi, sampai jumpa lain waktu," tatap Cha.
"Ah, Nona Cha... Apakah anda yakin dengan ini?! Aku tak bisa memakainya!" Shou menatap panik.
"Kau harus memakainya, ketika sudah siap nanti, pap ke aku ya," balas Cha dengan senyum tanpa berdosa nya.
"Lalu... Bagaimana dengan Ahjussi, apa anda yakin dia sedang sibuk?" tatap Shou. Lalu senyum Cha memudar dan membalas. "Jangan terlalu banyak khawatir padanya," balasnya lalu berjalan pergi membuat Shou terdiam.
"(. . . Hari ini.... Hari yang sangat singkat... Terlebih dahulu, aku tidak bisa memberitahu Ahjussi bahwa aku menyukainya. Tapi ketika ditanya oleh orang lain, aku jawab langsung... Meskipun aku mencoba untuk tidak seperti dia... Meskipun menjadi orang yang melakukan hal-hal berbahaya, dia tidak pernah menyimpannya. lainnya lagi, dia berkata bahwa dia tidak akan pernah berbohong padaku di kedepan nya....
Tampaknya aku tidak bisa menyukai orang seperti dia. Itu cukup untuk sekarang. Setidaknya, aku yakin bahwa dia bukan seseorang yang berbohong kepadaku.)"
Shou tampak mematikan lampu apartemen nya dan berbaring di ranjang, tapi ia belum menutup mata, ia masih memikirkan Tuan Beom. Ia menatap ponselnya sendiri yang ada di depan meja dekat ranjang.
"(Aku bertanya tanya, kapan Ahjussi akan selesai dengan bisnis nya? Harus kah aku menghubungi nya?)" pikirnya sambil mengambil ponselnya.
Ia lalu bangun duduk dan menghela napas panjang, menghubungi Tuan Beom dan meletakan ponselnya di dekat telinga nya sambil menunggu Tuan Beom mengangkat.
"(Apa dia benar benar sibuk?)" pikirnya. Tapi siapa sangka, bahwa Tuan Beom mengangkat ponsel nya. Shou langsung bicara. "Ah... Ahjussi! Apa anda sudah selesai dengan pekerjaan anda?" tanya Shou.
". . . Belum."
"Ah, maafkan aku, aku benar benar minta maaf, kalau begitu aku akan menghubungimu nanti lagi," tambah Shou. Tapi suara Tuan Beom terdiam membuat Shou juga ikut terdiam.
". . . Ahjussi, aku akan menghubungi mu nanti," ia mengulang perkataan nya, lalu Tuan Beom membalas. "Baiklah."
"Ah, baik, aku akan menghubungi mu beso-
' Tut.....
Shou terdiam, ia menatap ponselnya. "(Apa Ahjussi, baru saja mematikan panggilan sebelum aku selesai bicara?)"
Lalu ia meletakan ponselnya dan kembali berbaring. "(Mungkin dia memang benar benar sibuk... Bagaimana aku harus menjelaskan mengapa aku memanggilnya? Apakah pertama tama aku akan bertanya kepadanya apakah dia sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik... Lalu mungkin aku akan memintanya untuk makan malam bersama? Dia sebelumnya mengatakan bahwa dia akan memasak untuk ku, jadi jika aku akan menyebutkannya, dia mungkin menyiapkannya untuk ku... Kemudian aku akan ke pekerjaan paruh waktu setelah ke kampus dan mengawali ini semua setiap hari sama seperti biasanya... Jika Ahjussi datang ke supermarket tempat ku bekerja malam hari, kita pasti akan bicara panjang lebar,)" pikir Shou. Kini hatinya berdetak sangat cepat dan wajahnya memerah.
"(Aku merindukan nya, kenapa Ahjussi tidak pulang, aku ingin sekali mengatakan 'aku suka padamu...' karena aku sudah siap mengatakan nya, meskipun nanti akan ada rasa gugup, aku sudah mulai tertarik padanya.)"
Sementara itu di luar kegelapan malam, tangan Tuan Beom memegang seperti menyangga tubuhnya di atas atap mobil, dan satu tangan nya memegang perut nya. Tampak darah menetes tak beraturan dari perut nya, dia sedang terluka di luar sana dan wajahnya tanpa menahan aura rasa kesakitan nya, luka tusukan yang tajam.
Ia terus menekan lukanya. "Fuck....."