Anak kecil merupakan anak yang polos dan lugu. Tentunya apa yang ada dipikirannya dan ucapannya, senada tak pernah bohong seperti yang biasa dilakukan orang dewasa.
Bahkan mereka pun merasa senang bertemu dengan Eloise meskipun tak mengenalnya sama sekali atau bahkan tak mengetahui wanita itu bohong padanya atau tidak.
Setidaknya, mereka ingin membantu warga di lingkungannya agar selamat dari serangan para serigala yang haus darah.
"Baiklah, Kakak boleh ikuti kami," jawabnya dengan seutas senyum yang tersungging di bibir mungilnya.
Eloise pun membalas senyuman tiga anak kecil itu. Tak lama setelahnya ia berjalan mengikuti tiga anak tadi menuju ke suatu tempat.
Tidak lama mereka berjalan akhirnya tiba di sebuah tempat di mana di sana berjajar banyak rumah warga.
Beberapa warga yang ada di luar rumah langsung terkejut saat melihat anak mereka datang membawa orang asing ke sana.
"Siapa yang dibawa Kenny kemari?" batin seorang ibu menatap salah satu anak.
Namun sayang yang ditatapnya itu tidak mengetahui maksudnya. Bukannya takut dengan tetapan tajam ibunya malahan anak tadi membawa Eloise mendekat pada ibunya.
"Ibu, ini Kakak yang kutemui di depan sana. Dia bilang tadi mendapatkan serangan dari serigala. Lalu dia berhasil mengalahkannya," ucapnya.
Sementara ibunya mengerutkan dahinya, tak mengerti dengan celoteh anaknya barusan.
Eloise pun tahu, sebagai orang asing, pasti ibu dari anak kecil tadi berpikiran negatif padanya. Bisa saja wanita itu mengira dirinya penculik anak ataupun perampok atau hal yang lebih buruk lagi.
"Nyonya, maaf. Aku memang bertemu putra Anda di depan sana. Dan aku pula yang mendesak mereka untuk ikut kemari," tukas Eloise memberikan penjelasan.
Ibu dari anak kecil tadi semakin tampak bingung saja. Malahan dia berpikir apakah wanita di hadapannya ini mencari ataupun memanfaatkan kesempatan yang ada dengan mengaku sebagai pembunuh serigala untuk mendapatkan sejumlah uang dari mereka?
"Yang dikatakan putra Anda benar. Aku dari Knoxville, mengikuti rombonganku di pasar hasil bumi. Di tengah jalan, kami bertemu dengan kawanan serigala. Lalu ku dengar dari anak-anak ini jika tempat ini beberapa waktu yang lalu didatangi oleh serigala juga. Apa itu benar?" ucap Eloise menyambung perkataan sebelumnya.
Ibu dari anak kecil tadi tak langsung menjawab. Ia memindai Eloise dari ujung kaki hingga ke ujung kepala, barulah dia mengangguk.
"Ya, ada apa ya, Nona?"
"Aku hanya ingin memberitahu saja cara membinasakan serigala itu dengan cepat jika mereka datang kembali," tukas Eloise.
Wanita tadi masih diam.
Sebenarnya ada bagusnya juga memang mendapatkan informasi cara mengalahkan serigala, tapi ia masih ragu pada Eloise, gadis asing yang tiba-tiba saja datang ke sana dan menawarkan bantuan. Apakah tidak ada motif tersembunyi?
"Mungkin aku bisa bertemu dengan suami Anda atau pimpinan tempat ini, untuk memberitahukan itu?" desak Eloise, karena dia sendiri tak bisa lama berada di sana.
"Ibu, Kakak ini baik. Tak ada salahnya bukan jika mendengarkan ucapannya? Aku boleh panggilkan ayah, ya?" tutur anak kecil tadi.
Tanpa menunggu persetujuan dari ibunya ia pun berlari kecil masuk ke rumah untuk memanggil ayahnya. Dan beberapa saat setelahnya dia sudah kembali lagi keluar bersama ayah.
"Ayah, ini Kakak yang ingin bertemu dan bicara dengan ayah," ujarnya lalu menunjuk Eloise.
Eloise kemudian segera bicara dengan pria itu dan menyampaikan maksudnya secara cepat, daripada mengulur waktu lebih lama lagi.
"Oh, jadi begitu cara membuat serigala itu jera?! Baik terima kasih sudah memberitahu kami, Nona," tutur ayah anak kecil tadi.
Ia langsung menerima dan menyambut kedatangan Eloise, tidak seperti istrinya tadi.
Eloise pun segera berpamitan setelah memberitahukan itu.
"Oh, Nona. Apa kau mau singgah di gubuk kami dulu untuk minum teh?" tawar ayah anak kecil tadi.
"Tidak, Tuan. Terima kasih, rombonganku Mungkin saja akan segera kembali dan mereka akan mencariku jika aku pergi terlalu lama," tolaknya dengan tegas.
Ia pun lalu berbalik dan kembali menuju ke tempat yang berada, sebelumya.
"Jack, kenapa kau baik pada gadis tadi?" ucap wanita yang merupakan ibu dari anak kecil tadi setelah kepergian Eloise.
"Dia sepertinya gadis baik. Tak punya niat buruk pada kita. Aku bisa melihat dari sorot matanya. Kau jangan menilai semua orang itu jahat, " bantahnya lalu kembali masuk ke rumah bersama putranya.
Eloise nampak berlari, karena takut rombongannya sudah pulang dan meninggalkan dirinya.
"Oh, syukurlah. Mereka baru berkemas sekarang," ucapnya lega setelah tiba di sana dan tidak terlambat datang.
Jika terlambat sedikit saja mungkin mereka sudah pulang dan meninggalkan dirinya.
Para warga Knoxville saat ini memang terlihat sedang sibuk. Sibuk membereskan dan menata kembali lapak mereka.
Semua barang dagangan mereka ludes terjual, tak ada satu pun yang tersisa meski itu sebutir beras. Semuanya laku keras.
"Eloise! Ayo kita pulang."
Nyonya Miel memanggilnya.
Eloise pun datang, "Biar aku bantu bawa ember yang kosong ini," tukasnya mengambil ember kosong.
"Tak perlu. Bawaanmu saja sudah banyak. Kau bawa sendiri saja barangmu."
Eloise baru teringat jika tadi dia membawa barang dari tempat tinggalnya yang lama.
Beberapa saat kemudian para warga Knokxvillle kembali beramai-ramai ke tempat mereka.
Tak ada yang tahu dari arah belakang mereka, jauh sekali ada sepasang mata merah yang mengawasi mereka.