Chereads / Little Boy / Chapter 2 - BAB 02 - BERTEMU KENNIE

Chapter 2 - BAB 02 - BERTEMU KENNIE

Dari kejauhan, seorang anak laki-laki kira-kira berumur 4 tahun datang sambil berlari menuju ke arah Hani. "Mama... Aku takut. Papa terlalu sibuk hingga lupa denganku. Bisa bantu aku untuk mencari Papa?", kata anak laki-laki itu sambil menangis dan memeluk kaki Hani.

Hani berjongkok dan melihat anak laki-laki itu. "Hai tampan, kamu kenapa? Ada yang bisa Tante bantu?", kata Hani lembut.

Anak laki-laki itu terdiam sejenak dan berhambur ke pelukan Hani. "Mama, akhirnya kita bertemu juga."

Hani yang mendengar itu terkejut dan tidak tahu harus melakukan apa. Jika dia bersikeras untuk menjelaskan kepada anak itu bahwa dia bukan Ibunya, mungkin saja anak ini akan tambah menangis dan menimbulkan keributan.

"Baiklah, kalau begitu kamu harus tenang dulu. Ayo kita beli es krim!", ajak Hani dengan menggendong anak itu ke arah sebuah toko.

Hani dan Sekretarisnya memilih duduk di toko tersebut sambil membujuk anak laki-laki itu untuk menceritakan apa yang terjadi. "Jadi, bisa kamu ceritakan kamu sedang mencari siapa?", tanya Hani lembut.

"Aku kehilangan Papa. Aku tadi lagi sibuk main, Papa tiba-tiba bilang kalau Papa akan mengangkat telepon. Tapi setelah aku tunggu, Papa tidak kembali.", jelas anak itu.

"Lebih baik kita ke pusat informasi saja, Bu.", saran Rina.

"Ayo!', ajak Hani.

Hani, Sekretarisnya, dan anak itu telah sampai di pusat informasi.

"Bisa kamu sebutkan nama kamu, Dek?", tanya seorang staf.

"Nama aku Kennie, Tante.", jawab anak itu.

"Bisa sebutkan nama Papamu?", lanjut staf itu.

"Kerrel, Tante."

"Baiklah, kalau begitu Tante aku akan mengumumkannya sebentar."

Kepada Bapak Kerrel, mohon datang ke ruang pusat informasi sekarang. Anak anda yang bernama Kennie sedang menunggu di sini.

Tak lama setelah pengumuman itu, dari kejauhan terlihat bahwa Kerrel sedang berlari ke arah ruangan pusat informasi.

"PAPA!!", teriak Kennie.

Kerrel langsung menggendong Kennie setibanya di dalam ruangan.

"Maaf, Bu. Terima kasih sudah menemukan anak saya.", kata Kerrel kepada staf.

"Oh, Ibu ini yang menemukannya, Pak.", kata staf tersebut sambil melihat ke arah Hani.

"Terima kasih banyak ya, Bu. Ini kartu nama saya, jika Ibu merasa perlu bantuan saya, hubungi nomor yang ada di kartu itu.", kata Kerrel sambil mengulurkan sebuah kartu nama. Hani mengangguk kepada Kerrel dan memilih pamit dari ruangan itu secepatnya sebelum anak itu memanggilnya dengan panggilan "Mama" lagi.

**

Kerrel membawa Kennie masuk ke dalam mobil. "Kamu baik-baik saja kan, Kennie?", tanya Kerrel khawatir.

"Ya, aku baik-baik saja. Tadi Mama menemani aku makan es krim bersama temannya. Setelah itu kami mengobrol banyak. Dia sangat baik, Papa. Bisakah aku bermain bersama Mama lagi suatu saat?", jelas Kennie.

"Siapa yang kamu maksud dengan panggilan 'Mama'?", tanya Kerrel.

"Eh, maksud aku Tante. Hehehe..."

"Kennie, Papa harap kamu jangan memanggil sembarang orang dengan panggilan 'Mama'. Bukankah kamu sudah bahagia hanya dengan bersama Papa? Papa juga bisa menjadi Mama yang baik buat kamu."

"Tapi, Pa. Papa bilang jika Mama adalah orang yang baik. Menurutku Tante tadi adalah orang baik. Jadi tidak salahkan jika aku memanggilnya dengan panggilan 'Mama'?"

Kerrel benar-benar tak habis pikir jika anaknya bisa sangat ingat dengan kata-katanya tempo hari perihal mantan istrinya. Mungkin setelah ini dia akan lebih berhati-hati untuk menceritakan sesuatu kepada anaknya.

**

Di malam pada hari yang sama, Hani bersama dengan Sekretarisnya pergi menghadiri acara makan malam keluarga Lee di rumah utama keluarga.

"Jadi Hani, bagaimana perusahaanmu akhir-akhir ini?", tanya Papa Hani, Hansel Lee.

"Sekarang dalam keadaan sangat baik, Pa."

"Hari ini bukan cuma keluarga kita saja yang akan kumpul, tetapi keluarga tunanganmu juga akan hadir di sini."

Seperti yang sudah Hani duga, Papanya akan mengundang keluarga Refendy. Makan malam ini sepertinya hanya alasan. Yang sebenarnya ingin dibahas oleh orang tuanya adalah tentang perjodohan. Hani sudah benar-benar muak dengan hal ini.

"Permisi Pak, keluarga Refendy telah tiba.", ucap Sekretaris Papanya.

"Persilakan mereka masuk."

Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka yang menandakan bahwa ini saatnya bagi Hani untuk berperang melawan keinginan Orang Tuanya.

"Halo Hani. Kamu tampak lebih cantik malam ini. Sepertinya kamu lagi bahagia ya, seperti yang Tante dengar bahwa kamu akhir-akhir ini sangat sukses. Tante turut bahagia ya, Hani.", ucap Tante Kelly, Mamanya Charli begitu dia duduk di kursinya.

"Terima kasih Tante atas pujiannya.", balas Hani sambil sedikit tersenyum.

"Hani, kamu juga hadir? Aku mengira bahwa kamu tidak akan mau hadir setelah kejadian di acara pertunangan yang dimana salah satu pihak melarikan diri dan membuat kedua keluarga malu.", sindir Charli.

"Charli, tolong jaga sikapmu! Sangat tidak sopan jika kamu membicarakan ini di depan Orang Tua Hani.", tegur Deni Refendy, Papa Charli.

"Tidak masalah. Kami seharusnya minta maaf perihal kejadian itu.", timpa Mamanya Hani.

"Aku hadir di sini bukan karena merasa bersalah. Aku di sini untuk mempertegas sekali lagi bahwa aku punya hak atas perasaanku. Jadi selagi aku masih bisa berbicara dengan baik, mohon tarik kembali keinginan perjodohan ini.", ucap Hani sambil berdiri dari kursinya. Hani keluar dari ruangan itu dan segera mengajak Sekretarisnya untuk segera pergi dari rumah itu.

Hani sadar bahwa Orang Tuanya menginginkan yang terbaik untuk jalan hidupnya. Tapi Hani tidak ingin dengan cara seperti ini. Dia ingin menentukan sendiri siapa pemilik hatinya.

**

"Papa, bangun... Bukankah Papa harus pergi rapat hari ini?". Kennie membangunkan Kerrel pagi ini. Meskipun hari ini hari Sabtu, karena jadwalnya yang padat Kerrel terpaksa menjadwalkan rapat pada hari ini.

Kerrel yang mendengar suara anaknya, langsung bangun dari tidurnya dan memberikan ciuman pagi pada anaknya.

"Pa, Paman Alex datang dan sedang menunggu di ruang tamu. Ayo bangun, Pa. Kasihan Paman Alex yang menunggu Papa.", kata Kennie sambil menarik tangan Kerrel ke arah kamar mandi.

"Baiklah, Papa akan mandi sekarang. Kamu sebaiknya menemani Paman di luar."

Kerrel keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi untuk menemui Alex.

"Bagaimana Alex? Apa rapatnya jadi berlangsung hari ini? Kamu yakinkan jika Liam kali ini benar-benar tidak akan menolak perancang busana yang ini? Aku sudah muak dengan berbagai komentar ganasnya. Ini sudah menjadi perancang busana yang ke-20 yang bekerja untuknya.", kata Kerrel sambil berjalan ke sofa ruang tamu.

"Tenang saja. Mengenai perancang busana yang ini Liam sendiri yang merekomendasikannya. Aku yakin jika kali ini dia tidak akan berulah lagi.", jawab Alex.

"Baiklah, tapi aku terpaksa membawa Kennie ke kantor hari ini. Karena hari ini hari Sabtu dan Kennie hanya sekolah sampai hari Jumat, dia akan ikut bersama kita."

Kerrel, Alex, Kennie, dan sopirnya telah sampai di gedung perusahaan brand fashion H&L. Alex mengajak mereka untuk masuk ke sebuah ruangan.

"Perkenalkan ini perancang busana agensi kita yang baru, Bu Hani."

Hani mengulurkan tangannya dan betapa terkejutnya dia karena seorang anak laki-laki lagi-lagi berlari ke arahnya sambil memeluknya.

"Tante? Aku tidak menyangka bahwa aku akan benar-benar bertemu lagi dengan Tante.", kata Kennie sambil memeluk Hani.

"Kennie, tolong jangan seperti ini. Kamu harus sopan dengan rekan kerja Papa.", ucap Kerrel panik dan berusaha melepaskan pelukan Kennie dari Hani.

"Oh... Tidak masalah, Pak."

"Baiklah, kalau begitu saya akan memperkenalkan diri. Saya adalah CEO YY Entertainment, Kerrel Arles."

"Baiklah, senang bertemu dengan anda. Silahkan duduk, Pak.". Hani menunjuk kursi sofa di ruangannya.

"Bisa tolong bawa Kennie keluar sebentar?", kata Kerrel pada sopirnya.

"Enggak, Pa. Aku mau di sini aja. Aku mau di dekat Tante.", bantah Kennie.

"Kennie, Papa sedang ada rapat penting."

"Tidak masalah, Pak. Dia biar di sini saja.", kata Hani.

"Baiklah kalau begitu. Mari kita mulai rapatnya."

"Jadi begini, pakaian H&L tidak hanya akan digunakan oleh Liam. Tapi oleh seluruh artis di agensi kami. Apa Bu Hani tidak keberatan?", tanya Alex.

"Kalau masalah itu, saya sangat tidak keberatan. Saya senang jika YY Entertainment mempercayai karya perusahaan saya.", jawab Hani.

Rapat berlangsung lebih dari 3 jam dan Kennie tertidur dengan tenang di samping Hani sambil memeluk tangan Hani. "Baiklah, mulai sekarang artis kami akan sering berkunjung ke sini. Mohon kerja samanya ya, Bu.", kata Kerrel. Kerrel lalu dengan cepat mengangkat Kennie yang tertidur dan membawanya ke dalam mobil.

Hani pergi ke rooftop gedung perusahaannya. Dia benar-benar ingin menenangkan diri kali ini. Dia harus mempersiapkan diri untuk terus bertemu dengan Liam. Dia ingin bersikap profesional karena pertemuannya dengan Liam kali ini hanya sebatas rekan kerja, tidak lebih. Ya, dia pasti bisa melupakan perasaan di masa lalunya.