Keesokan paginya, Hani bangun lebih cepat daripada Kennie. Hani mempersiapkan segala barang yang akan dia bawa ke gedung konser Liam dan memasak sarapan untuk dia dan Kennie makan pagi ini.
Hani sebenarnya agak khawatir untuk membawa Kennie ke gedung konser. Hani takut jika Kennie tidak betah di sana dan malah makan membuat Kennie sedih setelah ditinggal Kerrel.
Hani selesai memasak sarapan sederhana pagi ini dengan roti panggang dan telur mata sapi. Hani lalu pergi ke kamar tamu untuk membangunkan Kennie. Begitu Hani membuka pintu, ternyata Kennie telah bangun dan sedang mencari sesuatu di dalam tasnya.
"Kamu sudah bangun, Kennie?" tanya Hani lembut.
"Sudah, Tante. Aku lagi cari baju di dalam tas, Tante." jawab Kennie sebelum Hani bertanya dia sedang mencari apa.
"Kennie bisa mandi sendiri kan?" tanya Hani.
"Bisa, Tante." jawab Kennie.
"Peralatan mandinya juga sudah dibawakan, Kennie?"
"Sudah. Kemarin Papa sudah memasukkan semuanya ke dalam tas Kennie."
"Oke, kalau begitu setelah Kennie mandi, Kennie langsung ke dapur ya. Sebelum berangkat, kita sarapan dulu."
"Siap, Tante." jawab Kennie dan kebetulan Kennie telah menemukan bajunya dan langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar tamu.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, akhirnya Kennie duduk di salah satu kursi meja makan.
"Kennie, kita makan ini saja untuk pagi ini ya. Untuk makan siang nanti, kita akan makan bersama karyawan Tante. Hari ini mungkin Tante akan sibuk mengurus rehearsal untuk konser Liam besok. Tidak masalah kan jika Kennie menemani Tante kerja?" tanya Hani hati-hati.
"Tidak masalah, Tante. Kan Kennie juga sudah janji dengan Tante untuk menemani Tante." jawab Kennie positif.
"Baiklah, kalau begitu, kita mulai sarapan ya."
Hani dan Kennie berangkat ke gedung konser Liam. Begitu sampai di parkiran gedung konser, Hani menelpon Rino, salah satu manajer kerja lapangan H&L untuk membawa koper berisi busana cadangan dari bagasi mobilnya.
"Ini anak siapa, Bu?" tanya Rino penasaran sambil mengeluarkan koper dari dalam mobil.
"Oh, Ini Kennie, Rino. Anaknya Direktur YY Entertainment." jawab Hani.
"Datang bersama Ibu?"
"Iya, dia menginap di rumah saya. Jadi sekalian saya ajak main ke sini." Rino terkejut mendengar jawaban Hani. "Anak Direktur YY Entertainment mengapa bisa sedekat ini dengan Ibu Hani??" pikir Rino.
Begitu mengangkat koper Hani, Rino langsung bergegas masuk ke ruang tunggu untuk menyampaikan berita ini, meninggalkan Hani dan Kennie yang bahkan tidak tahu mengapa Rino berlari sambil menarik koper yang berat itu. Hani berpikir jika Rino begitu karena banyak pekerjaan yang harus dia lakukan.
"SEMUANYA!!! ADA BERITA BARU" teriak Rino begitu sampai di dalam ruangan tunggu. Teriakan Rino ini membuat seluruh karyawan yang hadir menghentikan pekerjaan mereka.
"Kenapa teriak-teriak, Rino? Kami lagi sibuk begini, ada masalah apa lagi dengan busananya?" tanya Tia, seorang Manajer Departemen Design H&L. Tia ini adalah salah satu teman dekat Hani sejak mereka kuliah dan Tia baru saja menyelenggarakan pernikahannya dengan Leon, Wakil Direktur H&L pada tanggal 24 Maret lalu.
"Begini Istri Wakil Direktur, ada berita soal Direktur kita, Bu Hani datang bersama anak Bapak Kerrel." cerita Rino dengan heboh.
"Kerrel siapa? Kok Hani tidak mengatakan apa-apa padaku?" kata Tia bertanya-tanya.
"Kerrel Direktur YY Entertainment, Bu. Sepertinya Ibu Hani dan Bapak Kerrel ada hubungan spesial nih, Bu." kata Rino yang mulai membuat karyawan lain ikut penasaran dengan hubungan mereka.
"Kok aku sama sekali tidak tahu kabar ini? Awas aja Hani!" kata Tia mulai marah.
"Tenang Bu Tia. Bu Tia kan kemarin-kemarin sibuk mengurus acara pernikahan Ibu, jadi mungkin Bu Hani belum sempat mengatakannya pada Ibu." kata Rino menenangkan Bu Tia.
Tok tok tok…
Seluruh karyawan terdiam begitu mendengarkan suara ketukan pintu.
"Semuanya, tolong berhenti gossip-nya. Bu Hani menyuruh seluruh karyawan kumpul di sebelah panggung." kata Sekretaris Hani, Rina.
"Yah… Padahal kan gossip-nya lagi seru!" protes Rino.
"Kamu jangan buat ulah ya, Rino. Kita lagi banyak kerjaan gini, kamu malah bikin gossip yang aneh-aneh." balas Rina.
"Kamu pasti tahu pasti nih soal hubungan Pak Kerrel dan Bu Direktur." kata Rino berusaha membuat Rina membuka mulut.
"Aku tidak seperti kamu yang suka mengurus urusan orang lain. Kamu kurang kerjaan yah? Mau aku minta ke Bu Hani buat nambah kerjaan kamu?"
"Alasan aja pasti nih! Aku yakin kamu pasti tahu!" paksa Rino.
"Aduh, aku benar-benar tidak tahan dengan pertengkaran kalian ini. Selalu saja ada bahan debat, lama-lama aku doakan kalian menjadi kekasih. Dasar 'Rino-Rina Couple'. Ayo semua, kita tinggalkan saja mereka di sini." kata Tia menengahkan perdebatan Rino dan Rina.
"Aku malas debat sama kamu. Mendingan aku cari Wilson saja, siapa tahu dia perlu bantuan aku untuk mengambil foto dan video." kata Rina sambil mencibir. Wilson adalah anak magang di Departemen Publikasi dan Dokumentasi. Departemen ini bertugas mengambil segala jenis foto dan video untuk dipublikasikan di media sosial dan Youtube, memotret busana yang akan dirilis atau dipasarkan, dan memotret model serta busana untuk majalah koleksi rilisan H&L.
Hani menggandeng tangan kecil Kennie dan membawanya ke dalam aula konser. Hani melihat jika ransel yang dibawa Kennie terlalu mengganggu Kennie untuk kesana-kemari. Hani menelpon Rina untuk mengambil ransel Kennie lalu membawanya ke ruang tunggu karyawan.
"Halo Kennie…" sapa Rina kepada Kennie begitu di sampai di aula konser.
"Halo juga, Tante." jawab Kennie sambil tersenyum.
"Kennie mau ikut Tante Rina ke ruang tunggu? Tante Rina mau ke ruang tunggu artis di sebelah panggung." tanya Hani.
"Aku masih mau sama Tante Hani. Aku ikut Tante Hani saja." jawab Kennie sambil makin menguatkan genggaman tangannya dengan Hani.
"Hani!" sapa seseorang yang baru tiba dari kejauhan. Hani menoleh ke sumber suara. Setelah melihat ke belakang, Hani melihat jika Liam sedang berjalan menuju ke arah mereka.
Liam langsung memeluk Hani begitu dia sampai di hadapan Hani tanpa memperhatikan jika Kennie sedang terpaku melihat Hani dipeluk Liam.
"Aku kangen banget sama kamu. Sudah berapa minggu kita tidak bertemu. Apa kabar? Kamu baik-baik saja kan walaupun tanpa aku?" tanya Liam.
Hani yang menyadari jika mereka sedang ditatap banyak orang, menepuk tangan Liam agar Liam melepaskan pelukannya. Liam yang menyadari ditepuk Hani, mulai melepaskan pelukannya.
"Aku baik-baik saja dan aku sudah besar, jadi aku bisa menjaga diriku sendiri. Lagipula selama 5 tahun ini aku baik-baik saja dan masih bisa hidup tanpa kamu." jawab Hani sarkasme.
Kennie yang merasa dirinya telah diabaikan, menarik-narik ujung baju Hani agar Hani memperhatikannya. Dan hal itu berhasil menyadarkan Hani jika Kennie butuh dikenalkan.
"Oh iya, Kennie kenalkan, ini Om Liam. Penyanyi yang akan tampil di panggung besar ini, Penyanyi yang busana konsernya Tante design, dan juga salah satu artis di agensi Papa kamu, YY Entertainment. Dan Liam, ini Kennie, anak CEO agensi kamu, anak Bapak Kerrel." kata Hani mengenalkan mereka berdua.
"Oh, jadi ini Kennie yang terkenal itu. Kita mungkin memang belum bertemu, tapi aku sudah sering mendengar namanya dari karyawan YY." jelas Liam.
Liam lalu berjongkok agar bisa melihat Kennie lebih jelas, lalu mengulurkan tangannya. "Halo, aku Liam. Salam kenal, Kennie."
Kennie lalu membalas uluran tangan Liam. "Halo Om, nama aku Kennie."
"Lalu Bapak Kerrel kemana? Kamu ke sini sendirian ya, Kennie?" tanya Liam penasaran.
"Bukan, dia datang bersamaku. Bapak Kerrel sedang keluar kota, jadi untuk beberapa hari ke depan dia tidur di rumahku." jawab Hani menggantikan Kennie untuk menjawab.
"Kenapa begitu? Apa kamu sedekat itu dengan Bapak Kerrel?" tanya Liam mulai merasa cemburu.
"Iya, SANGAT DEKAT." jawab Kennie yang mulai merasa jengkel.
"Oh ya? Sepertinya aku baru tahu." balas Liam.
"Ada banyak hal yang terjadi selama kamu tidak ada." jelas Hani. Setelah itu, Hani pergi bersama Kennie menuju ruang tunggu artis dan meninggalkan Liam yang penuh tanda tanya.
Kennie memperhatikan raut wajah Hani dan sadar jika Hani agak tidak nyaman dengan Liam. Kennie lalu menarik tangan Hani untuk pergi meninggalkan Liam.
"Hani, kamu kemana?" tanya Liam.
"Ke ruang tunggu artis." jawab Hani.
"Tunggu aku! Aku kan juga mau ke sana." protes Liam. Kennie melirik ke belakang dan menjulurkan lidahnya pada Liam untuk mengejeknya.
"Dasar, anak kecil sok-sok'an." kata Liam marah. Liam lalu mengikuti Kennie dan Hani dari belakang.
Kennie, Hani, beserta Liam telah sampai di ruang tunggu artis. Kennie masih dengan setia menggandeng tangan Hani meskipun mereka telah tiba di ruangan hingga Hani menyuruh Kennie untuk duduk.
"Kennie duduk di sana dulu ya. Tante mau mengecek busana tampil sebelum rehearsal." kata Hani.
"Ayo, sekarang kita mulai." ajak Hani pada seluruh karyawan yang ada di ruangan.
Untuk pertama kalinya Kennie melihat Hani bekerja langsung di depannya dan hal itu berhasil membuat Kennie mengerti jika Hani adalah tipe orang yang sangat serius jika telah fokus kepada sesuatu.