Chereads / Little Boy / Chapter 14 - BAB 14 - SARAPAN BERSAMA KELUARGA KERREL

Chapter 14 - BAB 14 - SARAPAN BERSAMA KELUARGA KERREL

Hani, Kerrel, dan Kennie sudah sampai di rumah Orang Tua Kerrel. Kerrel turun dari mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Kennie dan Hani. Begitu keluar dari mobil, hal pertama yang dilakukan oleh Kennie adalah menggenggam tangan Hani dan daia tidak melepaskannya sama sekali bahkan setelah mereka masuk ke dalam rumh.

Kennie dan Kerrel membawa Hani ke ruang makan keluarganya, yang di sana sudah duduk Orang Tuanya Kerrel. Begitu mereka sampai, seluruh makanan sudah dihidangkan di atas meja makan.

"Omaaaaa" teriak Kennie setelah melihat Oma nya yang sedang meletakkan piring-piring di meja makan.

"Aduh cucu Oma. Sudah lama sekali Oma tidak bertemu kamu. Sini sama Oma." jawab Oma sambil membentangkan tangannya yang sedang bersiap menerima pelukan Kennie.

"Oma... Tante Hani hari ini main ke rumah kita." jelas Kennie pada Omanya.

"Iya tahu. Kan Oma yang menyuruh Papa kamu agar membawa Tante Hani makan di rumah kita. Oma hebat kan?"

"Oma terbaik... hehehehe." kata Kennie agak berbisik sambil mengacungkan kedua jempolnya untuk Omanya.

"Ayo Hani... Duduk di sini. Aduh Kerrel, kenapa kalian jadi bengong-bengong tidak jelas gitu di sana? Ayo ke sini!" panggil Papanya Kerrel, Tommy.

"Oh... Terima kasih Tante." jawab Hani lalu duduk di salah satu kursi meja makan.

Seluruh keluarga sudah mulai makan, termasuk Hani. Hani terlihat agak canggung karena ini pertama kalinya baginya untuk hadir di meja makan keluarga selain keluarganya sendiri.

Emily yang menyadari kecanggungan itu, mulai mengajak Hani berbicara. "Kamu biasanya suka makan apa Hani?" tanya Emily.

"Saya suka sama makanan yang tidak begitu manis dan selain makanan yang tidak membuat saya alergi, saya masih bisa makan, Tante. Dan kebetulan saya tidak begitu suka makan, makan ya kalau lapar saja."

"Loh... di luar tebakan saya, saya pikir kamu bakalan suka makanan manis."

"Kalau ada, ya saya makan, cuma emang tidak banyak-banyak."

"Terus kamu alergi apa?"

"Kemarin kata Om Liam, Tante Hani alergi sama kacang, Oma." jawab Kennie tiba-tiba.

"Oh ya? Liam siapa?" tanya Emily penasaran.

"Liam itu artis di perusahaan Papa, Oma. Dua hari kemarin aku main di acaranya Om Liam itu."

"Kok Hani bisa jadi perancang busana artismu, Kerrel? Apa kamu sudah mengenal sejak lama, makanya kamu memilih Hani?" tanya Emily pada Kerrel penasaran.

"Bukan aku yang pilih, Ma. Manajer Make Up & Stylish, Alex bilang kalau Liam sendiri yang memilih Hani." jelas Kerrel.

"Berarti Liam memang sudah dekat dengan Hani?" tanya Emily sambil melihat Hani. Tidak hanya Emily, tapi seluruh

"Kalau sekarang kami tidak berteman, tapi dulu saya dan Liam teman satu sekolah, Tante." jawab Hani sambil menelan ludahnya karena dia merasa seperti sedang diintrogasi oleh Emily.

"Bagus kalau gitu, karena Liam kamu jadi bisa sering ketemu Kennie sama Kerrel."

"Tapi Oma... Om Liam itu selalu tidak suka saat aku berada di dekat Tante Hani." jelas Kennie sambil memasang wajah cemberut.

"Oh ya? Kenapa? Mungkin karena kamu nakal dan sering bikin Tante Hani kesusahan." kata Emily sambil tertawa melihat wajah cucunya.

"Bukan aku saja, Oma. Papa juga. Papa kan tidak nakal, tapi kenapa Om Liam juga tidak suka kalau Papa ada di dekat Tante Hani." Kata-kata ini berhasil membuat satu ruangan melihat ke arah Kennie, termasuk Hani dan Kerrel.

Emily mulai merasa aneh juga, 'Apa Liam memang menyimpan perasaan pada Hani?'. Sedangkan Kerrel yang mendengar itu, langsung melihat raut wajah Hani. Kerrel merasakan kalau raut wajah Hani berubah menjadi murung.

"Oh itu mungkin karena Papa kan CEO agensi Liam, Kennie. Jadi Liam takut kalau Hani melaporkan kepada Papa. Soalnya Liam itu nakal juga kayak kamu, makanya Liam berusaha menjauh Papa dari Hani." kata Kerrel berusaha mengubah suasana.

"Oh gitu ya, Pa? Enak saja. Hanya aku yang boleh nakal dan nyusahin Tante Hani, Om Liam tidak boleh. Pokoknya besok aku bakalan jagain Om Liam biar gak nyusahin Tante Hani." protes Kennie dengan polos.

"Nah iya, mulai besok, kamu bantuin Tante Hani dan laporkan kepada Papa kalau Om Liamnya nakal ya, Kennie." tambah Emily saat sadar kalau Hani hanya diam sedari tadi.

"Sudah, ayo kita lanjut makan lagi." lanjut Emily.

Kerrel sadar jika kata 'Liam' benar-benar bisa membuat mood Hani berubah seratus delapan puluh derajat. Hani yang tadinya masih bisa menjawab dengan senyuman, sekarang hanya bisa menjawab seadanya dan senyuman itu perlahan-lahan memudar. Meskipun Kerrel belum mengetahui secara detail terkait masa lalu yang dilalui Hani dan Liam, tetapi Kerrel bisa menebak jika masa lalu itu bukanlah masa lalu yang indah untuk Hani.

"Kerrel... Setelah ini kalian ada rencana kemana? Ke kantor?" tanya Emily yang telah menyelesaikan sarapannya.

"Kita gak kemana-mana, Ma. Aku sama Hani cuti hari ini. Haninya juga sudah terlalu kelelahan, jadi kita memutuskan untuk libur saja hari ini." jawab Kerrel.

"Oke, kalau gitu kalian di sini saja. Kebetulan Kennel sama Grace mau adakan acara kecil-kecilan di sini. Kesha juga sudah on the way dari apartemennya."

"Kumpul di sini semua?"

"Iya, kalau sama kamu ya artinya semua anak Papa kumpul di sini, Kerrel." jawab Tommy, Papanya Kerrel.

"Jarang sekali ada kayak gini... biasanya pasti ada saja yang absen." jelas Kerrel.

"Makanya, kalau kamu di sini sama Hani kan jadi lebih lengkap." kata Emily sambil tersenyum.

Setelah sarapan bersama itu, Hani dan keluarga Kerrel menunggu kedatangan saudara-saudara Kerrel sambil menonton TV di ruang tamu. Sesekali mereka Hani ikut bercanda dengan Orang Tua Kerrel dan tidak disangka mereka bisa dekat secepat ini.

"Hani, kami senang sekali kamu mau ke rumah Om dan Tante. Kalau kamu merasa kesepian dan butuh teman, kamu bisa ke sini. Rumah kita terbuka untuk kamu, Hani. Apalagi Kerrel bilang kalau keluarga kamu menetap di Korea Selatan. Minimal Tante sama Kennie ada temannya. Soalnya, biasanya Kerrel dan Papanya jarang sekali betah di rumah. Makanya isi rumah cuma ada Tante sama Kennie saja." kata Emily pada Hani.

"Siap, Tante. Kalau saya butuh teman mengobrol, saya akan datang ke sini. Tante juga kalau ada apa-apa bisa hubungi saya di nomor yang tertulis di kartu nama yang saya kasih ke Tante hari itu. Atau Tante bisa datang langsung ke H&L."

"Oma... Nanti kalau mau ketemu Tante Hani, jangan lupa ajak Kennie ya." sahut Kennie.

"Itupun kalau kamu sudah pulang sekolah. Mana tau Oma ke tempat Tante Hani waktu kamu lagi sekolah." kata Emily menjahili cucunya.

"Tapi kalau Oma ke kantor Tante Hani, pasti Oma butuh aku."

"Memang kenapa?" tanya Emily.

"Soalnya aku yang lebih tau kentor Tante Hani daripada Oma." jawab Kennie dengan penuh semangat. Kata-kata ini berhasil membuat seisi ruangan tertawa. Memang benar apa yang dikatakan Kennie, dia memang lebih sering ke kantor Hani daripada ke kantor Kerrel. Dan Kerrel benar-benar berterima kasih karena Hani mau menyambut kehadiran Kennie.

Setelah obrolan panjang antara Hani dan Emily, tidak lama kemudian terdengar suara mobil berhenti di depan rumah keluarga Kerrel.

"Mama..." teriak Kesha dari dalam mobil.

"Iya... Kenapa, sha?" jawab Emily sambil berjalan keluar rumah.

"Ini mobilnya mau di parkir di mana, Ma? Garasi depan sudah penuh, Ma. Kak Kerrel sih, menuhin garasi. Dia bawa mobil yang harganya berkali-kali lipat lebih mahal daripada harga mobilku. Kalau tergores aku gak sanggup ganti ya, Kak."

"Sudah, Sha. Kamu parkir di garasi dekat belakang rumah aja." jawab Kerrel santai.

"Gak bisa gitu dong, Kak! Kakak lebih tua, harusnya mengalah. Garasi belakang itu harus masuk pintu belakang, Kak. Kejauhan!" cibir Kesha.

"Salah sendiri, kenapa datangnya baru sekarang!" balas Kerrel.

"Sudah... Kalian jangan bikin Mama malu di depan tamu ya. Sudah besar-besar masih aja gini. Belum masuk rumah aja sudah pada ribut." kata Emily menengahi.

"Tamu? Emang Kak Kennel ajak siapa lagi? Bukannya kita-kita saja?" tanya Kesha kepada Emily dari dalam mobil.

"Kamu turun dulu makanya, nanti baru kenalan. Masa iya kenalannya dalam mobil?"

"Ya sudah, kalau mobil Kak Kerrel tergores, minta Mama yang tanggung jawab."

"Nanti minta tolong Kennel yang parkirkan mobilnya, Sha." jelas Emily.

Tepat begitu Kesha keluar dari mobilnya, terdengar suara klakson mobil Kerrel. "Kalian kenapa ribut-ribut depan rumah? Suara kalian terdengar sampai pintu pagar depan." kata Kennel agak kesal. Tentu saja Kennel kesal, suara mereka sebesar apa hingga bisa terdengar hingga ke pintu pagar yang 10 meter dari halaman depan.

"Kak Kennel, tolong parkirkan mobil Kesha. Kalau aku yang parkirkan mobil, nanti mobil bapak sultan itu bisa tergores karena aku." kata Kesha pada Kennel.

"Iya iya... Masuk dulu kalian. Nanti aku parkirkan."