Cerita ini terjadi 2 minggu sebelum Yuiga terbangun ke Isekai.
Hari itu setelah jam sekolah selesai, semua siswa segera keluar kelas masing-masing, ada yang melakukan aktifitas klub, pergi nongkrong dengan teman-temannya, dan ada yang langsung pulang kerumah. Salah satunya adalah Yuiga.
Dan seperti biasa Yuiga berjalan seorang diri tanpa ada yang mau mendekatinya. Hal ini bisa terjadi karena 2 hal.
Pertama, karena Fitnah bahwa Yuiga adalah seorang residivis kasus pembunuhan.
Kedua, karena Yuiga sendiri tidak mencoba untuk bersosialisasi.
Meski semua orang membenci dan mencemooh nya di belakang, situasi ini adalah yang justru diinginkan Yuiga.
Dia tidak perlu terlibat dengan orang lain dan mereka tidak perlu ikut campur dengan urusannya.
Saat Yuiga sedang berjalan sendiri sambil mendengarkan lagu lewat earphones nya, langkahnya segera berhenti saat dia melihat seorang gadis menggunakan seragam yang sama berdiri dipinggir jalan seperti sedang menunggu seseorang.
Ketika mata mereka bertemu, ternyata gadis itu adalah Sophia Shirasaki, seorang gadis cantik yang menjadi idola dan prima dona di Akademi Polar Start.
Biasanya dia berangkat dan pulang sekolah selalu diantar dengan mobil pribadi, mengingat dia adalah seorang putri dari seorang Konglomerat terkenal.
Tapi entah mengapa hari ini dia tidak dijemput, justru memilih berjalan kaki.
"Aku sudah menunggu mu, Yuiga-kun".
Secara mengejutkan ternyata tujuan Sophia adalah untuk menunggu Yuiga.
Tapi Yuiga tidak merespon apapun dan melanjutkan langkahnya melintasi Sophia tanpa sedikitpun menoleh ataupun memperhatikannya.
Sophia yang diabaikan, segera berjalan menyusul dibelakangnya dan mulai pembicaraan.
"Nee, Yuiga-kun!?...Aku sangat terkejut, setelah hampir 10 tahun kita tidak bertemu. Aku tidak menyangka bahwa kita akan satu sekolah lagi!?...Saat pertama kali bisa melihatmu lagi, aku ingin sekali kita bisa ngobrol seperti dulu!?..... Ah, aku masih ingat loh!!! Dulu kau itu dikenal sebagai anak yang punya banyak teman dan sangat lucu sehingga bisa membuat semua orang tertawa!? Tapi,... entah mengapa kau sekarang jadi sulit untuk didekati dibandingkan dengan dirimu yang dulu".
Rupanya, Yuiga dan Sophia adalah teman masa kecil sejak kelas 2 SD, nampak dari pembicaraannya. Sophia tahu bahwa Yuiga dulu adalah anak yang ceria dan punya banyak teman.
Sophia terus mencoba mengajaknya bicara.
"Ya, meskipun kita tidak bersama sampai lulus, tapi aku senang bisa mengenal orang sepertimu!?..... Oh ya, kemarin saat aku bercerita tentangmu, ayah dan ibuku terlihat sangat senang!?..... Bahkan mereka bilang titip salam padamu".
Sayangnya, Yuiga tetap tidak peduli dan mengabaikannya.
Sadar bahwa Yuiga tidak memperdulikan nya, Sophia segera memasang ekspresi merajuk.
Dan selang beberapa saat Sophia melanjutkan ucapannya.
"Oh ya, Yuiga-kun!?...... Aku sudah dengar soal Kakek dan Nenekmu!?...... Meski terlambat, aku turut berdukacita atas kematian mereka, dan aku tahu kau pasti sangat kesepian".
Yuiga tetap diam seribu bahasa. Lalu dengan nada sedih Sophia tetap berbicara.
"Dan,... Aku sudah dengar soal apa yang menimpamu!?...... Semua orang satu sekolah membicarakannya!? Dasar orang-orang bodoh itu, mereka dengan seenaknya memanggilmu "pembunuh" seolah-olah mereka yang paling benar, padahal mereka hanya mendengar dari satu pihak saja!? Dan bahkan teman-temanku dan para penggemar ku yang sangat mengganggu itu terus-terusan mengejek mu di depanku!? Jujur saja, Yuiga-kun.... Meski semua orang dan semua berita menyalahkan mu dan memfitnah mu sebagai "pembunuh"!? Aku tidak akan mempercayainya!? Karena aku tahu betul seperti apa Yuiga-kun yang sebenarnya".
Yuiga tiba-tiba menghentikan langkah nya dan menoleh ke belakang sambil melepas salah satu earphones nya.
Sadar Yuiga yang dari tadi mengabaikannya sekarang menoleh kearahnya.
Sophia menjadi senang dan mulai berbicara dengan ceria.
"Tapi, tenang saja Yuiga-kun!? Aku sudah minta tolong ayahku untuk menyewa orang untuk menyelidiki kasus itu lebih detail lagi!? Aku yakin, Yuiga-kun hanya korban saja!? Bahkan ayahku sangat antusias dia sampai bilang "mungkin ini bisa menjadi penebusan dosaku"".
Sophia terus berbicara tanpa sadar Yuiga yang melihatnya sambil membelalakkan kedua matanya dan tangannya mengepal dengan sangat keras seperti sedang menahan gejolak emosi yang luar biasa.
"Aku tidak tahu apa maksudnya!? Tapi, aku sangat senang bisa membantu!? Dan satu hal lagi..... Meski semua orang tidak percaya padamu.... Aku akan terus percaya padamu, Yuiga-kun".
Dengan mencondongkan tubuhnya kedepan Yuiga dan mengatakan hal itu dengan nada sangat ceria dan sebuah senyuman hangat. Senyuman anggun dan cantik yang sangat disukai semua orang.
"Bisa diem ngak? Lu cewek sialan".
"Eh?".
Sophia terkejut dengan apa yang dia dengar barusan. Saat dia mengalihkan pandangannya ke wajah Yuiga, yang tampak adalah...
Yuiga yang sedang menatapnya dengan ekspresi dingin, kejam, mengintimidasi dan jijik disaat yang bersamaan.
"Aku tidak butuh rasa empati dan belas kasihan darimu ataupun Ayah laknat mu itu!? Sampai kapanpun juga Kau, Ayahmu dan Kedua orangtuaku itu tidak akan pernah aku maafkan".
"Yu-yuiga-kun, ka-kau itu ngomong apa sih?".
Kebingungan dengan apa yang dikatakan Yuiga, Sophia mencoba bertanya dengan nada takut dan badan bergetar.
"Aku bisa lewati ini semua sendiri!? Aku bisa tangani ini sendiri!? Dan, jika kau tidak ingat maka biar aku scan ulang memori di dalam pikiranmu itu!?..... Saat kita masih kelas 2 SD kau terjatuh dan terluka di kepala karena ulah mu sendiri, kan? Dan kau tahu aku mencoba menolong mu, kan? Terus? Kenapa kau bilang ke semua orang bahwa aku yang mendorongmu sampai terjatuh?".
(----------)
Sophia terkejut sesaat, ingatannya kembali ke waktu kejadian itu.
Dan persis seperti yang dikatakan Yuiga dia memang terjatuh dan terluka karena ulahnya sendiri yang sedang bermain.
Meski samar-samar dia tahu bahwa ketika dia terjatuh orang yang pertama menolongnya adalah Yuiga yang segera membopongnya ke UKS.
Tapi, saat dokter UKS dan Kedua orangtuanya bertanya siapa yang melakukan hal ini, Sophia menyebut nama Yuiga.
Sebenarnya, Sophia yang masih setengah sadar saat itu salah mengira bahwa mereka bertanya "siapa yang membawa mu kemari", jadi secara tidak sengaja menyebut nama Yuiga.
Akibatnya, karena ke salah pahaman itu, Teman-teman sekelasnya, para Guru dan Kedua Orang tuanya menyalahkan Yuiga atas apa yang terjadi pada Sophia.
Orang Tua Sophia yang tidak Terima segera menekan para Guru untuk segera mengeluarkan Yuiga dari sekolah dan kebetulan juga ayah Yuiga yaitu Kazuma Kirasagi juga adalah rekan bisnisnya.
Jadi dia menekan ayah Yuiga dengan menyatakan putus kontrak kerja yang akan membuat nama baik perusahaannya menjadi buruk.
Karena tidak mau nama baiknya tercoreng, ayah Yuiga segera menemuinya di sekolah dan didepan semua orang tanpa basa-basi langsung menampar wajah Yuiga sekeras-kerasnya.
Dan sejak hari itu, Yuiga tidak pernah di terlihat lagi di sekolah.
Sophia baru mengetahui ini semua setelah absen selama 2 minggu masa pemulihannya. Merasa bersalah akhirnya Sophia menceritakan yang sebenarnya.
Mendengar hal itu baik Sophia maupun Guru dan Kedua Orangtuanya merasa bersalah dan mencoba mencari Yuiga.
Tapi, entah mengapa usaha mereka sia-sia saja.
Sejak hari itu Sophia terus merasa bersalah.
(----------)
10 tahun sudah terlewati.
Sekarang orang yang dia cari secara kebetulan satu sekolah dengannya. Namun, setiap kali Sophia berusaha mendekat semua gadis yang menjadi pengikutnya selalu mencegahnya.
Saat Sophia bertanya apa alasannya? Mereka bilang bahwa "Yuiga adalah seorang residivis kasus pembunuhan dan akan lebih baik menjauhi orang sepertinya".
Sophia tidak percaya dengan apa yang pengikutnya katakan dan saat sampai dirumah dia menelpon ayahnya untuk meminta bantuan apakah Yuiga benar-benar seorang tersangka atau hanya korban Fitnah.
Ayahnya langsung menyanggupi permintaan putri tercintanya itu.
Dan baginya juga itu sebagai penebusan dosa terhadap Yuiga.
Kembali ke Sophia yang sekarang bersama Yuiga.
Setelah kilasan balik itu, Sophia segera menetes air matanya.
"Yuiga-kun,.... Soal itu... Aku benar-benar minta maaf.... Aku tidak ada niatan untuk.... ".
Belum selesai berbicara Yuiga menyela dengan nada yang kejam dan dingin.
"Aku tidak peduli apapun alasanmu itu, bangsat!? Kau adalah salah satu dari beberapa orang diluar sana yang paling aku benci!? Karena kau dan Ayahmu itu, aku di keluarkan dari sekolah dan terpaksa pindah sekolah!? Kerena kau juga aku dapat hadiah tamparan dari Ayahku yang bahkan tidak pernah melihatku sejak aku lahir!? Dan sekarang kau disini.... Di depanku.... Dan membual soal kau percaya padaku!? Cih, omong kosong apa itu, brengsek?".
Mendengar semua sarkasme Yuiga, Sophia hanya bisa diam sambil meneteskan air matanya.
Melihat Sophia mulai menangis, Yuiga tetap tidak peduli dan melanjutkan sarkasme nya.
"Oh, sekarang apa? Kau menangis? Ah, begitu ya!? Dengan menangis dan dilihat semua orang kau akan mendapat simpati dari orang-orang yang melihatmu!? Dan aku akan mendapat hinaan dan cemoohan karena sudah membuat seorang gadis menangis!? Yakinlah, air mata palsu mu itu tidak akan menggerakkan ku walaupun 0,1 milimeter pun".
"Aku tidak pura-pura menangis!? Tapi, aku memang menangis, Yuiga-kun".
"Sekalipun itu asli, jawabanku tidak akan berubah, kau paham".
Meski Sophia bilang dia memang sedang menangis, Yuiga tetap tidak mempercayai nya.
"Haa... Sudah cukup dengan drama sok menyayat hati ini!? Aku muak dengan semua ini, jadi aku pergi dulu, bye".
Yuiga yang sudah muak dengan ini semua, segera berbalik dan kembali berjalan.
Namun, Sophia kembali mencegahnya.
"Lalu bagaimana caranya?".
Yuiga menoleh kebelakang lagi.
"Lalu bagaimana caranya.... Agar aku dapat permintaan Maaf darimu?".
Yuiga tetap diam.
"Apa kau ingin..... aku bersujud? Apa kau ingin aku..... bersujud didepan semua orang? Jika itu yang kau inginkan,... maka akan aku lakukan!? Jika masih belum cukup.... Aku akan memberikanmu apapun yang kau mau?... Bahkan.... Aku akan memberikan..... seluruh jiwa.... Dan bahkan.... Boleh melakukan apapun pada...Tubuh ku ini!? Hanya dengan satu syarat saja..... Kau mau.... Memaafkan ku, Yuiga-kun".
Sambil menangis dan putus asa, Sophia rela melakukan apa saja asal bisa mendapatkan kata "Maaf" dari Yuiga.
Melihat Sophia yang sangat putus asa, Yuiga kembali berbicara.
"Haaaaa... Hanya pria sinting yang menolak apa bila ada gadis yang rela memberikan segala bahkan dirinya sendiri pada pria itu!? Harus aku akui itu memang penawaran yang menggiurkan".
Sophia yang merasa Yuiga menanggapi yang dia katakan.
Segera mengangkat wajahnya yang berlinang air mata.
Dan berharap Yuiga setuju dengan apa yang dia tawarkan.
"Tapi..... Sayangnya, akulah "pria sinting", itu".
Secara tidak langsung, Yuiga menolak semua tawaran yang diberikan Sophia dan melanjutkan perjalanannya meninggalkan Sophia dibelakang.
Sophia yang salah perkiraan, segera mencoba memanggil Yuiga.
"Tidak tunggu,..... Tidak tunggu sebentar,.... Tidak tunggu jangan pergi..... Jangan pergi..... Jangan tinggalkan aku.... YUIGA-KUUUUUN!!!".
Sophia menjatuhkan lututnya ke tanah dan tangan kanannya ke depan seolah-olah mencoba menggapai Yuiga yang ada di depannya.
Namun, Yuiga tidak peduli dan tetap melanjutkan langkah kakinya.
(----------)
Sementara itu, diseberang jalan.
Ada beberapa orang yang memperhatikan apa yang terjadi antara Yuiga dan Sophia.
Dari seragam yang mereka gunakan terlihat jelas, mereka berasal dari SMA Polar Start.
"Woi, woi.... Apa-apaan orang itu?".
"Berani-beraninya dia membuat Sophia-sama menangis seperti itu".
"Apa dia cari mati".
3 gadis yang ada di rombongan itu adalah para pengikut Sophia di sekolah, mereka selalu berada di sekitar Sophia dan selalu mengaku sebagai sahabatnya, padahal Sophia justru tidak nyaman dengan adanya mereka.
"Kalian bertiga tidak usah khawatir. Biar aku kasih dia sedikit "pelajaran" besok".
Tiba-tiba suara seorang siswa laki-laki terdengar.
Dilihat dari penampilan dia tampak seperti siswa sekolah yang tampan.
Ke 3 gadis itu sepertinya mengenal siswa laki-laki tersebut.
"Huh? Pelajaran?".
Dan Siswa laki-laki itu menjawab.
"Lihat saja besok saat pulang sekolah, di lapangan belakang".
Siswa itu pergi meninggalkan ke 3 gadis itu bersama beberapa rekannya.
Entah apa yang orang itu pikirkan dan yang akan dia lakukan pada Yuiga.
Tapi, kedepannya apa yang mereka lihat. Membuat mereka berpikir 2 kali apabila ingin berurusan dengan Yuiga Kisaragi.