Chereads / Alphabet Spectrum / Chapter 27 - Ch. 027 - Monster yang bernama! 01

Chapter 27 - Ch. 027 - Monster yang bernama! 01

Saat itu, tersebar mitos kecil yang berada di antara kisah legenda yang ada di negeri Eldetarium, kerajaan indah yang merupakan kerajaan sihir paling kuat di dunia.

Sihir merupakan salah satu jenis ilmu untuk manusia menjalani hidupnya sehari-hari, seperti sihir bertarung, sihir untuk bertani, pandai besi, dan juga penjinak.

Banyak sekali orang-orang yang menggunakan sihir untuk menghidupi diri mereka dan memang tak salah jika mereka menggunakan berkat dari Tuhan tersebut.

Disuatu wilayah di Eldetarium, tempat dimana air mengalir dengan tenang dan hutan mengelilingi puluhan hektar Savana rumput yang sedang dikerumuni slime-slime kecil, mereka menyerang seseorang yang tidur pulas dibawah sinar mentari yang cerah.

Angin sepoi-sepoi membuatnya tidur dengan nyenyak, sentuhan kecil dari Slime itu tak sedikitpun membuatnya kesakitan.

Slime-slime itu kesal karena tidak dianggap gadis itu, mereka terus menerus mengigit gadis itu walaupun sia-sia.

Slime berukuran besar yang melihat teman-temannya seperti itu membuatnya jengkel, dia seakan-akan berbicara untuk biarkan dirinya menyerang dan melompat dari atas dan menghantamkan tubuhnya kearah gadis itu.

"Huwahhhhh!" teriak gadis itu ditimpa Slime berukuran cukup besar dan membuat semua Slime menjauhinya.

Slime berukuran besar terlihat tersenyum lebar karena berhasil membuat damage kepada gadis itu dan menganggap hanya dirinya lah yang bisa membuat gadis itu akan melawannya.

Tangan lembut yang cerah mulai mengenggam Slime gembul tersebut, hal itu membuat dirinya ketakutan dengan seluruh tubuhnya bergetar yang ditandai garis-garis kasar terus menerus naik turun dari tubuhnya.

Slime itu kini memandang gadis dengan rambut pendek berwarna emas yang senyum kepadanya.

Matanya biru layaknya langit malam dengan corak bintang di kedua matanya, hidungnya pesek dan bibirnya mungil.

Slime itu marah-marah tidak jelas ketika pipinya ditarik lebar oleh gadis dengan pakaian yang compang-camping, dari tubuhnya sendiri dia seperti anak terlantar yang sedang lari dari sesuatu.

"Kamu lucu sekali, tapi ... kalau aku menyentuhmu lebih dari itu, aku takut kau menjadi korban selanjutnya."

Gadis itu meletakan Slime besar berwarna merah jambu, dia melihat awan saat berdiri dan mulai merentangkan tubuhnya setelah puas dari tidur siangan tadi.

Slime besar itu kesal karena ucapannya, dia bergulir dan bergerak kedepan gadis tersebut.

Dia menaikan alisnya dan bergerak selayaknya sedang marah-marah lebih besar lagi.

"Ehhhh? Jangan marah begitu!" ucap dia yang membuat Slime itu terdiam, dia kini dihampiri gadis tersebut dan dengan satu sentuhan kecil, Slime itu tersipu malu apalagi saat gadis itu mengecup dirinya sebelum akhirnya dia pergi.

Slime itu perlahan mulai terdiam saat gadis itu pergi, kini dia sedang berbaring memandang langit mengikuti apa yang gadis itu lakukan.

Dia menikmati hal yang tak pernah di lakukan, memandang langit dengan awan yang terus bergerak mengikuti angin yang berlalu lalang keseluruh negeri, musim panas itu membuat dia ingin menunggu kembali gadis berambut emas itu.

****

Serangan para petualang pemula yang menaikan level melalui membunuh slime-slime kecil menjadi hal yang menakutkan bagi para Slime itu.

Slime besar menunggu gadis cantik yang dia temu, oleh karena hal itu, dia memutuskan untuk bersembunyi agar tidak mati oleh petualang.

Dia ingin sekali menemui gadis yang membuat dia senang, hal yang membuat dirinya bertahan hidup adalah kemampuan mimikri miliknya, teknik yang membuat dia beradaptasi layaknya bunglon berubah warna sesuai dengan apa yang dia sentuh, bedanya adalah dia hanya bisa melakukannya ketika medianya adalah bentuk cairan.

Maka dari itu dia menerjunkan tubuhnya ke aliran air dan terbawa arus, dia tak mau dirinya di bunuh begitu saja karena pada dasarnya, Slime adalah makhluk yang lemah

Karena aliran air yang deras tak bisa dia hentikan lajunya, dia terbawa arus sampai ke tempat yang tak pernah dia duga.

Dia menemukan gadis itu di sebuah gubuk yang sudah hancur dengan badan yang terluka sangat banyak, sayatannya begitu tipis namun sangat banyak, matanya satu sudah tak bisa terbuka, kondisi gadis itu tak seindah saat dia melihatnya.

Slime besar itu bergerak dengan melompat-lompat menuju gadis yang membuatnya rindu untuk berjumpa. Dia melihat senyum manis gadis itu hilang dari wajahnya, hanya tersisa suara lemas denb badan yang sudah sulit untuk di gerakan.

Slime membuat dirinya berada dipangkuan gadis itu dan saat sudah disana, gadis itu baru menyadari bahwa Slime itu sama seperti Slime yang dia sentuh beberapa hari lalu.

"Ma ... af, aku ... benar ... benar ... sudah ... tidak ada ... tenaga," ucapnya dan membelai tubuh kenyal Slime yang menampakan ekspresi sedih kepadanya.

Gadis itu ingin sekali mencoba tersenyum pada Slime besar itu dan berkata untuk dia tidak perlu cemas, ini semua akan baik-baik saja.

Namun nafasnya yang terengah-engah, dengan sakit sayatan yang begitu banyak dia derita menyadarkan dia bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

Gadis itu ingin sekali menangis karena keadaan dirinya sendiri yang sudah babak belur dan kesakitan, orang tuanya yang tak beradab menyiksa dirinya dan luka sayatan itu adalah bekas serangan dari ayahnya yang mabuk dan menyiksa dirinya yang merupakan keluarga satu-satunya bagi sosok jahat itu.

Kini dia sendiri tak tau apakah dia inginkan dan hanya bisa melihat wajah sedih dari Slime itu.

"Monster ... sepertimu ..." ucapnya kecil dan memuntahkan darah dari mulutnya yang ditampung oleh tangan kanannya.

Slime itu ingin sekali membantu gadis didepannya, namun dia sadar dia tidak bisa melakukan apapun saat itu dan hanya bisa memasang ekspresi sedih dan mencoba memeluk dirinya yang kesakitan.

"Hahaha ... kamu ... baik ... banget, warnamu ... sangat ... halus di ... dalam ... pandanganku!" ucap dirinya menyentuh Slime itu dengan kedua tangannya, dia memaksa untuk tangannya bergerak dan mengangkatnya ke matahari yang bersinar.

"Aku akan memberimu ... nama," ucap dia tersenyum kepada Slime besar itu dan membuatnya bertanya besar.

"Setelahnya, tolong ... makan aku, Terang!" ucapnya saat diri Slime itu bersinar karena gadis itu melakukan kontrak kepadanya dan tanda mentari muncul di pipi Slime tersebut dan gadis itu tidur dengan seluruh tubuh yang tak bergerak sama sekali.

Slime itu mengerti apa yang dimaksud oleh Tuannya, pertemuan yang ingin dia cai ternyata sebuah hal yang membuat dada Slime itu sesak dan perlahan dia menghormati keinginan tuannya.

Badan Slime itu melebar dan mencerna tubuh gadis itu. Dengan perlahan, badannya menjadi butiran air layaknya soda yang bergelembung ke permukaan.

"Selamat tidur, Nona manis!" seru Slime itu setelah mengkonsumsi tuannya dan menjadikan dirinya bisa berbicara layaknya manusia yang ada di muka bumi.

Dia menyerap emosi yang ada di tubuh gadis itu, suatu berkat yang dimiliki monster Slime yang membuat dia memiliki kelebihan untuk memakai kekuatan dan menyerap hal yang bisa dia adaptasikan ke tubuhnya dan dengan kemampuan yang dimiliki gadis itu.

"Kenapa? ... kenapa manusia sejahat itu!" ucapnya yang menangis keras karena membaca ingatan dari majikannya.

Hari itu, dia berteriak diantara bulan dan bintang saat melihat bagaimana manusia memperlakukan tuannya, orang yang memberikan dirinya nama dengan sebutan "Terang".