Chereads / The Devil Tears : Lord of The Night / Chapter 22 - Arc 1 Chapter 22 : Absolute Duo

Chapter 22 - Arc 1 Chapter 22 : Absolute Duo

Liz POV

Liz dan yang lainnya akhirnya sampai dipertengahan jalan untuk ke persimpangan ketiga. Tiba – tiba Liz berhenti karena mendengar suara jejaki kaki. Lalu di dalam kegelapan munculah makhluk Humanoid berkepala Tikus namun memiliki perawakan manusia.

Matanya merah menyala dan gigi taringnya lebih nampak. Makhluk itu lebih seperti monster dibandingkan ketika bertarung dengan Liz tadi.

"Aku akan melawannya," ucap Liz. "Klaus kau jaga Ludwig dan Amelia, Fran kau carilah celah ketika kami bertarung," ujar Liz.

Fran dan Klaus lalu mengangguk melihat sisi yang berbeda dari Liz.

Liz lalu menyiapkan kuda – kudanya dan bersiap untuk bertarung.

Makhluk itupun menggesekan cakarnya ke tembok sambil menghampiri mereka.

Suasana hening hanya suara decakan air saja terdengar.

' Aku akan membunuh makhluk itu. Aku akan menjadi kuat daripada sebelumnya. Pertarungan ini akan mendekatkanku pada impianku ' Liz membulatkan tekadnya.

Dia lalu menarik napas dalam – dalam. Lalu meluncur dengan cepat kearah makhluk di depannya.

Clang!!! Clangg!!! Slassshh!! Liz menebaskan pedangnya dengan akurat, namun lawannya berhasil menangkisnya dengan baik.

Mereka saling balas serangan dengan cepat.

Klaus, Fran dan Ludwig yang melihat pertarungannya sampai ternganga membayangkan ' apakah benar gadis ini hanya berusia 12 tahun ' Mereka melihat Liz layaknya Pendekar pedang yang sangat terlatih.

Liz lalu memegang pedangnya dengan dua tangan lalu mencoba untuk mengunggulinya dengan kekuatan. Clang!!! Clangg! Makhluk itu menahan tebasan Liz dengan cakarnya. Percikan api mulai muncul di tengah benturan senjata mereka. Liz terus menyudutkan makhluk itu, namun tiba – tiba tebasannya tidak mengenai apapun.

Liz pun terkejut, lawan yang harusnya berada di depannya kini menghilang.

Namun tidak lama kemudian Liz merasakan hawa seseorang berada dibelakangnya. Makhluk itu hendak menusukkan cakarnya ke punggung Liz.

Clang!!!! Namun Klaus berhasil melindungi Liz dan Fran bersiap melakukan Backstab-nya ke arah makhluk itu. Makhluk itu lalu memutarkan tubuhnya dan menendang tangan Fran yang hendak menusuknya.

" Agghhhh " Fran terlempar dan pisaunya terlepas dari tangannya.

" Mati kau!!!! " Klaus menebaskan kembali pedangnya ke arah makhluk itu, namun berhasil dihindarinya dengan mudah. Makhluk itu bersiap melancarkan serangan balasan kepada Klaus, namun Liz dengan sigap menghalanginya. Klaus lalu mundur dibelakang Liz.

"Fran bagaimana dengan tanganmu? " tanya Liz.

" Aghhh sial!!! Kurasa tanganku patah " Fran memegangi tangannya

" Ludwig, Klaus dan Fran pergilah terlebih dahulu, Aku akan mencoba menahannya disi.. "

Namun makhluk itu tidak membiarkan mereka berdiskusi lalu menyerang Fran yang sedang kesakitan. Clang!!! Clangg!!! Clangg!!! Liz dengan sigap menahan makhluk itu.

" Cepatlahhhh!!! " Perintah Liz.

Mereka lalu mengangguk dan mulai berlari tanpa membantahnya karena kondisi mereka sedang sangat krusial. Makhluk itu hanya terdiam melihat Fran dan Ludwig yang membawa Amelia kabur.

Sekarang hanya tersisa mereka berdua di sebuah lorong yang gelap.

Liz hanya mengandalkan secercah cahaya lentera yang terikat pada ikat pinggangnya. Hanya suara percikan air dan nafas mereka yang sekarang terdengar di saluran air.

' Kali ini, aku akan mengeluarkan segalanya '

" Accelerate " Liz pun mengaktifkan kemabli sihir penguatan di kakinya lalu melesat dan kembali mulai menyerang makhluk di depannya. Tebasan demi tebasan yang dilancarkan oleh Liz. Namun belum satupun yang dapat mengenai makhluk tersebut.

' Lebih cepat ' Tangan dan kaki Liz mulai menampakkan sebuah aura sihir. Liz lalu mulai meningkatkan kecepatan tebasannya. Swosshh!!! Slashhh!!! Makhluk itu mulai kewalahan dengan meningkatnya kecepatan Liz. Dan tidak lama kemudian.

Crackkk!!! Cakar yang menahan pedang Liz mulai retak dan Liz pun tidak menyia – nyiakan kesempatan ini.

" Rageeeee !!!! " Liz pun lalu melakukan tebasan vertikal ke arah lawannya.

SLASSSSHHH!!!! CRACKKK!!! Cakar makhluk itupun hancur dan tebasan Liz mampu menembusnya dan menyayat dadanya.

" Ghhgguaahhh " Makhluk itu mundur memegangi dadanya kesakitan.

Liz pun nafasnya terengah – engah setelah melakukan serangan bertubi – tubi tadi.

" haa…haaaa…haaa " Liz pun lalu bersiap kembali.

' Tidak… tidak, pertempuran belum berakhir jangan lengah ' Liz memperingati dirinya sendiri.

' Namun sekarang, dia tidak memiliki senjata untuk bertahan diri dari seranganku '

" Awooooooo!!!! Grhhhhhhh " Tiba – tiba makhluk itu mengeluarkan lolongan aneh, namun tidak lama kemudian luka yang didapatkannya mulai sembuh dan cakarnya mulai kembali tumbuh.

' Apakah itu salah satu kemampuannya? ' Liz sudah mempersiapkan mentalnya dengan situasi terburuk melawan musuh yang dia tidak ketahui sama sekali kemampuannya.

Lalu makhluk itu bersiap kembali untuk bertarung, kali ini dia yang akan gentian menyerang. Dia lalu melesat kepada Liz menunjukkan cakar tajamnya yang baru tumbuh kembali.

Liz lalu mundur melompat sambil menangkis cakarnya. Clang!!! Clang !!! Clangg!!! Tusukan demi tusukan Liz hindari dengan sempurna selisih sehelai rambut saja.

Semua indra yang Liz miliki sedang berfungsi dengan maksimal dan instingnya mulai menajam dipertarungan ini.

Tidak salah lagi Liz saat ini sudah bertambah kuat berkali lipat dibandingkan saat dia melawan Hobgoblin dulu. Namun stamina Liz dan makhluk itu berbeda, setelah selama 10 menit bertarung, Liz mulai menunjukkan batasannya. Sihirnya memudar dan pertahannya melemah.

" Bughhhhggh " Makhluk itu berhasil mendaratkan sebuah tendangan kepada perut Liz yang membuatnya terpental.

Liz lalu memegangi perutnya dan menengok ke atasnya, terlihat makhluk itu mengangkatkan tangannya hendak menghabisinya. Liz pun memejamkan matanya dan.

STABBBB!!!! Darah mengucur ke tanah dan terlihat sebuah belati keluar menembus dari dada makhluk tersebut. Liz pun terkejut, seseorang berhasil mendaratkan serangan kejutan ke makhluk tersebut.

" Backstab- Ku berhasil "

Liz pun melihat Sosok yang familiar menancapkan sebuah belati dari belakang makhluk yang dilawannya.

****************

Ketika berpapasan dengan hunter tersebut, Luciel diberi tahu bahwa terdapat sebuah makhluk yang membantai para hunter – hunter yang sedang melakukan pembasmian. ' Kuharap dia baik – baik saja ' Luciel lalu mengambil rute berbeda dari hunter yang dia temui dan mengambil arah kiri ketika di persimpangan ketiga.

Setelah beberapa saat menyusuri jalan, Luciel kembali melihat sebuah persimpangan. Namun dia mendengar samar - samar bunyi seseorang tengah bertarung dari sebuah lorong kanan persimpangan tersebut.

Luciel lalu bergegas pergi ke lorong tersebut dan tidak lama kemudian, Luciel melihat Liz sedang bertarung dengan sebuah makhluk humanoid dengan berwajah tikus dan mempunyai cakar – cakar yang tajam.

Makhluk itu berhasil menyudutkan Liz dan bersiap untuk menghabisinya. Luciel lalu mengaktifkan Accelerate. Luciel lalu memegang belatinya dengan teknik Reverse Grip. STABBBB!!! Luciel berhasil mendaratkan serangannya tepat di jantung makhluk tersebut.

" Backstab-ku berhasil " Darah bercucuran dari dada makhluk tersebut. Luciel lalu mencabut belatinya dan makhluk itu pun terkulai lemas lalu terjatuh.

"Kau tidak apa – apa Liz? " Tiba – tiba Liz pun memeluk Luciel.

Luciel pun terkejut dengan Liz yang tiba – tiba memeluknya.

"Kau sudah melewati banyak hal Liz," Luciel mencoba menenangkan Liz

"Ummm" Liz pun mengangguk dan menyandarkan kepalanya di bahu Luciel untuk istirahat sejenak.

"Hey, ayo kita kembali ke permukaan. Atau Liz lebih suka kugendong lagi?" Goda Luciel.

"Tidak, aku masih bisa berjalan," Liz pun tersenyum.

Mereka lalu mulai berjalan ke permukaan.

"Dimana yang lainnya Liz, aku menemui seorang Hunter yang berhasil melarikan diri, dia bilang Hunter lainnya tebunuh oleh makhluk itu," Luciel lalu menceritakan bagaimana dia bisa kesini.

"Ya, kurasa makhluk itu tidak hanya menyerang tim kami saja Ciel." Liz lalu mengingat pertempuran yang barusan dia lewati. " Makhluk itu walaupun tidak memiliki kekuatan sebesar Hobgoblin, namun kecepatan dan instingnya sangatlah jauh di atasnya." Liz lalu menceritakan kejadian – kejadian yang terjadi selama pembasmian.

"Ngomong – ngomong Ciel. Apakah Ciel menggunakan sebuah parfum?" Liz menciumi bau badan Luciel.

" Ah… aku menggunakannya untuk berjaga – jaga jika monster tikus masih banyak ketika aku masuk tadi. Awalnya aku akan memberimu, akan tetapi kau sudah menghilang duluan tadi pagi " Luciel lalu memberitahu fungsi dari ramuan yang dibuatnya.

"Jadi begitukah caranya Ciel dapat memberikan makhluk itu serangan kejutan." Makhluk itu tak menyadari Luciel karena baunya sudah berbeda dengan manusia.

Setelah beberapa saat mereka berjalan tiba – tiba mereka menyadari ada sebuah sosok di belakang mereka. Luciel pun berbalik dan menahan sebuah tusukan yang mengarah padanya dengan kedua tangan.

STABBB!!!!

Cakarnya lalu menembus telapak tangan kiri Luciel. Makhluk itu lalu menendang Luciel dan membuatnya terpental.

" Aghhhh!!! " Teriak Luciel kesakitan.

" Ciel !!! Bagaimana dia masih bisa bertahan dengan serangan telak seperti itu " Liz kebingungan dengan bagaimana makhluk itu dapat hidup kembali.

Liz pun bersiap – siap kembali dan menghunuskan pedangnya.

Luciel yang baru saja terpental mencoba bangun. ' Sial sakit sekali ' Luciel lalu melihat tangan kirinya yang tertusuk mengucurkan banyak darah. Dia lalu mengolesinya dengan sebuah racikan tanaman.

Di sisi lain, Liz sedang bertarung dengan makhluk yang menyerang mereka, namun Liz yang sudah kelelahan sudah tidak bisa mengimbanginya. Mahkluk itu lalu menendang Liz tepat di ulu hatinya yang membuat Liz terjatuh kesakitan.

Luciel lalu datang membantu dengan hanya satu tangannya yang berfungsi.

"Liz kumpulkanlah mana gunakanlah serangan itu. " Luciel lalu memberikan intruksi kepada Liz. Dan Liz tahu apa yang Luciel Maksud dengan serangan itu.

"Apapun yang terjadi, jangan batalkan serangannya!" perintah Luciel.

"Baiklah " Liz mempercayai rencana Luciel.

Luciel lalu berhadapan satu lawan satu dengan makhluk di depannya.

' Aku harus mengulur waktu ' Luciel lalu meminum sebuah botol yang ada di Sakunya ' Pahit '. Makhluk itu lalu berlari dengan sangat cepat menghampiri Luciel.

Luciel melihat pergerakannya lalu mencoba melompat mundur dengan Zig – Zag. Namun makhluk itu lebih cepat dan mencoba mengarahkan cakarnya ke arah dada Luciel.

Luciel dengan beruntung mampu menghindari serangan itu, namun serangan selanjutnya akan sangat sulit Luciel hindari.

Makhluk itu melancarkan sebuah tendangan mengarah ke arah kepala Luciel. Luciel mencoba menahannya dengan tangan kanannya namun tidak dapat menyerap daya hantam tendangan makhluk itu. Luciel pun lalu terpental.

Luciel menahan dengan sekuat tenaga agar dia tidak memuntahkan air yang sedang berada di mulutnya. Makhluk itu lalu bersiap menghabisi Luciel dan melesat ke arahnya menunjukkan cakarnya yang tajam.

Makhluk itu menusukkan cakarnya ke arah jantung Luciel. Namun Luciel berhasil sedikit menghindar dan cakar itu menusuk pada bahu kiri Luciel. Luciel lalu menyemburkan cairan yang dia minum tepat ke hidung makhluk itu. Makhluk itu melepas Luciel dan mulai memegang hidungnya. Luciel lalu terkulai lemas dan meneriakkan.

" Sekarang Liz!!! "

" Roger. Ignite " Pedang Liz lalu mulai mengeluarkan asap. Liz memasang kuda – kuda.

" Enchant " Pedang Liz lalu mengeluarkan kobaran api dan perlahan api itu terserap kedalam pedang Liz.

Liz lalu melesat menggunakan Accelerate mengarahkan pedangnya ke jantung makhluk tersebut.

STABBBB!!! Pedang Liz lalu tertancap pada jantung Makhluk itu.

" gghhuarrhhh " Makhluk itu mengeluarjan darah di mulutnya.

" Release " Lalu kobaran api mulai menyala didalam tubuh makhluk tersebut. Mulutnya mengeluarkan asap.

" Enchantt !!! " Liz lalu mengulangi apa yang dia lakukan dan memusatkan mananya di tangannya dan menyalurkannya ke pedangnya.

" Fire Expulsion !!! " BLASSSTTT!!! Tubuh bagian atas makhluk itu lalu hancur berkeping – keping. Menyisakan tubuh bagian bawahnya saja.

Clang!!! Clang!!! Lalu terjatuhlah sesuatu dari tubuh monster tersebut. Bentukanya seperti sebuah bola berukuran segenggam tangan orang dewasa. Liz lalu bergegas menuju Luciel yang sedang terkulai lemas.

"Heyy, Ciel!!! Kau tidak apa – apa? " Luciel melihat Liz yang datang kearahnya dan tersenyum.

"Tadi itu sangat beresiko kau tahu " Liz menegurnya

"Ya, tapi kita akhirnya bisa mengalahkannya. Dan Liz tadi terlihat sangat menakjubkan ketika melakukan gerakan tadi," puji Luciel.

"Aku baru kali ini mempraktekannya dalam pertarungan sungguhan kau tahu," ungkap Liz.

mereka lalu menghampiri jasad makhluk itu membawa bagian tubuhnya dan mengambil sebuah bola yang terjatuh dari makhluk itu.

"Apa itu Ciel? "

"Aku tidak tahu, kita tanyakan nanti di Guild. Untuk sekarang ayo kita kembali ke permukaan."

Luciel dan Liz lalu mulai bejalan kembali menuju ke permukaan.

Quest yang awalnya hanya membasmi beberapa monster kecil saja, menjadi pertarungan maut dengan sebuah makhluk pembunuh.