Chereads / The Devil Tears : Lord of The Night / Chapter 28 - Arc 1 Chapter 28 : Rahasia Luciel

Chapter 28 - Arc 1 Chapter 28 : Rahasia Luciel

Liz POV

"Kalian coba tahan lah Serigala besar itu, aku akan menyiapkan sihir pengikatku," Lia mengintruksikan kepada rekan – rekannya.

"Baiklah." Wendel lalu maju dan mecoba menahan seekor serigala yang datang ke arah mereka.

Serigala itu memiliki panjang 2,5 meter dan tinggi 1,2 meter.

"

Liz apakah kau punya teknik dengan output magis yang tinggi?" tanya Lia.

"Apa maksudmu?"

"Teknik yang dapat mengakibatkan luka yang fatal kurang lebih seperti itu," jelas Lia.

"Kurasa ada," jawab Liz

Lia pun mengangguk dan berkata.

"Hey Bert, kau lindungilah kita jika Serigala itu mampu menerobos Wendel."

"Okay."

Mereka pun telah menyusun strategi untuk mengalahkan Serigala biru besar dengan matang.

"Groaaaarrrrrr!! " Serigala itu sedang mencoba menerkam Wendel. Namun Wendel dapat menangkisnya dengan perisainya.

"Seseorang dengan armor yang kuat memang berguna pada saat seperti ini " Ucap Liz yang sedang mengumpulkan mananya untuk menyiapkan tekniknya.

"Itulah fungsinya Role Tank," jawab Bert yang sedang menyaksikan temannya beradu dengan lawannya.

Serigala itu lalu mencoba untuk berlari dan mengambil jarak. Dia lalu berlari dan mencoba untuk menabrak Wendel dengan kekuatan penuh.

"Iron Body" Wendel lalu mengumpulkan mana dan menggunakan sihir penguatan bersiap menerima hantaman Serigala itu.

"GROAAARRR!!! " Serigala itu lalu menghantam Wendel dengan keras.

"Eghhhh Ahhhhh!!!." Wendel menahan hantamannya dengan perisainya. Mereka berdua lalu beradu kekuatan untuk mengungguli masing – masing.

" Grrrrrhhhhh!!! " Serigala itu lalu mencoba menggigit tangan Wendel, sedangkan Wendel mencoba untuk fokus bertahan.

"Apaaakahh masih lama Liaaa! Aku sudah tidak kuat ghhhhhh!!! " Wendel sudah hampir di kalahkan oleh serigala itu dalam adu kekuatan.

" IceBind !! " Lia lalu mengangkat tongkatnya lalu muncul lah Lingkaran sihir di tanah yang serigala itu pijak. Lalu muncul lah bongkahan es dari lingkaran sihir itu dan menangkap kaki serigala tersebut.

" Ignite " Liz lalu mengucapkan mantranya dan pedangnya mulai berasap.

" Enchant " Liz lalu merapalkan mantra penguatan agar penetrasi serangannya bertambah.

"Hey Wendel! menyingkir lah dari sana!!! " Ucap Bert

"Okay!!! "

Setelah Wendel mundur, Liz lalu berlari dan mengucapkan mantra penguatan di kakinya.

" Accelerate "

STABBBB!!! Pedangnya berhasil menembus dada serigala tersebut.

" Release " Bumbbbb!!! Gumpalan asap lalu keluar dari mulut serigala tersebut. Tubuh serigala itu lalu tumbang dan tak lama kemudian serigala itu mati karena organ dalamnya terbakar.

Untuk memastikan makhluk di depannya mati, Liz lalu menusukkan pedangnya ke otak dan jantung serigala tersebut.

"Itu adalah teknik yang sangat bagus," puji Lia.

"Ya, kau menyerang langsung ke organ dalamnya," ucap Bert yang kemudian mendekati serigala besar tersebut dan mulai mengulitinya.

"Ya, tapi harus ada seseorang menahan lawanku jika aku ingin menggunakannya, kurasa aku harus lebih menyempurnakannya," jelas Liz.

"Jadi, Liz besok akan meninggalkan kota?" tanya Lia.

"Ya, terima kas… " Liz lalu tiba – tiba terhenti.

"Ada apa Liz?" tanya Lia dengan nada khawatir.

Liz lalu terdiam sesaat dan mulai berkedip – kedip.

" Maaf semuanya, kurasa aku harus kembali ke kota secepat mungkin "

Liz lalu pergi meninggalkan yang lainnya yang kebingungan dengan sikap Liz yang tiba – tiba menjadi aneh.

*********

Di sebuah bangunan di suatu sudut kota, Luciel sedang duduk terikat di sebuah kursi. Di depannya terdapat seorang gadis kecil yang sedang memainkan sebuah palu.

" Jadi, ada berapa orang yang berada di bangunan ini yang kau tangkap? " Luciel lalu mencoba berbicara dengannya.

"Kurasa yang tersisa hanya 3," jawab gadis itu yang mulai mendekati Luciel.

"Kau adalah salah satu Devil Cult bukan?"

" Ya, benar sekali. Seorang iblis mendekatiku dan menawarkan untuk membuat kontrak denganku" Terus terang gadis tersebut.

"Dia memberikanku kekuatan dengan balasan aku harus mengumpulkan cerita – cerita menarik dari manusia," jelas gadis itu.

"Cerita menarik?"

"Ya, dan berkatnya aku jadi ikutan suka ketika mendengar cerita dari orang yang berbeda – beda fufufu," Gadis itu tertawa nakal.

"Dan aku tahu kau mempunyai kisah – kisah yang menarik tersimpan di sini." Gadis itu lalu menunjuk jantung Luciel.

Muka Luciel lalu mulai suram.

"Tapi, aku akan menunggu kisah yang kau simpan disana sampai Negrina memanggil," ucap gadis tersebut.

"Negrina?"

"Ya, itu adalah sebutan iblis yang melakukan kontrak denganku." Gadis itu lalu mengambil sebuah paku.

"Nahhh sebelum aku mengintip isi hatimu. hibur lah aku dengan ceritamu dan jika ceritamu mulai tidak menarikkk… " BAMMMMM!!!!!

"Aghhhhhh!!!!" Gadis itu memaku tangan kiri Luciel ke pegangan kursi tersebut.

" Ahahahahahahha!!! " Gadis itu mulai tertawa histeris.

**********

Hari sudah mulai gelap dan tidak akan lama lagi lonceng ketiga akan mulai berbunyi.

Liz yang setengah jam lalu baru saja membunuh Serigala besar berlari dengan cepat menuju Kota.

Tidak lama kemudian Liz berhasil sampai di tempat dimana Luciel di sergap.

"Tenyata pelaku dari semua penculikan ini adalah gadis kecil itu." Liz masih tidak percaya, bahwa anak kecil yang di temuinya dapat melakukan hal seperti ini.

Liz lalu melihat sebuah gang yang terdapat bekas – bekas seseorang telah bertarung.

"Tunggu aku Luciel."

Liz lalu bergegas untuk ke tempat Luciel dan gadis itu berada.

*********

" Aghhhhhhh!!!! " Luciel menjerit kesakitan.

" Ayolah, kakak pasti masih punya banyak cerita lain selain itu kannn " Gadis itu memaku tangan kiri Luciel untuk kedua kalinya.

' Sudah waktunya anakku ' Gadis itu lalu mendengar sebuah bisikkan.

" Well, Lupakanlah. Negrina sudah memanggilku " Gadis itu meletakkan palunya lalu mengarahkan telapak tangannya di dada Luciel.

" Apa yang kau lakukan? "

" Negrina sangat menyukai kisah gelap seseorang kau tahu, itu menjadi salah satu sumber makanannya " Mendengarnya, wajah Luciel mulai menjadi suram.

" Herzlesen !!! " Gadis itu lalu mengucapkan sebuah mantra dan menekan telapak tangannya ke dada Luciel.

Gadis itu lalu memasuki alam bawah sadar Luciel. Suasana yang awalnya ruangan bangunan tempat Luciel di sekap berubah menjadi sebuah ruangan panti asuhan.

' Jadi, dia sama sepertiku ' Gadis itu lalu menyusuri panti asuhan tersebut. Terlihat beberapa anak sedang bermain dan tertawa, namun terlihat satu anak berambut coklat yang selalu menyendiri. Anak itu kira – kira berumur 7 tahun sama seperti dirinya.

Tak lama kemudian suasananya pun berubah. Sekarang gadis itu berada di sebuah ruangan yang agak gelap. Di sana terdapat seorang anak kecil dan seorang wanita.

Mereka sedang membicarakan sesuatu. Namun gadis itu melihat sesuatu di tangan wanita tersebut, yaitu darah.

Gadis itu lalu melihat ingatan yang di simpan dalam – dalam di hati Luciel. Ingatan yang Luciel bersumpah tidak akan memberi tahunya siapapun. Tak lama kemudian….

" Uwahhhh!!!! Tidak mungkin!!! " Gadis itu tiba – tiba melepaskan mantranya dan mulai mundur.

" Haahh…hahhhh " Luciel mengeluarkan banyak keringat dingin di tubuhnya.

" Bagaimanaaa.. Bagaimana kau masih bisa tetap waras setelah melalui semua itu " Gadis itu mulai bergetar ketakutan setelah melihat ingatan Luciel.

Namun tak lama kemudiaannn…

" Fire Expulsion!!!! "BAMMMMM!!!!

Tembok bangunan dimana mereka berada meledak dan muncul lah seorang gadis cantic berambut merah

Mereka berduapun terkejut membuka mata mereka lebar – lebar dengan kehadirannya.

"Akhirnya aku menemukanmu Ciel."