Dong…! Dong….! Dong…! Luciel yang sedang menempa mendengar Lonceng ketiga berbunyi menandakan akhir dari pekerjaannya.
Luciel lalu pergi ke pemilik tempat untuk mendapat bayarannya.
"Ini 5 ral terimalah," Pemilik tempat itu lalu memberi Luciel 5 keping koin silver.
"Tapi, ini melebihi bayaran yang seharusnya," ucap Luciel.
"Tidak apa – apa, kau menempa pedang yang bagus, jadi kuberi kau bonus." tutur bosnya.
"Terima kasih Tuan."
Luciel lalu pergi ke Guild untuk menemui Liz. Luciel pun masuk dan melihat beberapa Hunter sedang makan malam setelah menyelesaikan misi mereka.
"Ada yang bisa kubantu anak muda?" Seorang resepsionis menyapa Luciel.
"Apakah hunter – hunter yang melakukan misi di saluran air sudah kembali? "
"Harusnya mereka sudah kembali, Guild hanya memberi mereka Quest membasmi monster sedalam 3 persimpangan. Monster – monster yang berada disaluran air hanyalah monster level 0, jadi mereka mungkin sudah menyelesaikan Questnya dan sedang perjalanan kembali "
"Begitukah " Luciel mempunyai firasat buruk tentang ini.
Luciel lalu keluar dari Guild dan berjalan menyusuri kota. Luciel pun tiba di depan sebuah saluran air yang para Hunter masuki. Dan membuka sebuah botol dan melumuri seluruh badannya dengan cairan yang ada di dalamnya.
*********
10 menit sebelumnya
Liz sedang bertarung melawan makhluk yang menyergap mereka 1v1. Liz dapat mengimbangi kecepatannya karena dia sudah menguasai salah satu sihir penguatan yaitu Accelerate. Sihir ini dapat mempercepat pergerakan penggunanya hingga berkali – kali lipat tergantung kemampuan sihir penggunanya. Namun dengan itupun belum cukup untuk mengalahkan makluk di depannya.
Clang!!! Clangg!! Clangg!!! Pedangnya beradu dengan cakarnya yang kuat. Hari mulai gelap dan makhluk di depannya pergerakannya makin tidak terlihat. Namun Liz masih dapat mendengar pergerakannya.
Mengetahui dia kesusahan untuk menumbangkan Liz, makhluk itu lalu mengganti strategi dan mulai menyerang Liz secara langsung tanpa mengandalkan serangan kejutannya seperti biasanya.
Liz yang awalnya sering menyerang, sekarang harus dipaksa bertahan karena serangan – serangan makhluk itu memiliki tingkat akurasi yang mengerikan.
' Aku mulai kelelahan ' Namun ketika Liz sudah bersiap untuk menerima gelombang serangan berikutnya, makhluk di depannya mundur dan menghilang di kegelapan. Tidak lama kemudian Klaus dan Fran datang kembali untuk membantu Liz.
"Dimana Monster itu? " Tanya Fran
"Kurasa dia mundur, Mungkin bukan kita saja yang di serang oleh makhluk itu," jawab Liz.
"Lalu apa yang akan kita lakukan?" tanya Klaus.
"Kurasa kita kembali dan beristirahat dulu, manaku sudah mau habis," ucap Liz.
"Baiklah"
Merekapun kembali ke tempat peristirahatan mereka.
"Bagaimana Kondisinya?" Fran menanyakan kondisi Amelia sekembalinya mereka.
"Jika tak segera mendapatkan perawatan, dia akan mati kehilangan darah." Jawab Ludwig
" Sial!!!! " Fran lalu meninjukan tangannya ke tembok.
"Liz, bagaimana dengan makhluk itu?" tanya Ludwig.
"Dia mundur, walaupun dibantu dengan sihir, aku tetap tidak bisa mengungguli kekuatan fisiknya. Dan manaku sudah mau habis," jawab Liz.
Mereka lalu memutuskan untuk beristirahat memulihkan tenaga mereka.
Sementara itu di sisi lain.
Luciel memasuki persimpangan pertama dan menemukan banyak mayat tikus dan kecoa yang berserakan setelah masuk kedalam.
' Hmm… tampak pertarungan disini sudah lama terjadi ' . Luciel lalu melanjutkan penyusurannya setelah dirasa aman.
**********
Gunter dan para hunter lainnya sedang mendiskusikan bagaimana cara melawan makhluk yang sudah membunuh 4 rekannya.
"Hari semakin gelap, dan kurasa dia akan menjadi lebih kuat sekarang dibandingkan tadi kau tahu," Seorang Hunter dari tim lain berpendapat.
"Tapi, jika kita disini saja tidak akan menjamin makhluk itu tidak akan menyentuh kita disini. " Tempat peristirahatan di persimpangan memiliki pencahayaan yang cukup dari permukaan, sehingga akan kesulitan jika makhluk itu akan menyerang mereka.
"Kurasa kita harus menunggu Guild mengirimkan bantuan," ucap Hunter dari tim lain.
" Seperti yang kubilang tadi, ini tidak menjamin makhluk itu tidak menyerang kita nanti dan kurasa tidak hanya kita yang diserang oleh makhluk itu " Gunter gigih akan pendapatnya untuk maju.
"Menurutmu dia sudah membantai tim lain juga? "
"Aku tidak tahu," jawab Gunter.
"Kurasa Gunter benar, kita tidak tahu apakah makhluk itu benar – benar tidak akan menyerang kita saat malam hari. Senior Hunter yang Guild kirimkan hanya akan datang besok, dan jika semalaman kita harus menghadapi makhluk itu, kurasa kita tidak akan memiliki kesempatan," jelas salah satu Hunter tim Gunter.
"Baiklah, kita bergerak sekarang," ucap Gunter.
Mereka lalu mulai berjalan dengan siaga dengan penerangan hanya sebuah lentera kecil yang diikatkan di ikat pinggang mereka. Lalu tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki di depan mereka.
"Bersiaplah, dia datang!"
Namun berbeda dengan cara sebelumnya, makhluk itu menghampiri mereka secara langsung.
' Apa maksudnya ini? ' Gunter kebingungan dengan apa yang akan dilakukan makhluk di depannya.
Makhluk itu lalu bergerak dan tiba – tiba berada di depan Gunter. Gunter menahannya dengan pedangnya, namun dia masih terpental karena hentakan makhluk itu.
"Serang makhluk itu secara bersama – sama!"
Keenam Hunter itu lalu mulai bertarung dengan makhluk di depang mereka.
**********
Liz POV
Di sisi lain, Liz dan Hunter lainnya sudah beristirahat untuk beberapa saat.
"Bagaimana bahumu Ludwig? " Liz menanyakan keaadan Ludwig
"Kurasa aku masih bisa bertarung menggunakan 1 tanganku," jawab Ludwig.
Liz lalu berpikir, makhluk tadi sengaja memberikan mereka luka yang tidak terlalu fatal untuk memperlambat mereka.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan? " Tanya Fran yang sedang menatap Amelia yang wajahnya mulai memucat.
"Kurasa kita bisa melewatinya " Liz lalu berbicara " Pada pertempuran tadi, aku berhasil mengimbangi kecepatannya, kurasa jika aku menyibukkannya kalian bisa kembali ke permukaan. "
"Apa yang kau bicarakan Liz " Ludwig tidak setuju ide Liz. " Sudah jelas bahwa tempat ini memiliki keuntungan baginya, Dan kurasa makhluk itu lebih berbahaya daripda Hobgoblin yang kita pernah lawan," Ludwig lalu membujuknya.
"Tenang saja, aku tidak akan lama menyusul kalian nanti. Jika kita tidak pergi sekarang maka Amelia bisa tidak diselmatkan. " Fran dan Klaus saling pandang dan mengangguk.
"Aku akan membantumu," ucap Ludwig
"Kau sedang terluka Ludwig, kuharap kau bisa membawa Amelia keluar dari sini." Ludwig kemudian terdiam hanya bisa mengepalkan tangannya.
Ludwig lalu mulai membopong Amelia.
**********
Di sisi lain, pertarungan antara Gunter dan Hunter lainnya dengan makhluk itu masih berlangsung.
" Sial!!! Aghhhh " Seorang Hunter merintih kesakitan ketika makhluk itu menancapkan cakarnya di paha hantur tersebut.
Gunter lalu mencoba untuk menyerang makhluk itu, namun makhluk itu masih dapat menghindar. Para Hunter yang melawannya sekarang tersisa hanya 4 orang.
"Hey Gunter, kau larilah dan coba cari bantuan, kami akan mencoba menahannya disni," ucap Hunter yang setim dengannya
"Ya, cepatlah. Atau kita semua akan mati disini "
Makhluk itu lalu mencoba untuk menyerang Gunter kembali, namun 2 rekan timnya menahannya. Gunter lalu mulai berlali meninggalkan Hunter – hunter lainnya.
' Siall!!! Sial!!! Siall!!! ' Gunter terus berlari tanpa menoleh ke belakang. ' Ella, tunggu saja. Aku akan membalaskanmu '.
Gunter setelah beberapa saat berlari akhirnya sampai di persimpangan ketiga dan mulai menaiki sebuah lorong yang mengarah ke atas. Gunter lalu keluar, namun dia mendengar langkah kaki dan bersiap menyerang. Gunter namun terkejut yang muncul adalah anak laki – laki yang kira – kira seumuran dengannya.