Chereads / The Devil Tears : Lord of The Night / Chapter 20 - Arc 1 Chapter 20 : Teror di Kegelapan

Chapter 20 - Arc 1 Chapter 20 : Teror di Kegelapan

Gunter dan Hunter lainnya yang memasuki Rute tengah baru saja berhasil sampai di persimpangan keempat.

"Kurasa kita sudah membasmi monster – monster di rute yang kita lewati," ujar seorang Hunter dari tim yang berbeda.

"Baiklah, aku sangat lelah lebih baik kita beristirahat dahulu. Aku belum makan sejak pagi tadi kau tahu," jawab Ella Healer tim Gunter.

Para Hunter telah melakukan pembasmian sejak setelah berbunyinya Lonceng pertama. Setelah berjam – jam melakukan pembasmian mereka sangat kelelahan.

"Baiklah, kita istirahat dan memulihkan mana disini selama sejam lalu kembali pulang," tutur Gunter.

Mereka beristirahat disebuah sudut ruangan di dekat persimpangan keempat karena di sana terdapat sumber cahaya sedikit dari permukaan.

"Dilihat dari cahaya lubang ini, kurasa satu jam lagi Lonceng ketiga akan berbunyi," ujar rekan hunternya.

"Baiklah, ayo kita kembali ke permukaan," ucap Gunter.

Mereka lalu mulai berjalan kembali menuju permukaan. Namun setelah beberapa saat mereka berjalan, Gunter merasakan sedang diikuti oleh sesuatu.

"Hey, bisakah kalian berhenti sebentar." Gunter memerintahkan timnya dan Hunter lain untuk berhenti. Namun tidak lama kemudian makhluk yang mengikuti mereka melakukan aksinya.

SPLURRRTT!!! Salah satu hunter tumbang dengan luka sayatan di leher.

"Hey, ada monster disini!" ucap seorang Mage.

"Dimana monsternya!?" dengan penerangan seadanya mereka masih belum bisa menemukan sosok yang menyerang mereka.

"Ella bagimana keadaan hunter itu?" Gunter menanyakan korban untuk mengetahui skill penyerang mereka.

"Dia tidak tertolong," jawab Ella menyesal

"Kalian semua berhati – hatilah! monster ini memiliki kemampuan assasin!"Gunter memperingati hunter lainnya.

"Hey, apakah mage tim kalian bisa melakukan sihir penerangan? " tanya Gunter.

"Aku mengerti," ucap seorang mage dan mulai merapalkan sebuah mantra penerangan.

"Bright Light." Setelah pria itu merapalkan mantra, munculah cahaya yang menerangi segala sudut Saluran Air.

Lalu mereka menemukan sebuah makhluk Humanoid tinggi layaknya manusia dewasa, memiliki wajah berbulu seperti tikus, serta cakar tajam dan panjang. Makhluk itu sedang merayap disudut atas langit – langit saluran air.

"Di sana!!! Makhluk itu dilangit – lang… SPLURTTT!!!" Ketika mage itu hendak memberitahu Gunter dan yang lainnya, tiba – tiba makhluk itu meluncur dan menusukkan cakarnya ke mage tersebut. Darah mengucur deras keluar dari leher Mage tersebut.

Gunter berlari dan menyerang makhluk tersebut. CLANGG!!!!. Namun makhluk itu berhasil menahan pedang Gunter dengan cakarnya.

"Gagghhhh!" Makhluk itu lalu menendang Gunter dengan keras dan setelah sihir dari Mage tadi habis, Makhluk itu menghilang kembali.

Para hunter tidak bisa mengimbangi makhluk tersebut dikarenakan mereka masih belum memiliki pengalaman bertarung dengan Makhluk yang bertarung di kegelapan.

Kemampuan fisik lawan mereka juga lebih unggul yang mana membuat mereka kesulitan jika diserang dengan serangan kejutan seperti tadi.

Gunter dan 2 hunter lainnya mencoba mengejar Makhluk itu mencoba mengulur waktu untuk Ella menyembuhkan timnya yang terluka, namun kekuatan fisik makhluk itu lebih unggul sehingga usahanya sia – sia.

"Sial! Makhluk itu lincah sekali!" ucap Gunter.

Makhluk itu lalu menargetkan seseorang dan meluncur ke arahnya.

PLOOPPP!!! Sebuah kepala menggelinding ke arah kaki Gunter.

"Tidak,Tidak,Tidak!!!! " Gunter memeluk kepala teman semasa kecilnya sambil menjerit histeris.

Makhluk itu lalu menginjak mayat Ella seolah mengejek Gunter yang sedang menangis. Dia lalu menyeringai dan menendang mayat Ella mengantarkannya ke Gunter.

"KUBUNUH KAU MOSNTER BAJINGANN!!!!" Gunter lalu meluncur menyerang makhluk itu, namun bagimanapun dia menyerang, tidak ada satupun tebasannya yang mengenai makhluk tersebut.

"Hey kalian! cepatlah kabur ke tempat peristirahatan tadi, kami akan menahannya! " ucap hunter yang setim dengan Gunter dan memerintahkan tim yang lainnya untuk cepat bergerak.

"Gunter jangan gegabah, dia terlalu kuat. Kita hurus mundur terlebih dahulu untuk membalaskan Ella," ujar rekan Gunter.

Setelah beberapa lama bertarung Tim Gunter berhasil melarikan diri ke tempat peristirahatan mereka yang pertama. Mereka kehilangan 4 orang ketika bertarung dengan Makhluk tersebut.

**********

10 Menit setelah pertarungan Gunter dan Hunter lainnya dengan Makhluk yang menyergap mereka. Di sisi salin saluran air, Tim Liz dan Amelia telah mencapai persimpangan keempat dan beristirahat di sana selama satu jam.

"Well… hari mulai petang, mau balik ke permukaan sekarang?" tanya Fran.

"Baiklah, ayo Ludwig," ajak Liz.

Mereka lalu mulai berjalan kembali ke permukaan.

"Hey Amelia, menurutmu berapa total yang akan kita dapatkan kali ini?" Klaus yang membawa karung berisi beberapa bagian monster menanyakan penghasilan yang akan mereka dapatkan.

"Mungkin sekitar 18 ral," jawab Amelia.

"Wow, itu adalah penghasilan terbesar kita dalam satu Quest," ujar Klaus.

"Ya, bahkan rata – rata Quest tingkat D hanya mendapat 15 ral," balas Amelia.

"Hey kalian, coba berhenti sebentar," ucap Fran memperingati timnya dan tim Liz.

" Ada apa Fran?" Amelia bertanya jika terjadi sesuatu.

"Ada seasuatu yang mengikuti kita, bersiagalah." Pendengaran Fran lebih bagus dibanding yang lainnya, dikarenakan Role nya sebagai Assasin. Atmosfer disekitar mereka lalu menjadi serius. Mereka lalu membentuk formasi melingkar. Mereka lalu menunggu dan menunggu.

"Hey Fran, apakah benar ada sesuatu yang mengikuti kita? " tanya Klaus.

"Bersabarlah kau das… " Tiba – tiba Fran terkejut didepannya ada makhluk Humanoid bermuka tikus muncul didepannya. Makhluk itu lalu hendak menusuknya dengan cakarnya yang tajam. CLANG!!!! Namun Liz dengan sigap menangkisnya.

"Bersiap bertempur kalian," ucap Ludwig.

"Dimana monster itu?" tanya Klaus.

Setelah serangan kejutannya gagal, makhluk itu dengan segera menghilang. Dengan penerangan terbatas, sangat sulit bagi mereka mendeteksi musuh yang ahli pada tempat gelap.

"Apa yang harus kita lakukan? Kita di posisi yang tidak diuntungkan jika kita hanya menunggu dia menyerang," ucap Liz.

"Aku akan melakukan sihir penerangan," ujar Amelia yang kemudian merapalkan sebuah mantra.

"Bright Light " Cahaya mulai muncul di kegelapan saluran air.

"Dimana dia?" tanya Klaus.

"Aku tidak tahu, kemampuannya sebagai Assasin melebihiku. Tetap waspada!" ucap Fran.

"Hey, aku tidak bisa terus – terusan mempertahankan cahayanya," ungkap Amelia.

"Mari kita bergegas berkerak ke permukaan," ucap Liz.

Mereka lalu mulai berjalan dan tetap bersiaga, namun tidak lama kemudian cahaya dari Sihir Amelia mulai meredup.

"Sihirku akan menghilang," ujar Amelia.

Cahaya yang dihasilkan oleh Almelia pun tidak lama menghilang, mereka sudah setengah jalan ke persimpangan ketiga.

SPLURTTTT!!! Tiba – tiba Amelia tergeletak dan memegangi perutnya, Makhluk itu dapat menyayat perut Amelia bahkan ketika mereka dalam kondisi siaga.

"Aghhhhh!!! " Amelia teriak kesakitan.

"Hey, Amelia kau tidak apa – apa??!! " Fran lalu bergegas mensupportnya berdiri.

"Kurasa tidak apa – apa untuk sementara ini," ucap Amelia mencoba tersenyum menahan sakit.

Makhluk itu kembali menghilang setelah menyayat Amelia.

"Fran bawalah Amelia, aku dan Ludwig akan mencari makhluk itu," ucap Liz.

"Kurasa itu ide yang buruk, makhluk itu adalah seorang assassin. Memencarkan diri hanya akan membuatnya mudah untuk menghabisi kita," ucap Fran yang menolak ide Liz.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? " tanya Liz.

"Kita harus melawannya ditempat yang ada cahayanya," jawab Fran.

Fran memiliki pemikiran yang sama dengan para Hunter yang bersama Gunter.

"Baiklah kita akan kembali dan bertarung disana," balas Liz.

Mereka lalu memutuskan untuk kembali ke tempat peristirahatan. Namun makhluk itu tetap mengikuti mereka diam – diam.

"Hey Amelia, tetap sadarlah! " ucap Fran

Wajah Amelia mulai memucat karena kehilangan banyak darah.

Makhluk itu lalu mulai melesat dan mengarahkan cakarnya kearah Ludwig. Ludwig terkejut lalu mencoba menghindari tusukannya, namun cakar makhluk itu berhasil melukai bahunya.

"Sialll!!! Aghhhh!!! " Ludwig lalu memegangi bahunya

"Makhluk ini terlalu kuat," Ungkap Fran " Dia memiliki keuntungan tempat dan Fisik yang lebih baik daripda kita," jelasnya.

Makhluk itu lalu mengganti targetnya dan melesat ke arah Fran yang sedang membopong Amelia.

Namun Liz yang sudah terbiasa dengan pola serangannya melesat dan menebaskan pedangnya ke arah makhluk itu sebelum dia sampai ke Fran. Makhluk itupun terkejut dan menahan pedang Liz dengan tangannya. Barulah kali ini Liz dapat melihat musuhnya dengan jelas.

Liz lalu melakukan serangan membabi buta kepada makhluk di depannya walaupun makhluk itu dapat menghindari semua serangan Liz.

"Kalian pergilah terlebih dahulu, aku akan menahan makhluk ini!" Mereka lalu menuruti perkataan Liz dan mulai kembali ke tempat peristirahatan.

"Kau juga Ludwig," Ludwig yang hendak membantu pun terdiam.

Liz lalu mengejar makhluk itu yang berusaha kabur.

"Baiklah, berhati – hati lah," ucap Ludwig.

Sekarang hanya Liz dan makhluk didepanya yang berada lorong saluran air ini.

Makhluk itu tidak terburu – buru untuk mengejar para Hunter yang melarikan diri, karena ketika hari semakin menjadi gelap, mereka tidak akan mempunyai lagi tempat untuk bersembunyi.