Chereads / The Devil Tears : Lord of The Night / Chapter 16 - Arc 1 Chapter 16 : Hunter Guild

Chapter 16 - Arc 1 Chapter 16 : Hunter Guild

Liz Pov

Liz dan Ludwig memasuki gedung Hunter Guild, didalamnya terlihat Hunter – hunter sedang makan dan minum, maupun sedang melihat selebaran Quest. mereka lalu menghampiri meja resepsionis

"Hey, ada yang saya bisa bantu?" seorang wanita lalu menyapa mereka

"Kami ingin mendaftar sebagai hunter," Ludwig lalu menjawabnya.

"Baiklah, apa anda bisa menulis?" tanya resepsionis tersebut.

"Saya," Ludwig menjawab dengan percaya diri dan menghampiri meja.

"Silahkan tulis nama, umur dan Role yang kamu kuasai," ucap resepsionis tersebut.

"Apa itu role? " Liz tidak mengerti istilah tersebut.

"Hunter memiliki teknik – teknik bertarung yang berbeda. Ada yang menguasai teknik Swordman, Paladin, Healer, Mage dan lain – lain. Mengetahui Role-mu dapat membantu Guild untuk mencarikan type – type Quest yang cocok dengan para Hunter." Resepsionis itu menjelaskan dengan tersenyum.

"Melihat perlengkapanmu dan temanmu saat ini, kurasa Role kalian adalah Sword dancer. Kalian bisa mengubah Role yang tertera pada identitas kalian jika kalian akan mengupgrade Rank kalian," jelas resepsionis tersebut.

Setelah mendengar penjelasan Resepsionis, Ludwig lalu mengisi data informasi mereka

"Oke, untuk biaya pendaftarannya sebesar 2 ral," ucap Resepsionis itu.

Liz lalu memberikan uang yang diberi oleh Luciel

"Oke, ini identitas hunter kalian," Resepsionis itu memberikan 2 kartu kepada mereka.

"Jika rank kalian sudah mencapai Cooper maka kami akan memberimu sebuah kartu tembaga yang berisikan Rune agar tidak bisa diduplikasi oleh orang lain."

"Terima kasih." Liz lalu melihat sebuah kartu yang menunjukkan Rank Beginner dikartunya. Dan melihat sebuah informasi di kartunya.

Nama : Liz

Rank : Beginner Hunter

Role : Sword Dancer

Status : Solo ( aktif )

Selesaikanlah 20 Quest Rank F atau 10 Quest Rank E jika ingin mengupgrade Rank mu.

Naikkan Rank mu ke Silver jika ingin mendapatkan peringkat Guild.

"Apa ini Ludwig? " tanya Liz.

"Kurasa itu menunjukan Quest yang harus kita selesaikan agar bisa mengupgrade Rank Kita, " jawab Ludwig.

"Oke aku harus kembali terlebih dahulu untuk memberitahu Luciel, " ucap ali.

"Baiklah, besok kita akan coba melakukan sebuah Quest Oke? "

"Baiklah." Liz pun tersenyum dan meninggalkan Ludwig.

**********

Luciel sedang berjalan menuju tempat menempa yang berada di sudut barat Kota.

Setelah berjalan sejauh 1 Km Luciel lalu melihat sebuah tempat menempa yang cukup besar dan melihat orang yang bekerja di sana sekitar 20 orang. Tak lama kemudian Lonceng kedua yang menandakan telah masuk tengah hari berbunyi dan para pekerja mulai menghentikan pekerjaan mereka untuk makan siang dan istirahat.

Luciel pun menghampiri seorang pri yang terlihat seperti pemilik tempat tempa tersebut.

"Apakah anda pemilik tempat ini tuan? " tanya Luciel.

"Ya, apa urusanmu disini anak muda? "

"Aku ingin bekerja disini selama 2 hari tuan," Luciel menjelaskan alasannya datang.

"Baiklah, namun kau harus memperlihatkan dulu teknik menempamu anak muda," ucap pria tersebut.

"Baiklah."

Luciel pun lalu mengambil sebuah pedang yang telah dipanaskan lalu mulai menempanya dengan palu. Tidak lama kemudian dia selesai membuat sebuah pedang biasa.

"Hmm, hasil yang kau buat lumayan. Sudah berapa lama kau menempa pedang anak muda? " tanya pria tersebut.

"Sekitar 2 tahun, aku selalu membantu guruku. Dia seorang pandai besi juga," jawab Luciel.

"Baiklah, kau bisa memulai bekerja besok, kesinilah saat lonceng pertama "

"Baiklah, terima kasih tuan." Luciel lalu kembali ke kereta kuda untuk menunggu Liz.

.

.

.

Luciel sedang membuat ramuan ketika Liz kembali ke kereta kuda.

"Oh, hey Liz. Bagaimana dengan kencanmu?" Luciel sengaja menggoda Liz.

"Apa maksudmu Ciel, kami hanya menjelajah kota bersama," Liz cemberut dengan godaan Luciel.

"Nah, itu yang dinamakan kencan Liz," ujar Luciel.

"Terserahlah, ngomong – ngomong aku barusan daftar jadi hunter Ciel," ucap Liz.

Luciel merasa terlalu dini untuk menjadi seorang hunter. Hunter memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi sebagai Rookie dibandingkan menjadi prajurit bayaran.

"Nah tidak masalah, jangan terlalu memaksakan diri dan kumpulkanlah informasi sedetail mungkin tentang Quest yang kau ambil," Luciel memberikan beberapa saran kepada Liz.

"Apa yang Ciel lakukan, selama menetap disini? " tanya Liz.

"Aku akan bekerja di tempat menempa, kuharap aku bisa mempelajari juga beberapa teknik menempa yang belum aku kuasai di sana," jawab Luciel.

"Baiklah, jadi dimana kita menginap? " tanya Liz.

" Ikuti aku."

Luciel dan Liz lalu menuju ke pasar kota, terlihat beberapa rombongan pedagang yang mereka kenali sedang berjualan disitu. Tidak lama kemudian mereka sampai disebuah penginapan 2 lantai. Mereka lalu masuk dan menghampiri meja resepsionis. Yang menjaga adalah seorang bapak – bapak paruh baya.

"Hello anak muda, apa yang bisa kubantu? " tanya bapak tersebut.

"Berapa harga 1 kamar per malamnya tuan? " tanya Luciel.

"50 obor dan sudah termasuk sarapan sebuah bubur gandum dan keju "

"Baiklah kami akan menyewa 2 kamar selama 3 malam " Luciel pun memberikan 3 keping ral kepada resepsionis

"Baiklah, ini kuncinya. Naiklah ke lantai dua dikamar bertuliskan 10 dan 11," ucap bapak tersebut.

Luciel dan Liz lalu naik ke lantai dua.

"Hey Ciel untuk uang yang kau berikan tadi akuu,, "

"Tenang saja, Liz bisa mengembalikannya jika sudah menjadi Ksatria terkenal. Dan ketika saat itu tiba, kau bisa mentraktirku di sebuah restoran paling ternama di ibukota Kekaisaran " Luciel tersenyum kepada Liz dan memberikannya semangat

"Ummm " Liz pun lalu mengangguk

Luciel dan Liz pun masuk kamar mereka masing – masing. Kamarnya tidak luas hanya berukuran 3x3 meter, 1 kasur terbuat dari kayu dan wol yang mana lebih nyaman daripada Kasur yang dimiliki Luciel dlu ' kurasa penginapan di pusat kota memang lebih baik '.

Luciel lalu menaruh barang – barangnya di sudut kamar dan ramuan – ramuannya disebuah rak kecil yang telah disediakan.

Dong!!!! Dong!!! Dong!!!! Sebuah lonceng pun terdengar sebanyak 7 kali menandakan waktu petang telah tiba. 'kurasa waktunya untuk istirahat sekarang