Hesa mengeluarkan Arka dari bathup lalu melakukan pertolongan pertama untuk korban tenggelam yaitu, Cpr
"Arka plis bertahan, jangan tinggalin gue"
Beruntung sekali setelah beberapa menit, Arka terbatuk dan mulai membuka mata "Arka"ucap Hesa tak percaya sekaligus haru
"Kak Hesa"Arka menatap horor si kakak kelas mengingat si kakak kelas sedang di culik
"Loe kenapa"Hesa sedikit heran karna ekspresi Arka terlihat takut
"L-loe beneran Kak Hesa"ucap Arka gemetar
Hesa terdiam bingung namun Arka langsung memeluknya, Arka sudah sadar bila itu memang Kak Hesa yang asli
"Kenapa, apa yang terjadi sampe loe kaya takut gitu sama gue?"ucap Hesa bingung sekaligus penasaran
Arka menggeleng pelan tak ingin memberitahukan nya pada Hesa sekarang "gue ceritain nanti"
"Yaudah, gue bersyukur loe baik-baik aja"ucap Hesa
"Sebenernya tadi gue bareng Joan tapi gue gak bisa lindungin dia"ucap Arka sendu
"Gue paham"Hesa mengusap lengan Arka guna menenangkanya
"Joan udah tau rahasia kita"
Ucapan Arka secara reflek membuat Hesa terkejut "Loe serius, darimana dia bisa tau?"
Arka mengangguk "Dia gak sengaja denger pembicaraan kita di rooftop"
"Gue rasa ini bukan pertanda baik kar-"
Dorrr
Mereka berdua kompak menoleh.
'Gue cariin ternyata disini'
"Mau apalagi loe!"ucap Hesa
'Ketemu lah, loe pikir alasan gue nyari loe apa?'
Hesa menatap malas si kembaran"Loe udah nyulik gue kemarin, mungkin loe lupa"
'Iya, gue lupa malah mukul loe padahal gue kan mau ngobrol sama loe'
Ternyata si kembaran mengingat kebodohanya, ia lalu mengarahkan pistolnya pada Arka 'Ikut gue dan gue jamin dia gak apa-apa'
"Gak, tembak aja gue sekalian"ucap Hesa dengan berani namun Arka menahan tanganya
"Kak ikut dia"ucap Arka
Hesa langsung menatap Arka protes "loe gila, gue yakin dia cuma mau misahin kita!"
"Gue punya firasat aneh kayanya itu firasat baik"ucap Arka meyakinkan bila ini adalah sebuah kesempatan
Hesa terus menatap Arka bimbang namun Arka mengangguk menandakan yakin dengan yang dikatakanya.
~~~
Niki masih terus berlari diikuti bola aneh, sesekali ia menoleh kebelakang "Tu bola yang sebelumnya, ngapa ngintilin gue lagi sih"
Bughhhh
"adaw"
Niki jatuh terpeleset karna menginjak sebuah kertas "Kertas apa ni, undangan kah?"ia memungut kertas tersebut
-Bunuhlah si Time Traveler dan Detektif yang membantunya, maka kau bisa keluar dari sini-
"Time Traveler, Detektif"
~~~
"Jo, Joan"
Joan mulai membuka mata, melirik Jio yang terikat disebelahnya"K-kak Jio"ia bergerak namun pergerakanya terbatas
"K-kak, loe gak apa-apa kan?"
"Heh pikirin dulu keadaan loe!"
Joan reflek melihat beberapa kursi listrik yang dia diantara sudah diisi Jio dan dirinya sendiri "K-kita"
"Iya Jo, kita ketangkep dan sekarang kita diiket di kursi listrik"ucap Jio
Joan masih terus berontak berusaha melepaskan diri.
Drap drap drap
Seseorang datang sambil menyeret Satya yang tak berhenti meracau.
"Lepasin gue!"
'Sans kalo udah waktunya pasti di lepasin kok'
Krekk
Copyan Satya selesai mengikat Satya pada kursi 'Anteng-anteng ya kalian disini' ia pun pergi
Satya menatap dua temanya yang sudah terikat "Kalian juga ketangkep"ucap Satya dengan ekspresi polos
"Loe gak buta kan!"ucap Jio nge gas
"Nanya doang keles"ucap Satya
Joan terdiam memikirkan Azka, bagaimanakah nasibnya sekarang?
Plukk
"Jio ngapain sih"ucap Satya setengah menggerutu kesal
"Apaan Sat"ucap Jio heran
"Loe lempar gue krikil"ucap Satya
"Kalo bisa, pasti gue udah lempar loe pake meja sekalian bukan pake krikil"ucap Jio ice mochi, ia ikutan kesal karna dituduh padahal jelas bukan ia yang melakukan
"Hihihihi"
Jio dan Satya celingak celinguk ketakutan sembari mencari asal suara sedangkan Joan menatap mereka berdua datar.
"Boneka setan dari jepang muncul deh, gak usah cosplay jadi ninja"ucap Joan dengan malas
Niki berjalan ke arah mereka berdua sembari cengengesan.
"Aealah ternyata loe"Jio menahan rasa ingin mengumpati si adik kelas
Niki mengambil sebuah patung di sudut ruangan lalu menggoyangkanya lalu sebuah kunci terjatuh dari sana, kunci untuk membuka borgol teman-temannya.
"Ada untungnya juga kan gue sembunyi"ucap Niki menyombongkan diri
"Iye, thanks Nik"ucap Satya saat ikatannya sudah terlepas
"Ayo kita cari yang lain"ajak Joan
Mereka berjalan keluar dari ruangan tersebut.
Niki terdiam sejenak, ia bingung apakah harus cerita tentang kertas yang ia temukan atau lebih mending ia simpan dulu dan menyelidikinya sendiri.
Joan menoleh pada Niki yang tertinggal beberapa langkah di belakang "Ada apa Nik"
"A-ah gak kok"Niki menghampiri teman-temanya.
~~~
Hesa sampai di sebuah ruangan cukup luas, ia melihat jam kompas miliknya di letakan pada atas pilar yang tak terlalu tinggi.
'selamat datang kembaran ku' sambut si copyan
"narsis banget nyebut gue kembaran, gue gak punya kembaran"ucap Hesa
'terserah loe deh'
Ia melirik jam kompas milik Hesa 'jam loe gak akan di ambil?'
Hesa seketika terdiam
Si copyan tau apa yang dipikirkan Hesa 'Ini bukan jebakan' dengan santai ia mengambil jam tersebut lalu menyodorkanya pada Hesa
"Alasan apalagi loe ngelakuin ini?"Hesa menatap jamnya yang berada di tangan si Copyan
'Gak ada' ia menaruh itu di atas tangan Hesa karna Hesa terlihat masih ragu
'Kayanya gue udah tobat dan mau akhirin teror ini'
"Setelah semua yang terjadi tiba-tiba loe mau tobat?"Hesa tentu heran mendengar keputusan si Copyan tapi si Copyan mengangguk dengan yakin
'gue mulai bisa nerima reinkarnasi ini'
Ia berjalan dan mengisyaratkan Hesa mengikutinya.
Di depan sebuah ruangan, Hesa melihat Setta yang dibiarkan tergeletak begitu saja 'Samperin dia supaya dia bisa bangun'
Meskipun ragu, Hesa mengikuti apa yang dikatakan si kembaran.
"Setta bangun, gue udah nemuin loe"ucap Hesa sambil menempuk pipi Setta
Tak lama kemudian mulai ada pergerakan "K-kak, kak Hesa"
Setta langsung memeluk Hesa sambil menangis haru.
"G-gue takut kak, akhirnya gue bisa ngeliat loe lagi"ucap Setta sesegukan
Copyan Hesa hanya berpura-pura menghapus air matanya, ia tak terlalu tahan dengan adegan drama 'Gue mau kasih tau satu hal sama loe karna gue udah mau tobat'
"Hal apa"ucap Hesa
'Gue kenal Kyungmin'
"G-gue gak tau siapa maksud loe"ucap Hesa berpura-pura
'Gue serius, meskipun dia bantu loe bukan berarti dia baik'
"..."
'Dia kerjasama sama seseorang, gue harap loe hati-hati'
Hesa menatap si kembaran curiga tapi tak lama karna ia ingat bila ia harus memapah Setta pergi dari sini, Hesa yakin Setta masih sedikit pusing terlalu lama tidur.
"Pelan-pelan aja"Hesa menaruh satu tangan Setta di belakang lehernya lalu menuntun Setta perlahan
"I-iya kak, maaf gue ngerepotin loe"ucap Setta
"Gausah ngomong gitu"
Beberapa langkah berjalan, Hesa menoleh pada si kembaran yang ternyata tak mengikutinya
~~~
"Gue udah bisa jalan sendiri kak"ucap Setta
"Beneran?"tanya Hesa memastikan
Setta mengangguk sebagai jawaban.
Hesa mengajak Setta kembali keruangan sebelumnya, tempat Arka berada.
Arka masih disana dengan keadaan baik-baik saja.
"Arka"ucap Hesa
Yang dipanggil menoleh lalu menghampiri dua temanya sambil tersenyum senang.
"dia gak apa-apain loe kan kak?"ucap Arka
Hesa mengangguk "gue mau tanya hal yang sama"
"gak ada yang dateng selama loe pergi"ucap Arka, ia menoleh pada Setta
"L-loe Setta?"ucap Arka dengan nada curiga
"Yaiyalah, loe pikir siapa lagi"ucap Setta
Hesa hanya bisa mengangguk kaku saat Arka menatapnya meminta penjelasan, jujur saja ia sendiri belum terlalu yakin bila yang di sebelahnya ini memang Setta.
Drap Drap Drap
Langkah kaki di susul teriakan memanggil Hesa dan Arka
"Kita disini"Arka balas berteriak membuat yang lain bisa menemukan keberadaan mereka
"Akhirnya kita kumpul juga"ucap Joan, ia merasa lega melihat semua kembali berkumpul
Jio melirik Setta sinis lalu berjalan mendekatinya
"Loe sempet nuduh Arka bully loe?!"ucap Jio
"Hah, bully apaan"Setta tentu terkejut, baru saja melihat lagi teman-temannya tapi malah di tanyai pertanyaan seperti itu
"Copyan Setta Ji"ucap Arka mengingatkan agar tak ada salah paham lagi
Jio mengangguk sebagai jawaban bila ia mengerti.
"Copyan, apalagi sih ni maksudnya"ucap Setta semakin bingung
"Nanti ajalah jelasinnya yang penting sekarang kita cari cara buat keluar dari sini"ucap Satya
"Ada yang harus kita korbanin"Niki menunjukan kertas yang ia temukan
Joan mengangkat tangan lalu tersenyum "Gue tau siapa aja orangnya
Hesa dan Arka tentu jadi khawatir karna takut Joan akan mengatakan bila mereka adalah Time Traveler dan Detektif yang di maksud pada kertas penemuan Niki.