Setelah selesai menikmati makanan yang di beli di pasar tadi Aisyah bergegas menyusul bapak nya ke ladang untuk mengantarkan sisa makanan tadi yang dia beli di pasar pagi karena Aisyah tau bapak nya sangat suka dengan dadar gulung akhirnya Aisyah dan ibu nya menyisakan beberapa dadar gulung untuk di antar ke ladang agar bapak bisa menikmati juga makanan manis yg enak ini
" Assalamualaikum pak" salam Aisyah pada bapak nya ( sambil lari bawa keresek dan teko berisi air )
" Wa'alaikumssalam neng, awas nanti jatuh hati-hati jalan nya jangan lari " pinta Pak Samian, nama bapak nya Aisyah
" Iya pak, udah lama neng gak ke ladang kangen lari-larian hehe " ucap Aisyah
" Ihh atuh jangan sambil lari takut jatuh" kata pak Samian
" Iya nggak pak, ini neng teh bawa makanan kesukaan bapak dadar gulung " tegas Aisyah
" Ouh ya atuh simpen aja di saung nanti bapak makan" pinta bapak
Lalu Aisyah menyimpan makanan nya di saung ( pondok kecil yang biasa ada di ladang atau sawah dalam bahasa Sunda disebut" saung" )
Aisyah main sambil melihat-lihat sekeliling ladang betapa luas nya dan indahnya pemandangan di alam bebas
Ladang milik bapak Aisyah cukup luas karena bapak Aisyah juga seorang petani dan penjual sayuran sehingga tanaman yang di tanam cukup banyak di ladang tersebut
Kehidupan sederhana namun sangat harmonis dan bahagia begitu lah kehidupan di pedesaan
Aisyah bersyukur bisa menjadi anak dari seorang petani dan dilahirkan di desa yang makmur
" Neng ayoo kita makan " pinta bapak nya
" Iya pak " jawab Aisyah
Mereka duduk di saung kecil di ladang mereka
" Neng kamu kan udah lulus sekolah sabar dulu ya jgn buru-buru cari kerjaan atau lanjut kuliah bapak belum ada uang buat biaya " pinta bapak
" Iyaa pak sebenarnya neng mau nya mondok tapi karena bapak gak ada biaya boleh atuh ya neng kerja" tegas dan pinta Aisyah
" Neng kerja teh gak gampang jaman sekarang mah harus ada modal dulu gmn kalo neng bantuin bapak aja di pasar jualan itung-itung neng tambah pengalaman " tegas bapak
" Tapi neng pengen nya mondok pak " pinta Aisyah
" Neng bapak sama ibu belum siap kehilangan kamu meskipun nanti nya kamu bakal pulang juga tetep kita gak setuju " tegas bapak
" Yahh bapak mah" gerutu Aisyah
" Kamu teh pan anak satu-satunya kami masa kami tega membiarkan kamu pergi jauh " keluh bapak
Dengan hati yang kecewa Aisyah Kembali merana karena tolakkan demi tolakkan di ucapkan bapak agar Aisyah tak pergi mondok di pesantren
Aisyah sudah lulus sekolah SMA seperti pada biasa nya anak warga desa Sindang Kasih setelah lulus SMA atau pun sekolah lainnya pasti akan di kirim ke pondok pesantren untuk menimba ilmu lagi terutama ilmu agama mereka berharap agar seuatu saat nanti anak cucu nya bisa menjadi pemimpin kelak di masa depan dengan bekal ilmu agama mereka sangat berahap bisa menjadi suri tauladan untuk semua orang
Begitu lah percakapan Aisyah dan bapak nya masih tetap sama yaitu penolakan untuk pergi ke pondok pesantren
Aisyah kembali main di ladang melihat semua orang yang tengah menanam tanaman di ladang masing-masing
Sambil menunggu bapak selesai berladang Aisyah pergi ke sungai kecil untuk membasuh kaki nya yang kotor
" Neng ayo pulang bapak sudah selesai " pinta bapak
" Iya pak sebentar" jawab Aisyah
Mereka bergegas pulang karena takut kesiangan untuk sholat Dzuhur dan makan siang dirumah, ibu nya pasti sudah menunggu lama di rumah menunggu kepulangan mereka