Chereads / Little Wife And Life / Chapter 10 - (Selembar foto yang sama)

Chapter 10 - (Selembar foto yang sama)

Usai upacara selesai kini Kaila dkk sudah masuk kelas sambil menunggu Bu Yanti guru biologinya untuk mengajar.

Kaila memanfaatkan waktunya untuk berfikir soal foto yang dia temukan tadi. Aneh sekali rasanya kenapa ada foto Ayah di sanah dan siapa yang bersama dengan Ayahnya itu. Memikirkannya saja sudah membuat Kaila sangat pening.

Tapi semua ini Kaila akan cari tau sendiri apaapun keadaanya karena tidak mungkin ini tidak di sengaja.

Kaila sedang berfikir namun sebuah tepukan membuatnya terperanjat.

" Eh Re," Ucapku yang masih kaget.

" Sorry, gua bikin lo kaget yah?,"

" Ngga ko Re," Jawabku tersenyum.

" Oh iya Kai , kata Andin lo di anterin pake mobil mahal yah? itu siapa Kai?," Tanya Renata dan duduk di sebelahku.

" Iyah itu temen Re," bohong ku lagi.

" Serius temen?," Renata curiga.

" Iiya temen ," Jawabku gugup.

" Itu cincin apaan kai?," Sorot mata Renata mengarah pada tangan Kaila.

Sial

Lupa lepas lagi Batin Kaila panik.

" Oh ini cincin dari alm Ibu baru aku pake ," Elak ku meyakinkan Renata.

" Emm gtu, tapi bagus sih lucu ,"

" Hehe makasih Re,"

Huh hampir ajah pikirku.

" Oiya Kai lo ngerasa ada yang aneh gak?,"

" Aneh gimana Re?," Tanyaku bingung.

" Selamat pagi anak-anak ," Sahut Bu Yanti yang telah masuk kelas.

" Udah lupain aja kai," Ucap Renata lalu kembali pada bangkunya.

Renata kenapa yah aneh gitu Batinku.

" Ibu akan mengabsen nama kalian dulu?,"

Kini Bu Yanti sedang mengabsen nama kita satu persatu.

" Permisi Bu ,tadi saya abis dari toilet ," Andin yang baru masuk.

" Baik silahkan kamu duduk,"

" Huh lega ," Ucap Andin yang baru duduk di sebelahku.

" Abis pup apa pipis?,"

" Pipis Kai ," Ucapnya tertawa.

" Andin dan Kaila kenapa kalian mengobrol?," Omel Bu Yanti.

" Maaf Bu," Ucapku dan Andin.

" Yasudah tolong perhatikan semuanya. Kita tidak akan belajar hari ini, tapi Ibu akan mengadakan tanya jawab lagi untuk kalian. Dan siapa yang bisa menjawab pertanyaan Ibu dengan benar dia akan mendapatkan point 100 dan untuk yang tidak bisa menjawab dengan sepenuhnya tetap akan di beri point sesuai kemampuan kalian dalam menjawab.

seperti 2 bulan yang lalu pointnya untuk tambahan nilai. Apakah kalian sudah paham?," Tanya Bu Yanti tegas.

" Paham Bu ," Sahut kita semua.

"Bagus dan Ibu berharap 20 murid yang tidak bisa menjawab 2 bulan yang lalu sekarang sudah bisa menjawab semuanya,"

" Tapi ko dadakan Bu kami belum belajar loh ," Sahut Agus tiba-tiba.

" Kenapa Agus kamu tidak belajar?,"

" Bukan begitu Bu," Jawabnya frustasi.

Tidak hanya Agus saja aku pun melihat yang lainnya sedang tegang juga karena ini memang sangatlah dadakan. Berbeda dari 2 bulan yang lalu Bu Yanti akan memberi tahu kami terlebih dahulu sehingga kami memiliki banyak waktu untuk belajar.

" Ibu sengaja tidak bilang karena Ibu juga ingin tau sejauh mana daya ingat kalian tanpa belajar dulu? karena soalnya yang sudah Ibu terangkan minggu kemarin "

" Tapi Bu," Protes Agus.

" Sudah Agus lagian kalau kamu tidak bisa menjawab gak akan Ibu masukin ke kandang buaya ko, hanya saja kamu gak dapet point" Ucap Bu Yanti.

Agus menghela nafas pasrah

" Iyah Bu ,"

" Baiklah kita akan mulai, dan kita mulai pada Kaila dulu. Apakah kamu siap Kaila?,"Tanya Bu Yanti serius.

" Siap Bu," Jawabku gugup.

" Baik Kaila tolong kamu jelaskan perbedaan antara meristem primer dengan meristem sekunder?,"

" Pertumbahan pada embrio atau jaringan meristem dari hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer ini disebut dengan pertumbuhan primer. Meristem sekunder adalah pertumbuhan pada embrio atau jaringan meristem dari hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem sekunder,"

" Jawaban kamu bagus Kaila, point 100 untuk kamu ," Ucapnya tersenyum.

" Maksih Bu ,"

Untung aku masih ingat soal itu Batin Kaila.

" Dan untuk Andin , apa kamu sudah siap?,"

" Siap Bu ,"

" Apakah yang dimaksud perkecambahan hipogeal?,"

" Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang hipokotil tumbuh menembus permukaan tanah sehingga kotiledon terangkat ke permukaan tanah. Contoh: tanah( Arachis hypogeae) dan kapas ( Gossypium sp),"

" Bagus point 100 untuk kamu juga Andin ,"

" Sekarang untuk Ica. Di daerah diferensiasi terdapat tiga sistem jaringan yang dihasilkan dari sel-sel meristem. Sebutkan dan jelaskan?,"

" Daerah diferensiasi, yaitu daerah yang sel-selnya akan berdiferensiasi membentuk lapisan-lapisan jaringan penyusun akar, seperti epidermis, bulu akar, korteks, dan jaringan pembuluh(stele),"

" point 100 untuk Ica ,"

Tanya jawab ini berlangsung terus pada teman yang lain.

Aku berharap bel segera berbunyi karena tiba-tiba saja aku lapar.

40 Menit kemudian...

Kring Kring Kring

Semua murid menghela nafas lega karena pelajaran sudah berakhir.

" Baik anak-anak , diantara kalian 5 orang yang tidak bisa menjawab. Dan untuk kamu Renata ada apa dengan kamu nilai biologi kamu sangat bagus dan kamu juga selalu bisa menjawab pertanyaan yang saya kasih. Kenapa sekarang kamu tidak bisa menjawab padahal saya yakin kamu pasti bisa karena itu tidak sulit ?," Tanya Bu Yanti heran.

" Saya tidak apa-apa Bu," Jawab Renata dingin.

" Baiklah Renata tolong kamu ingat-ingat lagi soal yang sudah saya ajarkan yah?," Ucap Bu Yanti lembut.

Renata hanya mengangguk

" Dan kamu Agus belajar yang benar kalau ada yang kamu tidak tau tanya teman kamu. Contohnya pada Kaila, masa gabisa jawab terus," Omel Bu Yanti.

" Baik ntr saya belajar Bu dan tanya Kaila ,"Jawabnya lesu.

" Baiklah ini berlaku untuk kalian juga yang tidak bisa menjawab tadi. Karena 3 bulan lagi kita akan semester 1 tolong belajar lebih giat lagi yah ,"

" Iyah Bu," Sahut kita semua.

" Kalau begitu Ibu permisi , assalamualaikum?,"

" waalaikumusalam ,"

" Huh puyeng kalau udh pelajaran biologi,"Dumel Andin.

" Ngedumel mulu ,"

" Sakit pala gua Kai mikirnya mana dadakan lagi kaya tahu bulat,"

" Masih mending gurunya gak killer kaya guru PKN ," Sahutku.

" Iyah sih ," Jawabnya lesu.

Aku dan Andin kemudian teringat Renata karena apa yang di katakan Bu Yanti tadi benar adanya Renata cukup pintar dalam pelajaran biologi. Jadi aneh kalau Renata tidak bisa menjawab, soalnya aja pun gak susah.

" Re tumben lo gabisa jawab?," Ucap Andin yang heran dan aku pun sama.

" Iya kamu pasti bisa jawab tadi soal nya gak susah juga ko? kamu kenapa sih?,"

" Gua gak papa ko ," Jawabnya cuek.

Aku dan Andin saling pandang. Karena heran dengan tingkah Renata hari ini.

" Lo kenapa dah cuek gitu gak kaya biasanya?,"

" Gua gapapa,"

" Serius?," Andin memicingkan matanya.

" Hem," Jawabannya cuek.

"kantin gak?,"Ajak Andin.

" Kalian duluan aja nanti gua nyusul,"

" Bener yah nanti kamu nyusul Re?,"

Renata hanya mengangguk

Di sepanjang jalan aku memikirkan sikap Renata , apa ada yang salah tapi apa.

" Udah jangan di pikirin s Renata mungkin moodnya lagi gabaik nanti juga dia balik lagi," Sahut Andin sambil menyenggol tanganku.

" Iyah semoga dia balik lagi ,"

" Ayo jalannya cepet gua laper banget ," Ucap Andin sambil merangkul pundaku.

Aku dan Andin sudah berada di kantin dan kita duduk di pojok karena inilah bangku yang masih tersisa karena yang lainnya sudah penuh.

Lo mau pesen apa biar gua aja yang pesenin?," Tanya Andin yang sudah berdiri.

" Bakso aja sama minumnya es teh ,"

" Ok tunggu ," Ucapnya kemudian pergi.

Sambil menunggu Andin memesan makan aku mengambil ponselku karena lupa belum mengirim pesan pada Bu Talita. Pasti dia sedang menungguku.

Kemudian aku menyalakan data seluler dan langsung banyak notifikasi yang baru saja masuk.

Namun mataku membulat sempurna.

Arkan mengirim sebuah pesan untuknya.

08*******6789

08:00 AM

[ Ini gua Arkan?]

[ Save nomer gua , takutnya nyokap suruh jemput lo]

Aku yang malas save nomer nya akhirnya aku save juga karena pemuda itu pasti akan bertanya-tanya.

Arkan kulkas👺

08:00 AM

@Arkan Kulkas [ Ini gua Arkan?]

@Arkan Kulkas [ Save nomer gua , takutnya nyokap suruh jemput lo]

10:00 AM

@Kaila [ Udah di save ]

@Arkan Kulkas [ Lo baru istirahat?]

"Langsung di bales cepet banget ,"Ucapku dengan diri sendiri.

@Kaila [ Udah ini mau makan ]

@Arkan Kulkas [ Ok. Jam 2 gua jemput]

@Kaila [ Gausah aku naik ojek aja]

@Arkan Kulkas [ Kita dsuruh ambil cincin sama nyokap]

@Kaila [ Ok. Udah dulu mau makan]

@Arkan Kulkas [ ya ]

"Dasar kulkas ponsel doang elit keyboard sulit mending jual aja tuh ponsel," Dumelku.

" ponsel siapa yang di jual?," Tanya Andin yang baru datang membawa nampan.

" Bukan ponsel siapa-siapa ko Andin ," Cengirku padanya.

" Kebiasaan deh , nih pesenan lo," sambil menyerahkan 1 mangkok bakso dan es teh.

" Makasih Andin ," Ucapku tersenyum.

" Sama-sama ,"

Kami pun makan dengan lahap karena aku suka pedas aku tambahkan banyak sambal tanpa berfikir efeknya nanti.

" Renata ko gak kesini ya Andin?,"

" Mungkin dia ada urusan kali Kai biarin aja ,"

" Tapi aku penasaran pengen nanya,"

" Nanti kita tanyain , abisin dulu makanan lo?,"

" Iyah Din ,"

Aku pun menghabiskan bakso itu walaupun rasanya sangat pedas.

" Gila pedas banget ," Pekik ku meminum es teh hingga tandas.

" Lagian gaya banget kuah lo isinya cabe doang ,"

" Tapi enak loh ,"

" Awas magg lo kambuh Kai ," Omel Andin.

Belum sempat aku ingin menjawab ucapan Andin. Anton tiba-tiba datang menghampiri mejaku.

" Hallo Kai, Andin , gua gabung yah ," Ucap Anton langsung duduk.

" Iyah silahkan ,"

" Ini bekas bakso siapa?," Tunjuknya pada mangkok berisi kuah cabe.

" Bekas nya Andin ," Jawabku gugup.

Andin melotot

Aku hanya menatap Andin tanda memohon.

" Kaila Mauren Vianca . Lo kenal gua dari kecil kan?,"

Aku mengangguk

" Jadi ini punya lo kan?,"

Aku menggeleng

" Gua tau lo Kaila. Lo suka pedas tapi lo gak mikirin tentang diri lo yang punya magg," Ucap Anton dingin.

Suasana berubah mencekam aku takut jika Anton sedang dalam mode seperti ini.

" Tapi aku baru makan pedas lagi," Aku pun menunduk.

Anton menghela nafas gusar

" Yaudh angkat kepala lo dan liat gua?," Suara Anton mulai melembut.

Aku melihat ke arahnya.

" Mau marahin aku ?,"

" Engga, mau kasih ini ," Anton menyerahkan 5 batang coklat.

Mataku berbinar

" Maksih Anton ," Pekik ku senang.

KHEM

" Ini buat gua gaada ada nih?," Tanya Andin pada Anton.

" Ntr aku kasih Din ,"

" Lagian banyak ko , yaudah Kai,Din gua ke kelas dulu yah," Ucapnya sambil mengelus pucuk kepalaku.

" Iyah hati-hati,"

Setelah Kaila mengatakan itu Anton telah pergi . Namun ada seseorang yang memperhatikan Kaila sedari tadi dengan tatapan yang penuh kebencian.

" Nikmatin aja kesenangan lo Kaila," Ucap orang itu dengan amarah yang memuncak.

" Kai ke kelas yuk mau masuk bentar lagi?,"

" Kamu duluan aja Andin dan titip ini , aku mau ke toilet dulu mau cuci muka," Ucapku dan menyerahkan coklat pada Andin.

" Mau di anter gak?," Tawarnya.

" Gausah ,"

" Yaudh cepet balik yah ,"

" Oke Din ,"

Setelah mengatakan itu Andin pergi dan aku memilih untuk ke toilet.

Di perjalanan tampak sunyi dan damai tidak ada suara di sini karena semua murid telah kembali pada kelasnya masing-masing.

Dan aku pun telah sampai. Tidak butuh waktu lama aku pun sudah keluar dengan wajah yang sudah tampak segar karena cuci muka.

"Huh segarnya," ucapku dengan diri sendiri.

Di rasa sudah selesai aku pun bergegas ingin pergi namun tanganku di cekal oleh seseorang kemudian dia menariku sampai ke taman belakang sekolah.

" Aws lepas apaan sih," Aku menghempaskan tangannya.

" Kenapa lo ngehindar dari tatapan mata gua tadi?,"

Deg

Tubuhku menegang suara itu suara milik Kenan jadi yang menarikku ini adalah dia.

Aku melihat kearahnya tatapan pemuda itu sangatlah teduh. Kenan memang pemuda yang sangat tampan dengan wajahnya yang seperti orang Korea tidak heran jika Andin menyebutnya oppa.

Namun bagiku wajahnya tetaplah sangat memuakan karna nya aku memiliki trauma sampai sekarang.

" Kenapa kamu muncul?," Ucapku dingin.

" Karena urusan lo sama gua belum selesai , gara-gara lo gua di kirim ke Amerika," Jawabnya kesal.

" Bukannya itu bagus buat baji*an kaya kamu?," Sahut ku tersenyum meremehkan.

" jaga mulut lo , lo gak tau kan cerita yang sebenarnya kaya gimana karena pada saat itu lo pinsan," Kenan yang sudah emosi.

" Itu semua karena kamu kan , kamu sendiri yang ada di sana ko,"

" Kalau gua jelasin yang sebenarnya apa lo akan percaya?," Tanya nya serius.

" Ngga ,"

" Keras kepala lo, ini udah ke 10 kali gua bilang gini sama lo tapi lo gak mau dengerin gua," Tunjuknya padaku.

" Aku mau pergi udah muak liat muka kamu ,"

Saat aku ingin pergi tanganku di cekal lagi olehnya.

" Lepas gk?," Ucapku berusaha melepaskan cekalannya.

" Gua akan lepasin lo tapi lo dengar baik-baik Kaila?. Selama gua ada di sini hidup lo ga akan tenang lo yang memulai jadi lo yang harus nikmatin ," Ucapnya dengan nada mengancam.

Deg

Sudah aku duga dia datang kembali dengan niat yang buruk, Tuhan kasih aku kekuatan untuk melawan manusia hina ini.

Sebisa mungkin aku jangan menampilkan wajah takut di depannya. Lo bisa Kaila batinku

" Kamu pikir aku takut, ngga Kenan," Aku menatap matannya dengan tenang.

" Kita liat ajah , lo bakalan nyesel ," Kenan melepas cekalannya lalu pergi.

Aku menatap pugung itu telah menjauh. Ada perasaan takut dengan ancamannya tadi, tapi sebisa mungkin aku jangan takut padannya orang seperti Kenan memang harus di lawan.

Aku kembali ke kelas karena takut Andin menungguku lama.

°°°°

Di gudang.

Usai bertemu Kaila tadi Kenan memilih untuk pergi ke gudang .

Brak

Bug

Kenan membanting bangku dan segala yang ada di sana dengan amarah yang sudah memuncak karena Kaila tadi.

Niatnya ingin menjelaskan namun Kaila tidak ingin mendengarkanya lagi , Kenan pun urungkan niatnya untuk menjelaskan lagi pada Kaila karena ini sudah ke 10 kalinya dia menolak.

Arghhh

" Percuma lo teriak?," Sahut wanita di ambang pintu.

Kenan mengeryit

"Oca ngapain lo kesini?,"

Wanita itu adalah Oca

" Gua tadi dengar semuanya?," Ucapnya tersenyum miring.

" Terus?," Jawab Kenan dingin.

" Gaada sih , niat gua kesini cuma mau nanya soal ngerjain Kaila yang lo bilang itu apa masih harus gua lakuin?,"

" Gak perlu gua akan tangani ini sendiri , tapi hutang lo belum lunas?,"

" Baguslah , gua akan bayar hutang gua sama lo?,"

" Sana lo pergi ,"

Oca pun pergi meninggalkan Kenan.

"Gara-gara lo Kaila gua hidup jauh dari orang tua , lo bikin gua menderita karena lo gak tau fakta yang sebenarnya kaya gimna," Ucapnya dengan diri sendiri.

Bisa kenan lihat tadi mata Kaila sedikit berbeda dari yang Kenan lihat sebelumnnya di sana tidak ada lagi tatapan ketakutan.

Sungguh gadis itu sangat ahli dalam menyembunyikan perasaan yang sebenarnnya dan kita lihat juga sejauh mana rasa takut itu dia tahan.

"Tunggu permainan gua gadis keras kepala kalau cara halus gagal mungkin cara ini akan buat lo kapok," Ucapnya tersenyum miring.

°°°°

Di kelas Kaila.

Bel pulang telah berbunyi sedari tadi dan waktunya bagi kita untuk pulang kerumah masing-masing.

Dengan semangat aku mengajak Andin dan Renata untuk keluar bersama namun sayangnya Renata menolak jadilah aku dan Andin saja.

Saat di perjalanan aku memikirkan Renata dan ucapan kenan belum lagi tentang foto itu kenapa dalam satu hari semua itu terjadi.

" Kai itu bukanya mobil yang anterin lo tadi?," Sahut Andin.

" Iya aku masih ada urusan juga sama dia makanya dia jemput," Jawabku gugup.

" Urusan apa?," Andin memincingkan matanya.

" Ada pokonya , aku duluan kamu hati-hati di jalan Din .Dah ," Ucapku padanya sambil berlari.

Buk

Aku masuk ke dalam mobil Arkan dengan perasaan yang sangat dongkol kepadanya.

" Kenapa muka lo?," Sahut Arkan bingung.

" Bisa gak sih kamu kalau jemput atau anterin gausah di masukin mobilnya,"

" Kenapa? harusnya lo seneng di antar jemput pake mobil mahal ," Jawabnya dengan bangga.

" Tau ah ,"

Arkan langsung menyalakan mobilnya dan melaju dengan sangat tenang.

Tidak ada yang ingin membuka suara lagi suasana pun mendadak hening.

40 menit kemudian...

" Lah ko pulang? katanya mau ambil cincin? ," Ucapku bingung karena mobil Arkan malah belok ke arah rumahku.

" Soal cincin udah gua ambil, jadi lo istirahat aja. Dan jam 7 malam gua jemput,"

" Hah ," Aku memekik.

" Berisik , sono keluar,"

" Jadi cowok gada lembut-lembutnya," Kesalku padanya.

Buk

Aku pun keluar dari mobilnya dan pergi tanpa pamit dulu kepadanya.

Nyebelin banget sih tuh human satu Batinku.

Aku masuk ke dalam rumah tampak sepi seperti tidak ada orang di sini dan aku teringat dengan foto itu.

Aku memutuskan untuk pergi ke ruang kerja Ayah siapa tau aku mendapatkan petunjuk di sana.

Dengan cepat aku membuka ruang kerjanya dan kemudian mencari ke setiap sudut ruangan itu. Lemari dan laci aku buka satu persatu.

Namun aku tidak menemukan apapun di sini.

"Dimana sih, pasti Ayah punya gak mungkin engga," Ucapku pada diri sendiri.

Saat aku hendak pergi sebuah map biru terjatuh kemudian aku pun mengambilnya lalu aku membukanya.

Mataku membulat sempurna.

Apa yang aku pikirkan ternyata benar Ayah mempunyai foto yang sama buru-buru aku mengambilnya dan pergi dari sini.

Aku sudah berada di kamar dan mengambil foto yang sama di tas ku kemudian aku amati wajah orang yang ada di sebelah Ayahku itu.

Kemudian aku membalik foto itu dan menemukan sebuah nama Antoni dan Heru.

"Heru siapa yah kira-kira , ga mungkin aku nanya Ayah , tapi yaudhlah aku akan cari tau sendiri ntar," Gumamku.

Sudah lama Kaila berfikir hingga jam sudah menunjukan pukul 4:15.

" Udah jam segini , gara-gara foto ini aku jadi lupa shalat ," Ucapnya dengan diri sendiri.

Kemudian Kaila menaruh foto itu ke dalam tas nya dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Karena nanti malam juga es batu mau mengajaknya keluar ntah kemana Kaila hanya bisa mengikutinya saja.