Chereads / Little Wife And Life / Chapter 7 - ( Menjadi Tunangan Pemuda Cupu )

Chapter 7 - ( Menjadi Tunangan Pemuda Cupu )

Usai dari kantin tadi Kaila sekarang berada di lorong sekolah untuk menuju kelasnya dengan langkah lebar sambil bersenandung ria karena Kaila tidak ingin mood nya kembali buruk lagi. 

Tidak butuh waktu lama Kaila telah sampai di kelas nya dan di sambut oleh keributan Andin dan Renata.

Kaila memutar bola matanya malas.

Karena tidak ada cape nya buat mereka ribut terus setiap hari untung Kaila ini sabar orangnya.

Kaila pun langsung menghampiri mereka dan menanyakan apa yang mereka ributkan sekarang.

" Ck kalian ini masih aja ribut, sekrang masalahnya apa lagi?," Tanya Kaila. 

" S Andin mau jadi pelakor Kai," Ucap Renata kesal.

" Lah kan kamu belum jadian sama s Asep?,"  

" ih amit-amit bukan dia Kai ," Jawabnya cemberut.

" Terus siapa?," 

"Lee Min Ho ,"

Mulut Kaila tercengang 

Bisa-bisanya mereka mempeributkan hal yang sangat mustahil di gapai udah ada yang real Septian sama Aldo malah di anggurin.

Dan Kaila tau temannya itu sangat menyukai aktor Korea sampai menghalu tapi tidak separah sekarang.

" Kehaluan kalian udah parah nanti beli obat jangan lupa," Ucapku pada mereka.

" Gua gak halu bahkan udh nikah semalam," Jawab Renata bangga.

" Apaan lo suami gua gak mungkin nikah sama bubuk astor kaya lo," Timpal Andin.

" Suami mata lo, dia suami gua sekarang ," Sengit Renata.

" Jangan jadi perebut lo sana jangan ganggu rumah tangga orang,"

Kaila menghela nafas lelah.

" Udah dong kalian tuh ributin orang yang jauh di sana, belum tentu dia juga mau sama kalian ," 

" Ah Kaila mah gitu ," Ucap Renata lesu.

" Kalau sama gua mau pasti tapi kalau sama Renata engga kayanya," Timpal Andin.

" Kalau dia mau sama lo itu matanya pas lagi sawan aja, muka lo kan gaenak di pandang aslinya ," Sahut Renata tersenyum puas.

" Ap_

" Udah-udah ada Bu Sri masuk," Ucapku memotong ucapan Andin.

" Assalamualaikum," Salam Bu Sri dengan senyumnya yang mengembang.

" Waalaikumsalam Bu ," 

" Ibu kesini cuma mau kasih ini untuk Kaila karena teman kalian ini akan mewakili sekolah kita lagi ," Ucap Bu Sri sambil memegang contoh soal.

" Bukanya Bunga sama Tomi yah Bu?,"Tanya Ica.

" Memang tapi mereka mengundurkan diri dan alasannya Ibu juga tidak tau apa," 

Mereka semua hanya mengangguk

" Dan ini Kaila silahkan kamu pelajari contoh soalnya kalau ada yang kamu tidak pahami silahkan tanya ibu?," Ucap Bu Sri dan menyerahkan contoh soal itu.

" Iya maksih Bu," Ucapku dan menerimanya.

" Kaila mah pasti paham Bu dia pintar," Sahut Renata.

" Syukur kalau memang bgtuh," jawabnya tersenyum.

" Apaan sih Re," 

" Yasudah Ibu keluar dulu yah , assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

" Oiya Ibu lupa kasih tau kalian kalau hari ini kalian semua pulang cepat karena guru-guru akan rapat ," Ucap Bu Sri kembali lagi kemudian pergi lagii setelah mengatakan itu.

Di rasa sudah aman tidak ada Bu Sri lagi, kini semua teman kelasku heboh dan gembira karena pulang cepat dan tidak lama bel pun berbunyi dengan cepat kita semua bergegas merapihkan alat tulis kedalam tas.

" Akhirnya gua bisa lepas dari tugas matematika," Ucap Renata senang.

Aku dan Andin hanya geleng-geleng kepala.

" Kai kita ke cafe bentar yu kita kumpul dulu lah?,"Ucapnya lagi.

" Boleh tuh ," Timpal Andin.

" Okelah sekalian aku juga pengen makan laper," Ucapku semngat 86.

Kita semua melangkah menuju parkiran sambil berceloteh ria dan tidak terasa sekarang kita sudah sampai.

" Re motor lo mana?," Tanya Andin.

" Gua gak bawa motor sekarang,"Jawab Renata enteng.

Kaila dan Andin mengangkat alis nya keatas.

" Terus kita kesana naik apa? mobil gua di bengkel," Sahut Andin. 

" Tenang gua bawa mobil Kaila,"

" Kaila? , lo punya mobil Kai?," Tanya Andin padaku.

" Ngga ,aku naik angkutan umum kan kamu tau sendiri Din,"

" Lah terus ," Bingung Andin.

" Ck lemot banget sih Andin , tuh mobil gua Kaila namanya ," Ucap Renata sambil menunjuk ke arah mobilnya.

Kaila dan Andin saling pandang kemudian menahan tawanya.

Mereka hanya bisa memahami otak minus temannya ini.

" Ayla bodoh," Ucap Andin kesal dan menoyor kepala Renata.

" Apaan sih, ya gua gak tau abis namanya sama kaya s Kaila,"

" Beda jauh,"Ucapku gemas dengan tingkah konyolnya.

" Lo kan ulang tahun masih lama ko bisa lo di kasih mobil Re?," Tanya Andin tiba-tiba.

" Bisalah bokap gua kan selalu nurutin kemauan gua ," 

" Bisa-bisanya bokap lo turutin kemauan lo yang satu ini Re , otak lo kan setengah. Nanti sen kiri malah jadi sen kanan gak kebayang gua," Ucap Andin geleng-geleng kepala.

" Mana ada buktinya gua bawa mobil aman-aman ajah tuh,"

" Yakin loh?," Ucap Andin memicingkan matanya.

" Yakinlah ,"

Aku iri pada Renata dan Andin yang memiliki Ayah yang selalu memanjakan Anaknya seperti itu, tapi aku tidak berharap di beri barang seperti mereka hanya kasih sayang Ayah dan perhatian sudah cukup untukku.

" Yu kai kita liat ratu dugong ini pas bawa mobil," Ajak Andin.

Aku hanya mengangguk dan mengekor Andin. 

" Aku di belakang aja yah ngeri di depan," Ucapku pada Renata.

" Okelah silahkan tuan putri dan anak anjingnya masuk ke dalam mobil baru Renata," Ucap Renata dengan cengiranya. 

Aku pun masuk di kursi belakang.

" Lo tuh ratu dugong , gua duduk depan sekalian mau ngawasin. Takutnya lo mau bawa kita ke alam lain," Ucap Andin kemudian langsung duduk di kursi depan.

" Yayayaya," 

Aku hanya gemas ketika melihat mereka sudah adu mulut seperti itu.

Kini Renata sudah menancap gas dan keluar dari gerbang sekolah. Dengan perasaan was-was aku membaca doa untuk keselamatan.

Mobil melaju dengan tenang aku pun menghela nafas lega dan tidak ada yang perlu di khawatirkan semuanya aman dan baik-baik saja.

" Widih kirain gua lo bawanya bakalan goyang dumang Re?," Ucap Andin tiba-tiba.

" Mana ada , gua udh lancar bawa mobil aslinya cuma gak mau sombong aja ," Jawabnya bangga.

" Gaya lo, nama mobil sendiri aja gak tau pengen ngakak gua tadi ," Andin terkekeh.

" Ngakak dong," 

" Males ,orang kaya lo enaknya di ledekin," 

" Ledekin dong," 

" Beneran?," Tanya Andin memastikan.

" Hmm ," 

" Oke ," Andin tersenyum miring. 

" Kai Andin gak waras sekarang , ngeri gua deket-deket sama dia liat aja tuh senyum-senyum sendiri ," Ucap Renata karena melihat Andin yang sedari tadi senyum-senyum sendiri.

Andin melotot pada Renata 

" Haha kalian gabisa diem banget sih ," Ucapku sambil tertawa.

Ting 

Tiba-tiba ponsel Kaila berbunyi tanda ada pesan masuk. 

Alis Kaila terangkat ke atas saat melihat siapa yang mengirimnya pesan.

Ayah

@Ayah [ Kai cepat pulang Ayah ingin bicara sama kamu sekarang?] 

@Kaila [ Kaila kan masih sekolah ]

@Ayah [ Ayah tau sekarang kamu pulang cepat karena guru-guru sedang rapat ]

@Kaila [ Oke jam 3 Kaila pulang ]

Setelah membalas pesan dari Ayah aku matikan ponselku karena tidak ingin hari baikku terganggu.

" Kai lo kenapa?," Ucap Andin tiba-tiba.

" Gapapa kok Din ,"Ucapku tersenyum.

" Oke guys kita udh sampai di cafe li**," Seru Renata senang.

" Cafe terkenal bukan sih ini?," Tanyaku pada Renata.

" Iyah Kaila yang makananya tuh enak-enak," 

" Makanannya enak tapi pas liat muka lo jadi hambar," 

" Muka lo tuh suram di liat," 

" Andin Renata kita masuk yuk aku laper," Ucapku karena tidak ingin mendengar ocehan mereka lagi.

" Yu gas ," 

Kaila dkk sudah masuk ke cafe kemudian duduk di bangku nomer 7.

" Wih keren yah konsepnya ," Ucap Andin kagum.

Konsep istana bawah laut didominasi warna pink dan biru laut desain cafe yang sangat unik dan nyaman.

" Iyah keren," Ucapku yang juga kagum.

" Oke kita pesan sekarang lo mau apa Kai?," Tanya Renata sambil memegang buku menu.

" Aku mau pesen nasi goreng spesial aja sama minumnya jus mangga," 

" Oke , kalau lo Din apa?,"

" Samain aja ," 

" Oke , gua juga Samain aja," 

" Mba sini," Panggil Renata pada pelayan cafe.

" Iyah mba mau pesan apa?,"Tanya pelayan cafe.

" Kita mau pesan nasi goreng spesial 3 dan jus mangga nya 3 ," 

" Baik ka silahkan di tunggu sebentar,"Ucapnya lalu pergi.

Selama menunggu makanan aku melihat setiap sudut cafe dan pandanganku tidak sengaja melihat Berlin bersama seorang pemuda.

Dan yang membuat aku tercengang saat Berlin memberikan pemuda itu uang yang jumlahnya tidak sedikit.

Buru-buru aku mengambil ponsel untuk merekam mereka dan akan aku serahkan rekaman itu pada Ayah.

Aku yakin kamu bakalan di tendang ke kutub utara Berlin batinku tersenyum miring.

" Lo rekam siapa?," Tanya Renata tiba-tiba.

" Tuh anak nya wanita ular ," Tunjuku pada meja nomer 12.

" Dih itu kan s Berlin tante sinting ," Timpal Andin karena Berlin kalau pake make up seperti tante.

" Tante girang idoy," 

" Diem Re ," 

" Aku udh rekam mereka bakalan aku kasih Ayah, Buat wanita ular dan anaknya segera di tendang dari rumah," Ucapku tersenyum lebar.

" Bagus gua setuju , tapi apa yang ada di rekaman itu?,"

" S Berlin kasih uang sama laki-laki di depannya dia dan uangnya banyak banget , gua rasa dia maling atau gak ngemis-ngemis sama Ayah ,"Ucapku yang emosi.

" Harus loh kasih tau bokap lo cepet-cepet Kai," Ucap Renata.

" Gua setuju," Timpal Andin. 

Aku mengangguk tanda setuju.

Tidak lama makanan pun datang dan kita memakannya dengan lahap setelah selesai Kaila pamit pada Renata dan Andin karena Ayah nya sudah menyuruh dia untuk pulang.

" Maaf nih aku gak bisa lama-lama Ayah suruh aku pulang ," Ucapku pada mereka.

" Mau gua anterin gak?," Tawar Renata.

" Ngga usah kita beda arah aku udh pesen ojek online ko," 

" Yaudh hati-hati yah Re," Sahut mereka.

Aku hanya mengangguk pada mereka.

Aku pun keluar cafe dan menghampiri Abang ojek yang aku pesan tadi. 

" Mba Kaila yah?," Tanya nya.

" Iyah bang," 

" Ini helmnya neng ," Ucap Abang ojek dan menyerahkan 1 helmnya kepadaku.

Roda 2 itu kini langsung melesat dan memecah jalan saat di pertigaan kita berhenti karena lampu merah.

Aku melihat jalanan yang tampak rame kemudian tidak sengaja melihat seorang wanita seumuran denganku sedang berceloteh ria dengan ibunya.

Sungguh pemandangan yang mengiris hati, wanita itu sangatlah beruntung masih memiliki seorang Ibu yang mau membimbingnya hingga detik ini.

Dan bisa aku lihat raut bahagia di wajah mereka.

Pandangan ku kemudian teralihkan saat motor yang aku tumpangi telah melaju lagi .

Melihat pemandangan tadi aku jadi teringat dengan malaikat tanpa sayap yang selalu aku rindukan hingga detik ini.

Merindukan kehangatannya dan kasih sayangnya yang tulus kini hanya tinggal kenangan yang menyisakan kesedihan.

" Neng udah sampai?," Ucap Abang ojek yang membuyarkan lamunanku.

" Maaf bang, Kaila udh bayar di aplikasi yah?," Langsung menyerahkan helm.

" Iya neng saya pamit permisi ," Jawabnya lalu pergi.

Dengan langkah yang sangat lesu aku masuk ke dalam rumah itu dan langsung di sambut oleh Ayah dengan wajahnya yang sangat dingin.

" Kaila?,"Panggil Ayah tiba-tiba.

" kenapa?," 

" Malam ini kita akan bertemu sama calon suami kamu dan keluaganya," 

Aku melotot sempurna, secepat ini pikirku.

" Gak kecepatan yah?," Tanyaku panik.

" Ngga," Jawabnya singkat padat dan jelas.

" Okelah Kaila ke atas dulu ," Ucapku dengan lesu.

" Jam 7 harus sudah siap ,"

Tanpa ingin menjawab Ayah lagi aku langsung naik ke atas dan masuk kamar untuk merebahkan diriku yang sangat lelah ini.

" Dadakan banget sih kaya tahu bulat ," Gumamku frustasi.

Di rasa sangat mengantuk aku tidur sebentar untuk melepas penat yang aku rasakan.

Dan akhirnya aku masuk ke alam mimpi.

°°°°

Di Basecamp Arkan dkk malam hari.

POV Arkan.

Di sinilah Arkan dkk sedang berkumpul di basecamp yang di sebutkan tadi.

Basecamp ini adalah ruangan khusus milik Reno yang terletak di samping rumahnya.

Supaya Reno tidak jauh-jauh saat berkumpul jadi orang tuanya membuatkan ruangan khusus untuknya.

Anak manjah maklum.

Reno sekarang sedang menyulap Arkan dengan telaten karena permintaan sang empunya tadi yang ingin di sulap jadi cupu.

Dengan penuh perdebatan karena Raihan tidak bisa diam sedari tadi malah mengacak-acak muka tampan Arkan.

" Lo ngapain sih kasih tompel ," Sahut Reno tiba-tiba yang sudah kesal.

" Biar meyakinkan gitu loh Ren," 

" Bukanya meyakinkan tapi loh malah buat mukanya jadi ancur gilak.

" Vit pegangin reptil ini sebentar gua cape dia ganggu terus ," Ucap Reno yang sudah emosi.

Vito hanya mengangguk dan langsung memegang Raihan.

" Apaan sih ini , vit lo ih gua masih suka cewe jangan pegang-pegang," Berontak Raihan.

" Diem," Jawabnya dingin.

Raihan hanya bisa pasrah saat ini.

15 Menit kemudian....

" Selesai ," Ucap Reno dengan bangga.

" Gak buruk sih ," 

" Okelah ," 

" Jelas Reno gitu ," Ucapnya dengan bangga.

" Kaca mana gua mau liat?," Ucapku yang penasaran.

Reno menyerahkan kaca pada Arkan.

" Bagus juga thanks Ren ,"

" Santai aja , kapan lo jalan?," 

" Jam 7 sih," 

" Ini udah jam 7,"Sahut Raihan.

" Yaudh gua langsung jalan aja karena takut telat tempatnya lumayan jauh juga ," Ucapku pada mereka.

" Iyah hati-hati Ar jangan lupa balik sini lagi? ," Ucap Reno.

" Iyah-Iyah, udah kali Vit pegang Raihannya," Ledekku pada Vito yang belum juga lepas Raihan.

Mereka berdua saling pandang dan Vito melepaskan Raihan kemudian mereka berdua bergidik ngeri.

" Haha lupa gua fotoin," Tawa Reno terbahak-bahak. 

" Dih amit-amit tangan gua ada kumannya," Ucap Vito mengibas-gibaskan tangannya.

" So iye lo kulkas," Sewot Raihan.

" Udah yah gua cabut," Ucapku dan yang di balas anggukan oleh mereka.

Aku berjalan menuju mobil dan langsung menancap gas untuk ke cafe yang Ayah bilang tadi dengan gugup aku melihat wajahku untuk memastikan lagi namun tidak ada yang kurang semua sudah pas.

" Semoga gada kesalahan apapun," Gumamku gugup.

°°°°

Di tempat Kaila pukul 9 : 30 PM.

Kaila sudah sampai di cafe bersama ayah dan wanita ular kalau Berlin tidak ikut katanya ada tugas kuliah.

Dengan banyak perdebatan tadi karena aku telat bangun. Tapi pada akhirnya aku bisa mengatasi segalanya walau mataku masih mengantuk.

" Kai cuci muka sana?," Ucap Ayah tiba-tiba.

" Ngapain udah dandan gini ," 

" Yaudh kita jalan kesana?," Tunjuk Ayah pada wanita parubaya dan suaminya yang sedang duduk.

Aku hanya mengangguk pasrah dan mengikuti jalanya.

" Aris?," Sapa Ayah pada pria parubaya yang bernama Aris.

" Toni gimana kabar lo?,"Jawabnya sambil memeluk Ayah.

" Baik ris ," 

" Silahkan duduk," Ucap wanita parubaya dan tersenyum ramah.

Cantik batinku 

Aku akui meskipun wajahnya terlihat tua sedikit namun wanita ini sangatlah cantik.

" Ini Kaila ris , salam sama mereka nak," Ucap Ayah.

" Hallo om tante aku Kaila ," Ucapku tersenyum kemudian salim.

" Cantik dan manis kamu , panggil Ibu Talita aja yah nak," Ucapnya dengan tersenyum lembut.

" Iyah tante , eh ibu ," Ucapku gugup.

Talita hanya tersenyum melihat Kaila.

" Oiya sampai lupa ini Siska Ibu sambungnya Kaila ," Sahut Ayah.

" Hallo saya Talita dan ini Aris suami saya," Ucap Talita ramah.

" Saya Siska ," Jawabnya dengan senyum yang menzizikan.

Bisa ku lihat sorot mata Bu Talita tidak menyukai wanita ular itu, tapi baguslah karena aku memiliki teman yang sama-sama tidak menyukai wanita berisik-sisik itu. 

Lama kami mengobrol dan aku belum melihat bentukan pemuda yang Ayah jodohkan itu. Kemana dia apa dia kabur pikirku.

" Ini anak lo kemana Ris?," Tanya Ayah.

" Udah di parkiran sebentar lagi juga masuk,"

" Maaf saya telat," 

" Ini anaknya," Ucap om Aris kaget.

Aku pun yang sedang tertunduk terpaksa harus melihat bentuk calon suami ku ini.

1 Menit

2 Menit

3 Menit

Aku tercengang dan bola mataku membulat sempurna

Apa yang di katakan Berlin benar adanya aku telah di jodohkan dengan pemuda cupu.

" Bisa kita mulai pembahasan kita?,"Sahut om Aris yang memecahkan suasana.

" Silahkan ," Ucap Ayah tenang.

" Kamu duduk depan Kaila sana?," 

" Iyah yah," 

Pemuda itu telah duduk di depanku dan pandangan kami berdua bertemu.

Aku memperhatikan wajahnya walaupun terlihat cupu namun ada wajah lain di dalamnya.

KHEM 

Suara deheman seseorang mengagetkanku dan langsung aku memutuskan pandangan darinya.

" Udah dulu liat-liatannya," Sahut Bu Talita dengan kekehannya.

Sial

keciduk batinku yang malu.

" Oke kita mulai , Kita di sini akan membahas soal perjodohan kalian dan kalian pasti sudah tau itu kan?," Tanya om Aris.

Aku dan Arkan mengangguk.

" Nah untuk itu kami telah sepakat ingin menjodohkan kalian berdua , dan malam ini Arkan akan langsung memberi cincin untuk Kaila sebagai tanda jika Kaila telah di klaim oleh Arkan.

Dan untuk kamu Kaila , keberatan tidak untuk menerima Arkan sebagai calon suami kamu?,"Tanya Om Aris lagi dengan serius.

Aku gugup setengah mati.

" Bismillah Kaila tidak keberatan," Ucapku mencoba untuk bersikap tenang.

" Alhamdulilah," Seru mereka semua.

" Dan kamu Arkan keberatan tidak?," 

" Arkan tidak keberatan,"Jawabnya tenang.

" Alhamdulilah ," Seru mereka lagi.

" Arkan kasih cincin ini pada Kaila," Ucap Bu Talita sambil memberikan cincin pada anaknya. 

" Berikan tangan kamu nak ,"

Dengan gugup aku memberikan tanganku pada Arkan dan Arkan dengan cepat langsung memasukan cincin itu pada jariku.

" Sekarang kalian resmi bertunangan," Ucap Bu Talita senang.

Aku melihat jariku yang sudah ada cincin di sana , kini aku sudah terima takdir yang telah Tuhan berikan dan aku berharap semoga hidupku akan lebih baik lagi.

Bu lihatlah anakmu sekarang telah menerima lamaran pemuda di usianya yang masih 18 tahun.

Doakan aku ya Bu dengan keberanian aku telah memutuskan untuk menerimanya.