Tahun 2069. Perang besar terjadi di dunia manusia. Penyebab perang itu adalah kebangkitan iblis yang bernama, Higen.
Ia memanfaatkan seluruh dosa dari dunia manusia, dan digunakan untuk menaikkan kekuatannya hingga menjadi hampir setara dengan penciptanya sendiri.
Sora dipenuhi rasa kasihan saat melihat keadaan dunia manusia yang dipenuhi kehancuran. Ia langsung memanggil Beddasya yang merupakan malaikat pertama yang ia ciptakan.
"Beddasya, kemarilah." seorang malaikat berjubah putih bersinar langsung muncul dihadapannya. Malaikat itu langsung menundukkan kepalanya, dan memberikan hormat kepada, Sora.
"Ada apa, Father? Apakah ada dewa yang mencoba menghancurkan surga? Ataukah mungkin, ada kelahiran sang ancaman?" Beddasya bertanya kepada Sora dari balik pintu tempat Sora berada.
"Bawalah 300 malaikat bersama-mu, dan pergilah ke dunia manusia. Di dunia manusia telah bangkit seorang iblis dari neraka darah terdalam. Kalahkan iblis itu, dan sembuhkan setiap orang yang terluka yang ada di sana."
"Perintah-mu adalah hal yang mutlak, Father. Aku akan mengikuti apa yang kau perintahkan padaku." setelah mengatakan itu, Beddasya langsung kembali berdiri, membalikkan dirinya dan berjalan menuju pintu keluar Istana.
Tepat saat Beddasya ingin membuka pintu keluar, Sora langsung menyuruhnya untuk menghentikan langkahnya. Beddasya langsung membalikkan lagi dirinya, dan tunduk kepada Sora dari kejauhan.
"Tunggu dulu, Beddasya. Aku memiliki peralatan yang engkau butuhkan untuk mengalahkan iblis, itu." tepat setelah itu juga, sebuah pedang bersinar terang dihadapan Beddasya.
"Benda apakah ini, Father?" Beddasya bertanya dengan suara yang kebingungan, tetapi hatinya berkata lain.
"(Indah, ini sangat bersinar. Father memanglah luar biasa)." inilah isi hati Beddasya saat melihat pedang berkilauan dihadapannya.
"Ini adalah pedang Enovia, pedang ini dapat menghapus makhluk apapun dari berbagai jenis dunia. Makhluk apapun yang terkena tebasan, ataupun goresan kecil dari pedang ini, ia akan langsung menghilang dari dunia manapun, dan tidak akan ada makhluk yang dapat mengingat makhluk itu." setelah Sora menjelaskan hal itu, pedang Enovia langsung mengikat tangan kanan Beddasya.
"(Argh... Apa ini...?!)" pedang Enovia langsung bersinar sangat terang, Sora yang melihat dari ruang yang berbeda juga merasa silau dengan cahaya yang dipancarkan dari pedang Enovia.
"Sistem telah selesai, mengkonfirmasikan kebenaran status kepemilikan. Nama, Beddasya; Ras, malaikat sejati; Jenis makhluk, proteksi dan sekaligus mata penghubung dari Sora. Konfirmasi kepemilikan, telah selesai. Halo master, perkenalkan namaku adalah Enovia. Aku adalah pedang cosmic penghancuran yang digunakan untuk menghancurkan keberadaan Primodial kegelapan." tepat setelah itu, cahaya dari pedang itu langsung meredup.
Saat Beddasya membuka matanya, ia terkejut melihat wujud pedang itu yang berwarna putih keemasan yang berkilauan. Pedang itu juga dihiasi dengan 88 konstelasi bintang, dan disetiap sisi bilahnya tertulis sebuah kalimat.
"Inilah pemotong tatanan dunia." setelah membaca kalimat dari sisi kanan bilah pedang itu, Beddasya langsung membalikkan pedang itu ke sisi lainnya.
"Inilah penghancur makhluk yang tertinggi."
tepat setelah Beddasya membaca kalima dari
sisi kiri bilah pedang itu, tiba-tiba saja suara perempuan muncul dari pedang itu.
"Apa ada yang bisa saya bantu, master?" mendengar suara dari pedang itu, Beddasya langsung menjawabnya dengan gugup.
"T~tidak, tidak ada." Sora hanya tersenyum melihat Beddasya yang tersipu malu.
"Terimakasih atas pemberianmu, Father. Pedang ini akan sangat membantuku dalam melawan iblis, itu." Beddasya langsung kembali berdiri, setelah itu ia membalikkan dirinya, dan berjalan keluar dari Istana Katedral.
Setelah mengumpulkan 300 malaikat, Beddasya bersama pasukannya pergi menuju dunia manusia. Mereka semua menyatu hingga membentuk sebuah komet. Mereka semua terbang dengan sangat cepat, hingga membuat waktu seakan-akan tidak berjalan sama sekali.
Setelah genap satu detik, Beddasya dan pasukannya akhirnya tiba di dunia manusia. Sesampainya disana, Beddasya terkejut melihat iblis yang mengerikan yang membuat dunia manusia menjadi kacau balau. Banyak mayat manusia yang terinjak-injak oleh Higen.
Bumi dipenuhi dengan suara tangisan, dan keputusasaan.
Tanpa basa-basi, Beddasya langsung memerintahkan seluruh pasukannya untuk menyerang pasukan dari iblis, itu.
"Semuanya, serang...!" sesuai instruksi dari Beddasya, seluruh pasukan malaikat yang ia bawa langsung menyerang pasukan dari iblis itu.
"Hei, kau!" Beddasya mengangkat pedangnya, dan mengatakannya ke arah iblis .
"Siapa nama-mu?" mendengar pertanyaan dari Beddasya, Higen langsung menjawabnya.
"Higen, aku adalah Raja iblis sejati. Kau sendiri, siapa?" Beddasya langsung menurunkan pedangnya, dan menjawab pertanyaan dari Higen.
"Namaku Beddasya, aku adalah malaikat pertama di Heavenly realm. Salam kenal, Higen!" tepat setelah perkenalan itu, Higen mengecilkan ukuran tubuhnya, dan menciptakan pedang dari kekuatan miliknya.
"Ya, salam kenal juga Beddasya. Ayo kita nikmati pertarungan ini!" Higen langsung berlari, dan menyerang Beddasya dengan pedang miliknya.
Higen dan Beddasya bertarung sangat dahsyat, serangan mereka menyebabkan dunia manusia banyak mengalami sobekan.
"(Pedang apa, itu? Kekuatannya benar-benar sangat tidak terukur sama sekali)." Higen terkejut melihat sobekan dunia di sekitar mereka.
"Hebat! Sudah sangat lama sekali, tidak ada yang dapat mempertahankan diri saat mengadukan pedangnya dengan diriku." Beddasya terkejut saat mendengar perkataan dari Enovia yang dipenuhi semangat.
Disaat Beddasya lengah, Higen langsung mengayunkan pedangnya dan menciptakan tebasan hitam yang mengarah ke arah Beddasya.
Tetapi alih-alih menghindari serangan dari Higen, Beddasya justru berlari ke arah serangan itu.
"(Kau bilang pedang miliknya itu kuat, kan?)" Beddasya yang sedang berlari langsung mengangkat pedangnya, dan menggunakan bilah pedang itu untuk menahan tebasan dari pedang milik, Higen.
Beddasya berhasil menahan tebasan Higen yang mengarah ke arahnya, akan tetapi tebasan itu terus menerus bertambah kuat.
"(Ah, sial! Kenapa tebasan ini tidak menghilang?)" Beddasya terus menahan tebasan Higen dari depannya.
"Permainan selesai." Higen tersenyum tajam, dan ia langsung menyerang Beddasya dari arah berlawanan.
"Oh shit..." Beddasya tertusuk di inti keberadaannya.
[Zrakkk]
Dikarenakan lengah, tabasan yang ia tahan pun terlepas, dan Beddasya terbelah menjadi dua.
[Tzyinggg]
"Haha... Menarik sekali!!" Enovia menikmati pertarungan yang baru saja ia rasakan. Setelah itu Higen langsung berjalan menuju Enovia.
"Pedang penghancur itu sangat cocok digunakan oleh Iblis...?!"
[Zrakkk]
"(Eh...?!)" Higen kebingungan saat melihat dirinya telah ditebas dari belakang oleh Beddasya.
"Kenapa...? Bukannya kamu sudah terbunuh akibat tebasan dari pedang milik-ku?"
"Ya, aku sudah mati. Tapi karena kontrak dari pedang ini, aku dapat mempertahankan aspek jiwa walaupun tubuhku menjadi abu." tepat setelah Beddasya selesai menjawab pertanyaan Higen, ia langsung mencabut pedang itu dari tubuh Higen.
"Argh...!" Higen menjerit kesakitan, dirinya memuntahkan darah yang mengalir menuju sungai.
"Haha... Pertarungan ini, kau yang menang. Tapi ingat ini baik-baik, akan ada seorang Primodial generasi pertama yang akan lahir dimasa depan. Berbeda dari ke 5 saudaranya yang lahir diawal masa kekacauan, Primodial itu adalah kekacauan, itu sendiri. Kedatangannya menandakan akhir dari segalanya...-" tubuh Higen mulai berubah secara perlahan-lahan menjadi abu.
"Apa maksudmu, itu?!" sayangnya Higen telah menjadi abu sepenuhnya, dan tidak dapat memberikan kejelasan dari perkataannya.
Langit yang diselimuti darah mulai kembali berwarna biru seperti sebelumnya. Tidak hanya itu, banyak manusia yang berhasil diselamatkan oleh pasukan Beddasya.
Disore hari, Beddasya datang ke perkemahan manusia. Ia menyembuhkan banyak orang disana.
"Baik, sekarang udah sembuh!" Beddasya menatap anak kecil dihadapannya dengan wajah yang sangat ramah.
"Terimakasih banyak!" tepat setelah menerima ungkapan terimakasih dari orang-tua dan anak, Beddasya membentangkan sayap dipundaknya.
"Kalau begitu, sampai jumpa Manusia." Beddasya terbang menuju angkasa yang sangat luas.
Pasukan-pasukannya yang melihatnya pergi, juga mengikutinya. Mereka pergi terbang menuju Heavenly realm.
Tapi disaat Beddasya bersama pasukannya telah berhasil tiba di alam Heavenly, seorang anak laki-laki terlahir di dunia manusia.
Seluruh kekuatan kegelapan yang menyebar dari berbagai dunia mulai menyatu kedalam jiwa anak, itu.
"...?!" Sora terkejut saat melihat apa yang baru saja ia saksikan.
"Ah... Jadi dia sudah tiba, ya?" Sora terkejut saat mendengar suara dari sisi kanan takhtanya.
"Apa maksud dari perkataan-mu itu, Arzen?"
Arzen hanya tertawa kecil saat mendengar pertanyaan, dari Sora.
"Hei, Sora. Dulu sebelum kalian lahir, ada seorang makhluk yang memiliki kekuatan sangat kuat. Makhluk itulah yang menyebarkan kekacauan disetiap dunia." Sora mengingat kembali kekacauan yang terjadi saat kelahirannya.
"Benar, makhluk itu adalah Primodial pertama. Dia lah yang kekacauan yang merupakan unsur dari berbagai dunia, yang ada dan yang tidak ada, itu semua diciptakan berdasarkan tubuhnya sendiri." Sora hanya terdiam sejenak setelah mendengar perkataan, Arzen.
"Siapa, nama makhluk, itu?" Sora bertanya kembali, dan Arzen langsung menghentikan senyumnya.
"Nama makhluk itu adalah, Chaos. Kemungkinan besar dia terlahir kembali untuk menyatukan kembali seluruh tubuhnya." tepat setelah Arzen menyelesaikan perkataannya, Beddasya muncul dihadapan mereka. Ia langsung tunduk dihadapan Sora dan Arzen.
"Tugas ku, sudah selesai. Apakah ada tugas lain yang menanti ku, Father?"
"Tidak ada, kau sudah melakukan tugas dengan baik Beddasya." Beddasya menikmati pujian dari Sora, setelah itu ia langsung berdiri dan menghilang dari sana.
"Aku harap apa yang kau duga itu tidak terjadi, karena jika itu terjadi, akan sangat sulit untuk melawannya dalam wujud sejatinya."