Chereads / Destroying the world order / Chapter 5 - chapter 4 : Paladin.

Chapter 5 - chapter 4 : Paladin.

Disuatu malam yang dingin, Anixus yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai karyawan kantor, berjalan menuju halaman parkir mobil yang terletak di halaman belakang. Ia berjalan menuju mobil miliknya, tak lupa, ia juga sesekali melihat-lihat sekelilingnya. Berjalan di keheningan malam, dan suasana yang terasa dingin, tentu saja membuat Anixus sedikit waspada.

Setelah tiba di samping mobil miliknya, ia mengulurkan tangannya untuk membuka pintu mobil itu. Namun sesaat sebelum ia menyentuh mobil itu...

"Tap, tap, tap." sesuatu menepuk pundaknya dari belakang.

Anixus secara reflek langsung menjauh ke sisi berlawanan dari tempat parkirnya, namun saat ia melihat ke arah mobilnya, tidak ada siapapun yang berdiri disana. Anixus akhirnya menghela nafas lega, dan menganggap bahwa yang tadi ia rasakan hanyalah halusinasi.

Setelah itu ia berjalan menuju mobilnya, dan mengemudikan mobil miliknya dijalan raya yang sangat sepi. Setelah enam menit diperjalanan, ia akhirnya tiba di kediamannya.

Ia akhirnya turun dari mobil, dan berjalan menuju pintu rumah.

"Tok, tok, tok!" Anixus mengetuk pintu sebanyak tiga kali, dan Queen yang baru saja selesai memasak makan malam, berjalan menuju pintu masuk rumah.

Setelah pintu dibuka, Queen langsung bergegas memeluk Anixus yang kedinginan.

Anixus ingin menolak pelukan hangat dari Queen, namun ia sadar bahwa bukan hanya dia saja, Queen juga merasakan rasa rindu yang sama sepertinya.

"Queen, kamu kangen?" tanya Anixus sembari mengusap-usap punggungnya, dari depan.

"Ya. Entah mengapa, dadaku terasa sedikit sakit, dan aku menjadi sedikit cemas terhadapmu." jawab Queen dengan suara yang lembut.

"Tunggu, apa? Dada-mu, sakit? Apa kita harus ke rumah sakit?" tanya Anixus yang panik.

"Tidak lah, bodoh. Aku tadi hanya meniru gaya bicara dari film romansa, mana mungkin juga aku mengalami sakit." jawab Queen dengan sedikit kesal, ia mengharapkan agar Anixus sedikit terpancing dengan nafsunya, ia ingin bercerai darinya.

Setelah itu Queen melepaskan pelukannya, Anixus juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah, dan setelah itu Anixus menutup pintu, tapi sebelum pintu tertutup rapat ada sebuah suara yang mengejutkan Anixus.

"Crakk, tap, tap, tap." sebuah suara langkah kaki seseorang terdengar di telinganya, suara itu semakin mendekat ke arah pintu, Anixus yang merasakan hal yang janggal langsung menutup pintu rumah, dan menguncinya dengan key card miliknya.

Queen yang kebingungan melihat tingkah Anixus, memutuskan untuk mendekatinya.

Tapi sebelum ia menepuk pundak Anixus, tangan kanannya tiba-tiba terpotong. Anixus yang mendengar sesuatu yang terjatuh, berbalik, dan melihat Queen yang tangan kanannya terpotong.

"Queen!" Anixus berteriak keras dan ia langsung bergegas mendatanginya.

"Kamu gapapa?" tanya Anixus yang panik, dan ia berusaha menghentikan pendarahan dari tangan kanannya, dengan sebuah perban yang ada di saku celananya.

"Kamu nanya? Kamu gak liat, tangan kananku terpotong! Dan kamu masih nanya "Kamu gapapa"? Anixus, tolong kalau nanya sesuatu itu yang belum pasti. Jangan yang udah jelas kayak gini, tangan terpotong, yakali ada orang yang biasa aja." seru Queen yang kesal kepada Anixus.

"Tap, tap, tap..." suara langkah kaki terdengar semakin mendekati mereka.

Anixus menyadari itu, dan ia menghentikan tindakannya untuk memperban tangan Queen.

Setelah itu sorot matanya menjadi datar, dan terlihat kedua pupil matanya yang ditutup setengah oleh kelopak matanya. Setelah itu Anixus menoleh 10°, dan menyambut kedatangan orang asing itu.

"Kau ini, siapa? Membuntuti ku dari halaman parkir tempat kerja, menyusup ke bagasi mobil ku, dan bahkan melukai istriku. Akan kuberi tahu kau, jika ingin melukai salah satu keluarga ku maka sebaiknya engkau menyerang-ku. Menyerang-ku akan ku maafkan, tapi jika kau sampai melukai istri dan orang tuaku, maka kau tidak akan mendapatkan pengampunan." sambutan dingin yang tajam dilontarkan dari mulut Anixus.

Setelah itu orang yang bersembunyi dibalik kegelapan, muncul dihadapan mereka berdua.

Seorang pria mengenakan sebuah kimono Jepang muncul, dihadapan mereka berdua. Ditangan kanannya terdapat pedang katana yang sangat tajam, dan di sertai dengan noda darah di bilah-nya.

"Salam kenal, namaku Sakamoto Yoshitaka. Aku adalah Paladin tingkat ke-sembilan, dan ditugaskan untuk membunuh salah satu entitas cosmic dari luar angkasa. Kau bisa memanggilku Taka, dan singkatnya aku hanya ditugaskan untuk mengusir makhluk yang tidak diinginkan di dunia ini." pria itu membungkuk ke hadapan mereka berdua.

"Makhluk tak diundang? Istriku yang kau maksud? Hahaha, maaf tapi lebih baik kau kembali ke tempat asal-mu. Jika tidak, ... Kau akan mati." tatapan mata, yang disertai dengan kata-kata dingin diucapkan. Bahkan sebuah makhluk yang entah bagaimana muncul dibelakangnya, seolah-olah ingin sekali melihat Taka ketakutan.

Tapi Taka hanya terdiam dengan tatapan datarnya, ia bahkan tak bergeming dihadapan makhluk mengerikan yang berada di belakang Anixus. "Jadi begitu, ya, anak ini juga entitas cosmic tapi dia masuk kedalam kategori manusia karena dia lahir dari keluarga manusia. Pantas saja tuan Shinju, memerintahkan kami untuk jangan mengganggu dia." gumam Taka didalam hatinya.

"Menarik!" gumam Taka yang mengejek dengan tersenyum lebar.

"Ada apa? Apakah kau takut?" tanya Anixus yang kebingungan melihat Taka yang tersenyum.

"Tidak, namamu Anixus, kan? Lawan aku, perlihatkan semua kemampuan milikmu!" ejek Taka kepadanya.

"Hehe, menarik juga, tapi jangan kutuk aku di neraka saat kau kalah, ok?"

"Ok" Taka dan Anixus akhirnya berjalan menuju jalan raya yang sepi.

Sebelum memulai pertarungan, mereka saling memberikan hormat dengan membungkuk secara bergantian. Setelah itu Taka menarik nafas panjang, lalu memegang gagang pedangnya dengan erat, dan ia menatap Anixus dengan tatapan kosong.

"Aktivasi sihir : Tipe 1, pengikisan tubuh." Taka berseru dengan tatapan kosong, dan Anixus kebingungan melihat apa yang baru saja ia katakan.

"Apa yang ka-...?!" Anixus terkejut melihat kedua tangannya yang secara tiba-tiba terpotong.

"Argh! Tangan ku, tangan ku terpotong!" Anixus menjerit kesakitan dengan suara nyaring.

"Huh, apanya yang "terkuat", kau sangat lemah, kenapa tuan Shinju meminta kami untuk jangan mengganggu kehidupanmu? Tuan Shinju terlalu melebih-lebihkan dirimu." ejek Taka dengan tatapan dinginnya, ia memandang Anixus seperti binatang, sampah, dan seperti sebuah kotoran.

Setelah itu ia mengalihkan pandangannya, dan mengarahkan bilah pedangnya ke arah Queen. "Kau selanjutnya.", Taka akhirnya berjalan menuju Queen yang sedang berdiri ketakutan di pagar rumah, meninggalkan Anixus yang sedang menjerit kesakitan.

Tapi saat ia baru saja berjalan satu langkah kaki ke arah Queen, Anixus langsung muncul di belakangnya, dan dengan kedua tangan yang kembali utuh ia memegang kepala Taka.

"Baiklah, akan kuberikan kau pelajaran, saatnya pembalasan!" Anixus mengatakannya dengan penuh semangat, bahkan pupil matanya dapat membuat Queen ketakutan, dan terjatuh.

"Apa-apaan, ini? Sudah 20.000tahun aku hidup, memakan bintang-bintang yang ada di angkasa, bahkan aku juga sering melawan para Dewa-dewi dari dunia Celestia. Tapi kenapa, kenapa aku merasa ketakutan saat melihat tatapan mata dari seorang manusia? Tidak, dia bukan manusia, dia juga bukan Dewa, lalu siapa dia sebenarnya?" Queen bergumam didalam hatinya dengan tatapan keputusasaan.

Tetapi berbeda dengannya, Taka tidak merasa ketakutan saat mendengar perlakuan intimidasi dari Anixus, sebaliknya ia justru menoleh dan membalas tatapan mengerikan Anixus dengan tatapan kosong.

"Kenapa, apakah kau ingin membunuhku?" tanya Taka kepada Anixus dengan tatapan kosongnya.

Anixus terkejut melihat Taka yang samasekali tidak ketakutan, atau bahkan gemetar di hadapannya. "Kenapa, kenapa dia tidak ketakutan? Padahal aku sudah mengeluarkan aura intimidasi yang kuat, tapi kenapa dia tidak ketakutan samasekali?" Anixus bergumam didalam hatinya, kebingungan melihat Taka yang samasekali tidak gentar menatapnya. Tapi tak lama setelah itu, Taka secara tiba-tiba menghilang dari pandangan mereka berdua.

"Hukum dunia : Bernyanyilah! Sambutlah Raja kita, GLORIA!!!" Taka berseru dengan nyaring, dan membuat tetangga-tetangga Anixus terganggu.

Anixus terkejut mendengar seruan Taka yang berbunyi nyaring, ia mengalihkan pandangannya ke kiri, dan menatap Taka yang menutup matanya sembari menggenggam erat gagang katana miliknya.

"Malam sunyi senyap, tak ada yang akan menyangka bahwa seorang Raja manusia telah tiba di dunia, tetapi 3 orang berdosa mengetahui kabar itu dari bintang-bintang di langit malam. Mereka lalu mengikuti bintang yang bersinar terang itu, dan setelah berjam-jam berjalan di gurun yang tandus, mereka akhirnya tiba di Betlehem. Oh Betlehem, engkau adalah kota yang indah, dari sanalah Raja manusia dilahirkan. Wahai para Malaikat-malaikat ku, nyanyikan, berseru lah dengan nyaring, dan sambutlah kedatangannya!" sesudah Taka berseru, muncullah 50 malaikat-malaikat di langit malam, dan membuat waktu terasa seperti pagi hari.

"Wahai manusia, terimakasih karena engkau telah berseru atas namanya, diberkati lah engkau." para malaikat mengatakan itu secara bersamaan.

Banyak orang-orang yang melihat kejadian itu, tercengang, dan menyangka bahwa dunia akan kiamat. Tapi ada seorang malaikat yang mengetahui isi hati dari para manusia-manusia yang ketakutan itu, ia pun berbalik, dan menatap mereka semua dari langit.

"Jangan takut, kami tidak mendapatkan perintah untuk membumihanguskan dunia ini, selama masih ada orang yang berhati mulia, walaupun hanya ada satu orang saja, dunia tidak akan dihancurkan, karena itu bersukacita lah, bertobatlah, dan ampunilah dosa kalian sendiri." ucap malaikat itu dengan lembut kepada telinga-telinga mereka.

Anixus terkejut melihat apa yang ada dihadapannya, ia bahkan tidak mampu untuk bergerak sama sekali, bahkan satu jarinya saja seperti membeku, tidak, seluruh tubuhnya membeku akibat rasa takutnya melihat banyaknya malaikat-malaikat di langit-langit malam. Taka melihat wajah Anixus yang ketakutan, dan secara bersamaan para malaikat yang berada di langit, mendekatinya, dan masuk kedalam tubuhnya. Empat puluh sembilan malaikat masuk kedalam tubuhnya, dan hanya menyisakan satu malaikat tertinggi yang masuk kedalam katana miliknya.

Tubuhnya bersinar terang, kimono putih miliknya berubah menjadi sebuah zirah emas yang menutup seluruh tubuhnya, bahkan katana yang ia sarung-kan juga berubah menjadi sebuah pedang panjang yang ditutupi oleh sarung pedang kulit putih. Sebuah sayap muncul dihadapannya, menyusut menjadi sebuah sayap kecil yang memiliki panjang 20 cm, setelah itu sayap kecil itu mendekati dahi-nya, dan menempel di dahi-nya, lalu muncul sebuah besi dari simbol sayap di dahinya, dan mulai mengelilingi kepalanya.

"Hukum dunia : Seruan orang suci, berhasil dipancarkan. Sakamoto Yoshitaka, kini telah kehilangan 90% jiwa dan tubuh manusianya, dan kini ia telah menjadi malaikat 90%." suara terdengar berbunyi di dunia itu.

"Baiklah Anixus, mari kita lihat Cahaya, melawan Kegelapan murni, siapakah yang akan menang?" ucap Taka sembari tersenyum melihat wajah Anixus.

Bersambung...