Pada tanggal 5 April, tahun 2069.
Itu adalah tahun dimana umat manusia nyaris musnah, banyak orang-orang yang mati dimasa itu, total korban jiwa didalam kejadian itu adalah 5,7. Miliar jiwa. Sekarang populasi manusia di bumi hanya tersisa 4,9. Miliar jiwa. Banyak orang-orang yang berharap kejadian yang terjadi di masa lalu, tidak terjadi lagi di masa depan, oleh karena itu seluruh manusia yang tersisa pergi menuju pusat dari galaksi Bimasakti, yaitu Reality zone.
Pada tanggal 26 Maret 2086.
Sebuah monster muncul di alam semesta, makhluk itu adalah Paus yang memiliki enam kepala. Makhluk itu berasal dari sebuah lubang hitam yang ada di pusat pusat alam semesta, tidak hanya itu makhluk itu juga sudah memakan 200 inti cahaya dari berbagai galaksi. Sekarang makhluk itu telah memasuki galaksi Bimasakti, dan sedang menuju pusat dari cahaya galaksi Bimasakti yaitu Reality zone, tempat manusia tinggal saat ini.
Reality zone adalah pusat dari galaksi Bimasakti, manusia memanfaatkan cahaya inti Bimasakti untuk menciptakan berbagai teknologi. Di Reality zone terdapat 5 planet yang berada disekitar inti galaksi.
Planet - planet itu adalah ;
– Planet Aqua. Planet ini memiliki luas permukaan 83,67 M km². Permukaan planet ini adalah dataran es, planet ini juga memiliki 300 pegunungan, diantara pegunungan itu ada 150 gunung Merapi yang tidak aktif. Planet ini adalah planet yang memiliki mineral yang sangat banyak, 70% dari planet ini adalah mineral-mineral beku yang dapat diolah menjadi bahan bakar untuk stasiun luar angkasa. 30% dari planet ini adalah material-material logam, yaitu Emas, timah, logam, dan besi. Suhu permukaan planet ini adalah -85°Celcius.
– Planet Ashera. Planet ini adalah planet yang memiliki luas permukaan sekitar 700,80 juta km². Permukaan planet ini adalah dataran tandus, planet ini juga memiliki 158 pegunungan yang mengandung material logam dan bebatuan. Planet ini memiliki material logam yang paling banyak dari diantara 4 planet lainnya, sekitar 90% dari planet ini adalah material emas, perak, perunggu, logam, dan timah. 10% sisa-sisa material lainnya adalah bebatuan Ruby, Berlian, dan batu berharga lainnya. Suhu permukaan planet ini adalah -82°Celcius.
– Planet Heberon. Planet ini adalah planet yang paling panas dibandingkan planet-planet lainnya. 100% dari planet ini adalah gunung berapi aktif yang sering meletus, oleh karena itu planet ini biasanya disebut dengan sebutan 'Planet lava'. Luas permukaan planet ini adalah 500,3 juta km², suhu permukaan planet ini juga memiliki suhu panas 350°Celcius.
– Planet Ariel. Planet ini adalah planet yang dihuni oleh manusia sekarang. Planet ini memiliki Atmosfer yang mencegah oksigen terbuang ke angkasa, 20% planet ini memiliki material logam dan batu mulia, 40% planet ini berisikan struktur tanah yang subur, banyak manusia yang menciptakan lahan pertanian di planet ini. 40% planet ini berisikan mineral air yang jernih dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Luas planet ini adalah 500,1 juta km², suhu permukaan planet ini adalah 16° Celsius.
– Planet Roulus. Planet ini berisikan 60% logam, 20% berisikan air yang tidak jernih, 20% sisanya berisikan material-material baru yang disebut sebagai Zois. Material Zois memiliki kegunaan untuk menghidupkan suatu wilayah yang mati, material ini berbentuk seperti sebuah bebatuan kecil yang berada di inti planet Roulus. permukaan planet ini berisikan dataran rendah, pegunungan, dan lembah yang sangat dalam.
Manusia menciptakan teknologi yang sangat canggih, bahkan manusia berhasil menciptakan sebuah pesawat yang memiliki kecepatan cahaya, dengan teknologi tinggi manusia dapat menghancurkan makhluk apapun yang datang menyerang planet-planet lain. Pada saat pasukan luar angkasa sedang berpatroli, salah satu dari pasukan melihat sebuah objek makhluk raksasa yang sedang terbang mendekati Reality zone.
"B.1.1.2. Melaporkan kepada stasiun PPRZ, saya melihat makhluk raksasa sedang terbang mendekati Reality zone. Makhluk itu memiliki bentuk Paus yang memiliki enam kepala, meminta izin untuk menyerang...?"
"Izin tidak diberikan, tarik mundur seluruh pasukan yang bersiaga disekitar, mu! Monster itu tidak dapat dihentikan hanya dengan 20 pasukan yang bersiaga, saja!" sesudah itu Jendral menghubungkan komunikasi kepada seluruh pasukan yang ada.
"Semua, berkumpul!" seluruh pasukan tercengang saat mendengar suara Jendral yang meneriaki, mereka.
"Ada monster yang muncul, dan monster itu sedang memasuki Reality zone. Berkumpul dan bentuk pasukan, kita akan menghancurkan monster, itu!!!" Jendral mengatakan dengan suara tegas, dan seluruh pasukan menarik mundur pesawat mereka. Tetapi ada satu prajurit yang membangkang, dan melawan monster itu.
Prajurit itu bernama Geas, ia terbang menuju monster paus itu, dan mencoba melawan. Geas menembaki monster itu dengan cahaya laser miliknya, akan tetapi monster itu tidak mengalami luka sama sekali, seluruh serangan yang dilancarkan oleh Geas menembus monster itu. Geas hanya terdiam saja saat melihat serangannya yang menembus monster itu tanpa mengalami luka.
"(Apa-apaan itu? Semua serangan yang ku lancarkan malah melewatinya, seakan-akan makhluk itu tidak memiliki tubuh sama sekali)." Geas ketakutan melihat makhluk itu semakin mendekati Reality zone. Tanpa berpikir lama Geas langsung terbang menuju stasiun PPRZ. Setibanya di stasiun PPRZ Geas langsung berlari mendatangi pusat kendali, ia dengan dipenuhi ketakutan mulai mendatangi Jendral Rois.
"Jendral! Segera mundur ke planet Ariel. Monster itu tidak memiliki wujud sama sekali, semua serangan yang ku lakukan tidak dapat melukai makhluk itu sedikitpun." mendengar perkataan Geas yang dipenuhi ketakutan, Jendral Rois sangat terkejut.
Seluruh pasukan ditarik mundur menuju planet Ariel, dan setibanya diplanet Ariel seluruh manusia melihat kedatangan monster paus, itu, yang semakin lama semakin mendekat. Manusia dipenuhi dengan keputusasaan, di tengah-tengah keramaian orang banyak ada satu anak laki-laki yang sedang berada di atap gedung tertinggi. Anak itu sedang menatap ke langit, saat ia sedang bersantai, ia dikejutkan dengan kemunculan sebuah paus yang berenang melewati planet Ariel.
"O...i! Paus biru, kau ini siapa...!?" Anak laki-laki itu mengatakannya dengan suara yang sangat keras, paus yang berhenti berenang dan mulai mendatangi anak, itu.
"Kau ini ... Siapa? Kenapa kau bisa berbicara dengan, ku?" Paus itu bertanya dengan kebingungan, itu karena tidak ada makhluk yang dapat berbicara dengan santai saat bertemu, dengannya.
"Nama ku Anixus Prime. Nama mu sendiri, siapa?" Paus itu bahagia saat melihat anak itu tidak ketakutan, karena dipenuhi dengan kegembiraan, paus itu berubah wujud menjadi seorang gadis berkulit putih, yang memiliki rambut berwarna merah muda.
"Salam kenal, Anixus. Nama ku Queen Paraleus." Queen mengulurkan tangan kanannya, dan berjabat tangan dengan Anixus. Setelah memperkenalkan dirinya Queen menurunkan tangannya lagi, Anixus juga melakukan hal yang sama.
"Jadi, Queen. Apa tujuanmu? Kenapa kau pergi mendatangi inti galaksi Bimasakti, ini?" Anixus dipenuhi rasa penasaran.
"Aku ingin memakan cahaya, itu." Queen menunjukkan jarinya ke arah cahaya sumber galaksi Bimasakti.
"Memakan cahaya? Kenapa kamu ingin memakan inti galaksi? Apa kamu, lapar?" Anixus kebingungan saat melihat Queen. Queen berhenti menunjuk ke arah inti galaksi yang bersinar, dan berbalik menghadap Anixus.
"Aku bukan makhluk hidup." Queen menjadi murung, dan dipenuhi kekosongan di pikirannya.
"Bukan makhluk, hidup? Lalu kamu ini sebenarnya, makhluk apa?"
"Entah ... Aku sendiri tidak tahu, yang aku tahu adalah sejak awal aku sudah berada di lautan yang luas, ini."
"Lautan luas? Maksudmu alam semesta?"
"Ya kurasa, begitu. Aku tidak tahu nama tempat ini, tapi yang jelas saat aku terbangun, aku sudah berada di lautan yang bercahaya, ini." Queen menjadi sangat murung, Anixus menjadi tidak tega saat melihat ekspresinya yang murung.
"Hey, Queen. Kalau aku bisa menciptakan sebuah makanan yang setara dengan kekuatan bintang-bintang di alam semesta, ini. Apakah kau mau tinggal bersama ku di planet, ini?!" Anixus bertanya dengan tegas, Queen yang mendengarnya langsung kembali ceria, ia menatap Anixus dengan dipenuhi harapan.
"(He... Kapan lagi yakan, punya istri kayak, gini)." Anixus dipenuhi pikiran mesum.
Setelah puas berpikiran mesum, Anixus mengangkat tangan kanannya ke langit, ia mencengkram kuat udara yang ada di tangannya, tidak hanya itu, Anixus juga menciptakan kekuatan yang bersinar terang seperti sebuah bintang yang baru saja lahir, di tangan kirinya. Anixus mengepalkan kedua tangannya, dan menciptakan sebuah bola kristal yang sangat kecil.
"Nah, sudah jadi. Langsung ditelan, aja." Anixus melemparkan bola kristal kecil itu, ke arah Queen. Queen dengan sigap langsung menangkap bola kristal, itu.
"Kau yakin ini sudah selesai? Bagiku ini seperti sebuah batu, kec-...!?" Queen tidak sempat menyelesaikan perkataannya, Anixus mengambil bola kristal kecil dari tangan-nya, dan memasukkan bola itu ke dalam mulut Queen.
"...?!" Queen menelan bola kristal itu, dan merasakan sebuah kekuatan yang sangat besar mengalir sangat kuat di dalam tubuhnya.
"Apa, ini? Padahal tadi itu hanya batu kecil, saja, tapi kenapa bisa kekuatan sebanyak ini mengalir di dalam, ku?" Queen melihat tubuhnya dengan kebingungan, ia tidak percaya bahwa apa yang ia rasakan ini adalah nyata.
"Itu bukan baru kristal kecil biasa. itu adalah sebuah alam semesta kecil yang aku buat, dengan begini kamu tidak akan kelaparan lagi! Alam semesta kecil itu akan terus bertambah luas, dan kamu tidak akan merasakan rasa lapar, lagi. Jadi sesuai perjanjian, kamu akan menjadi istriku di planet ini, kan!?." Anixus dipenuhi gairah yang sangat besar saat melihat tubuh, Queen.
"O~oke, tapi kamu gak boleh ngelakuin hal-hal mesum. Tidak ada kata berhubungan badan, aku hanya akan menjadi istrimu saja, dan tidak akan melakukan hubungan badan dengan, mu!" Queen mengatakannya dengan tegas, dan itu membuat Anixus menjadi lemas saat mendengar permintaan, Queen.
Dengan terpaksa Anixus menerima persyaratan dari, Queen. Sesudah itu mereka berjalan mendatangi rumah orang tua Anixus. Saat tiba di rumah orang tuanya, Anixus ditemani oleh Queen disampingnya, berjalan memasuki rumah itu. Saat Anixus baru membuka pintu masuk, ia disambut oleh ibunya yang sedang berdiri menunggu kedatangan Anixus.
"M~malam, mama..." Anixus menjadi sangat gugup saat melihat ibunya yang sedang menunggu di lorong pintu masuk, rumah.
"Ya, selamat datang Anixus." ibunya dengan gembira menyambut kedatangan, anaknya.
"Apa saat ini, papa ada di rumah, sekarang!?" Anixus dipenuhi rasa gugup dan ketakutan disaat yang bersamaan.
"Ya, papamu ada di ... dalam...?" ibunya sangat terkejut, ia melihat seorang gadis yang ada di belakang putranya.
"Anixus. Siapa gadis, itu!?" ibunya bertanya dengan senyuman, Anixus tahu bahwa senyuman itu menandakan artian, lain.
"D~dia ... Dia itu-..." Anixus tidak sempat memberitahukan ibunya karena ia sangat gugup. Queen yang melihat kesempatan itu, ia langsung memotong perkataan Anixus, dan mengatakan kebenarannya.
"Aku tunangannya, salam kenal ibu!" Queen tersenyum, ia sangat puas setelah menjahili Anixus. Tetapi sayangnya apa yang ia melakukan sebuah kesalahan.
"Jadi begitu ya!" ibu Anixus langsung memegang lengan kanan, Queen. Ia membawa Queen menemui suaminya yang merupakan ayah Anixus, sendiri.
Setibanya di ruang tempat ayah Anixus sedang bersantai, ibu Anixus langsung membuka pintu itu, dan mengagetkan suaminya yang sedang menyeruput secangkir teh.
"Sayang! Anakmu pulang bawa menantu, loh!!!" istrinya mengatakan dengan penuh semangat, dan membuat suaminya mencipratkan teh yang ada di, mulutnya.
"Ha...!? Apa maksudnya, ini? Anixus, jelaskan semua yang terjadi." sesudah meneriaki putranya, ayah Anixus memencet sebuah tombol yang ada di dekatnya.
Saat dipencet sebuah meja persegi panjang muncul dari lantai, meja itu muncul tepat ditengah mereka. Anixus duduk di sisi atas meja, ditemani oleh Queen yang duduk disampingnya. Sementara itu kedua orang tua Anixus duduk menghadap ke arah mereka, sesudah itu suasana menjadi hening seketika.
"Pertama perkenalan nama, nama om, Yezatta. Om adalah ayah, dari Anixus. Salam kenal...!?"
"Ah, maafkan aku! Namaku Queen, Queen Paraleus. Salam kenal, om Yezatta dan bibi...!?" Queen menjawab dengan sangat sopan, membuat hati ibu Anixus terisi seperti taman berbunga-bunga yang bermekaran.
"Maaf ya, aku lupa memperkenalkan nama, ku.
Nama bibi adalah, Raphael. Salam kenal, Queen!" Raphael tersenyum ke arah Queen. Queen yang melihat senyuman itu, merasakan sebuah kehangatan di hatinya.
"Ya! Salam kenal juga, bibi Raphael!" Queen membalas senyuman dari Raphael dengan senyuman miliknya, terpancar aura persahabatan dari mereka berdua.
"Jadi, bisa jelaskan sekarang. Anixus." Yezatta mengatakannya dengan suara yang ditekan.
"Awalnya ...-" Anixus tidak sempat menyampaikan perkataannya, dan Queen langsung memotong perkataannya.
"Awalnya kami bertemu, dan kami bertaruh sesuatu. Dia bertaruh jika ia menang, maka aku akan menikahinya. Sebaliknya jika aku menang, maka ia akan berhenti dari pekerjaannya. Tetapi sayangnya yang menenangkan taruhannya adalah Anixus, jadi aku dengan terpaksa akan menikah, dengannya." Queen mengatakan dengan ekspresi yang bahagia, tapi ia sebenarnya sengaja mengatakan itu untuk membuat Anixus dimarahi oleh kedua orang tuanya.
"Selamat, Anixus." Yezatta mengatakannya dengan suara yang terharu. Ia dengan istrinya bertepuk tangan, mereka memuji keberhasilan Anixus.
"Ya, terimakasih atas pujiannya. Mama, Papa." Anixus menangis terharu dengan pujian dari kedua orang tuanya. Queen yang duduk disampingnya hanya keheranan saat melihat sekelilingnya.
"(Kenapa? Normalnya semua orang tua akan marah saat anaknya bertaruh sesuatu, karena bertaruh termasuk kedalam perjudian. Tapi kenapa kedua orangtuanya tidak marah, kepadanya? Kenapa, kenapa, kenapa???)." perasaan Queen bercampur aduk di dalamnya. Rasa kesal dan keheranan bergabung menjadi satu di dalam pikirannya, hal ini membuat dirinya bimbang.
"(Aku gak akan biarin mereka, semena-mena!). Aku memang tak masalah menikah dengannya, tapi aku juga mengajukan persyaratan di dalam pernikahan, ini!"
"Persyaratan...? Apa persyaratannya?" Yezatta bertanya kepada Queen dan Anixus yang berada dihadapannya, dengan kebingungan.
"Persyaratannya adalah, dia tidak ingin kami melakukan seks saat sudah menjadi suami istri, nanti!" Anixus mengatakannya kepada kedua orangtuanya, Yezatta dan Raphael kebingungan saat mendengar persyaratan, itu.
"Siapa yang mengajukan persyaratan, itu?"
"Dia..." Anixus menunjukkan jarinya ke arah Queen.
"Y~ya, aku yang mengajukannya. Memangnya apa salahnya? Banyak orang yang menikah tetapi tidak melakukan seks, sama sekali."
"Queen, seks adalah hubungan yang menandakan ikatan cinta yang bersatu. Memang benar ada pasangan yang saling mencintai tanpa melakukan seks, tapi diantara mereka ada salah satu yang menahan nafsunya, dan jika nafsu seksualnya tidak terpenuhi maka secara mau tidak mau pasti orang itu akan melampiaskan nafsunya, dengan berbagai cara. Contohnya melakukan perselingkuhan dengan orang lain, atau melakukan masturbasi." Yezatta mengatakannya dengan tegas, Queen termenung sejenak, ia tahu apa yang dimaksud oleh Yezatta.
"Tidak masalah. Kami juga tidak saling mencintai satu sama lain, jadi jika Anixus ingin melakukan perselingkuhan dengan gadis lain, itu bukanlah urusan ku." Queen mengatakan seperti itu, tapi dihatinya berkata lain. Ia dipenuhi ketakutan, ia tidak ingin Anixus berselingkuh dengan wanita lain.
"Eh? Apa kau kira aku akan melakukan, itu?" Anixus bertanya dengan kebingungan. Queen langsung terkejut mendengar perkataan Anixus, ia memalingkan wajahnya ke arah Anixus.
"Ya, kau pasti melakukan hal, itu. Karena kau tidak akan melakukan seks denganku, dan seperti apa yang ayahmu katakan; "jika nafsu seksualnya tidak terpenuhi maka secara mau tidak mau pasti orang itu akan melampiaskan nafsunya, dengan berbagai cara. Contohnya melakukan perselingkuhan dengan orang lain". Dan laki-laki memiliki nafsu seksual yang sangat tinggi dibandingkan dengan perempuan, jadi kamu pasti akan melakukan seks dengan orang lain."
"Hm... Benarkah demikian? Oke, kalau begitu aku akan melakukan perjanjian juga." Anixus tersenyum, dan menatap Queen dengan tatapan hangat. Ia berdiri dan membuat kedua orangtuanya terkejut, begitu pula Queen yang ikut terkejut saat Anixus secara tiba-tiba berdiri.
"Aku Anixus Prime dengan ini menyatakan, hanya Queen seorang yang berada jauh di lubuk hatiku, yang terdalam. Aku tidak akan berselingkuh dengan wanita lain, aku akan menepati janjiku, dan mencintai Queen dengan hatiku yang tulus, ini." Anixus mengatakan dengan penuh keberanian, dan rasa percaya diri. Queen dengan kedua orang-tua Anixus, mereka bertiga sangat terkejut mendengar sumpah yang diucapkan oleh Anixus.
"Baiklah, kalau begitu kami tidak akan menanyakan hal apapun lagi. Anixus, berikan surat persetujuan pernikahan, itu." Yezatta menjadi lega setelah melihat mereka, berdua.
Ia mengambil formulir yang diberikan oleh Anixus, dan menandatangani formulir, itu.
"Selesai, sekarang sisa menyerahkan formulir pengajuan pernikahan ini, dan kalian akan sah menjadi pasangan suami-isteri!" Yezatta dipenuhi perasaan yang sangat bahagia, ia menyerahkan formulir pernikahan yang sudah ia tandatangani, kepada Anixus.
"Oke! Ayo pergi, Queen!" Anixus mengatakannya dengan kegembiraan.
Mereka berdua pun pamit pulang, kepada Yezatta dan Raphael. Sesudah itu mereka menaiki sebuah mobil, dan meninggalkan rumah orang-tua Anixus. Saat dalam perjalanan, Queen tertidur pulas akibat rasa ngantuk yang ia rasakan, Anixus yang mengetahui Queen sedang tertidur, langsung mengurangi sedikit kecepatan mengemudinya untuk tidak mencegah Queen terbangun dari tidurnya. Setibanya di Pengadilan negeri Anixus tidak membangunkan Queen, sebaliknya ia meninggalkan Queen, dan mengunci pintu mobil dari luar, ia juga tidak lupa meninggalkan catatan di tangan Queen untuk berjaga-jaga apabila Queen tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya saat Anixus sedang tidak ada.
Anixus langsung berjalan memasuki gedung putih yang ada di hadapannya, setibanya didalam Anixus pergi menyerahkan formulir pengajuan pernikahan kepada petugas wanita yang melayani.
"Terimakasih pak, dan selamat karena sudah menikah!" wanita itu menyemangati Anixus, dan membuat Anixus langsung tersipu malu.
"Ya, terimakasih banyak juga atas pelayanannya. Jujur saja saya tidak terlalu mengerti tentang cara menyerahkan formulir pengajuan pernikahan, itu, berkat bantuan anda saya sangat terbantu. Terimakasih banyak!" Anixus melambaikan tangan kepada wanita itu, dan berjalan pergi keluar mendatangi Queen yang sedang menunggu, di mobil miliknya.
Saat Anixus memasuki mobilnya, Queen tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya, dan menatap tajam ke arah Anixus.
"Katanya bakalan setia, tapi baru nikah aja udah ngedeketin cewe lain." Queen mengatakan dengan suara datar, dan itu membuat Anixus merasakan sebuah tusukan kuat menembus tubuhnya.
"Kau salah paham, ini bau parfum dari pegawai wanita, pegawai itu hanya duduk di tempatnya, dan aku menyerahkan formulir itu, kepadanya. Jadi jangan marah."
"S~siapa juga yang marah!? Kau selingkuh dengan gadis lain juga, a~aku tidak akan peduli!" Queen mengatakan demikian, tapi hatinya berkata lain.
Setelah itu Anixus mengemudikan mobilnya dan membawa Queen menuju rumah, miliknya. Dan kisah ini dimulai, sekarang...