Aku menindih tubuh Suster Minju dengan nafsu. Aku tahan kedua tangannya dan siap beraksi. Ia tertawa genit. Aku lahap lehernya dan menjilatinya nafsu. Jemariku meremas kasar toket mungilnya. Sesekali kumainkan putingnya dengan gemas. Ia tertawa sambil mendesah pelan. Kuhisap lehernya liar lalu lidahku naik dan mengecup-ngecup gemas telinganya.
Aku meremas nafsu toket kanannya. Suster Minju berteriak keras. Ia kaget sendiri lalu tertawa malu. Aku remas kedua toketnya dengan nafsu dan ia semakin tertawa lalu mendesah. Wajahnya sampai memerah. Tubuhnya menggeliat dan ia meremas kasur menikmati permainan nakalku. Ku pelintir kasar putingnya sambil terus meremas toketnya.
" Billy…."
Ia memanggil namaku dengan nada yang menggoda. Aku tusukkan kontolku kasar ke dalam memeknya. Ia mendesah panjang. Wajahnya semakin memerah. Aku tanamkan kontolku sedalam mungkin dan ia mulai berdesis panjang. Aku remas toketnya kasar dan mulai menggenjotnya kencang
" ohhhhh yahhhhhh"
Ia mendesah panjang. Ia orgasme deras. Ia masih sangat mudah mencapai orgasme seperti dulu. Cairan keluar deras dari memeknya. Kedua selangkangan kami bertepuk-tepuk kencang. Kasur itu berdecit hebat. Ia meremas kasur dengan kuat dan menggeleng kepalanya. Aku ikut mendesah bersamanya menikmati jepitan sempit lubang memeknya yang basah. Aku remas toketnya keras dan menggenjotnya kasar
Wajah Suster Minju memerah. Ia melolong keras dan tiba-tiba orgasme untuk kedua kalinya. Memeknya menyembur hebat. Ia menggigit bibir bawahnya dan menatapku pasrah. Ia buka mulutnya dan tubuhnya semakin menggelinjang. Ia memekik keras. Aku semakin nafsu, ia memejamkan mata, menahan lirih serta nyeri bercampur nikmat yang ia rasakan
" sayang…. Aku ga kuat…."
Nafasnya terengah-engah. Aku diamkan kontolku sejenak di dalam memeknya. Aku memberi ia ruang untuk istirahat. Ia masih orgasme panjang. Ia sangat puas sekaligus lemas sehingga kemaluannya mulai terasa nyeri
Aku melepas kontolku. Ia bernafas lega. Ia hendak membantuku coli namun aku memegang tangannya. Ia menatapku cemas. Suster Minju akhirnya pasrah menuruti kemauanku.
Suster Minju kini menungging seperti sedang sujud. Aku remas pinggulnya dan kembali menusukkan kontolku. Ia memekik keras dan panjang saat kontolku menusuknya. Aku tarik sedikit kontolku ke belakangan dan mulai menghujamnya keras dan kasar. Ia mendesah kencang dan keras berulang-ulang kali. Memeknya semakin basah dan merah. Ia meremas kasur dan terus memekik keras
Memeknya kembali menyembur kuat. Ia orgasme lagi dalam hitungan detik. Tubuhnya sangat menikmati hujaman kontolku. Aku terus menghujamnya keras dan kasar melampiaskan semua nafsuku. Aku lalu memeluknya dari belakang, lalu meremas toketnya dan merubah posisinya menjadi tengkurap
" Billy….. aku seperti melayang….. terbang…."
Ia mulai lemas. Pandangannya semakin tak karuan. Suster Minju kehilangan kuasa atas tubuhnya. Aku genjot dia dari belakang, menepuk-nepuk pinggulnya dengan keras. Penisku akhirnya berkedut-kedut, dan akhirnya menyembur deras di dalam lubang memeknya.
Suster Minju tersenyum lega. Ia merasakan hangatnya siraman sperma di rahim dan lubang memeknya yang sempit. Ia terpejam. Tubuhnya seketika lemas. Aku tanamkan spermaku di dalam memeknya, menikmati sensasi crot dalam yang tiada duanya.
Hujan lalu turun. Suster Minju tertidur saat aku bahkan belum melepas pelukanku. Ia sangat lemas. Ia tertidur dengan posisi tengkurap dan aku berbaring di sampingnya. Aku memeluknya dan ikut memejamkan mata.
Pagi itu aku terbangun sangat siang. Banyak yang terjadi malam itu dan aku terbangun jam 7 pagi. Kami sempat terbangun beberapa kali dan Suster Minju melayani nafsuku sampai aku ejakulasi 7 kali di dalam memeknya. Aku bangkit dari kasur dan masih telanjang bulat dengan kontol menegang, Suster Minju lalu masuk dengan seragam yang rapi dan lengkap
" sayang, udah bangun?"
Tanyanya manis aku mengangguk.
" maaf aku bangun kesiangan"
Ucapku sambil tertawa. Suster Minju hanya tersenyum. Ia mengambil tissu basah lalu mulai mengelap kepala batang kontolku hingga buah zakar.
" kamu tetep jaga kebersihan kelamin kamu ya. Ngurangi resiko sakit kelamin juga. Sama rajin-rajin mandi. Ga boleh nakal sama cewek lain. Sama aku aja."
Ia mengambil tissu basah satu lagi dan kembali membersihkan kontolku. Ia lalu memelukku erat hingga seluruh tubuhku menempel dengan seragam perawatnya
" nanti bau ga seragamnya?"
Tanyaku cemas. Ia hanya tersenyum
" gapapa bau anu cowok. Biar orang tahu kalo aku ga jomblo lagi"
Jawabnya manja. Ia lalu mengusap punggungku dan memejamkan matanya
" aku seneng kamu kembali Billy. Kamu harus tahu betapa menderitanya aku bertahun-tahun ini tanpa sentuhan kamu. Aku hampir gila. Aku puas semalam. Selama kamu terus sama aku, aku ga peduli lagi mau jadi pertama kedua ketiga kesekian. Yang penting kamu ada di sini buat aku"
Ia seakan tahu kalau aku mungkin akan mencoba perempuan lain. Ia mencoba menerimanya asal aku tetap ada untuk dia
" aku juga butuh kamu, Suster Minju. Apapun yang terjadi, aku pasti balik"
Aku lalu mengenakan pakaian dan kami keluar bersama. Aku sempat sarapan secepat kilat lalu aku bersiap mengantarnya kerja
"kamu laper?"
Aku tertawa malu. Ia naik ke motorku dan aku tancap gas mengantarnya ke tempat kerja
" wooo belum seminggu kerja dah telat!"
" ga professional banget"
" tiru nih si Boy. Selalu rapi dan tampan, terus tepat waktu!"
" ah biasa aja mas. Saya cuma berusaha tetap professional aja"
Aku datang telat 15 menit hari itu. Aku sempat berubah menjadi Taeho lalu berangkat kerja tanpa sempat mandi. Aku benar-benar berubah menjadi tubuh lain saat menjadi Billy. Bahkan parfum dan wangi tubuh Minju, yang menempel saat aku menjadi Billy, sama sekali tak tercium saat aku menjadi Taeho.
Semua orang mengagungkan Boy di kantor ini karena ia tampan. Ia sebenarnya biasa saja dan tidak terlalu rajin. Ia hampir tidak pernah mengganti galon dan bahkan hampir tidak pernah membuat teh. Ia sesekali membersihkan kantor lantai-lantai atas, dan biasanya kantor cewek-cewek kantor karena mereka suka Boy di sana. Aku santai saja karena ia bukan apa-apanya kalau aku menjadi Billy
" mas Taeho pssst"
Seorang karyawati muda memanggilku saat aku sedang mengantar kopi dan teh. Aku menoleh. Ia melirik ke kiri dan kanan mengecek apakah ada temannya atau tidak. Aku kenal dia. Dia Sullyoon. Dia sering menegurku dan dia fans berat Boy
" ya Sekretaris Sullyoon?"
Ia dipanggul Sekretaris di kantor. Ia paling di hormati dan satu-satunya orang yang tidak tergoda oleh Boy. Ia lalu buru-buru berbisik di telingaku
" mas kenal Bule namanya Billy?"
Aku terkejut. Bagaimana ia tahu aku kenal Billy?
" kenapa mbak?"
Tanyaku heran
" temanku Dina, yang tinggal di gang tempat mas bilang, kalo Billy ke gang itu malam-malam. Orang sana bilang kalo Billy nginepnya di rumah mas"
Dina. Jadi dia berteman dengan Dina?
" kenal baik sih mbak, saya kenal dia dari dia kecil"
Ucapku mengarang cerita
" boleh minta nomor hp atau id chat nya ga? Nanti saya bayar deh. Berapa aja. Tolong ya mas. Saya bener-bener pengen kenal dia. Siapa tahu jodoh lho mas. Namanya juga usaha"
Astaga. Ia berpikir ia punya kesempatan dengan aku? Billy? Aku tahu ia cantik. Tapi aku lebih memilih Minji Yunah atau Minju
" wah kalo itu saya ga berani kasih mbak. Dia suka marah"
Jawabku. Sullyoon terlihat kecewa
" tolong dong mas. Hidup saya cuma buat nyari cowok kayak Billy. Itu mimpi saya. Saya rela ngorbanin apa aja."
Ia bahkan siap memberiku apa saja. Aku sempat terdiam lama. Namun aku putuskan tidak memberinya
" jangan deh mbak. Saya minta maaf"
Jawabku. Sullyoon terlihat makin kecewa
" mas! Mas! Saya siap telanjang deh di depan mas! Saya, saya siap layani mas! Seumur hidup! Seumur hidup ini saya cuma telanjang di depan bos dan itu supaya dapet posisi ini"
Astaga ia bahkan membuang tubuhnya demi aku.
" maaf ya mbak"
Sullyoon mulai menangis. Ia sangat putus asa. Ia menarik tubuhku dan semakin berusaha memohon padaku.
" saya siap tidur sama Mas. Kapan aja dan berapa kali pun tetap saya layani. Saya mohon mas. Ini impian saya"
Aku terdiam. Apa pesona Billy sehebat ini? Entah kenapa aku tidak ingin mengecewakan wanita muda ini. Aku akhirnya mengalah
" mana hpnya mbak"
Sullyoon kembali tersenyum
" makasi ya mas"
Ia menyerahkan handphonenya dan aku langsung menambahkan id chat Billy di aplikasinya
" ini mbak, gratis aja. Ga usah bayar atau tidur segala. Nanti saya kabari Billynya juga supaya bisa ngobrol"
Sullyoon seketika tersenyum lebar. Aku tak menyangka seorang gadis seperti Sullyoon bahkan sampai rela mengemis seperti ini demi laki-laki
" mas baik sekali, beneran ga usah bayar sama 'itu' "
Tanyanya polos. aku menggeleng kepala
" makasi ya mas. Selamanya aku hutang budi dengan mas. Aku sebenarnya pernah 3 tahun nikah. Tapi cerai karena tubuhku kurang subur. Aku pakai jimat ini walaupun sebenarnya aku ga mau buat tahu gimana cara agar aku bisa hamil. Dan katanya, aku cuma bisa hamil dengan bule yang namanya Billy ini. Ciri-cirinya persis seperti Bule itu. Aku selamanya hutang budi sama mas. Nanti kalau aku hamil, aku pasti kabarin mas. Dan aku siap bayar hutang budi mas dengan apa pun"
Aku terdiam bingung. Jimat? Bagaimana sebuah jimat bisa tahu keberadaan bahkan sampai nama dan ciri-diriku
" kalo boleh tahu jimat apa ya mbak?"
Sullyoon mengeluarkan sesuatu dari tas guccinya.
" cermin ini mas, cermin bidadari. Katanya bisa perlihatkan apa saja yang kita mau. Konon kata dukun kampung saya, ini dulu bener-bener cermin bidadari. Kalo dipake emang kayak cermin biasa. Tapi kalo kita bisikin apa yang kita mau dipikiran kita, waktu itu aku pusing dan sampe ketiduran di halte. Terus aku mimpi tentang pria Billy itu"
Cermin bidadari. Pertama Cincin dan sekarang cermin. Aku mendapat dua jimat yang hilang yang konon milik para bidadari.
" boleh saya simpan mbak?"
Sullyoon lalu mengangguk.
" Simpen aja mas. Saya ga mau pake itu lagi. Apalagi kalo saya bener-bener hamil"
Aku menyimpan jimat itu. Aku lembur hingga malam. Aku membawa bekas cangkir teh dan kopi dengan kereta dorong, lalu masuk ke lift dan membawanya ke lantai dasar. Aku satu-satunya OB yang lembur. Aku membawa cangkir itu ke dapur dan mulai mencucinya.
Aku mengeluarkan jimat cermin itu. Jimat itu terlihat seperti cermin yang sudah usang. Bahkan daripada barang antik, cermin itu lebih mirip barang rongsok. Aku membaca tulisan di belakang cermin itu dan persis seperti tulisan di cincin dan di candi. Aku menatap cermin itu dan mulai membayangkan Jessika
Sayangnya tidak ada yang terjadi. Aku diam selama lima menit dan tidak ada yang terjadi. Aku terdiam bingung. Bagaimana bisa? Sullyoon tidak mungkin berbohong. Atau apa aku harus menjadi Billy? Aku menoleh ke sekitar dan memastikan semua aman. Aku masuk ke kamar mandi, membuka seluruh pakaian, dan berubah menjadi Billy.
Aku menggunakan cermin itu kembali. Aku kembali diam selama lima menit. Sayangnya tetap tidak ada yang terjadi. Aku hanya melihat bayanganku. Aku melepas cincin itu dan kembali menjadi Taeho. Aku mengenakan kembali mengenakan seragamku lalu keluar dan kembali bekerja.
Aku pulang hampir tengah malam. Suster Minju lembur malam itu jadi aku pulang sebagai Taeho dan menemui Suster Yunah. Aku memarkirkan motor di depan rumahnya, lalu masuk. Suster Yunah sudah tertidur di kasurnya. Aku terpikir sesuatu, aku kenakan cincin itu dan seketika berubah
" Billy!"
Ia seketika duduk dari kasurnya. Aku muncul tanpa pakaian. Aku tersenyum dan mengangguk
" Suster Yunah
Ia terdiam. Suster Yunah sangat terkejut. Aku ikut berbaring di sampingnya. Ia memelukku pasrah
" ini bukan mimpi kak Billy?"
Aku menggeleng kepala. Aku melepas daster Suster Yunah. Ia hanya pasrah. Ia terbaring dengan bra dan cd berwarna biru. Aku melepas keduanya dengan pelan. Ia pun bugil. Aku remas buah dadanya dan kami pun bercumbu
Suster Yunah membalas cumbuanku dengan nafsu. Ia mendekapku erat. Jemarinya menggaruk-garuk liar punggungku. Kami bercumbu liar. Kontolku bergesekan dengan bibir memeknya. Lubang kemaluannya itu seketika basah. Aku melepas cumbuanku. Aku sangat nafsu. Suster Yunah juga sangat nafsu. Aku remas buah dadanya dan saat itu juga kutusuk kontol raksaaa Billy ke dalam memeknya
Suster Yunah menggigit bibir bawahnya. Kontolku tidak masuk seluruhnya. Palkonku bertemu dengan rahimnya. Ia sedikit meringis kesakitan. Ia meremas kasur dan melolong panjang. Aku genjot dia ganas. Memeknya basah dan sedikit kekecilan untuk kontol baruku yang bahkan lebih besar dari kontol kuda. Tubuhnya menggelinjang hebat
" yahhh yahhh ohhhh Billy! Ahhh ahhh ahhh"
Ia mendesah hebat. Aku menggenjotnya dari atas. Aku ikut mendesah. Rasanya nikmat sekali. Aku merasa siraman hangat dari memeknya. Suster Yunah orgasme deras.
Kasur itu basah. Aku mencabut kontolku dan cairan orgasme menyembur deras. Ia menghela nafas panjang. Wajahnya memerah. Suster Yunah tertawa puas. Tubuhnya berkedut-kedut dan masih orgasme panjang. Ia merasakan puncak kenikmatan terlama dan ternikmat seumur hidupnya. Seseorang lalu masuk. Minji melihatku dan Suster Yunah yang masih orgasme deras di atas kasur
" Billy! Mbak Yunah!"
Suster Yunah mengangkat tangannya menyuruh Minji kembali keluar. Namun aku berdiri. Aku menarik tubuh mungil Minji. Suster Yunah hanya tersenyum genit. Ia pasrah melihatku menarik Minji ke pelukanku.
Minji duduk bersandar di atas kasur tepat di sebelah kakaknya. Aku menarik celananya dengan nafsu. Memeknya sangat bersih, harum dan rapat. Kulitnya sangat putih bahkan lebih putih dari Suster Yunah. Wajahnya memerah dan tubuhnya gemetar. Aku mencumbu Minji dan menusukkan jemari kananku ke memek Suster Yunah
Aku mencumbu Minji ganas. Minji memejamkan mata dan diam pasrah. Aku gesekkan kontol raksasaku dibibit memeknya. Ia mulai mendesah. Pinggulnya mulai bergoyang. Wajahnya memerah. Ia buka piyamanya sendiri dan menyisakan bra merah mudanya. Dengan buru-buru ia berusaha melepas branya. Jemarinya gemetar. Minji melepaskan bibirnya dari bibirku. Ia memekik panjang.
" mmmmmhhhhh"
Memeknya menyembur deras. Ia orgasme panjang. Wajahnya memerah. Ia menggigit bibir bawahnya. Orgasme bertambah deras. Suster Yunah ikut mendesah panjang. Aku melepas jemariku dari memeknya. Ia ikut orgasme bersama adiknya. Mereka berdua pun orgasme bersama-sama
Aku melepas hijab Minji. Rambutnya terurai. Minji melepas bra merah jambunya. Aku menatap buah dada mungilnya dengan putih yang sangat merah muda. Aku membaringkannya di atas kasur yang basah dan lengket itu. Aku mencumbunya nafsu. Suster Yunah mendekatkan wajahnya. Aku mencumbu mereka berdua sekaligus secara liar dan brutal
Aku meremas kedua buah dada mereka. Mereka berdua sangat terengah-engah. Nafas mereka tak karuan. Aku berdiri dan menggendong tubuh mungil Minji. Suster Yunah berusaha bangkit dan menjulurkan tangannya
" Billy"
Desahnya pelan.
" tunggu di sini"
Bisikku. Ia mengangguk. Suster Yunah mulai mastrubasi nakal diatas kasurnya. Aku menggendong Minji dan membawanya ke kamarnya. Aku merebahkan tubuhnya diatas kasurnya. Tubuh Minji penuh dengan keringat. Ini gadis perawan pertama yang masih muda yang akan aku rasakan. Kontol raksasaku kini sudah berada di memeknya. Minji tersenyum genit. Ia siap melepas perawannya
" ohhhhh aawwwwwwwww!"
Aku meringis kesakitan. Darah mengucur dari memeknya. Kontolku kesulitan memasuki memek perawannya. Ia meremas kasur. Air matanya mengalir. Kontolku bahkan tidak masuk setengahnya. Aku tahan kedua tangannya. Ia menatapku pasrah. Aku mulai menggenjot memeknya
Minji memekik keras. Aku menggenjotnya ganas dan tanpa ampun. Kepalanya menggeleng-geleng hebat. Tubuhnya berguncang hebat. Kasur itu berdecit. Selangkangan kami bertepuk hebat. Aku sangat nafsu karena Minji masih sangat muda. Ia memekik kesakitan
Minji seketika orgasme untuk kedua kalinya. Aku terus menggenjotnya. Desahannya berhenti. Ia seketika lemas. Minji diam pasrah. Aku genjot dia tanpa ampun sambil mendekap tubuhnya erat. Ia tersenyum lebar. Minji mulai tertawa. Ia menyukai permainan kasarku
Aku ejakulasi di dalam memek Minji. Itu ejakulasi nikmat seumur hidupku. Minji meringis kesakitan. Tapi ia tertawa panjang. Ia sangat puas. Ia tak sadar orgasme ketiga saat aku ejakulasi di dalam memeknya. Kami keluar sama-sama. Aku tarik kontol raksasaku. Memeknya kini penuh dengan spermaku.
Bibir memeknya bengkak. Darah ternyata menetes di seluruh pahanya. Aku menggenjot Minji terlalu keras. Ia masih tertawa masih meringis kesakitan. Ia memelukku dan memejamkan mata.
" Kak Billy…. Minji ga …. Kuat"
Minji tertidur karena kelelahan. Aku memeluknya dan ikut tertidur.
Aku terbangun karena tubuhku tiba-tiba seperti berbaring di atas rumput. Aku terbangun di telaga mimpi. Minji tertidur di atas rumput sedang memelukku. Aku melihat Suster Yunah di kasurnya. Suster Minju juga di sana seperti tertidur di meja piketnya. Gadis-gadis yang pernah aku tiduri, juga ada di sana tertidur. Suster Minju seperti terbangun dan ia menghilang.
Aku ke telaga mimpi sebagai Taeho. Aku tidak menyangka aku melakukannya. Sayangnya Jessika tidak ada di sana. Air telaga itu menjadi sangat dingin. Aku berendam sebentar di sana. Aku lalu keluar dan kedinginan. Jessika tidak di sini. Itu artinya ia terperangkap di dunia nyata.
Aku melihat seseorang. Seorang gadis dengan pakaian lusuh. Aku mendekatinya. Aku lihat ia dari dekat dan ternyata benar. Pantas saja aku tidak mengenalinya. Ia Dokter Xinyu. Sudah cukup lama sejak aku menghilang. Aku kira ia bersama Eros, namun ternyata, ia sendiri. Aku memegang tubuhnya dan aku berpindah ke sebuah ruangan sempit dan tertutup
Aku melihat ke sekitar. Ada cctv di ruangan sempit ini. Tidak ada jendela. Dokter Xinyu tertidur di atas kasur yang mirip seperti kasur rumah sakit. Ada banyak coretan goresan di dinding. Tidak lama Dokter Xinyu terbangun. Ia duduk di kasur dan menatapku dengan tatapan takut
" YAAAAA! Hajima! Andweeeee!"
Aku baru sadar aku masuk ke mimpinya bugil tanpa pakaian. Ia berteriak dalam bahasa Korea. Aku tidak tahu Dokter Xinyu ternyata orang Korea. Aku masuk ke mimpinya sebagai Taeho. Ia mengambil sesuatu dari bawah bantal lalu berlari dan nyaris menusukku dengan sebuah paku
Aku menahan tangannya. Ia melepaskan paku itu dan ia melepaskan diri. Ia terduduk lalu menundukkan kepala ketakutan.
" Hajima…..jebal…"
Lirihnya ketakutan. Aku perlahan mendekat
" Dokter Xinyu…"
Aku menyebut namanya. Ia perlahan menoleh dengan penuh rasa takut. Ia menatapku bingung dengan wajah yang masih penuh air mata
" no na ara?"
Tanyanya bingung. Andai aku bisa bahasa Korea. Aku hanya diam. Dokter Xinyu lalu berdiri. Ia seperti sadar kalau aku di sana bukan untuk berbuat jahat.
" kamu siapa?"
Tanyanya bingung. Ia akhirnya kembali berbahasa Korea
" INTRUDER!" (Penyusup!)
" STOP RIGHT THERE!" (DIAM DI TEMPAT!)
Aku baru menyadari sesuatu. Cctv itu bergerak menyorotiku. Biasanya ketika masuk ke alam bawah sadar, orang lain tidak menyadari keberadaanku. Namun, kamera itu menyorotiku. Ini bukan alam bawah sadar. Dokter Xinyu, ia sepertinya masih di Amerika. Itu artinya, aku berpindah ke Amerika lewat telaga mimpi! Dokter Xinyu menatap pintu dengan ketakutan. Seseorang hendak mendobrak masuk