Chereads / Angel’s Touch (+21) / Chapter 3 - Episode 2

Chapter 3 - Episode 2

Suster Minju sangat santai. Ia mencuci kontolku sedikit sebelum mengganti saluran kencing. Aku berusaha tenang. Aku menengokkan wajahku ke samping namun aku selalu ingin menengok wajahnya. Wajahku memerah. Kontolku berkedut dan aku tidak sengaja ejakulasi keras sambil memandangi wajahnya.  Ia mulanya terkejut.  Pipinya memerah. Ia tersenyum malu. Ia akhirnya tertawa kecil. Ia menutupi kepala kontolku dengan tisu. Ia membiarkan penisku ejakulasi lalu membersihkan bagian palkon dengan tisu basah dan semua pahaku, kaki dan kasur yang tersiram sperma. Ia membersihkan kontolku dan aku diam karena sangat malu

" ha ha ha"

Tawanya malu. Wajahnya makin memerah. Kepala kontoku yang sangat pink dan halus itu berubah jadi merah dan berkedut-kedut memuntahkan sperma di tangannya. Aku baru sadar kulupku kembali utuh dan kepala penisku sangat halus seperti bayi dan berwarna merah muda. Suster Minju bahkan tidak sedikit risih memegangnya. Ia menggenggamnya kuat sehingga kontolku makin ejakulasi deras

" ah keluar ya"

Suster Minju tersenyum malu. Ia melihat kontolku yang ejakulasi keras itu dengan wajah memerah dan mulut ternganga. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Ia menyentuh kontolku sedikit dengan sarung tangan karet dan aku kembali ejakulasi. Kali ini air maniku memuncrat menyembur seragam, hijab hingga menyembur wajahnya beberapa kali. Aku hendak minta maaf namun ia meminta maaf lebih dulu

" maaf ya Mister. Saya bersihkan lagi kemaluannya"

Ia membersihkan wajahnya dari air maniku. Ia bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Wajahnya makin memerah. Bekas sperma itu masih menempel di hijabnya. Ia lalu kembali membersihkan sisa-sisa spermaku. Suster Minju menyadari sesuatu. Ia melihat ekspresi wajahku dan sadar jika aku hampir ejakulasi untuk kesekian kalinya. Kali ini ia sengaja menyentuh, menutupi kontolku dengan handuk dan ternyata benar aku kembali ejakulasi. 

" maaf Mister, kemaluannya sepertinya sensitif sekali ya"

Aku hanya mengangguk. Ia membersihkan kontolku dengan sangat pelan dan hati-hati. Aku tidak ejakulasi kali ini. Aku dengan keras menahan agar aku tidak lagi-lagi malu di depan Suster Minju. Ia memasangkan aku celana lalu membantuku mengenakan selimut. 

" sebentar lagi kita pemeriksaan dengan Dokter Xinyu ya Mister. Nanti kita sama-sama periksa semua keluhan mister"

Aku mengangguk. Aku melihat jam dan menunjukkan jam 8 pagi. Suster Minju keluar dan tak lama membawakan sarapan bersamaku dengan suster Yunah. Mereka memiringkan kasurku hingga aku dapat duduk. Aku raih sendok itu dan sepertinya aku sudah bisa makan.

" Selamat Pagi. Karena di sini belum tertulis mama, kalau boleh tahu, apa kamu Ingat nama kamu?"

Aku hendak menyebutkan namaku namun aku baru ingat wujudku mungkin sudah berubah. Aku lalu mengarang nama baru

" William Strong"

Dokter Xinyu menulis namaku seolah ia percaya. Itu artinya aku memang berubah menyerupai orang Kulit putih.

" Kamu WNI atau"

" Amerika, saya WN Amerika Serikat"

Dokter Xinyu kembali mengangguk

" tanggal kelahiran?"

" 15 Maret 2004"

Suster Minju tersenyum senang. Suster Yunah sampai bertepuk tangan

" masih muda sekali"

Ucapnya. Teman-temannya tertawa. Dokter Xinyu ikut tertawa. Sebenarnya aku berumur 26 tahun dan belum menikah. Aku bertemu Dina di umur 24 tahun. Ia lebih muda 2 tahun dariku. 

" kamu ingat apa yang terakhir terjadi?"

Aku menggeleng kepala. Dokter Xinyu menulis apa yang kukatakan.

" Anda ingat nama Anda Tapi tidak ingat kejadian beberapa bulan terakhir"

Dokter Xinyu menulis semuanya. Ia membisikkan sesuatu lalu Suster Minju dan Suster Yunah mendorong kasurku keluar. Mereka memeriksa tubuhku dengan MRI scan. Dokter Xinyu di sana dengan beberapa suster dan petugas. Aku berada cukup lama di sana bugil tanpa busana. Aku lalu keluar dan mereka kembali membantuku kembali berbaring

Jantung, paru-paru dan banyak organ di tubuhku sempat kritis. Namun aku sudah lebih baik. Sebagian besar organ tubuhku sudah normal namun aku masih barus mengenakan tabung oksigen dan masih beberapa hari lagi sebelum aku boleh terapi berjalan. Dokter Xinyu membacakan keluhan yang lain dan ia juga mengatakan sesuatu tentang kelaminku

Aku mengalami ejakulasi prematur karena kondisi kritisku. Kontolku mudah mengeras dan akan ejakulasi karena rangsangan yang sangat ringan. Ini kasus yang sangat langkah dan tidak bisa disembuhkan dengan sendirinya. Aku akan dijadwalkan untuk operasi cedera kelamin dan harus meminum obat dengan rutin setelahnya 

Seluruh tubuhku sempat kritis namun kini sembuh berkat kerja keras dokter dan suster di rumah sakit. Aku ternyata sudah di sana berbulan-bulan. Aku sempat koma. Tapi kini semua membaik dan aku harus melewati satu operasi lagi.

" baik bawa pasien kembali ke ruang rawat inap,"

Ucap Dokter Xinyu. Ia masih sangat muda

" Baik Dokter"

Suster Minju dan Suster Yunah membawaku yang masih terbaring kembali ke ruang rawat inap. Aku sudah bisa bernafas normal. Aku melihat wajah-wajah manis mereka. Aku tersenyum dan Suster Minju melihat wajahku sambil mendorong kasurku. Ia ikut tersenyum. Suster Yunah pun ikut tersenyum. Aku ingat wanita selalu takut dan membuang muka setiap kali aku tersenyum pada mereka. Kini, mereka tersenyum sangat lebar dan tampak senang setiap kali aku tersenyum pada mereka. Aku melihat ke sekitar dan tidak sengaja

" argghhhg"

Aku berteriak keras karena kesakitan. Aku tidak sengaja menggerakkan tubuhku saat hendak menoleh dan melihat suster lain. Seluruh suster di sana langsung meninggalkan pekerjaan mereka dan mengerubungiku

" ya ampun!"

" astaga!!!!!"

" kenapa-kenapa!"

Suster Minju kini tergusur teman-temannya yang seketika mengerubungiku. Astaga, seluruh perawat di rumah sakit ini muda dan cantik. Aku tidak pernah dikerubungi wanita cantik seramai dan sedekat ini. Kontolku seketika berdiri gagah dan menjulang jelas dari balik baju pasienku. Mereka semua tertawa

" hei! Kenapa ini?!"

Suster Yunah membentak mereka. Mereka seketika sadar dan meminta maaf. Mereka lalu kembali ke pekerjaan mereka.

" aduh, bisa-bisa mereka pake dorong segala"

Gerutu Suster Minju. Mereka berdua lalu membawaku kembali ke ruang VIP.

" Billy, kalau kamu butuh pertolongan tinggal tekan tombol ini ya. Nanti saya langsung datang. Tenang setiap 15 menit saya akan cek keadaan mas Billy"

Jelas Suster Yunah panjang lebar. Aku justru menatap Suster Minju. Ia hanya diam. Aku berusaha menjulurkan tanganku. Aku sedikit meringis kesakitan. Bahkan menjulurkan tangan saja sangat sakit sekali. Tubuhku tiba-tiba tak stabil dan lemah. Suster Minju dengan sendirinya mendekat

" Billy?"

Tanyanya khawatir. 

" suster sibuk?"

Suster Minju menatap Suster Yunah sambil tersenyum malu.

" kalau begitu nanti kita berdua yang datang"

Sahut Suster Yunah lagi. Aku angkat tanganku dan memberanikan diri memegang tangan Suster Minju. Suster Minju sama sekali tidak risih. Ia memegang kedua tanganku erat

" saya senang dan bangga bisa membantu"

Ia memegang tanganku dan menatapku dalam seakan kami sudah kenal lama. Ini ajaib. Apa karena aku setampan itu? Suster Yunah lalu melepas kainku. Ia pegang batang kontolku sementara Suster Minju memasangkan keteter di lubang pipisku. Mereka melakukan dengan hati-hati sambil menatap palkon pink yang mulus itu. Suster Minju memegang tanganku lagi. Mereka lalu menutup kontolku dengan kain. Mereka berdua pun keluar. Suster Minju benar-benar mengecek keadaanku setiap 15 menit. Kadang bersama Suster Yunah kadang ia sendirian. Aku masih tidak bisa makan. Saat malam hampir tiba ia datang membawa handuk dan peralatan lainnya. Ia lalu menutup tirai. Ia mulai membuka pakaianku dan mulai memandikanku di atas kasur 

Beberapa hari kemudian. Suster Minju ditugaskan mengurusku selama di rumah sakit. Seperti memandikan, menyiapkan makan, mengajakku jalan-jalan, dan menemaniku terapi berjalan. Suster Minju bergantian dengan suster Yunah ketika malam hari. Suster Minju belum menikah dan 15 tahun lebih tua dariku. Ia sudah 33 tahun tapi masih cantik. Begitu juga dengan dokter Yunah

" kok senyum?"

Tanya Suster Minju. Aku menggeleng kepala.

" kamu bisa bahasa korea kan? Kok diem terus? Aku ngebosenin ya?"

Tanyanya lagi geram. Aku menggeleng kepala lagi. Ia tersenyum lebar

" ih, nungguin ini ya?"

Tanyanya sambil mengocok tangannya naik turun. Aku tertawa dan menggeleng kepala lagi.

" ketahuan kan!!"

Teriaknya keras. Aku makin tertawa

" kamu lucu"

Sahutku. Suster Minju seketika salah tingkah. Ia tertawa lepas. Ia mulai memegang kontolku dan mulai memberiku colian pelan seperti yang ia lakukan setiap hari. Ia sangat suka melakukannya

" punya kamu kayak titit bayi, aku malah suka pegangnya"

Ucapnya santai sambil terus mengocok kontolku. 

Aku sudah melewati operasi kelamin. Aku masih meminum obat demi memperbaiki kondisi tubuh dan kelaminku. Dokter Xinyu juga mengecek kualitas spermaku dan hasilnya spermaku tetap luar biasa. Aku selalu ejakulasi ketika Suster Minju membersihkan kontolku sebelum operasi namun sesudah operasi, aku sudah tidak lagi mudah ejakulasi. Aku dapat menikmati sentuhan tangannya yang dibalut latex lebih lama. 

Wajahnya selalu memerah ketika ia membersihkannya sambil memainkannya.  Aku sudah tidak memakai keteter namun Suster Minju masih menemaniku buang air. 

" pegangan ya, sini aku pegangin tititnya"

Bisa dibilang aku cukup merepotkan seperti kakek-kakek karena suster Minju masih harus mengurus pasien yang lain juga

" Kasian ya, masih muda, tapi kritis begitu"

" iya, tapi katanya sudah baikan kok. Udah kelihatan gantengnya. Inget ga dulu sempet koma dan ampir mati"

" dari dulu ganteng kok, sekarang si Mbak Minju menang banyak"

Aku mendengar celotehan suster lain ketika jalan-jalan pagi dengan suster Minju. Pendengaranku jauh menjadi lebih baik. Aku masih belum lurus berjalan karena tubuhku belum begitu pulih

Esok pagi selepas mandi, Aku berdiri di taman rumah sakit. Suster Minju menemaniku selama 15 menit. Sebelum mengantarku ke kamar dan mengurus pasien lain

" suster?"

Tanyaku pelan

" Ya Billy?"

Mereka memanggilku Billy di rumah sakit itu.

" apa suster ingat pertama aku datang ke rumah sakit ini?"

Suster Minju menggeleng kepala. Ia tidak melihat bagaimana aku datang. Ia hanya mendengar cerita. Mereka bilang petugas ugd membawaku dari ambulan dan mereka bilang aku ditemukan tanpa busana di pinggir jalan. Aku sudah kembali ke Seoul dan ditemukan di pinggir jalan. Sebelumnya aku tidak ingat apa yang terjadi setelah aku pingsan. Aku ingat aku pingsan di tahun 2021 bulan November, dan ditemukan April 2022. Aku ditemukan tidak sadarkan diri di pinggir jalan dan seseorang menelpon ambulan

" Terima kasih Suster"

Ucapku. Aku menoleh untuk melihat ekspresi wajahnya. Suster Minju terlihat malu-malu.

" ah sudah jadi tugas saya"

Jawabnya. Sesuatu terlintas dipikiranku. Suster Minju sangat cantik. Aku harus mencoba dan melakukannya. Jika ini berhasil, maka aku akan melakukannya kepada setiap wanita yang aku mau. Aku menarik pelan lengan Suster Minju. Ia menurut. Aku dekat kan wajahku ke wajahnya. Ia memejam matanya dan mendekatkan wajahnya. Saat itu juga kami bercumbu. Kami bercumbu pelan dan penuh perasaan. Suster Minju melepas ciumannya. Ia hendak melahap bibirku nafsu. Tidak lama seorang suster berlari ke arah kami

" suster Minju, ada pasien kritis."

Ucapnya. Suster Minju mengangguk

" Billy, saya tinggal dulu ya"

Aku mengangguk. Suster Minju lalu berlari buru-buru bersama temannya. Aku menunggu di taman itu. Aku termenung mengingat apa yang terjadi sebelum aku di sini.

Aku menemukan candi itu. Candi di belantara hutan Kalimantan selatan. Aku menemukan telaga itu yang ternyata terkubur di bawah tanah. Aku bertemu seorang gadis, lalu aku memeluknya, dan ejakulasi, kemudian….. aku berada di rumah sakit ini

Aku sempat melihat wajah baruku di kamar mandi, ketika Suster Minju membantuku buang air kecil. Aku sangat tempan. Aku tampak seperti pemain bola, dengan tubuh tinggi sempurna. Aku jauh lebih tinggi dari semula. Dari tidak sampai 170, tinggiku menjadi hingga 180an. Rambutku pun berubah pirang. Kulitku putih seperti buke kulit putih. Ini sungguh di luar nalar, tapi nyata terjadi

" Jika kau meminta harta maka kau akan mendapat kemiskinan…."

Aku ingat setiap bait relief itu. Aku selalu berharap aku lebih sempurna lagi. Aku ingin tinggi, tampan, kuat dan punya kontol besar. Permintaanku yang lain aku ingin Dina, tapi aku belum bertemu dia sampai saat ini.

" Billy, saya ditugaskan sama kamu hari ini"

Suster Yunah muncul. Aku tersenyum. Aku ingat satu permintaanku lagi adalah aku ingin dipuja wanita. Bukan hanya disukai, aku ingin setiap wanita memujaku. Aku sendiri tidak tahu apa batasan memuja itu. Aku bisa lihat itu terwujud saat Suster Yunah tersenyum lebar saat mendekatiku.

" iya sus"

Aku mengangguk. 

" kita pulang yuk"

Suster Yunah membawaku dengan kursi roda ke kamar. Ia membantuku duduk di kasurku. Aku masih tidak bisa mandi sendiri jadi ia memandikan ku pagi itu. Biasanya suster Minju yang biasa memandikanku.

Suster Yunah tidak sengaja menatap wajahku. Kami saling berpandangan. Aku mendekati bibirku ke wajahnya dan suster Yunah hanya diam pasrah. Aku mengecup bibirnya pelan lalu mulai melahapnya dengan penuh nafsu 

Suster Yunah membalas ciumanku. Kami bercumbu liar. Ia pejamkan mata dan kami pun makin bercumbu dengan liar. Kulilit lidahnya gemas dan ia mengecup lidahku liar. Cumbuan itu perlahan semakin cepat dan liar. 

Aku merasa nafsu. Aku membuka pakaian suster Yunah. Suster membuka celanaku. Penisku berdiri keras dan tegang. Sex! Aku harus melakukannya! Dengan kekuatan ini aku bisa mendapatkannya dengan mudah. Kami harus bergerak cepat. Ia membuka hijab, bra dan cd hitamnya lalu menutup kasur itu dengan tirai. 

" ohhhhh"

Ia mendongakkan kepala dan mengerang keras. Penisku menyeruduk memeknya. Ia masih perawan di umur 33 tahun. Aku mengoyak keperawanannya dengan kontol besarku. Darahnya menetes ke kasur. Aku pegang kedua pahanya dan mulai menggenjotnya pelan dari bawah

Suster Yunah meletakkan kedua tangannya di dadaku. Ia membalas genjotanku dari atas. Ia menggoyang pinggul perawannya. Hanya dalam hitungan detik ia menjelma menjadi sangat binal. Aku mendesah dan kasur itu berdecit-decit hebat karena goyangan kami.

Aku meremas buah dada Suster Yunah dari bawah. Ia memekik kuat. Kasur itu semakin berdecit. Wajahnya memerah dan ia tersenyum genit kepadaku. Kontolku berkedut hebat. Aku menggoyang pinggulku dari bawah. Aku remas buah dadanya sambil memainkan putingnya. Aku lampiaskan segala nafsuku. Itu pertama kalinya sejak sekian lama aku merasakan memek wanita cantik.

Suster Yunah memekik kuat. Ia menghadiahiku dengan ejakulasi hebat di dalam memeknya. Kontolku berdenyut-denyut di dalam memeknya, memuntahkan tetes demi tetes air maniku. Wajahku memerah. Aku lelah. Namun rasanya nikmat sekali karena telah menikmati keperawanan dan ejakulasi keras di dalam memeknya. Akhirnya aku merasakannya. Gratis dan tanpa menikahinya

" makasi Sus"

Bisikku. Suster Yunah mengangguk. 

Seseorang membuka pintu. Tirai masih tertutup. Suster Yunah sudah mengenakan hijab, lengkap dengan seragam dan pakaian dalamnya. Ia sedang memandikanku di atas kasur

" semangat mbak Yunah! Mau dibantu ga?"

Ucap seorang suster muda. 

" ga, jatah gua nih"

Goda suster Yunah. Aku tertawa kecil. Suster itu ikut tertawa. Ia membuka tirai dan

" wow surga dunia"

Ia terpukau melihat tubuh bugilku yang sempurna. Matanya melirik abs lalu turun ke kontolku yang masih memerah

" hus, lu ya"

Tegur Suster Yunah kesal. Wajah suster itu memerah. Ia lalu masuk dan berdiri di samping Suster Yunah

" harusnya perawat cowok yang urus dia. Tapi rumah sakit kecil gini mana ada. Mbak harus makasi sama aku karena aku alihin dia ke pasien lain"

Ucap suster muda itu.

" jadi gitu. Si Minju ternyata ga ikhlas cewek lain mandiin Billy"

Suster muda itu menatap wajahku lalu tertawa malu

" maaf ya Billy. Suster sini ganjen-ganjen"

Ucapnya. Aku tertawa. Kurasa itu hanya berlaku untuk Bule brondong yang sangat tampan.

" kalo menurut aku Suster sini  semuanya baik"

Jawabku. Mereka berdua tertawa.

" eh aku Chaeyeon"

Suster muda itu memperkenalkan namanya.  Aku hendak menjabat tangannya namun ia justru mengambil handuk dan membasuh kepala hingga batang kontolku yang masih mengeras

" aku 26 tahun dan belum nikah lho. Pacar aja ga pernah. Masih single perawan ting ting"

Ucapnya lagi. Suster Yunah menatapnya sinis. Ia menepis tangan Chaeyeon yang asik memegangi kontolku dengan handuk

" sudah, lu bawah baju kotor Billy sana"

Suster itu mengambil pakaianku dan menyadari ada sesuatu.

" uh oh"

Ucapnya. Aku menatap Suster Chaeyeon panik. Suster Chaeyeon melirikku dan Suster Yunah dengan tatapan curiga

" kenapa lagi?"

Sahut Suster Yunah sinis

" ga, jarang aja ketemu pasien ganteng. Biasanya kakek-kakek semua"

Jawab Chaeyeon

" sana lu sana"

Suster Chaeyeon lalu pergi. Ia pasti menyadari jika ada bekas sperma atau cairan orgasme Yunah di pakaianku 

" Bule yang ditemuka pingsan ternyata warga negara Amerika, kini sudah sadarkan diri"

Aku mendengar berita siang itu. Aku viral di TV. Aku tidak punya hp jadi aku tidak tahu kabar apapun. Aku melihat mereka mewawancarai dokter Xinyu di lobby rumah sakit

" William Strong sudah sadarkan diri dan sekarang kondisinya sudah mulai pulih. Pasien sendiri baru 18 tahun dan sempat koma beberapa bulan. Kami sampai saat ini sedang menghubungi pihak kedutaan tentang keluarga William Strong ini karena ingatan pasien masih belum pulih"

Mereka bahkan menghubungi kedutaan. Astaga,aku hanya mengarang aku warga negara Amerika. Ini gawat. Bagaimana jika mereka tahu aku bukan warga Amerika.

" oh Billy"

Tidak lama pintu kamar terbuka dan suster Chaeyeon muncul.

" tebak siapa yang datang?"

Aku hanya diam bingung. Suster Chaeyeon menyingkir dan seorang wanita masuk. Aku seketika terkejut

" kamu?"

Ucapku kaget

" hei Bill"

Wanita itu. Bidadari berambut merah itu. Dia di sini. Dia datang dengan rambut merah dan pakaian biasa. Ia memakai sweater kuning dan celana jeans putih. 

" kakak kamu dateng. Kamu ga bilang punya darah Korea dari ibu kamu. Oppaaaaaa"

Goda Chaeyeon genit. Ia terus bicara tapi aku tidak mendengarnya. Kamar itu penuh dengan celotehannya dan tawa bidadari misterius ituAku menatap bidadari berambut merah itu dengan tatapan tak percaya. Aku menatapnya bingung seraya bertanya

" siapa kau?"

Bidadari itu masuk bersama suster Chaeyeon.

" Jessica Strong. Aku kakakmu, ingat?"

Ucapnya. Aku masih terdiam. Suster Chaeyeon hanya tersenyum

" Ah dia masih belum begitu pulih ingatannya. Jadi, harap maklum."

Ucap Chaeyeon pelan. Bidadari itu ikut tersenyum.

" Terima kasih telah mengurus adikku."

Ia lalu memeluk Suster Chaeyeon.

" ah sama-sama sudah jadi tugas kami."

Jawabnya. Bidadari itu memelukku. Suster Chaeyeon mendekat dan ikut memelukku.

" aku bawa paspor kamu"

Bidadari itu membawakanku sebuah buku yang sepertinya adalah pasporku. Tanggal lahirku bahkan persis seperti yang aku sebutkan. Bagaimana bisa?

" bahkan di foto paspornya ganteng, saya tinggal ya. Call saya ya kalau ada yang"

Suster Chaeyeon lalu keluar. Aku berdua saja dengan bidadari itu. Ia menggerakkan jemarinya dan seluruh pakaiannya seketika lenyap. Ia seketika bugil dan tak lama aku pun ikut bugil

" kau suka hidup barumu? Manusia?"

Tanyanya. Aku mengangguk

" tapi, apa kau nyata?"

Ia lalu tertawa. Ia duduk dipangkuan dan saat itu juga aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat. Kontolku menancap dalam ke memek sempitnya. Jepitan memeknya sangat becek dan luar biasa sempitnya. Bahkan melebihi Suster Yunah perawan. Aku mendesah panjang. Aku hampir ejakulasi. Rasanya luar biasa. Aku seketika dikuasai nafsu. Pinggulku bergoyang dengan sendiri, menggenjot bidadari itu dari kursi rodaku.

" apa itu penting?"

Tanyanya. Aku mendesah keenakan. Ia tertawa genit. Aku terus menggenjotkan kontolku dan ia menuntun kedua tanganku ke toketnya. Aku remas toket itu dari belakang dan menggenjotnya

" aku suka kau manusia, kau layak mendapat apa yang kau mau"