Cuplikan: "FAYE, KAU PERGILAH! CEPAT SUSUL PORCHE SEKARANG!" [ Kinn - Bab 43]

.
.
.
Btw, siapa yang pengen liat muka Faye full kemarin? Nih sudah dikabulkan. Dan apa bisa nebak dia aktor film apa? 🤣
.
.
.
Kalau boleh jujur, lutut Faye masih tremor setelah bertarung di tengah kota bersama Kinn dan Vegas tadi. Bisepnya ngilu, trisepnya pun seperti terkilir karena pitingan keras. Namun, Faye tetap membuntuti mobil Pete secepat yang dia bisa.

Sepanjang jalan, pandangannya sempat berkunang-kunang karena luka ringan kepala. Hanya saja, Faye tetap tidak boleh gagal! Jangan! Sebab bila dia memutuskan membantu rencana Porche, maka Faye harus bertanggung jawab membawa sang majikan kembali ke kapal seperti sedia kala.
"Maafkan aku, Tuan Kinn! Tapi tolong tunggu sebentar lagi!" batin Faye. Namun, saat sudah sampai di rumah sakit, dia malah menemukan situasi tak terduga.
DEG
Tuan Porche! Tuan Porche akan dibawa pergi!
Seketika, adrenalin pun merambati sekujur badannya.
"BERHENTIIIIIIIIIIIIII!!!"
DORRRR!!! DORRR!! DORRR!!
Faye pun dan menembaki lelaki yang menyeret tubuh pingsan Porche melalui kerah seragam butler-nya. HAMPIR SAJA TUAN MASUK LIFT ITU! Batinnya, lantas dengan dengan kefokusan penuh, dia membolongi dada, perut dan telapak tangan si penculik dari belakang.
DORRRR!! DORR!! DORRR!!!
"ARRRRGGGGGHHH!!"

Faye bahkan bahkan melompati tubuh Pete yang tergolek. Dia tak peduli ada di rumah sakit tengah malam, lalu merunduk untuk menghindari tembakan balasan terakhir.
DORR!!
Namun, setelah itu, si penculik pun ambruk di depan lift. Tubuhnya malang melintang, mengalirkan darah segar hingga keluar pintu. Terus membuka dan menutup karena tersangkut kaki mayatnya.

Srrkkkhhhhhhhhh ... srrrkkkkhhhh .... srrrkhhh!
Mendadak, walkie talkie di tangannya berbunyi riuh. Ah, pasti itu Tuan Kinn!
"Bagaimana, Faye?! Jangan bilang kalau kehilangan dia juga!" tanya Kinn tidak sabaran.
"Hahhh ... Hahh ... Hah ..."
Bukannya cepat menjawab, Faye malah berusaha menenangkan diri. Ah, ya Tuhan! Berdiri saja sulit sekali apalagi--
"FAYE!!'
DEG!
"Masih hidup, Tuan! Beliau masih baik-baik saja!" seru Faye segera. Dia mengecek detak nadi Porche sekali lagi untuk memastikan, lalu mengedarkan pandangan ke kanan dan kiri. Pete pingsan, Porche pingsan, sementara Laura pasti di dalam untuk berjuang demi kehidupannya. Namun, kenapa malah ada lelaki ini?

Faye lantas mengabaikan Kinn selama beberapa detik. Dia memungut kulit wajah "hiperrealistis" yang tergeletak tak jauh dari daun pintu lift tersebut.
"Apa ini?" gumamnya bingung. Rasanya aneh. Sumpah! Faye belum pernah melihat yang seperti itu seumur-umur bertugas, tetapi benda tersebut sungguhan nyata.
"FAYE!" bentak Kinn sekali lagi.
"Ah, ya, maaf, Tuan," kata Faye dengan suara sedikit serak. "Tapi situasi sudah terkendali. Dan kami bisa dijemput di sebuah rumah sakit ...." Dia mengedarkan pandangan sejenak ke pamflet-pamflet yang terpajang di dinding. Lalu membaca lokasinya dengan mata menyipit. "ISSMET? di jalan Via ... Via Ernesto Street ... Tricomi nomor 1, Pallermo."

Di dalam helikopternya, Vegas pun menukik berbalik arah sesuai informasi yang didengarnya dari percakapan. "Oke, tapi berikan dulu benda itu ke Porche, aku mau bicara padanya," kata Kinn dengan emosi mereda.
"Tidak bisa, Tuan. Maksudku, Tuan Porche kutemukan dalam kondisi pingsan," lapor Faye.
"Apa?!" kaget Kinn.
"Tuan Pete juga, mereka tadi diserang seorang pria, tapi sekarang sudah kubereskan," kata Faye.
Helaan napas Kinn terdengar lega sekarang. "Baguslah," katanya. "Kalau begitu aku akan ke sana. Tunggu saja."
"Baik!"
"Dan jangan lupa periksa orang yang menyerang mereka," perintah Kinn. "Aku ingin dengar laporanmu nantinya."
"Baik!"
Srrrrrkkhhhhh ... Srrrkh ... Srkkhh ....
Setelah bunyi gasrak-gusruk kedua, situasi pun kembali tenang. Ah, mungkin bagus jika memeriksa ulang mayat tadi dahulu. Namun, setelah Faye menoleh, dia justru tidak menemukan siapapun di belakangnya seperti tadi.

Hanya lift kosong lah yang tersisa, juga darah yang tak lagi ada di lantai.
Semuanya bersih, dingin, dan seolah tidak pernah ada siapapun di sana.
DEG
"Apa?! Mustahil ...." desah Faye. Dia bahkan mengusap-usap lantai lift dengan telapak tangan sangking tidak percayanya. Hal itu membuat jantungnya berdebar kencang, perutnya keram, dan seketika bingung seperti orang sinting saja.
Deg ... deg ... deg ... deg ... deg ... deg ...
"TIDAK!! AKU SUNGGUH-SUNGGUH YAKIN MASIH MELAWAN MANUSIA!"
batin Faye yang menolak logikanya sendiri.


Pemandangan malam yang tenang, setidaknya ini yang terjadi di sisi kota Pallermo lainnya. Kinn fokus mengamati situasi, sementara Vegas tak berhenti mengecek seberapa jauh lagi lokasi tujuan. Dia tidak mengajak Kinn bicara apapun karena pikiran mereka sama rumitnya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Bagaimana bisa Porche dan Pete sekarang tak sadarkan diri, padahal mereka hanya mengamankan Porche yang mengantar Laura ke rumah sakit.
Kinn bersumpah, setelah dia dapatkan laporan Faye, pasti akan menelusur pelakunya lebih jauh.

"VEGAS, KE KIRI!" teriak Kinn menyadarkan. Vegas pun refleks menukikkan arah helikopter ke tempat yang sepupunya tunjuk. Meskipun begitu, Kinn tidak protes sedikit pun. Dia tahu Vegas sama khawatirnya ke Pete, seperti dirinya kepada Porche. Maka dari itu, dia hanya bertanya, "Kenapa tidak membawa Big saja, Vegas?"
Vegas meliriknya sekilas. "Aku ... hanya tidak bisa percayakan rumah kepada yang lain," katanya masih dengan pikiran mengambang. "Ayah, Paman Korn, Phi Thankhun, Kim, Porchay ... belum lagi bayimu ...."
Kinn pun terdiam mendengar penuturan tersebut. "...."
".... saat ini rumah benar-benar harus siaga, Sepupu," tegas Vegas. "Tapi mumpuni bukan berarti dapat mengerti."
Diam-diam, Kinn pun mengepalkan tangannya di sisi tubuh. "Jadi, maksudmu kau mencurigai mereka semua?"
"Ya." Mata Vegas berkilat. "Bahkan Phi Thankhun yang terlihat tidak paham apapun."
"??!#$-_($+??!" Raut Kinn langsung tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Sebab, ingatannya sekejap mengarah ke foto keluarga mereka di rumah, dan bagaimana dia benar-benar harus mencurigai siapapun sekarang. "Oke, tapi bisa jelaskan kenapa?"

"Karena aku belum menemukan jejak Ken hingga sekarang," jawab Vegas tegas. "Dan ingat, tanggal log in dia ke dalam rumah adalah setahun sebelum benar-benar bertugas. Kau pikir itu bukanlah bukti? Seseorang jelas menginginkan dia masuk untuk tujuannya sendiri."
Kinn pun memijit keningnya yang terasa berdenyut-denyut. "Kalau begitu aku pun harus mencurigai dirimu juga," katanya lelah.
Vegas justru menjawab sang sepupu tanpa ragu sedikit pun. "Benar, lakukan saja, Sepupu," katanya. "Sebab aku pun mencurigai kau, Porche, atau Pete sekalipun."
"-$($! $) +_;$)?!"

"Tapi, sementara ini, jika masih bergerak bersama, aku tetap ingin kendalikan situasinya sebaik mungkin," kata Vegas. "Dan kuharap tidak banyak orang yang pergi setelah semuanya selesai."
Kinn pun memicingkan matanya kepada Vegas. "Aku paham," katanya. Dan itu berarti, mereka justru harus saling mempercayai satu sama lain lebih daripada sebelumnya.
Sampai di rumah sakit "ISSMET", Kinn diturunkan Vegas di halaman dan langsung memburu masuk. Namun, tentu saja tak akan semudah itu. (*)
(*) ISSMET singakatan dari "Istituto Mediterraneo per i Trapianti e Terapie ad Alta Specializzazione" yang diterjemahkan sebagai "Institut Mediterania untuk Transplantasi dan Terapi Khusus Tingkat Lanjut" adalah pusat transplantasi organ yang berlokasi di Palermo, Italia.
Faye ditemukan dalam penahanan para sekuriti RS yang berjaga. Menurut mereka, memang sebelumnya ada suara-suara tembakan, berikut dua laki-laki yang tak sadar karena obat bius keras.
Tentu, Kinn tak mau memihak pada sekuriti langsung karena dia paham bagaimana alurnya. Namun, setelah Faye kesulitan menjawab laporannya sendiri, dadanya pun langsung mendidih panas.

"Lihat aku. Apa aku menurutmu ini hanyalah lelucon?" tanya Kinn tidak percaya. "Jelas-jelas di sini ada banyak peluru tercecer, dan dua orang yang bersaksi di depanku. Masih tidak mengatakan yang sebenarnya?"
BRAKH!!
"AARRRGHHH!" Faye pun mendelik karena lehernya dicekik hingga punggungnya membentur dinding. "Tapi, Tuan Kinn! Aku sungguh-sungguh sudah membunuhnya! Tadi! Di sana! Sumpah dia ada dengan wajahnya yang lepas!"
BRAKH!!
Dua sekuriti itu sampai mundur karena melihat amarah Kinn menguar begitu kuat.
"FAYEEEEE!!!" bentak Kinn sekali lagi. Karena sebenarnya dia sudah menumpuk kesabaran hanya untuk lelaki itu, yang diam-diam menuruti permintaan Porche untuk pergi tanpa sepengetahuannya hari ini. Dia dan Rey, atau siapapun lagi yang bertindak seperti itu, maka Kinn takkan bisa memaafkannya bila terus menerus dilakukan.
"Tuan--khh ... Kinn ... Tuan--urrhh ... sungguh aku tidak bohong--uhuk! Uhuk! Uhuk!" Namun, Faye sama-sama tak bisa melawan. Dia hanya menahan cekikan tersebut sekuat mungkin, walau pada akhirnya tetap tak sadarkan diri hingga merosot ke lantai.
Brugh ....

"Kinn, ada apa?" tanya Vegas begitu menyusul masuk. Dia mencoba membaca situasi ruang tersebut, tetapi sungguh tidak bisa paham sepenuhnya. Meskipun begitu, bila Kinn sudah berteriak hingga tersengal, mustahil semuanya baik-baik saja saat ini.
"Vegas, panggil orang untuk mengurus lelaki ini," kata Kinn. Dia berjalan melewati Faye dengan kening menegang, lantas menghampiri Porche yang terduduk di sisi dinding masih menutup mata.
"Untuk?"
Meski Kinn menyentuh kening Porche begitu lembut, sahutannya tetaplah terdengar ketus. "Bawa saja ke kapal dan kurung di dek yang paling bawah," katanya. "Biar kuurus lagi saja nantinya."
"Oh, oke," kata Vegas. Lelaki itu pun menelpon beberapa orang, lantas mengikuti Kinn keluar untuk membawa kekasih masing-masing di dada mereka.
Bersambung ...
Sebelum nulis bab ini, aku liat daftar isi yang ternyata udah 9 bab kita main tegang teka-teki mulu 🗿 dan genap 10 kalau sama bab ini. Terus gw mikir ... gitu ya ... "Cuk, kasih gw momen Kinnporsche napa si?! Tegang mulu sakit tau! Kan kudu dilemesin!" (Ini lagi ngomong sama diriku sendiri btw).
💀 Jadi, ya begitulah ... aku agak merubah dikit alurnya. Karena FF ini "MafiaBartender-Action-Romance", bukan murni tempur ala bioskop, ye. Jadi, mohon tidak protes.
Anggaplah Kinn malah curiga dan cekik Faye itu awal dia ngereog 🙃