Chereads / AYAH JANGAN!! / Chapter 14 - BAB 14 POV PUTRI HAMPIR

Chapter 14 - BAB 14 POV PUTRI HAMPIR

"Ya." Jawabku singkat lalu berlalu melewatinya namun Ayah menarik tanganku menyeretku ke arah kamar. "Ayah!" Kataku menarik tanganku. Ibu sepertinya sedng mandi di kamar mandi terdengar gemericik air dari dapur.

"Suutt diam dulu, Ayah mau nunjukin sesuatu." Kata Ayah.

Tapi suara gemericik air berhenti tanda Ibu selesai mandi, Ayah yang tau akan hal itu berhenti menarik tanganku. Ayah berjalan ke arah dapur, terdengar dia berpamitan dengan Ibu yang masih di dalam kamar mandi.

"Dah sayang, Ayah berangkat dulu." Kata Ayah yang tak ku hiraukan.

Pukul 06:32 Dila baru bangun dan pergi ke kamar mandi.

"Bu, aku berangkat ya." Pamitku seraya memcium tangan Ibuku.

"Tidak nungguin Dila dulu, Nak?" Tanya Ibu.

"Aku mau masuk lebih pagi, Bu. Nungguin Dila lama." Ujarku.

"Ya, sudah. Ini uang jajan." Kata Ibu memberi uang 10 ribu.

"Tidak perlu, Bu. Uang yang di beri Ayah kemaren masih ada." Kataku menolak uang jajan dari Ibu.

"Berapa memangnya Ayah ngasih kemaren, Nak?" Tanya Ibu.

"Dua..." Tapi telpon berdering dari saku rok ku. Panggilan dari Alek.

"Sudah dulu ya, Bu. Aku mau berangkat." Ujarku lalu berlalu.

Ku terima panggilan dari Alek.

"Ya, hallo?"

"Aku di depan jalan yang bertulis jalan Pusara, rumah kamu yang mana, Put?" Ujarnya.

"Ini aku mau ke depan, tunggu ya." Dari jauh aku melihat Alek duduk di atas motornya.

"Hai." Sapaku.

"Oh, hai. Rumah kamu yang mana, Put?" Tanya Alek.

"Di sana yang cat hijau di samping rumah pagar oren." Kataku sambil menunjuk.

"Oh, nanti aku jemput di sana aja biar kamu tidak capek jalan." Kata Alek.

"Kamu mau jemput aku setiap hari?"

"Iya, kalo kamu mau." Sahut Alek.

"Emm, nanti ngerepotin lagi."

"Nggak, kok. Lagian arah kita sama."

"Iya deh." Jawabku,

Sampai di depan sekolah, sudah banyak anak-anak yang tiba.

"Eh, eh. Tumben berangkat bareng si Alek sama Putri, ada apa nih?" Tanya Roby, sepertinya dia baru tiba.

"Emang kenapa, masalah?" Jawab Alek.

"Emm, Alek. Aku duluan ya, terimakasih tumpangannya." Ujarku pada Alek.

"Iya, sama-sama, Put." Jawabnya.

"Ciee ciee." Kata Roby dan Alvin.

Aku berlari masuk ke kelas lebih dulu, wajahku sekarang mungkin seperti kepiting rebus karena mendapat sorakan dari mereka.

Hanya ada beberapa murid yang berada di kelas, aku menunggu Una dan yang lain sambil menonton video di aplikasi. Saat aku mengecek notifikasi di aplikasi berlogo hitam, ternyata banyak yang memberi komentar menanti videoku selanjutnya.

Ah nanti saja pikirku, ku baca satu-persatu komentar mereka. Membuat aku tersenyum-senyum sendiri, pengikutku kian bertambah setiap hari.

"Hayo ngeliat apa?" Kata Una mengagetkanku.

"Astagfirullah! Una!" Kataku kaget.

"Oh liat itu, wih liat dong makin bertambah followers kamu, Put." Kata Una.

"Followers apa?" Sela Sisil yang baru datang.

"Itu followers tok-tok, Putri sekarang punya aplikasi itu."

"Oh, mana? Kita saling follow yuk, Put." Kata Sisil.

"Ini kamu, Sil?" Tanyaku menunjukan videonya yang berjoget hanya pake tanktop dan celana pendek.

"Hehe, iya." Jawab Sisil.

"Apa tidak terlalu seksi ini?" Tanyaku.

"Ya, biar bisa viral. Kebanyakan yang begitu banyak peminatnya." Kata Sisil.

"Ce elah, body tepos biar mau pake bikini juga, nggak bakalan tuh fyp." Sela Una.

"Biarin, tapi tuh liat followers aku banyak tuh." Kata Sisil.

"Baru juga 5 ribu." Sela Una.

Tiba-tiba Alek masuk dengan Roby juga Alvin.

"Hei! Semuanya! Kalian tau tidak?" Ujar Roby.

"Apa?" Jawab yang lain.

"Alek sama Putri pacaran." Aku kaget setengah mati, Alek malah diam di kursinya sambil menggelengkan kepalanya.

"Beneran, Put?" Tanya Una dan Sisil, dan yang lain ikut kepo mendekat.

"Aku nggak pacaran, kok."

"Uu dasar lu, ngadi-ngadi aja." Ujar Sisil pada Roby.

"Kalau tidak kenapa mereka berangkat sekolah bareng, kan sebelumnya tidak pernah tuh." Sela Alvin.

"Apaan sih." Ujarku.

"Hah, yang bener, Put?" Tanya Una dan Sisil.

"Cuma nebeng aja kok, soalnya kan searah." Jawabku.

"Eh, Lek. Gimana kalian pacaran kan?" Kata Roby pada Alek.

"Eh, ibu guru datang!" Sela Boby yang masuk ke dalam kelas setengah berlari.

Kami semua duduk di kursi masing-masing.

"Tapi bo'ong, papa le papa le." Ujar Boby menggoyangkan badannya.

"Apa yang bohong?" Tanya wali kelas kami Pak Rahmat.

Boby lalu berlari ke kursinya.

Aku menahan tawa melihat tingkah lakunya.

Saat istirahat, aku memilih duduk di dalam kelas.

"Nggak ke kantin, Put?" Tanya Una.

"Kalian aja, aku mau di sini." Ujarku.

"Oke, kami ke kantin, dah." Kata Una dan Sisil.

Aku memilih duduk di dalam kelas, aku membuat video baru dan mengoploadnya.

"Put, nggak ke luar?" Tanya Alek yang tiba-tiba duduk di sampingku.

"Tidak, aku malas ke sana." Jawabku.

"Oh kok sama, aku juga malas ke sana." Ujar Alek.

Aku diam sambil menatap layar ponselku, agak sedikit gimana gitu perasaanku saat berdua saja bersama Alek.

"Putri?"

"Iya?" Sahutku menatapnya.

"Aku mau bilang sesuatu sama kamu."

"Apa?" Tanyaku.

"Emm, aku sudah lama naksir kamu."

Bluuss serasa asap keluar dari wajahku.

"Emm, te-terus?" Tanyaku gugup.

"Mau tidak kamu jadi pacarku?"

"Hah?"

"Kamu mau tidak jadi pacarku, Put?" Ulangnya.

"Ah, emm."

"Tidak perlu jawab sekarang, jawab saja nanti oke." Kata Alek.

"Emm." Ujarku tak bisa memgeluarkan kata-kata.

"Ya sudah, aku ke luar dulu ya. Nanti kalau sudah ada jawabannya kasih tau aku." Kata Alek, lalu dia pergi ke luar kelas.

Ahh demi apa ini, baru pertama kali aku di tembak seorang cowok. Dan itu Alek, dia tampan cowok tertampan di kelasku. Aku menutup wajahku dengan buku.

"Ngapain, Put?"

"Apa?" Sahutku.

"Itu kamu sedang apa?" Tanya Una.

"Oh, ini. Aku sedang baca buku." Jawabku.

"Tapi itu kayaknya terbalik."

"Ah, iya ya. Hehe."

"Aneh kamu, Put." Ujar Una.

"Sisil mana?" Tanyaku.

"Masih di kantin, kamu nggak ke kantin?"

"Tidak aku malas." Sahutku.

"Ya sudah, gimana kita buat video mumpung kelas sepi." Ajak Una.

Kami membuat 1 video, ini agak memalukan sih taoi menyenangkan.

"Eh, tag nama aku." Pinta Una.

"Oke." Sahutku. Kami berdua tertawa melihat ulang video kami.

"Woi, ada apa yang lucu?" Sisil baru masuk.

"Nih, kami bikin ini tadi." Kata Una menunjukan layar ponselku pada Sisil.

"Eh, kalian nggak ngajak-ngajak. Buat lagi dong." Pintanya.

"Nggak ah, tu mirid yang lain sudah pada kembali." Ujar Una.

"Ya, nanti kita bikin yuk. Tapi jangan di sekolahan." Usul Sisil.

"Dimana?" Tanya Una.

"Di belakang sekolah sana sepi, mana banyak pohon jadi bakalan bagus." Kata Sisil.

"Gimana, Put?" Tanya Una.

"Aku ngikut aja." Jawabku.

"Oke, sepulang sekolah kita ke sana." Ujar Sisil.

Karena hari ini cuma 2 pelajaran, kami di pulangkan jam 11 siang. Aku, Sisil dan Una pergi ke belakang sekolah.

"Baguskan kalo jadi latar belakangnya?" Ujar Sisil.

"Iya, tapi naruh hp nya di mana?"

"Kita gantian aja jadi kameramennya, aku dulu ya sama Putri." Kata Sisil.

Kami bergantian saling merekam dengan ponsel masing-masing.

"Woi pada ngapain?" Kata Boby datang bersama Roby.

"Ya elah ganggu aja." Ujar Sisil.