"Jawabannya iya." Kata Putri terus melepas tangan Alek dan berlari ke dalam. Membuat tersenyum puas mendengar jawaban Putri.
Ting, masuk sebuah pesan di ponsel Alek.
"Tapi jangan bilang-bilang sama yang lain ya" pesan dari Putri.
"Kenapa?" Balas Alek.
"Aku malu, jadi jangan bilang-bilang ke siapa-siapa." Bals Putri.
"Oke Beb, tapi panggil aku Beb dulu dong." Balas Alek.
Tak lama " iya, Beb." Pesan itu membuat Alek tersenyum girang.
"Woi, napa lu senyum-senyum kaya orang setres?" Tanya Alvin pada Alek.
"Ada, deh." Kata Alek.
"Jangan-jangan pesan dari ayang?"
"Kepo lu." Sahut Alek lalu berlalu dari hadapan Alvin.
Di kelas Putri sedang bersama Una dan Sisil, Putri melirik sekilas pada Alek yang baru masuk bersama Alvin.
Obrolan Una dan Sisil tidak terlalu terdengar di telinga Putri. Ting... Bunyi notif di ponsel Putri.
"Istirahat, kita ke belakang sekolah yuk, Beb." Pesan Alek.
Putri tersenyum membaca pesan dari Alek.
"Apa yang diliat, Put?" Tanya Una.
"Bukan apa-apa, kok." Jawab Putri.
Bel istirahat berbunyi, murid yang lain keluar dari kelas.
"Put, ke kantin yuk." Ajak Una dan Sisil.
"Kalian duluan aja, nanti aku nyusul." Ujar Putri.
"Dari kemaren di kelas mulu, kenapa lu nggak di kasih uang jajan?" Tanya Sisil.
"Ada kok, kalian duluan aja nanti aku nyusul." Ujar Putri lagi.
"Oke, kami tunggu." Kata Una, kini tinggal Putri sendiri.
Tak lama ponsel Putri berbunyi, ada pesan dari Alek.
"Aku di belakang sekolah, Beb. Kamu kapan ke sini?" Tanya Alek.
"Ini aku mau ke sana." Balas Putri.
Putri keluar kelas sambil melirik kiri-kanan, nampaknya murid lain pergi ke kantin sekolah. Putri berjalan ke belakang, di belakang sekolah terdapat tempat-tempat sampah juga pepohonan di samping pagar pembatas.
Putri melihat Alek duduk di bawah pohon, dia lalu mendekat duduk di sebelahnya.
"Nih, yang. Aku tadi belikan kamu minuman." Kata Alek memberikan sebotol minuman dingin.
"Terimakasih." Ujar Putri menyambut botol minuman itu.
"Ada yang tau kamu ke sini, yang?" Tanya Alek.
"Tidak ada yang tau, kok." Jawab Putri.
"Eh kalau mereka tau kita di sini gimana, ya?" Ujar Alek.
"Jangan sampai, nanti mereka heboh lagi." Ujar Putri.
"Duduk yang dekat, dong. Masa jauhan begini." Ujar Alek.
Putri mendekatkan duduknya.
"Kita Selfi yuk, kan kita belum pernah foto berdua." Ajak Alek.
Mereka berdua mengambil beberapa foto Selfi.
"Bagus ya, yang. Aku mau pasang di poto profil wa aku." Kata Alek.
"Eh, jangan. Nanti ketahuan." Cegah Putri.
"Emang kenapa, yang? Nanti juga cepat atau lambat bakalan ketahuan juga." Ujar Alek.
"Hemm, aku malu." Ujar Putri.
"Emang malu kenapa, Sih?" Ujar Alek.
"Nanti di sorakin mereka." Kata Putri.
"Paling juga sebentar kayak kemaren, kamu ganti poto profil wa dengan foto kita juga dong, yang."
"Jangan, nanti aku ketahuan Ibu sama Ayahku. Bisa-bisa ponselku di sita." Ujar Putri.
"Oh kalo gitu ya sudah, tidak apa kok." Kata Alek mengelus kepala Putri.
"Emm, kita pergi dari sini yuk." Ajak Putri.
"Baru saja kita tiba di sini, masa harus pergi, Beb. Jam masuk kelas masih lama lo, Beb." Kata Alek sedikit cemberut.
"Aku tadi sudah janji sama Una dan Sisil kalau akan menyusul mereka ke kantin." Ujar Putri.
"Hemm, oke. Tapi kiss dulu dong." Pinta Alek.
"Hah! Kiss? Kita kan baru jadian." Kata Putri.
"Kiss di pipi aja kok, Beb." Ujar Alek tersenyum.
"Emm."
"Kalau tidak mau tidak apa, kok." Kata Alek seraya tersenyum.
"Emm, baik tapi kamu merem dulu." Kata Putri.
"Iya, nih aku merem." Kata Alek, saat Putri ingin menc*um pipi Alek tapi Alek malah cepat menghadap wajah Putri hingga Putri menc*um b*birnya buka pipinya.
"Ih kamu!" Kata Putri menjauhkan wajahnya sambil menutup mulut denan tangan. "Terimakasih, yang." Kata Alek tersenyum. "Dasar!" Kata Putri menjauh pergi.
Alek diam sambil mengelus b*birnya dia tersenyum menatap Putri yang sudah menjauh.
****
"Lama banget, Put." Ujar Una.
"Ada yang aku baca tadi." Sahut Putri.
"Baca apa? Baca komentar netizen?" Tanya Sisil.
"Emm, iya." Jawab Putri.
"Nanti pulang sekolah, kita ke rumahku yuk." Ajak Una.
"Bagaimana kalau ke rumahku?" Ajak Putri.
"Oke," jawab Sisil dan Una.
Pulang sekolah mereka semua ke rumah Putri. Mereka langsung masuk kamar setelah mengucapkan salam pada ibu Putri.
"Kak, aku mau masuk." Ujar Dila.
"Ngapain sih masuk, sana di luar aja." Sahut Putri.
Mereka tengah asik membuat konten.
"Eh, kayaknya kalau begini-begini aja, followers kita nggak bakalan cepat bertambah deh." Kata Sisil.
"Terus?" Sahut Una.
"Kita pakai baju yang seksi lah."
"Eh, emang kenapa sih kalau followers kita bertambah, emang jadi duit?" Tanya Putri.
"Ya iyalah, Put. Kita bakalan jadi seleb terus dapat endorse dan pasti itu dapat uang." Ujar Una.
"Iya, Put. Banyak orang yang jadi kaya setelah jadi seleb." Sela Sisil.
"Oh, begitu." Kata Sisil lagi.
"Gimana nih, aku tinggal lepas baju sekolah aja." Kata Sisil.
"Kalian aja deh, nanti aku ngikut kalo beneran bisa bikin terkenal." Kata Putri.
"Kalau kami sudah sering begini, yang viral itu kalau sebelumnya pakai hijab terus buat konten seksi, Put."
"Emm." Kata Putri.
Tok..tok... "Putri, ajak temannya makan siang, Ibu sudah siapin di meja makan." Panggil sang Ibu.
"Eh, yuk makan dulu." ajak Putri.
Mereka pun makan bersama, saat makan Ayah Putri datang dari berjualan.
"Makan, Yah. Bareng sama Putri dan temannya." Kata Ibu.
"Iya, Mas cuci tangan dulu." Kata Ayahnya Putri.
"Eh, aku kenyang. Kalian kalau mau makan lanjut aja ya." Ujar Putri meninggalkan meja makan.
"Put, habiskan dulu makanannya." Kata sang Ibu.
"Aku kenyang, Bu." Sahut Putri berlalu.
Putri masuk ke kamar dia lalu mengganti bajunya dengan pakaian santai.
"Put, kenapa kamu ninggalin kita. Ih canggung banget." Kata Una baru masuk bersama Sisil.
"Aku lupa ganti baju tadi, nanti kena tegur Ayahku." Kata Putri bohong.
"Jadi gimana nih? Kita mulai sekarang?" Tanya Sisil.
"Bentar aku kunci pintu." Kata Putri.
Una dan Sisil melepas baju sekolah mereka dan hanya menyisakan celana legging dan tank top.
"Uu, seksi. Haha, sini aku perbaikin bajunya." Kata Sisil mengangkat tank top Una agak ke atas memperlihatkan perutnya yang ramping.
"Kenapa di gituin, Sil?" Tanya Putri.
"Biar seksi, yuk mulai." Ajak Sisil.
Putri merekam mereka berjoget, sambil terkekeh geli Putri melihat dua sahabatnya itu. Tapi suara ketukan Pintu menghentikan aktivitas mereka.
"Putri ini, Ayah. Kalian sedang apa di dalam?" Kata Ayahnya.
"Kami lagi latihan buat kesenian." Sahut Putri.
"Boleh Ayah liat, kayaknya seru." Kata Ayahnya.
"Jangan, emm, kami kalau di lihat malu." Ujar Putri.
Una dan Sisil hanya diam sambil memegang baju sekolah mereka.
"Oh, ya sudah." Ujar sang Ayah.
"Piuuh, untung lah. Ayah kamu tidak masuk." Kata Una dan Sisil.
"Hemm." Sahut Putri.
"Gimana sambung di rumah kalian aja, kan di rumah kalian nggak ada siapa-siapa." Kata Putri.
"Oke, rumahku aja gimana?" Ajak Una.
"Kuy lah..." Sahut Sisil.
"Bu, aku mau kerumah Una, ya. Kami mau ngerjain pr bareng." Pamit Putri.
"Kenapa tidak di sini saja ngerjainnya?" Tanya sang Ibu.