Chereads / AYAH JANGAN!! / Chapter 20 - BAB 20 TIDAK TAHAN LAGI

Chapter 20 - BAB 20 TIDAK TAHAN LAGI

"Lagi pengen jalan jalan aja." Sahut Putri.

"Wey, tungguin!" Teriak Sisil.

"Lama lu, kayak siput." Kata Una.

"Eh, ke rumahku yuk." Ajak Sisil.

"Ayo, tapi ada makanan tidak?" Tanya Una.

"Banyak, tenang aja." Sahut Sisil.

"Ma'af kalo aku tidak bisa." Kata Putri.

"Kenapa?" Tanya Sisil dan Unq berbarengan.

"Aku kemaren di marahi karena selalu keluar rumah, jadi untuk sementara waktu aku tidak bisa ke rumah kalian." Kata Putri.

"Kalau gitu biar kami yang ke rumah kamu gimana?" Usul Una.

"Oke, kalau kalian mau." Sahut Putri.

Putri pukytang ke rumahnya, setelah berganti baju dia pergi ke dapur dan Ibunya telah menyiapkan makanan dimeja makan untuk Putri.

"Kamu keliatan kurus, Nak. Jadi makanlah yang banyak, ya" Kata sang Ibu.

"Aku lebih suka seperti ini, Bu." Sahut Putri.

"Tapi, kamu keliatan lebih kurus dari biasanya. Jangan sampai telat makan." Kata Ibunya.

"Iya, Bu." Sahut Putri.

"Mana Ayah, Bu. Tumben tidak keliatan." Tanya Putri.

"Ayahmu belum pulang, mungkin sore Ayah pulangnya." Kata Ibunya.

****

Jam 15:00 Una dan Sisil datang, mereka membawa beberapa camilan.

"Seharusnya kalian Tidak usah repot-repot bawa makanan." Kata Putri.

"Siapa, Put?" Tanya Ibunya.

"Una sama Sisil, Bu." Kata Putri. Putri lalu mengajak dua sahabatnya masuk ke kamar.

"Tunggu aku buatkan air minum, kalian mau minum apa?" Tanya Putri.

"Terserah aja, yang penting pake es soalnya haus banget mana panas di luar." Kata Una.

"Iya, Put. Aku juga sama." Kata Sisil.

"Oke." Kata Putri lalu berlalu pergi. Tak lama dia membawa gelas besar berisi air sirup dengan es batu besar di dalamnya.

"Ahh segerr." Kata Sisil.

"Jadi kita buat apa lagi nih untuk konten?" Tanya Putri.

"Terserah aja." Kata Una.

"Gimana kita pake baju seksi, hehe. Sambil goyang dengan lagu yang lagi viral." Kata Sisil.

"Berisik lu, masa itu mulu sarannya. Nanti di hujat tau rasa." Kata Una.

"Aku mau coba yang itu." Kata Putri.

"Seriusan?" Tanya Sisil dan Una serempak.

"Iya." Sahut Putri sambil meneguk air di gelas.

"Oke, jadi mana pakaian seksi kamu?" Tanya Sisil.

"Aku tidak punya, gimana?" Kata Putri.

"Eh gampang, punya kemeja tidak kau, Put?" Tanya Sisil.

Putri lalu mengambil kemejanya, dan menyerahkan pada Sisil.

"Celana pendek ada?" Tanya Sisil lagi.

"Mau buat apa?" Tanya Una.

"Ada deh, liat aja nanti." Kata Sisil.

"Kak, aku mau masuk." Kata Dila mengetuk pintu.

"Jangan dulu, kami lagi sibuk buat pr." Sahut Putri sedikit berteriak.

"Biarin aja Dila masuk, tidak apa juga kan?" Kata Una.

"Jangan, nanti dia bilang Ibuku lagi." Kata Putri.

Suara Dila tidak terdengar lagi, Putri pun lanjut mencari celana pendek. Tapi sayang cuma ada celana pendek yang sering di pakai Putri untuk dalaman.

"Ini bisa?" Tanya Putri.

"Bisa, kok. Sini ganti pakai ini." Perintah Sisil.

Putri berganti pakaian dengan yang tadi.

"Mulus ya, Put. Kakimu, beda sama kaki Sisil, hahaha." Kata Una.

"Sutt diam, berisik ganggu kosentrasiku." Kata Sisil.

"Emang mau ngapain?" Tanya Una.

Sisil membuat Putri berpakain seksi dengan membuka kancing bagian atas kemeja dan mengikat ujung bawahnya terlihat pusar Putri.

"Gimana, Put. Bagus tidak?" Tanya Sisil yang mengajak Putri kedepan cermin.

"Astaga! Kok ngeri jadinya." Kata Putri.

"Bagus kok, Put. Jadi semakin cantik mana badan kamu putih mulus, bisa-bisa para pria ngiler liat kamu." Kata Una sambil tertawa.

"Tidak ah, aku nggak jadi beginian." Kata Putri mengambil celana panjangnya.

"Katanya mau jadi seksi." Kata Sisil.

"Putri, apa yang kamu lakukan di dalam? Kenapa pintu dikunci?" Tanya Ibu Putri.

"Kami lagi ngerjakan tugas, Bu." Sahut Putri, dia dengan cepat memasang kembali pakaiannya.

"Tolong, Buka pintunya." Kata Ibunya lagi.

"Iya, iya." Sahut Putri, tak lama Putri membuka pintu.

"Ngerjain tugas apa sih, sampai di kunci. Dila mau masuk tadi." Kata Ibunya.

"Nanti dia ganggu, Bu." Kata Putri.

"Tidak akan, sudah biarkan Dila masuk dia juga tidak mengganggu." Kata Ibunya lalu berlalu tak lama Dila muncul.

"Yah nggak jadi deh." Kata Sisil.

"Kerumah aku aja yuk." Ajak Una.

"Ayo, kamu ikut tidak?" Tanya Sisil pada Putri.

"Tidak aku di rumah aja, mungkin nanti aja." Kata Putri.

Sisil dan Una pamit pulang, baru saja temannya pulang Ayah Putri tiba di rumah.

"Ini Ayah bawakan buah." Kata sang Ayah memberikan pada Putri.

"Emm makasih." Kata Putri lalu menemui sang Ibu dan memberikannya pada Ibunya.

Ibu keluar menemui sang Ayah, Ayah pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Putri berdiam diri di kamar, itukan yang sering dia lakukan kalau ada sang Ayah.

Setiap malam setelah makan malam, Putri akan masuk kamar dan menguncinya. Dia selalu bilang lelah pada sang Ibu agar tidak mencuci piring, bahkan kalau tengah malam dia ingin pip*s pasti di tahan sampai pagi. Malam ini setelah Dila tertidur, Putri memakai kembali pakiannya yang tadi di ajarkan Sisil.

Setelah jadi, dia memoles sedikit wajahnya. Saat Putri ingin mengambil ponsel, ponselnya berbunyi. Panggilan video dari Alek dengan cepat Putri mengambil headset.

"Ayang belum tidur?" Tanya Alek setelah panggilan di terima Putri.

"Belum." Sahut Putri pelan.

"Kenapa? Apa aku ganggu ayang?" Tanya Alek.

"Aku lagi nunggu ayang nelpon." Sahut Putri.

"Bener, yang? Aku baru nelpon karena takut tadi kalau adik kamu masih bangun, kan biasanya susah nelpon kalo adikmu bangun." Kata Alek.

"Yang, coba liat aku cantik tidak?" Tanya Putri memamerkan gaya pakaiannya.

"Astaga, yang. Kenapa pakai baju begitu?" Tanya Alek.

"Emm, cuma coba-coba aja kok." Sahut Putri.

"Jangan pakai yang begitu ya, yang." Kata Alek.

"Kenapa?" Tanya Putri.

"Jadi jelek." Kata Alek.

"Berarti aku jelek?" Tanya Putri.

"Ayang cantik pake baju kaya biasa, kalau kayak gitu kayak jadi gimana gitu. Ayang nggak mau jalan pakai itu kan nanti?" Tanya Alek.

"Ya nggak lah, yang." Sahut Putri.

"Putri, kamu belum tidur?" Suara sang Ayah dari depan pintu.

"Ini aku mau tidur, Yah." Sahut Putri lalu memberi kode pada Alek untuk mematikan sambungan telepon. Putri lalu berbaring menutup diri dengan selimut.

Tidak terdengar lagi suara sang Ayah, Putri bernapas lega. Putri lanjut berbalas pesan dengan Alek, walau besok pasti akan bertemu tapi tetap saja Putri tidak bisa menahan rasa rindu pada kelasihnya itu.

Jam menunjukan pukul 10 malam, Alek sudah berhenti membalas pesan karena pamit ingin tidur, Putri ingin sekali pi*is dan kali ini sulit di tahan. Ingin membangunkan Dila tapi dia sudah tertidur pulas.

"Lebih baik aku ke kamar mandi, pasti Ayah sudah tidur." Gumam Putri, Putri mendekatkan telinga ke pintu kamar untuk mendengar apakah sang Ayah masih menonton televisi.