Sang Presiden pada saat itu menerima sekaligus mengabulkan permohonan Narendra Sanggrama yang menolak secara langsung tawaran menjadi seorang menteri dalam kabinet kerja kepresidenan.
Bagus Dirgantara selaku Presiden mendukung adapun sikap Narendra Sanggrama yang belum siap menginginkan kursi seorang menteri dalam kabinet.
Dengan alasan Narendra Sanggrama yang di rasa belum mampu mengemban tugas dalam kursi kepemimpinan yang tinggi.
Dalam Faktor lainnya, Sang Presiden mengenal karakter Narendra Sanggrama yang selalu bersikap dingin dan rendah hati.
Menyadari akan hal tersebut, dugaan bahwa Narendra Sanggrama belum menginginkan jabatan menteri, di karenakan dirinya tidak ingin terlalu cepat menduduki posisi yang penting dengan berakhir dengan cepat pula dalam konteks kepemimpinannya kelak.
Menghargai dan menghormati semua keputusan yang telah di ambil oleh Narendra Sanggrama, selaku Presiden Bagus Dirgantara memberi dukungan secara langsung terkait rencana masa depan Narendra Sanggrama.
Hanya saja Bagus Dirgantara menyarankan dengan bijak, Narendra Sanggrama tidak berlarut-larut dalam hal pekerjaan yang kelak di jalani sehingga akan menjegal kariernya sendiri sebab pekerjaan bukanlah sebuah permainan dan uji coba.
Prestasi yang meyakinkan, karier yang cemerlang dan mampu bercitra baik dalam mengemban tugas seolah Sang Presiden memberi motivasi sekaligus dukungan penuh terhadap Narendra Sanggrama.
Narendra Sanggrama sangat ingin memberi kontribusi dalam dunia kancah persepakbolaan atau pengelolaan managerial si kulit bundar di Nusantara.
Segera mendaftarkan diri sebagai calon kandidat pemilihan ketua umum persatuan sepakbola di Nusantara.
Bermodalkan tangan dingin kepemimpinan, dan dukungan presiden secara langsung, lobby-lobby politiknya mendapat titik cerah.
Bukan hambatan yang berarti sekalipun dalam kompetisi pemilihan tersebut satu suara dirinya harus membayar tim-tim pemegang suara senilai ratusan juta.
Suksesi berhasil dan berjalan dengan baik, keluarnya Narendra Sanggrama sebagai Pemimpin baru Ketua Umum Persepakbolaan Nusantara Sejagat Raya.
Dalam Konteks Asia Tenggara Indonesia tertinggal secara peringkat dunia dan prestasi juara di sepakbola yang menyebabkan adanya revolusi dadakan.
Banyak pihak yang menginginkan kesengajaan kekalahan Indonesia dalam sepakbola, hanya demi sebuah permainan bisnis dan politik pihak-pihak tertentu di balik layar.
Indonesia sebagai Negara yang selalu mengundang banyak penikmat, penonton dan pengunjung sepakbola dengan supporter paling besar dan terbanyak di Asia.
Sudah hal yang pantas sebuah penghargaan di berikan melalui prestasi juara, tidak sekedar hiburan mata dan permainan yang menghibur bisnis terselubung di dalamnya.
Sedari awal mengamati sepakbola, Narendra Sanggrama sadar ada tokoh yang bermain secara halus demi memuluskan bisnis perjudian si kulit bundar.
Pimpinan, Tim dan Ofiicial juga pemain dan wasit sangat terlibat di dalamnya menjadi eksekutor politik olahraga bisnis tercela.
Apabila merusak rencana seorang mafia perjudian, itu artinya sepakbola dalam negara tidak akan merebut sebuah juara atas pelatihan yang di harap mengukir prestasi bangsa.
Mengharumkan nama baik bangsa dan negara adalah tujuan utama terlepas akan banyaknya ganjalan-ganjalan yang akan di hadapi dalam dampak dan efek yang bisa membuat para mafia dendam demi sebuah ambisinya.
Sebagai seorang yang juga mafia berkelas, Narendra Sanggrama tidak pernah takut dan bahkan di segani.
Hingga banyak pihak-pihak yang mengadu domba demi tersingkirnya Narendra Sanggrama dari kursi kepemimpinan Ketua Umum Persebakbolaan Negara.
Semua pihak yang akan di rugikan seperti halnya para bandar judi yang mengatur skor amatlah ketar-ketir akan sikap Narendra Sanggrama yang tidak bisa di lobby.
Prestasi dalam sepakbola memang tidak cukup banyak namun mengundang tanda tanya besar sebab pengaruh dan kontribusinya sangat signifikan.
Secara mendadak persepakbolaan tanah air di buat tercengang akan hasil nyata yang di buat.
Indonesia masuk dalam ke-75 besar, Ranking teratas di dunia persepakbolaan.
Pemain-pemain muda dan professional mengembangkan bakatnya serta dapat mencari nafkah hilir-mudik di negeri mancanegara.
Menjuarai piala Asia Tenggara baik usia dini dan professional.
Masuk dalam ke-3 besar Kompetisi se-Asia.
Perombakan besar-besaran yang dilakukan Narendra Sanggrama mengubah haluan besar peradaban sepakbola tanah air.
Managerisasi yang handal, dingin, bijak dan santai secara halus berjalan maju.
Mengundang banyak sponsor pendanaan kompetisi tanah air, sehingga pemain dan pelatih top kelas dunia ikut terlibat menjadi bagian dalam kompetisi tanah air.
Pelatih timnas negara merupakan pelatih top eropa sehingga dalam tahun kedepan pelatih lokal dapat belajar dan mengembangkan diri selanjutnya menyerap serta menyalurkan kontribusi bagi negara sendiri.
Dunia perjudian dalam sepakbola Narendra Sanggrama ikut serta dan mengawal perkembangan skenario prestasi kecabangan sepakbola tanah air.
Di masing-masing titik pemain, pelatih dan wasit serta penyelenggara dalam setiap ajang medali yang di perebutkan Narendra Sanggrama sudah melobby terlebih dahulu pihak-pihak tersebut agar dapat mendukungnya terhadap suksesi tujuan prestasi bangsa.
Dirinya bahkan mengajak bertaruh nasib para pejudi dan bandar judi kelas kakap di dunia sepakbola yang berkaitan dengan Indonesia.
Semua jelas berjalan sesuai rencana yang diharapkan, sekali lagi uang berbicara, prestasi terukir, perjudian mati kutu.
Pada akhirnya Narendra Sanggrama secara mengejutkan membawa timnas sepakbola ke ajang "Piala Dunia" walaupun hanya keluar sebagai tim di babak 8 besar.
Pengalaman, Pengaruh, Finansial, dan Kerja Keras dalam karakter dinginnya membawa perubahan yang teramat besar dalam sejarah sepakbola indonesia.
Hal yang paling membuatnya berkesan adalah apa yang di harapkan dapat terlaksana meskipun banyak sekali tantangan dan rintangan yang tidak mudah di hadapi dapat terkendali.
Indonesia menjadi satu-satunya negara sepakbola raksasa Asia Tenggara.
Menjadi Negara Sepakbola yang nyaris Menjuarai Asia.
Menjelma menjadi Negara yang masuk dalam babak 8 besar ajang persepakbola dan perhelatan akbar sejagat raya.
Belum lagi hal yang paling membanggakan tercapainya prestasi dengan komposisi 80% pemain-pemain sepakbola tanah air dalam tubuh timnas dengan kepelatihan lokal.
Pada intinya, bagaimanapun caranya Narendra Sanggrama selalu mengupayakan tujuan negara yang menjadi tolak ukur selain mengharumkan nama bangsa juga merubah tatanan sepakbola dalam sejarah pesepakbolaan di indonesia.
Dua tahun sudah terlaksana semua misi yang di embannya, benar adanya demikian sangat tidak diragukan bahwa Narendra Sanggrama bertangan dingin dalam menaungi bidang disiplin yang di jalani.
Penghormatan yang di berikan oleh Presiden tidak membuat senang akan hal tersebut, tepatnya sejarah menjadi bagian atas sejarah adalah tugas seorang punggawa bagi Narendra Sanggrama.
Legenda yang tersemat di dalam karakter dirinya, dalam menata tatanan sebuah organisasi di akui oleh bangsa dan negara.
Sekalipun banyak terlibat perjudian di dalamnya, bagi Narendra Sanggrama menghibur rakyat dengan gelar juara merupaka ibadah.
Sehingga apa yang terjadi dirinya sudah siap menanggung resiko dan tanggung jawab sebagai pengendali pimpinan organisasi tertinggi dalam bidang terkait.
Seandainya Olahraga menyehatkan Badan, tentu harus didasari melalui jiwa yang sehat dengan pikiran yang cermat.
Tidak ingin berlarut dalam euforia, justru dirinya sudah sangat siap melangkah maju sebagaimana masa depan yang tertunda harus diwujudkan ke arah level yang lebih tinggi lagi.
Berselang mengabdi, akan baktinya terhadap negeri di bidang olahraga sudah dirasa cukup.
Berselang mengundurkan diri dan menyatakan cuti, Narendra Sanggrama meminta agar warisan sejarah harus tetap dijaga sekalipun nyawa menjadi taruhan demi bangsa dan kehormatan negara.