Chereads / Wahyu Kemuliaan / Chapter 9 - BAB. 9 BLACK DRAGON NINE

Chapter 9 - BAB. 9 BLACK DRAGON NINE

Kerja Keras, mungkin bagi sebagian orang perlu di lakukan untuk mendapatkan sebuah keinginan atau harapan atas apa yang menjadi sebuah tujuan.

Tapi, Bagi seorang seperti Narendra Sanggrama, Kerja Keras adalah sebuah kegiatan "Pembodohan Karakter" dalam setiap generasi anak muda dalam mengedepankan kepentingan bangsa.

Seolah seperti berputus asa, namun pada kenyataannya kerja keras adalah sebuah perilaku dalam kegiatan yang semata-mata di lakukan hanya demi bertahan hidup bukan berdasar mencari sebuah kebahagiaan yang masih sangat jauh akan jangkauannya.

Otak Kerja, Fisik mengeras, Hati selalu berbisik itulah awal dari pada Kerja Keras yang suatu saat dapat menghasilkan sesuatu hal menjadi "Kerja Cerdas".

Walau pada mulanya kerja di penuhi kesusahan, kemudian pada akhirnya semua akan tersadar bahwa sebuah kebahagiaan di raih melalui rintangan dengan berjuta rasa sakit yang mendalam.

Logika berpikir Narendra Sanggrama, yang Argumentatif, teoritik dan Logic, membawanya kembali ke kawasan elit jakarta di bagian selatan ibukota, tepatnya di jagakarsa, bermaksud menghibur hati di kebun binatang sejenak dirinya merenung, melihat aneka hewan hidup rukun dalam satu habitat laksana seperti permata di dasar samudera, indah namun tidak terlihat kebahagiaan yang sesungguhnya.

Kepastian akan keberlangsungan hidup yang sesungguhnya adalah arti dalam sebuah kebahagiaan yang utuh, yang di harap semua makhluk hidup.

Hukum adalah bagian dari sebuah kebahagiaan, melalui jalur yang benar, namun saat aturan di buat dan di langgar demi kebahagiaan adalah sebuah manipulasi dalam kehidupan.

Bersantai-ria "Kopdar" di sebuah kedai kopi yang masih dalam kawasan bagian selatan, ibukota Jakarta, Narendra Sanggrama tidak sendiri.

Di temani oleh beberapa teman seperjuangan yang sama-sama berasal dari kawasan selatan Sumatera tentu menyangkut hal penting dalam diskusi mereka.

Ssmbilang orang yang masing-masing berlatar belakang perguruan tinggi yang berbeda dengan level dan tingkat pengalaman yang berbeda membuka wawasan dan cara pandang Narendra Sanggrama.

Dua diantaranya, sahabat Narendra Sanggrama eksis di bidang Ilmu Telekomunikasi (IT), Satu orang sudsh berpangkat Kapten di akademi militer bertugas di Kesatuan Staff Angkatan Darat(KSAD) di Jakarta, Satu orang berpangkat Brigadir di Kesatuan Unit Provos Akademi semi militer Polisi di Jakarta, Dua orang berpengalaman di bidang hukum alumni Universitas Gajah Mada bertugas di Jakarta salah satu jaringan bantuan hukum, Dua orang Lainnya berasal dari Latar belakang pembisnis, dan Satu dari semuanya berlatang belakang Bandar Narkotika.

Semua dari para sahabatnya memiliki kedekatan yang hangat dengan Narendra Sanggrama yang masing-masing pernah satu Alumni di Sekolah Dasar hingga Menengah Atas dan sudah lama tidak berjumpa dalam perjalanan karir dan kehidupan masing-masing sebelumnya.

Narendra Sanggrama, berpikir semua rekan yang tergabung ke dalam satu kesatuan yang utuh akan membentuk organisasi dalam satu kepentingan bersama yang solid.

Investasi, Operasi, dan Eksekusi adalah Jalan Damai tuntutan dalam diskusi mereka.

Lapangan kerja yang semakin terbatas, tingkat pengangguran bertambah, dan kemisikinan yang merajalela merupakan dampak besar penyebab ketidakmampuan pemerintah dalam memberi kesejahteraan masyarakat akan menjadi motivasi mereka.

Sebuah Konsep yang matang akan menanamkan nilai-nilai bisnis yang berkelanjutan.

Cara pandang dan persepsi yang diguangkan kedalam konsep yang telah di sepakati nampaknya akan menghasilkan organisasi penerus bangsa.

Sembilan Konsep dari Sembilan Gagasan Anak Muda yang beragam makna, Menjadikan Organisasi ini bergerak ke arah perubahan yang harus terealisasikan.

Mereka Menyebutnya Sembilan Naga, Organisasi Terlarang yang notabennya, tanpa sebuah kaidah perizinan legalitas pemerintahan yang sah.

Sebagai hasil daripada Gagasan penyesuaian sikap dan kemantapan Hati, organisasi ini membangun elemen-elemen penting sebagai Prioritas.

Bekerja pada bidang dan tanggung jawab individual berdasar status sosial dan latar belakang pihak, Narendra Sanggrama sepenuhnya bertanggung jawab atas terbentuknya organisasi ini.

Tanpa Nama, sebuah kode dan Julukan, seperti itulah organisasi mereka berkarya cipta.

Pergerakan mobilisasi organisasi di tekankan pada peminjaman dana, penagihan, dan transaksi Narkotika.

Rekan seperjuangan yang pernah berjasa di dalam hidup Narendra Sanggrama turut di terjunkan beroperasi dan mengeksekusi dalam pergerakan bisnis tersebut.

Kawanan Black Mambo di tugaskan menjalankan transaksi Narkotika sehingga dalam suatu ketika, apabila terjadi kendala, Narendra Sanggrama yang akan sepenuhnya bertanggung jawab melobby dan mengkondisikan suasana.

Adanya Dukungan dari Aparatur Sipil Negara dalam mengembangkan dan menerapkan bisnis yang legalitas tak tertera, bukanlah suatu kendala.

Belum lagi Aparat Militer dan Kepolisian yang selalu siap sedia memantau perkembangan bisnis dalam suatu waktu tidak hambatan yang berarti, seandainya ada pihak-pihak yang mengganggu ketenangan berjalannya sebuah organisasi.

Kumpulan Modal dari Sembilan Naga adalah Modal Investasi Organisasi, Operasi dan Eksekusi juga menjadi tanggung jawab bersama sesuai dengan prosedur bidang terkait di masing-masing pihak.

Memasuki ruang gerak perbankan sebagai mediator dan agen pihak ketiga penyelesaian sengketa, semakin hari kian semakin bertambah jasa dan upah yang di terima dan di akomodir oleh Narendra Sanggrama.

Mantan-Mantan yang pernah terbuang dan di tinggalkan Narendra Sanggrama di Kawasan Pelabuhan.

Kini di tarik dan di Kumpulkan agar bisa bekerja.

Terdiri dari bandit-bandit dan preman.

Semua turun gunung menyelesaikan sengketa demi upah yang mewah.

Atas hasil kerja dari jasa dan pendapatan mereka.

Disisi lain, kawanan Black Mambo berhasil di bina oleh Narendra Sanggrama dalam beberapa titik transaksi Narkotika yang telah beredar di kawasan ibukota terutama wilayah barat di Jakarta Kota.

Melihat ada Cahaya di dalam Sisi Gelap sebuah Gerhana adalah perumpamaan bagi pergerakan organisasi mereka.

Wilayah utara dan Barat yang sudah terkontaminasi oleh Oleh Narkotika, dan Keberhasilan Penyelesaian keterkaitan hutang pihak perbankan merupakan ladang yang tak terkira.

Rencana selanjutnya, Narendra Sanggrama bahkan memimpin langsung operasi peminjaman dana dengan bunga setiap harinya akan membantu warga dalam mengembangkan usaha baik di wilayah utara, barat dan selatan Ibukota Jakarta Kota.

Seperti Koperasi pada umumnya dirinya menganggap bukan tuan tanah atau pemajak terhadap upeti warga.

Karena beban biaya yang ditangguhkan akan bunga, juga di nilai rendah di banding perbankan yang banyak membutuhkan waktu dan proses persyaratannya.

Seperti Setan yang di Rasuki panasnya Neraka, bisnis yang bertambah Jaya justru menjadi Haus akan Darah.

Memposisikan sebagai Pihak Jasa dalam berbagai bidang Keuangan, Finansial, Penagihan dan Narkotika seolah menjadikan organisasi ini seperti Isinya para Dewa yang Duduk Sejuk di Pangkuan Surgaloka.

Tanpa Sentuhan dari Pihak Pemerintah, adanya Catatan Hitam Sejarah, semakin tidak Ragu membentangkan Sayap-sayap organisasi Sembilan Naga.

Sehari-hari Organisasi ini tidak Pria maupun Wanita, penggagas dan pendirinya membaur dan berpesta.

Dengan hasil jerih payah atas jasa, Narkotika dan Minuman yang mewah menjadi hidangan pembuka atas pertemuan-pertemanan mereka.

Isyarat hati suatu ketika mencerna akan kode semesta.

Semakin Jaya, Semakin mencekam, layaknya Sebuah Cengkeraman menuju Jurang.

Jurang Kehancuran.

Satu Anggota Militer yang merupakan rekan dan pendiri organisasi di masukkan ke penjara bawah tanah Penjara militer dan Penyiksaan akibat Citranya dirusak oleh perempuan murahan di suatu kafe ternama.

Pihak Kepolisian yang terikat dan sebagai penggagas organisasi juga terlibat kena siksa di Kesatuan Kepatuhan dan Unit Tindakan Kepolisian akibat daripada tertangkap sedang memakai Narkotika di ruang kerja.

Enam rekan penggerak, pelindung dan pendiri organisasi tak ada yang terlihat batang hidungnya.

Tak ingin Catatan Hitam menjadi Sejarah hanya Narendra Sanggrama dan Satu rekab di bidang Hukum yang masih bertengger menduduki organisasi terlarang mereka.

Dengan Seksama dan dalam Tempo yang Singkat, Narendra Sanggrama memberi tugas rekannya agar membantu dan menyelesaikan kondisi agar seperti sedia kala melalui bidang hukum, sekalipun jalan paksa.

Royalti dan Keuntungan akan di bagi dan di realisasi guna kesejahteraan Pendiri Organisasi dan Kebebasan yang sedang terhukum penjara.

Penggerak Operasi dan Eksekusi untuk sementara di batasi dan berhenti dalam waktu yang tidak di tentukan karena tidak ingin masalah lagi yang berlarut dan lebih mendalam.

Sementara Narendra Sanggrama sendiri harus tetap di Jakarta tanpa gelar organisasi dan perannya yang harus di jeda.