Chereads / Wahyu Kemuliaan / Chapter 13 - BAB. 13 LINGKARAN JENDERAL RING SATU

Chapter 13 - BAB. 13 LINGKARAN JENDERAL RING SATU

Memiliki ASSET sebesar $5000.000 dalam waktu hanya satu tahun di Surabaya, sebagai Bandar Judi kelas kakap yang terselubung membawa hasrat dan ambisi yang besar.

Relasi, Jaringan dan Komunikasi harus lebih di kembangkan agar sayap-sayap bisnis dapat tersebar di belahan pelosok Nusantara.

Misi yang di Emban, secara pribadi mengubah haluan pusat yang tadinya berada di Surabaya membuatnya berpikir bahwa Jakarta adalah Kota yang paling besar Jaringan Bisnis sebagai Ibukota Negara.

Berdalih kepada istrinya, Narendra Sanggrama hanya berkilah bahwa di Jakarta Anak dapat berkembang dan maju dengan pola pendidikan dan sekolah yang kaya akan kemajuan modernisasi.

Sebagai Istri yang baik tentu saja bimbingan dan arahan daripada sang suami di taati dengan bijak.

Narendra Sanggrama membeli rumah minimalis sebagai tempat berteduh dan beristirahat bagi dirinya dan keluarga kecilnya.

Tadinya dia berpikir bahwa apartemen lebih simple dan dekat akan kebutuhan sehari-hari yang diperlukan, mengingat sang istri merupakan sosok ibu yang bijak bagi anaknya dan selalu memberi masukan yang baik, mau tidak mau Narendra Sanggrama tinggal di rumah minimalis yang asri dan sejuk di kawasan jakarta barat.

Kemudian Narendra Sanggrama menyewa sebuah pusat perkantoran bisnis yang nantinya dapat di gunakan sebagai pusat pengawasan dan operasional bisnis yang di jalaninya.

Berpikir bahwa memusatkan peranan bisnis yang lebih besar dalam menyebarkan jaringan-jaringan bisnis di kota lainnya.

Sangat masuk akal kalo seandainya mengikat satu sampai dua orang lebih dukungan aparat negara yang lebih berkompeten di bidangnya.

Mengirim anak buahnya sebagai utusan yang membawa pesan pertemuan kepada elit aparat negara dan pemerintahan yang akan membahas kenyamanan berbisnisnya di Ibukota Jakarta.

Johan yang merupakan Inspektur Jenderal Bintang Dua dari Kepolisian Republik Indonesia dan Sujatmiko yang merupakan Brigadir Jenderal Bintang satu dari Tentara Nasional Indonesia sebagaimana keduanya telah menerima surat dari utusan Narendra Sanggrama, lantas keduanya melakukan pertemuan bersama dengan Narendra Sanggrama dalam suatu tempat yang akan membahas perihal kerja sama di antara mereka.

Para Jenderal Bintang Dua Kepolisian dan Para Jenderal Bintang Satu Tentara Militer tersebut sama sekali tanpa keraguan mendukung secara penuh Eksistensi Bisnis Narendra Sanggrama, namun lepas akan hal itu keduanya berharap agar Narendra Sanggrama dapat secara penuh mendukung mereka dengan keinginan yang lebih mendalam, selain Narendra Sanggrama menjadi Investor dalam bisnis juga sebagai Fasilitator bagi mereka guna memenuhi hasrat sebagaimana mereka ingin menjadi orang nomer satu di tubuh kepolisian dan tentara militer negara.

Nantinya apabila semua rencana dapat berjalan dengan baik, maka bukan tidak mungkin Jabatan, Harta dan Tahta yang tiada tara akan mereka kukuhkan bersama.

Untuk menguji kedua Jenderal Berpangkat Bintang Satu dan Dua di Organisasi mereka sendiri, Narendra Sanggrama meminta agar hubungan semakin solid jalinan kerja sama, tidak ada salahnya rekan-rekan anggota Narendra Sanggrama yang masih dalam masa Sanksi dalam Organisasi Kepolisian dan Tentara Militer untuk segera di bebaskan dari belenggu yang menjerat.

Pemberian Bantuan Hukum dan Peran atas wewenang kedua Jenderal tersebut dalam pembebasan sanksi terhadap rekan dan anggota Narendra Sanggrama yang masih di menjalani hukuman dalam institusinya masing-masing tentu saja menjadi beban pemikiran seorang Narendra Sanggrama yang memiliki Jiwa Solidaritas yang tinggi akan Kesetiakawanan sebagai seorang Kesatria.

Adapun secara khusus Narendra Sanggrama bersedia membantu menjadi Fasilitator pengembangan karier kedua Jenderal yang tergabung dalam kelompok bisnisnya, meminta Kedua Jenderal tersebut menjamin karier atas rekan-rekan anggotanya sebagai timbal balik peran mereka dalam institusi aparatur negara.

Sadar bahwa kelompok dukungan atas bisnisnya semakin kuat nyata menjelma diktator bisnis yang siap terbang sebagai garuda di angkasa.

Dalam satu Tahun perkembangan bisnis yang merambah dan menjalar ke masyarakat mengalami perkembangan tanpa ada hambatan dan halangan yang dirasa berarti.

Dua tahun lamanya bisnis telah menguasai Ibukota, Jakarta yang merupakan cakrawala dan ladang bisnis mencapai pada hasrat yang cukup menjanjikan.

Utara, Selatan, Barat, Timur, hingga Jakarta Pusat yang menjadi wilayah sangat sulit pada akhirnya dapat dirasuki sebagaimana rencana dan prosedur operasi yang sudah di jalankan.

Berbagai daerah seperti Banten, Purwakarta, Bandung hingga Semarang, juga bereksistensi mendongkrak pertumbuhan organisasi bisnis tak luput akan hasil kerja keras bersama.

Memang pada dasarnya selain memusatkan organisasi bisnis di Pusatnya yaitu Ibukota, keinginan Narendra Sanggrama yang menjadi prioritas utama adalah menaklukkan wilayah pulau jawa yang padat akan populasi penduduknya di penuhi dengan banyak prahara dan permasalahan ekonomi, sosial dapat mencuci otak rakyat di tengah krisis rakyat teehadap pemerintah negara.

Rekannya yang peenah menjadi Anggota Sembilan Naga juga memiliki efek dan pengaruh terhadap jalannya perkembangan bisnis yang adidaya.

Sebagaimana Satu Anggota Sembilan Naga di Institusi Kepolisian telah bebas dari Belenggu Hukuman dan Siksa juga di beri wewenang, kuasa menjadi Kapolres di Wilayah Jakarta.

Satu Anggota yang sama perihal Anggota Sembilan Naga yang bertugas di Kesatuan Tentara Militer juga mengalami peningkatan Signifikan, hingga di pindah tugaskan perannya menjadi Kepala Unit di Komando Strategi Tentara Unit Negara.

Sebagai Mafia Berdasi yang punya Reputasi, Narendra Sanggrama tidak pernah Ingkar terhadap janji, sebagai bukti Kedua Jenderal yang ikut terlibat dalam pergulatan bisnis ilegalisasi judi online juga semakin dekat akan peran yang di jabat dalam institusi.

Naik menjadi Kepala Reserse dan Kriminal penanggulangan Kejahatan berpangkat di bahu Bintang Tiga di Kepolisian dan Berpangkat Bintang Dua di Kesatuan Militer Negara menjadi Komandan Pasukan Penertiban dan Keamanan Negara adalah Dampak Positif perna seorang Narendra Sanggrama menunjukkan kelasnya sebagai Mafia.

Kini, Ibukota Jakarta sudah semakin kokoh penguasaanya dan dapat di urus oleh anggota ataupun rekan alumni Sembilan Naga dalam berkontribusi sebagai Kapolres dan Kesatuan Kerja di Unit Komando baik Kepolisian ataupun Tentara Militer Negara.

Rakyat semakin Gila akan perjudian, paceklik huru hara terjadi di Negara, Semarak sudah ada di berbagai belahan Nusantara dengan Cabang Bisnis yang sudah tergerak dan terkoordinir secara seksama.

Bekerja Sama dengan Salah satu warga Amerika dari Wasington DC, United States of Amerika akan membuat Jaringan Bisnis Internasional Narendra Sanggrama melebarkan Sayapnya.

Nampaknya kedua bisnis jaringan dunia dari kedua negara sangatlah berjodoh "Bak Gayung Bersambut" keduanya membangun bisnis di Negara Kamboja, Filipina, Brunei, Myanmar dan Timor Leste.

Narendra Sanggrama yang tidak berharap Rakyat di Negaranya sendiri semakin Gila, membuka Cabang di Negara Asia Tenggara yang lebih kecil dari Nusantara, Lebih banyak Rakyat yang Lebih Gila akan Perjudian dan Biaya Tenaga kerja serta Izin yang sangat rendah dapat diatur oleh pihak-pihak yang berwenang adanya.

Kamboja, Filipina, Myanmar dan Timor Leste adalah bagian dari bangsa terbelakang di Asia Tenggara sehingga dengan Bisnis dan Operasional yang terbilang rendah, Perekrutan Karyawan tetap dari Indonesia, hingga Narendra Sanggrama mendoktrinisasi Pemerintahan di Negara tersebut dengan Hasil Usaha maka mendapat Pajak yang di kemudian hari menjadi pemasukan negara bagi negara-negara yang ditafsir Narendra Sanggrama hanya berpotensi menarik khalayak luar melalui Pariwisata tanpa adanya Sumber Daya Alam yang Handal dan Sumbed Daya Manusia yang Memadai.

Di Brunei Darussalam, Narendra Sanggrama akan cukup menemui Hambatan, sebagai Negara yang Kaya akam Hasil Alam membuat rakyatnya agak bimbang akan racun perjudian.

Memainkan perannya bersama para pengkhianat negara di Brunei, kemudian membuat issu politik bahwa pemerintah negara tidak adil dalam memberi kesejahteraan dan menegaskan simpang-siur pemerintahan kerajaan yang korup akan hasil alam.

Hal tersebut sangatlah nyata perkembangan politik pemerintahan yang di mainkan sehingga rakyat berpikir ke arah Negatif dan membangkah terhadap aturan legalisasi negara yang mengharamkan segala tindak perjudian.

Komposisi, Tiga Jenderal dari Kepolisian dan Tentara Negara sudah cukup membawa kontribusi dan peran serta.

Jenderal Bintang Tiga Kepolisian dan Tentara Militer Negara yang mengalami peningkatan kariernya menambahkan anggota baru di tubuh bisnis Narendra Sanggrama dengan mengkokohkan kembali Anggota Kepolisian Jenderal Bintang Satu di Turbulensi Organisasi Bisnis yang berwenang dalam Penindak Tegas Aturan dan Pengawasan Penegak Keadilan dari Institusi Kepolisian.

Lengkaplah Jenderal di Sekeliling Narendra Sanggrama, "Jenderal Bintang Enam" Satu Jenderal Bintang Tiga Kepolisian, Satu Bintang Dua Tentara Militer Negara, dan yang Satunya Jenderal Bintang Satu Aparat Kepolisian Negara.

Jenderal Bintang Enam yang memposisikan diri Narendra Sanggrama sebagai Mafia Adidaya dan Adikuasa di Asia Tenggara sudah sangat siap melahap musuh Politik dan Perang Bisnis dalam Usaha.

Serta Narendra Memposisikan Turbulensi Kelompok dukungannya Dua Jenderal di Bahu antara Kepolisian dan Tentara Militer Negara baik Bintang Tiga dan Dua mengurusi wilayah Asia Tenggara di Luar Nusantara.

Sementara Satu Jenderal Bintang Satu Kepolisian Negara dan Dua Rekan mantan Alumni Sembilan Naga di beri perintah tugas sebagai abdi negara yang mengawasi jalannya usaha dalam negeri.