Chereads / Wahyu Kemuliaan / Chapter 8 - BAB. 8 PELANGI KERTAS DI BALIK TIRAI BAMBU

Chapter 8 - BAB. 8 PELANGI KERTAS DI BALIK TIRAI BAMBU

Berjalan mengikuti kata hati, Bekerja, Makan dan Tidur adalah Rutinitas manusia "Normal" pada umunya, bekerja pada intensitas tekanan tinggi, upah minimum yang jauh dari sebuah harapan, pekerjaan yang begitu sangat banyak, waktu istirahat yang sangat singkat sehingga selalu dapat dikatakan makan dan minum sekedar asupan tenaga menjadi Fakta Sosial.

Atas Usaha dan Lobby-lobby yang dilakukan para sahabat terutama Rambo yang merupakan teman daripada Black Mambo, maka dikemudian hari dapat bekerjalah Narendra Sanggrama pada suatu perusahaan swasta bergerak dalam komoditi percetakan berbahan dasar berbagai kertas mentah, yang dalam wilayah geografis perusahaan tersebut masuk dalam kawasan di wilayah bagian barat Jakarta Kota.

Bekerja sebagai Kuli dan Buruh Pabrik nyatanya tak membuat Narendra Sanggrama selalu murung akan kegelisahan dan kesengsaraan yang dirasakan, sehari-hari selalu banyak keluhan yang di lontarkan banyak pihak di dalam perusahaan, beberapa dapat tenang menjalani pekerjaan tersebut sekalipun apa yang dikerjakan dan di dapat tidaklah sinkron dan tidak ada kesesuaian timbal balik antara karyawan dan perusahaan.

Bersih -bersih, mengangkat beban berat, dan selalu siap membantu pekerjaan di mana sisi dalam menjalani rutinitas pekerjaan, sebagaimana kebutuhan akan tenaga kerja yang ada dalam ruang lingkup sistem kerja di pabrik.

Dari pagi hingga sore hari, beristirahat singkat disaat jeda,makan dengan alakadarnya, kembali bekerja setelah satu jam lamanya berehat seketika.

Pada mulanya pekerjaan yang didapat sebab keterpaksaan akan tekanan Rambo, yang di desak oleh Black Mambo dalam mencari pekerjaan sebagai hal sementara bagi Narendra Sanggrama, sedang dirinya sendiri dirasa tidak akan diterima oleh Narendra Sanggrama apabila menawarkan jasa secara sukarela.

Rambo saat bertemu awal mula dengan Narendra Sanggrama sudah memberi penjelasan akan oekerjaan tersebut nyatanya kuli, bukanlah pekerjaan yang ringan dengan harapan kemuliaan.

Namun disisi lain dalam hal ini Black Mambo selalu menekan akan hal itu adalah tak mengapa terlepas memanh benar adanya Narendra Sanggrama harus tetap dapat bekerja.

Hasil daripada proses kerja, atau jelasnya timbal balik perusahaan yang tidak sebanding merata dengan semua tenaga yang di keluarkan adalah faktanya.

Pada sebelumnya, Rambo amat tidak yakin dan berharap bahwa Black Mambo tidak harus menekan dirinya akan hal ini, seseorang yang disegani dengan latar belakang yang tersembunyi dirasa akan sulit menerima kenyataan tentang tawaran pekerjaan yang tidak ringan bagi kaum kelas bawahan.

Karena tidak ingin berlarut dalam perselisishan antara Rambo dan Black Mambo, pada akhirnya semua spekulasi tersebut seketika sirna.

Narendra Sanggrama malah menerima dengan Lapang dada tanpa adanya seperti tekanan rasa terpaksa.

Perusahaan tersebut rupanya tidak lain juga milik seorang taipan china, sehingga bisnis yang dijalankan pun kiranya tidak semua sah-sah saja.

Menegeruk ladang di tanah sengketa kiranya adalah pengumpamaan yang nyata, perizinan yang tidak semuanya berjalan semestinya antara aturan kerja dan penerapannya adalah bagian dari bisnis yang semena-mena.

Rambo yang juga bekerja pada perusahaan tersebut yang menjalankan bidang percetakan atas bahan dasar kertas dengan segala sisi-sis gelapnya.

Bukan satu atau dua kali namanya, apabila produk dalam perusahaannya dapat memanipulasi data meniru produk asli yang dengan segala biaya sangat banyak akan pengeluarannya.

Jalan pintas yang semena-mena selain dapat banting harga dengan harga yang cukup murah apabila mencetak barang asli dengan segala biaya perizinannya sangatlah merugi bagi pembisnis dalam bidangnya.

Sehingga Produk yang ditiru tidak hanya satu jenis saja, berbagai produk dan order yang diterima dapat dimainkan bentuknya, pola scan batangnya, warna dan tulisannya, hingga gambar brand yang sangat sulit dicerna antara produk yang benar asli maupun tiruan namanya.

Rambo sudah banyak mendapat informasi yang sesungguhnya, dalam proses produksi dan distribusi di tempat perusahaan dirinya bekerja, bos taipan chinanya sudah bekerja sama baik dengan aparat maupun institusi penerima suap.

Menurut Rambo, sistem kerja yang diterapkan taipan china adalah sistem kerja tanpa jeda, harga tenaga karyawan yang murah, biaya produksi yang murah, pendapat perusahaan yang tinggi dan permainan suap dapat menjamin kelestarian perusahaan tersebut.

Setiap hari Pekerjaan karyawan di Gembleng seperti penjajahan di zaman Rodi, pengawasan yang ketat akan hasil dan sistem produksi yang berjalan harus dapat dipastikan perusahaan selalu mendapat hasil yang memuaskan memang terdengar kenyataan yang memilukan.

Dua bulan berselang, Rambo mendapat tawaran pekerjaan dengan rasa keterpaksaan akan keadaan dan kebutuhan membuatnya harus berpisah dengan rekan kerja seperjuangannya Narendra Sanggrama yang sudah terjalin banyak kerja sama.

Memang Rambo bekerja dalam perusahaan tersebut tidak begitu lama, Narendra Sanggrama terhitung hampir satu bulan lamanya sudah bekerja.

Prediksi akan Rambo yang mengira bahwa Narrndra Sanggrama akan meninggalkan jauh dalam hanya beberapa hari kerja, tak ayal membuat persepsi Rambo terhadap Narendra Sanggrama yang salah.

Entah apa yang dikira Rambo tentang ketetapan hati Narendra Sanggrama bekerja harapannya dapat menjaga diri dengan baik dalam waktu sementara.

Kemudian Tiga Bulan waktu lamanya di lalui Narendra Sanggrama, Kemudian dalam waktu tersebut dirinya secara terbuka diangkat menjadi seorang mandor pengawasan produksi di pabrik perusahaan dirinya bekerja.

Dalam pengangkatan tersebut tugasnya tertera merangkap sebagai invetarisasi atau menjaga asset penting perusahaan dan menjalani pengawasan khusus akan jalannya operasional produksi perusahaan dan kinerja penerapan sistem maupun mekanisme kerja yang di terapkan.

Semua Karyawan pabrik di perusahaan sejak awal mula sama sekali tidak mengetahui akan sepak terjang dan latar belakang dari seorang Narendra Sanggrama.

Selain sibuk bekerja, mengurusi persoaln rumah tangga, dan kecapekan dalam rutinitas bekerja rupanya terfokus pada hal itu saja.

Kebutuhan yang selalu melonjak harga di banding pendapatan yang di dapat tidak ada kenaikan upah adalah penyebab utama pola pikir yang menjadi beban mereka.

Tidak ada satu orang pun yang mengetahui bahkan dengan jelasnya paham seluk-beluk backgroundnya sebagai mantan Gansgster muda yang telah melalang-buana.

Andre, tersebutlah salah satu karyawan buruh pabrik yang juga bekerja di perusahaan yang sama, dia merupakan karyawan paling lama bekerja berkisar sejak 20th lamanya, sedari perusahaan belum menjadi ternama.

Dirinya menyebutkan secara terbuka kepada Narendra Sanggrama bahwa perusahaannya adalah perusahaan terselubung yang menanam kepentingan ilegal.

Sebuah perizinan hanya dalih di balik ambisi akan mengeruk keuntungan dan eksploitasi kerja.

Perusahaan selalu menuntut kinerja karyawan sepenuhnya dan hak akan karyawan hingga saat ini tidak ada yang terpenuhi.

Lama-kelamaan Narendra Sanggrama, Geram, Kesal dan Jengkel akan Penindasan dan Keserakahan yang dilakukan Taipan China yang memiliki Nafsu bukan seperti Manusia.

Pada suatu Ketika karena kewenangan yang dimilikinya, Narendra Sanggrana, menjual barang-barang tersimpan di tempat bahan baku di kumpulkan sebagai stok cadangan yang suatu saat dapat digunakan apabila di butuhkan.

Adapun barang-barang yang di jual tersebut hasilnya di realisasikan ke dalam bentuk konsumsi yang dibagaikan selama pendapatan tersebut berlangsung guna membantu karyawan buruh pabrik mendapat bantuan makanan sehingga tidak harus membawa bekal dan beli makan lagi ketika bekerja di perusahaan.

Mengurangi kesenjangan dan ekonomi rumah tangga adalah faktor alasan Narendra Sanggrama, Karyawan buruh pabrik dapat bekerja dengan tenaga maksimal karena asupan gizin yang ada rasanya menjadi sebuah hal dari harapan yang walaupun semuanya terpenuhi namun dapat sedikit mencicipi dan berbagi kebahagian dari raut wajah yang tersenyum seketika dari setiap wajah mereka.

Membangun solidaritas antar pekerja dapat menjadikan kekuatan dan modal utama dalan membangun sumber daya manusia yang lebih terjaga karena menjadi tanggung jawab pimpinan.

Dalam kegelapan dan Kesunyian Malam, terdapat hal aneh yang di alami oleh Narendra Sanggrama, dalam mimpinya dirinya diajak makan oleh seseorang yang tidak begitu jelas, siapa dan dimana kejadian tersebut.

Bunga tidur dan hanya bagian dari proses rileksasi pikiran yang kalut akan tekad dan beban moril yang terlintas dalam otaknya dianggap sebuah angin lalu.

Sebulan mimpi tersebut berlalu, Narendra Sanggrama seperti tertimpa reruntuhan durian jatuh, dirinya kembali mendapat apresiasi kerja dan di naikkan jabatan menjadi seorang supervisor atas kendali semua mandor-mandor pengawasan operasional produksi perusahaan.

Kini tugasnya menjelma merangkap semua koordinator operasional produksi perusahaan dan penjamin tanggung jawab atas kualitas barang dari order klien hingga terjaga mutu sesuai dengan harapan dari tujuan perusahaan.

Transaksi dari pemasukan dan pengeluaran barang dan pendapatan perusahaan sampai pada titik pengantaran ke tempat pemesanan diatur oleh Narendra Sanggrama yang menjadi pemegang kewenangan atas kuasa kerja menjadi pengalaman berharga dalam perusahaannya.

Dimana diketahui pada awal mula perintisan kerja akan kehadirannya, Narendra Sanggrama tidur tidak karuan baik digudang, digigit nyamuk yang berkeliaran sampai pada akhirnya pekerjaan yang dinilai banyak orang tidak akan mampu dijalani Narendra Sanggrama dengan baik berakhir baik.

Sekalipun secara penuh meninggalkan dunia pertaruhan liar di luar medan sana, dirinya menganggap tetaplah buruk, hanya saja terdengar sebagai kejahatan yang indah kedengaran dalam telinga tetangga yang bekerja dalam perusahaan bisnis yang di penuhi keangkara-murkaan.

Semua tindakan yang dilakukan perusahaan adalah cara keji mencetak atau pencucian uang dengan dalih perusahaan pencipta banyak lapangan kerja yang menaungi anggota sepenuh jiwa adalah kesan yang munafik.

Sangat berbalik dengan kenyataan yang ada perihal pernyataan tersebut, karena perusahaan layaknya seperti penjajah yang sedang mendayagunakan tenaga kerja demi kepentingannya semata.

Berkaitan dengan semua kondisi yang berjalan harmonis, kerja sama antar pekerja yang solid, perusahaan yang selalu berupaya meraup keuntungan dari berbagai sisi gelapnya "Halal Haram Hantam" seolah terjadi komunikasi yang baik

Dalam moment yang tak terduga, atas kelicin Taipan China yang menilai Narendra Sanggrama lebih berpihak kepada Tenaga Kerja adalah dampak dari terjadinya eksekusi barang-barang yang pernah dijual Narendra Sanggrama demi kesejahteraan Anggota.

Mengetahui peristiwa tersebut sudah terjadi lama, maka dengan aturan yang di tetapkan Taipan China, Narendra Sanggrama di sanksi pengurangan gaji dan denda yang sangat tidak wajar nilainya.

Tidak ingin banyak terlibat didalamnya, Narendra Sanggrama memutuskan menutup ruang dan pasang badan bahwa dirinya berlaku demikian atas dasar kepentingan Pribadi.

Semua beban dan tanggung jawab sanksi diterima sendiri dengan lapang dada.

mengingat dampak di kemudian hari dalam jangka panjang yang sudah terbaca olehnya tidak ingin anggota menanggung resiko demi keberlangsungan bersama.

50%atas gajinya di tangguhkan perusahaan sebagai upaya ganti rugi atas sikapnya.

Tanpa berkomentar dirinya menjalani waktu yang semakin berlarut-larut.

Kenyataan tersebut harus diterima sebagai jiwa kestria baginya.

Sekian lama sudah semua proses kinerja dapat terkondisi hingga penyelesaian sanksi.

Narendra Sanggrama yang sudah 2th bekerja, pada akhirnya meminta pengunduran dirinya secara sukareka.

Hal apa yang terjadi di dalam selama bekerja, tak lain adalah sebagai pengalaman atas guru dari perjalanan hidup yang tak terlupa.