Masih mendiami wilayah barat jakarta kota, menerima tawaran bergabung dalam organisasi pekerja dengan dorongan banyak pihak yang terlibat berdasar status sosial dan latar belakang anggota yang sama.
Kini pekerjaan Narendra Sanggrama adalah seperti halnya seorang "Duta Istana" kalo dalam pewayangan jawa bisa di sebut sebagai Lakon "Kresno Duto".
Lebih banyak bergerak dengan meluangkan banyak waktu akan kunjungan ke berbagai pihak, golongan, dan instansi yang saling keterikatan dalam kepentingan organisasi lembaga mandiri pekerja.
Lahir di Pulau Sumatera tak membuat Narendra Sanggrama kaku atau Mati Gaya dengan Bahasa dan Logat teebatas.
Bukan alasan Narendra Sanggrama hanya sebatas menguasai Bahasa, Adat, dan Budaya Sumatera semata.
melayu, Jawa, Sunda, bahkan Bahasa Asing seperti Bahasa Inggris dan versi Amerika dirinya cukup fasih dalam berbicara dan menulis dengan logat bahasa tersebut.
Narendra Sanggrama mengenal banyak Bahasa selain otodidak juga berdasar atas pengalaman hidupnya dalam melalang-buana buana menyusuri Nusantara.
Bagi Narendra Sanggrama, organisasi adalah wadah, tempat menuangkan keluh kesah dan kesan, tempat berbagi kesenangan dan duka akan masalah, mendiskusikan banyak hal yang dinikai perkara cukup sulit sehingga dengan latar belakang dan status sosial yang sudah ada dapat terjalin komunikasi demi membangun perkembangan individu dan oganisasi itu sendiri.
Beberapa pakar dan orang-orang hebat dalam bidangnya juga melakukan hal serupa semata-mata membangun sebuah organisasi hanya dalih menyerap kekuatan massa yang suatu saat dapat di gunakan sebagai alat untuk memposisikan diri berkecimpung andil dalam mewujudkan ambisi serta kepentingan yang sudah terencana di dalam turbulensi organisasi.
Wibawa Mukti adalah Tokoh berpengaruh dalam organisasi pekerja bertindak sebagai ketua organisasj pekerja yang menanamkan nilai-nilai mandiri dengan struktural yang kompeten di bidang masing-masing di wilayah barat jakarta kota.
Wibawa Mukti cukup mengetahui dan mengenal latar belakang yang diungkap melalui orang-orang dan anggotanya di titik-titik jaringan organisasi yang tersebar di wilayah jakarta kota.
Ssbagai pemuda yang berpengaruh dengan prinsip kuat dan individual yang kuat rasanya akan membangun semangat juang yang tinggi bagi Wibaya Mukti dalam mencermati Narendra Sanggrama dari Kacamata Pandangannya.
Selain Cendekiawan muda yang intelektual pilih tanding, berparas menawan dan rela berkorban adalah alasan tersendiri secara langsung seorang Wibawa Mukti mengingatkan anggotanya mengenai Narendra Sanggrama.
Dalam suatu Rapat tertutup dihadiri semua anggota yang ada dalam tubuh organisasi pekerja Wibawa Mukti mengangkat Narendra Sanggrama sebagai Pihak Internal dan Eksternal yang dengan cukup leluasa dapat mengembangkan kreasi wawasan guna membangun organisasi memimpin struktural departement Sumber Daya Manusia dan Lembaga di bidang hubungan Komunikasi merangkap Hubungan Kemasyarakatan Sosial.
Wibawa Mukti optimis Narendra Sanggrama akan memberi Dampak yang besar dan mampu memimpin sayap organisasi sebagaimana tugas pokok dan fungsinya.
Masa-masa suram di pelabuhan, terminal kota dan lain sebagainya membuat Narendra Sanggrama memang kedengaran lebih indah memimpin sebuah organisasi pekerja yang di dengar oleh khalayak di luar sana sekalipun mengandung suatu tujuan yang tersirat.
Diketahui Wibawa Mukti selain memposisikan diri sebagai Ketua Organisasi Pekerja juga bekerja sebagai Pendistribusian Logistik, beberapa kali tentu banyak melihat perkembangan Narendra Sanggrama dari kejauhan mengenai sepak terjang tindak-tanduk Narendra Sanggrama baik di Selatan Kota dahulunya, pesisir utara jakarta atau berada di kawasan barat jakarta kota.
Terlebih secara infornasi berkembang Wibawa Mukti sadar Narendra Sanggrama bukan Pemuda yang berlatar belakang sembarangan sekalipun kehidupannya yang selalu di gandrungi kekerasan pergolakan hidup.
Bukan sesuatu hal yang mustahil atas bergabungnya Narendra Sanggrama dapat benar-benar mengharapkan kenyataan tentang visi-misi organisasi yang tidak berkembang dalam beberapa tahun silam akibat anggota yang sama sekali berbanding jauh "Jump-Terbangnya" dengan Narendra Sanggrama.
Yang tidak di perhatikan Wibawa Mukti terhadap Narendra Sanggrama adalah Namanya yang banyak Julukan demi mengelabuhi banyak pihak akan identitas resminya.
Sehingga banyak orang menyebut Narendra Sanggrama dalam Julukan Beken yang lebih akrab dan hangat dengan pekerjaan yang sedang di jalani.
Belum genap Satu Bulan Bergabung bersama organisasi pekerja di bawah kepemimpian Wibawa Mukti Langsung, dalam sebuah pertemuan khusus Debat dan Diskusi akurat mengenai Penataan Wilayah Kota Pemerintahan yang Strategis dan Dampak Pembangunan dalam Pertumbuhan Masyarakat menjadi Kebanggan tersendirj Wibawa Mukti.
Berbagaj Instansi Pemerintahan, Pihak Swasta terkait serta Lembaga Organisasi Mandiri yang turut di undang dalam Hubungan Komunikasi tersebut jelas teelihat Narendra Sanggrama Mampu memecahkan permasalahan dengan berbagai banyak solusi.
Menonjolkan peran organisasi, mengharumkan nama organisasi membuktikan bahwa organisasi pekerja mampu berperan efisien dan efektif lebih aktif dari pada dugaan yang di prediksi banyak pihak.
Lebih banyak Anggota dari Kalangan Pemuda yang turut serta berantusias tinggi, seolah membuat organisasi hidup dari mati suri dan mampu memberdayakan masyarakat di tengaj banyaknya krisis kepercayaan terhadap suatu organisasi yang sedang di hadapi dalam fenomena sosial.
Ibarat roda pedati yang sedang melewati tanah berlumpur, sekuat apapun daya mengerahkan tenaga guna menggerakkan kemudi alhasil apabila ganjalannya adalah pijakan, maka itulah sesungguhnya yang menjadi hambatan dalam organisasi ini.
Wibawa Mukti dan Narendra Sanggrama yang sudah sadar mengenai hal tersebut bahwa kehidupan terpenting dalam organisasi adalah bagaimana organisasi dapat menghidupi anggotanya sebagai penggerak semangat api yang membara.
Perekonomian, Mata Pencaharian, dan Kestabilan hidup yang wajib di penuhi dan di jalankan dalam menafkahi keluarga adalah prioritas manusia dalam melestarikan kebahagaian hidupnya sedang posisi organisasi saat ini berada di sudut pandang yang sempit adalah peemasalahan yang sangat berarti.
hanya sesuap nasi Narendra Sanggrama di ibaratkan hanya menumpang makan dan bertahan hidup agar dapat berkontribusj bagi organisasi sebagai timbal balik yang sungguh sangat tidak wajar.
Melalui koperasi pada sayap organisasi sebagai upaya dan dalih menghidupi anggota yang di lakukan pimpinan organisasi dengan beebisnis dalam kepentingan terselebung diharapkan menghasilkan royalti dalam membangun pemberdayaan di tubuh organisasi.
Bisnis perizinan, Surat Kendaraan, Perlengkapan Data-data Transportasi dan sejenisnya adalah upaya jaringan bisnis yang diharapkan dapat berkembang maksimal.
Semua anggota secara sukarela dalam waktu singkat bergetar untuk mengembangkan bisnis tersebut yang langsung di komandoi oleh Narendra Sanggrama bekerjasama dengan Aparatur dan Sipil Negara yang ikut terlibat di dalamnya.
Demi mengurangi Pengangguran, kesenjangan, dan keterbelakangan faktor ekonomi yang semakin hari di tekan terus saja menurun sehingga hasil dari bisnis tersebut tetaplah kurang berhasil.
Sudah tidak terhitung adapun rencana, kumpulan biaya sukarela, energi dan pikiran yang di curahkan semua anggota terhadap organisasi pekerja namun tak terbendung lagi kegagalan-kegagalan yang datang menghampiri.
Narendra Sanggrama menilai organisasi harus mempunyai galangan dana yang mencukupi dalam menerima beban dan tuntutan anggota serta visi-misi organisasi dalam bertindak tentang suatu Kepentingan.
Investor, Inisiator, Eksekutor dan Fasilitator harus lengkap semua tetap saling siap siaga menjaga konsistensi akan eksisnya sebuah organisasi.
Tidak ada yang perlu ditutupi tentang ketidakmampuan Organisasi Pekerja yang suatu saat di harap menjadi Organisasi Raksasa seolah Tertunda di Jalan Tengah.
Narendra Sanggrama menganggap semua yang berjalan dalam organisasi tidak akan mati, hanya saja terdiam sepi dalam sementara waktu.
Perihal dirinya akan menjauhkan diri dengan alasan ingin fokus kerja setelah apa yang dilalui bersama organisasi pekerja harus tertenti dan jeda adalah pengalaman yang berharga.
Semua pihak adalah Tokoh Hebat yang bergerak dalam sayapnya, namun suatu ketika semua akan baik-baik saja setah Nahkoda mendapat haluan baru yang lebih kokoh dalam menatap masa depan sebuah organisasi pekerja yang mandiri.
Saat semua berada di Markas Besar Perkumpulan Anggota Organisasi Pekerja terlihat Mata berkaca seolah masih ada nyawa organisasi yang harus di tuntaskan, manun demikian adanya haruslah bersikap bijak menghadapi kenyataan kalo memang waktu yang di harap belum tiba akan perwujudan cita-cita bersama.