Chereads / Wahyu Kemuliaan / Chapter 6 - BAB. 6 KAWANAN SERIGALA DAN GAGAK HITAM DI ANTARA TERMINAL KOTA

Chapter 6 - BAB. 6 KAWANAN SERIGALA DAN GAGAK HITAM DI ANTARA TERMINAL KOTA

Black Mambo yang memberi evakuasi agar Narendra Sanggrama Hijrah dari Pekerjaan Lamanya di Pelabuhan Utara Jakarta ternyata tak luput, tetaplah bergerak pada zona hitam dalam pertaruhan kehidupan yang bergejolak dalam dunia yang keras dan gelap.

Hanya saja di wilayah barat Ibukota Jakarta terasa dipenuhi gemerlap kehidupan akan keindahan kota.

Di lain sisi Black Mambo hanya sebagai dari bagian orang yang pernah berhutang jasa akan sikap dan kebaikan Narendra Sanggrama dalam perjalanan hidupnya.

Kembalinya Black Mambo di Kampung Halaman di Wilayah Barat Kota Jakarta yang juga selama ini hidup melalang-buana meninggalkan kediamannya seorang diri di karenakan saudara-saudaranya telah membangun dan hidup rukun berumah tangga masing-masing.

Memperkenalkan Kedatangan Narendra Sanggrama kepada teman, kerabat, sahabat dan jiran tetangga di lingkungan kediamannya.

Sehari-hari sementara waktu Narendra Sanggrama tinggal di rumah Black Mambo dan Makan,Minum seadanya di sediakan Black Mambo sebagaimana janji dan harapan Black Mambo tentang Kehidupan kedepan yang akan di Jalani oleh Narendra Sanggrama.

Makan, tidur, nongkrong bercengkrama dengan warga sekitar hingga membaur dengan berbagai sisi, golongan yang berada di daerah lingkungan kediaman Black Mambo.

Kehidupan Monoton yang dijalani oleh Narendra Sanggrama membuat dirinya teramat jenuh dan bosan.

Di suatu hari berjalan Narendra Sanggrama menuju terminal melihat Black Mambo dan Kawanan seperti mengatur dan mengkondisikan wilayah terminal yang berjarak sekitar Dua Kilometer dari kediaman Black Mambo di Wilayah Barat Kota Ibukota Jakarta.

Kesehariannya sendiri Black Mambo berbisnis dari upeti Transportasi Bus-bus terminal dan mengarahkan Penumpang yang datang ke arah bus-bus yang berada dalam pengawasan mereka.

Mengamankan Terminal Kota, bersama para kawanan rupanya hanya demi mencari sesuap nasi guna kebutuhan sehari-hari.

Hambatan dan rintangan tentu saja ada dalam bisnis gelap atau mereka menyebutnya sebagai pekerjaan"Freelance".

Semua Kawanan Black Mambo yang juga berasal dari masyarakat setempat di wilayah kediaman Black Mambo turut turun gunung mencari nafkah sesuap nasi dalam kesehariannya.

Ternyata dari banyaknya semua kawanan Black Mambo,Beberapa diantaranya mengenal Narendra Sanggrama meski tidak begitu detail, mengenai Sepak Terjang sang Narendra Sanggrama dalam melalang-buana terutama di Pelabuhan Utara Jakarta.

Raut wajah yang Sangar dari Narendra Sanggrama membuat mereka segan apalagi banyak cerita yang sudah mereka dengar akan beladiri yang dikuasai Narendra Sanggrama.

Suatu ketika terjadi bentrokan diantara kedua belah pihak antara kubu Black Mambo dan Kubu Ambon yang masing-masing ingin menguasai wilayah Terminal Kota di wilayah Barat Jakarta sebagai ladang mencari makan.

Pada saat itu Narendra Sanggrama yang secara kebetulan lewat dan singgah di Terminal Kota melihat kejadian peristiwa baku hantam yang tak terelakkan.

Sontak Narendra Sanggrama memukul mundur Kubu Ambon dengan penguasaan beladiri Taekwondo yang dimilikinya belum lagi pengalaman baku hantam Narendra Sanggrama yang sudah tidak diragukan.

Setelah peristiwa tersebut usai dengan berakibat banyak luka di pihak Kubu Ambon, sebelum berdampak dendam Narendra Sanggrama memberi Tawaran agar Kubu Ambon dapat tetap bertahan mencari makan di Terminal Kota sesuai dengan Aturan yang diterapkan oleh Kubu Black Mambo.

Setelah kedua pihak berdamai dan bersatu padu Narendra Sanggrama di Nobatkan Black Mambo dan Kawanan untuk memimpin organisasi mereka dalam memberi keamanana dan kenyamanan kondusifitas di wilayah Terminal Kota Bagian Barat Jakarta Kota.

Tiga Bulan Lamanya Narendra Sanggrama hidup bersama Black Mambo dan Kawanan, bertahan hidup dan mencari makan bersama bagai "Singa lapar yang mencari buruan di tengah Padang Rumput".terkadang hijau terkadang ada kalanya kering laksana pancaroba bermusim.

Pernah suatu waktu, Narendra Sanggrama duduk di kedai kopi dekat kediaman Black Mambo yang masih berada di wilayah barat jakarta kota berbincang bersama dengan salah seorang tokoh masyarakat penggerak organisasi pekerja namun belum ada rencana baginya untuk dapat bergabung.

Organisasi Pekerja yang namanya baru muncul dari pergerakan status sosial dan latar belakang yang sama alih-alih menjadikan organisasi yang di segani dengan komposisi turbulensi di dalam organisasj yang harus kuat secara fisik dan cendekiawan dalam berpikir adalah sosok pemimpin yang di temui dalam diri Narendra Sanggrama yang di amati secara perlahan dari gerak-gerik Narendra Sanggrama sedari berada di daerah Selatan Ibukota Jakarta dahulunya.

Terbiasa hidup di alam bebas, benturan fisik dan adu cekcok tidak banyak orang tau mengenai status kebenaran tentang latar belakang seorang Narendra Sanggrama yang merupakan pemuda berpendidikan tinggi berwawasan luas.

Itulah salah satu alasan dirinya tidak mau sampai berurusan dengan catatan hitam kepolisian di karenakan apabila masih bisa di kondisikan melalui lobby-lobby kepentingan dirinya tidak harus sampai menghilangkan nyawa orang lain dalam kondisi dan situasi apapun dengan segala tindak-tanduknya di dunia yang gelap dan keras dalam mencari makan agar bisa bertahan hidup.

Di sore hari menjelang waktu Malam tiba, Nampak Sunset hadir di Awan dengan keindahan warna jingga, bersantailah mereka melepas penat siang yang tajam akan sinar mentari.

Di saat tersebut Narendra Sanggrama di hadapan semua gerombolan organisasi yang dipimpinnya di Terminal Kota Wilayah Barat Jakarta Kota menyampaikan maksud dan isyaratnya meninggalkan pekerjaan yang sedang dijalani.

Jangankan untuk menatap wajah Narendra Sanggrama, berkata sepatah pun diantara gerombolan tersebut tidaklah mampu untuk menghargai maksud dan tujuan pimpinan mereka kedepan.

Menyesuaikan kondisi Lingkungan dan mereka yang bermaksud membantah tidaklah ada daya dan upaya.

Mengingat Narendra Sanggrama akan menghargai seseorang sebagaimana "Manusia akan Menghargai Manusia Lain Apabila Manusia tersebut menganggap Manusia Lain juga Manusia seperti dirinya, Namun Apabila Tindakan seseodang Mencerminkan yang bukan Manusiawi tidaklah mungkin kalo orang tersebut adalah bisa dianggap sebagai Manusia"begitulah perihal ungkapan seorang Narendra Sanggrama.

Sekalipun apa yang terjadi Narendra Sanggrama menganggap bahwa mereka semua adalah keluarga dan bagian hidup baginya.

Dirinya akan senantiasa meluangkan waktu agar tetap terjalin komunikasi untuk tetap menjaga tali persaudaraan mengikat persatuan dan kesatuan solidaritas sebagai seorang sahabat seperjuangan.

Belum begitu jelas kemana arah angin akan membawa, Narendra Sanggrama yang tidak mau berhubungan dengan dunia yang hanya dianggap sebagai angin lalu yang pekat dalam perjalanan hidupnya.

Narendra Sanggrama bukanlah termasuk tipikal orang yang pemilih pekerjaan karena bagi seorang Narendra Sanggrama pekerjaan apapun akan di jalank dengan Tabah dan Lapang Dada meskipun hanya sebagai seorang Buruh Pekerja.

Yang terpenting adalah upaya bagaimana menghilangkan jejak dan masa lalu yang harus di kubur dalam kenangan sekalipun sudah menjadi suratan yang Maha Kuasa.

Karena mengingat pekerjaan yang selalu mengandalkan mental serta benturan fisik suatu saat ada kalanya terjerum dalam lembah kesesatan yang membawanya terkurung dalam catatan hitam aparat negara.

Demikian keadaan yang ditafsirkan Narendra Sanggrama kedepan bukanlah sebuah ketakutan melainkan pil pahit atau bom waktu dan tidak ingin kejadian yang tidak diinginkan terjadi dalam perjalanan hidup sang Narendra Sanggrama.

Black Mambo mempunyai banyak kenalan di wilayah kediaman yang dulu perusahaan-perusahaan di sekitar Wilayah Barat Kota di kawasan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya tersebut berada di bawah monitor dan pengawasan langsung pamannya sebagai perintis perizinan dan pembebasan lahan antara perusahaan yang saat ini berdiri dengan lahan permukiman warga sekitar daerah tersebut.

Narendra Sanggrama yang sangat dikenal sebagai Intel atau Indomie Telor yang kata orang adalah pandai mengetahui informasi yang berkembang tanpa menyentuh wilayahnya langsung merupakan kepiwaiannya di dunia lapangan.

Black Mambo yang berusaha mencari cara agar Narendra Sanggrama dapat di tempatkan sebagaimana keinginan yang lebih baik hasilnya tidak sesuai dengan harapan, Black Mambo yang sudah melobby perusahaan terkait dengan orang dalam pekerja perusahaan segan mengatakan informasi kebenaran tentang lowongan pekerjaan yang ada di dalam perusahaan tersebut kepada Narendra Sanggrama.

Sekalipun dapat di terima dengan baik oleh Narendra Sanggrama, Black Mampu merasa berat hati dan merasa tidaklah cocok seandainya Narendra Sanggrama harus menjadi Buruh Pekeja Pabrik yang menyita Waktu dan Tenaga.