Chereads / Wahyu Kemuliaan / Chapter 4 - BAB. 4 TANAH SURGA DI NEGERI NUSANTARA

Chapter 4 - BAB. 4 TANAH SURGA DI NEGERI NUSANTARA

Di Jakarta Narendra Sanggrama, bertempat tinggal di Kawasan Elite wilayah Gatot Subroto, di arah Selatan Kota Jakarta.

Dirinya Menjadi Kepala Pengawas Kebun yang memang sengaja dikirim dan akan bertugas di kemudian hari di wilayah kerja Kepulauan Kalimantan Tengah, di daerah yang bernama Seruyan sebagai wilayah Komoditi Perkebunan Sawit Ekspor terbesar di Dunia dalam Pemasokan Minyak Sawit Dunia sebagai Bahan Baku.

Dengan Fasilitas Penuh seperti Mobil Dinas, Rumah Dinas, Gaji di atas Rata-rata pendapatam Pekerja di Ibukota Jakarta, ternyata hidup seorang Narendra Sanggrama justru tak seindah kedengarannya.

Hal-hal yang terjadi di dalam dunia Lapangan Kerja di tempat tersebut banyak sekali kejanggalan yang tak lazim di ketahui banyak orang, banyak tindak-tanduk yang malah menyimpang dari aturan Negara dan Kesejahteraan Rakyat semestinya dari Dampak sebuah Perusahaan Besar yang di nilai Produktif dengan Dampak yang Positif.

Banyak terjadi Eksploitasi Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Lahan Ilegal, Sengketa Tanah Industri.

Ilegalitas Perusahaan Besar yang di Campuri Politik bisnis memang mengubah cara yang baik menjadi buruk dan dikatakan baik, Lahan Industri tidak semua berasal dari Ketentuan dan Aturan yang berlaku, mulai dari Lahan Cagar Budaya, Alam, Lahan Yaman Nasional, Hutan Tropis, Hutan Lindung, Tanah adat atau Ulayat, dan Tanah Warga yang hanya berupa Surat Keterangan Desa yang disebut masih sangat Fiktif.

Kehidupan Masyarakat yang masih sangat Primitif dan Dalih Perusahaan dalam Pemberdayaan Masyarakat Setempat dan Para Pekerja kelas bawah yang pada kenyataannya Diskriminatif seperti budaya yang sudah menjadi kebiasaan Lama.

Struktural Pejabat di Lingkungan Kerja Perusahaan dari Kelas Menengah hingga Kelas Atas banyak mengandung Kolusi, Korupsi dan Nepotisme semata.

Latar Belakang, Status Sosial, Kesenjangan dan Keterbelakangan Sosial yang sangat jauh di Angka Normal merupakan suatu Kemiskinan dan Kesengsaraan Rakyat yang telah dibina dan dipelihara oleh kaum kelas menengah atas sehingga terus menjadi budaya yang di lestarikan.

Narendra Sanggrama yang selalu berpikir di atas tingkat Normal dan dengan pandangan berpikir yang ideologis membuatnya harus mempertimbangkan kesejahteraan rakyat sebagai ujung tombak pembangunan perusahaan.

Memberi Kesejahteraan Ekonomi dan Sosial dari Latar Belakangnya sebagai Pejabat Perusahaan seperti halnya Pergerakan Organisasi dalam Organisasi.

Mengembalikan Kenyamanan Kerja dan Timbal Balik Pekerja yang Wajar dan Layak adalah Hak bagi Para Pekerja memang sudah Menjadi Tanggung Jawab sebuah Organisasi Perusahaan.

Tanpa Sepengetahuan Perusahaan dan Oknum-Oknun yang hanya memikirkan Perutnya Sendiri, Narendra Sanggrama mrngambil tindakan sendiri dalam menggunakan Kewenangannya.

Biji-biji sawit yang di sebut berondolan hasil daripada kinerja pekerja kebun di bantu Narendra Sanggrama menggunakan Tanah agar Nilai Bobot timbangan Bertambah.

Kemudian Hasil Biji Sawit daripada Hasil Panen Pekerja Kebun yang masih utuh berbentuk Bongkahan yang sudah di muat ke dalam mobil pabrik perusahaan yang nantinya akan di setor ke pabrik pengolahan di sirami air keran guna meningkatkan daya bobot berat dari pada hasil panen sawit pekerja kebun.

Semua yang dilakukan Narendra Sanggrama semata-mata melanggar kode etik perusahaan dan kebijakan perusahaan yang dapat membuatnya di usir dari struktur organisasi perusahaan dengan kata lain di "Pecat" secara tidak hormat apabila melanggar kode etik tersebut secara terang-terangan.

Agar Kinerja Pekerja bertambah dengan Penghasilan bertambah, kebutuhan tercukupi, memiliki kenyamanan kerja dan memberi stabilutas efisiensi dan efektifitas organisasi perusahaan sehingga dapat terus eksis dalam mengelolah produksi sawit dunia.

Disisi lain pada dasarnya dengan Eksploitasi yang berlebihan baik dari sisi sumber daya alam namun juga sumber daya manusia rasanya sudah lebih dari pada cukup royalti dan laba yang di peroleh perusahaan secara kapasitas dan kuantitas suplai pasokan minyak sawit bagi Narendra Sanggrama.

Sslama ini barangkali terlalu sulit bagi organisasi perusahaan untuk dapat memenuhi tuntutan masyarakat setempat dan para pekerja yang di kemudian hari justru akan menimbulkan kebangkrutan organisasi perusahaan akibat kepentingan oknum-oknum tertentu yang terselebung di dalam pergerakan para pekerja dan masyarakat setempat.

Ada dua orang yang sangat dekat dan lekat dengan seorang Narendra Sanggrama yang menjadi Tangan Kanan Narendra Sanggrama yaitu bernama Mashadi dan Waluyo.

Keduanya sama-sama berasal dari daerah Jawa Tengah.

Mashadi sendiri berasal dari daerah Semarang pinggiran sedang Waluyo berasal dari daerah Kudus provinsi Jawa Tengah.

Selain Keduanya sehari -hari membantu menjadi asisten Narendra Sanggrama dalam melakukan rutinitas kerja, Keduanya juga menyiapkan keperluan Makan, Minum, Bekerja di Lapangan ikut Narendra Sanggrama bersama semua karyawan dan Pekerja di Perkebunan Kelapa Sawit namun Keduanya sebagai sosok yang lebih tua _lalu memberi masukan, saran, motivasi terhadap Narendra Sanggrama dalam melihat, mengamati, mengawasi, mempertimbangkan dan mwngambil sebuah tindakan atas kebijakan-kebijakan dalam organisasi perusahaan guna mengatur tata tertib semua pengelolaan para pekerja di Lapangan.

Mashadi dan Waluyo tidak lain adalah kakak beradik yang memiliki istri dan anak masing berbeda kabupaten kota.

Sesekali keduanya sering menunjukkan sikap usil, dan bercanda demi menghibur sang Narendra Sanggrama di Rumah Dinas menghilangkan Penat akibat pekerjaan yang Melelahkan.

Tersebutlah di daerah bertugas Narendra Sanggrama tempat-tempat angker dan mistis yang sebagian masyarakat percaya bahwa tempat tersrbut dapat mendorong terwujudnya pekerjaan seseorang sesulit apapun.

Menanggapi Mitos yang sudah lama berkembang dari tutur warga setempat Mashadi dan Waluyo bermaksud untuk mendukung suksesi pekerjaan Narendra Sanggrama dalam mengemban tugas-tugas berat organisasi perusahaan.

Keduanya sudah menyelidiki secara seksama tentang kebenaran tempat tersebut yang terdapat di puncak Bukit Barisan dan Bukit Belah yang terdapat di ujung perbatasan daerah teritorial perusahaan.

Bukit Barisan berada di Puncak Bukit arah Timur sedang Puncak Bukit Belah berada di arah Barat yang tidak ada manusia yang katanya mampu menghampiri dan pulang dari tempat tersebut dalam keadaan "Hidup".

Mashadi berinisiatif menaklukkan Bukit Barisan di arah timur sebalimnya di Arah Barat Bukit Belah di lakukan oleh Waluyo.

Keduanya berhasil mendatangi meminimalisir energi negatif yang nantinya tempat -tempat tersebut guna Narendra Sanggrama bermeditasi.

Setelah itu Mereka Lantas berkumpul kembali ke rumah dinas Narendra Sanggrama dan Menceritakan Maksud dan Tujuan Mereka kepada Narendra Sanggrama.

Karena sikap Keduanya yang selalu positif dan niat baik mereka di sanggupi Narendra Sanggrama.

Selama Sehari Semalam dimasing-masing tempat baik Bukit Barisan yang berada di Timur maupun Bukit Belah yang berada di Barat telah usai Narendra Sanggrama Bermeditasi Rohani sebagaimana mestinya.

Keberhasilan Narendra Sanggrama tibalah pada saatnya, Organisasi di kemudian hari mnengirimnya bertugas guna Pendidikan Latihan di daerah yang lebih mengawasi jalannya operasional produksi minyak sawit secara berkelanjutan di daerah Sorong, Papua Barat.

Berkisar Enam Bulan Lamanya Narendra Sanggrama di Kembalikan Pulang dari Sorong, Papua Barat Ke daerah Bertugas sebelumnya yaitu daerah Seruyan Kalimantan Tengah.

Dari Pejabat Pengawas Kebun menjadi Kepala Divisi Hubungan Masyarakat di Organisasi Perusahaan Internasional Best Agro daerah Regional Provinsi Kalimantan Tengah.

Jabatan tersebut tentu saja merupakan karir yang positif bagi Narendra Sanggrama yang setingkat lagi menuju Manager Perusahaan Pengelolaan Produksi Sawit di Provinsi Kalimantan Tengah.

Di tengah karir yang mentereng, menorehkan banyak prestasi dengan penuh resiko tantangan dalam struktural organisasi perusahaan tentu saja banyak pihak yang Pro dan Kontra, ada yang sepaham ada pula yang dengki.

Asmara terbalut melalui Kadek Ayu Ni Komang yang merupakan Gadis Keturunan Jawa Bali salah satu anak pemilik saham terbesar perusahaan sawit di Kalmantan Tengah Tempat dirinya Bekerja.

Kadek Ayu sapaan hangatnya sangat mencintai Narendra Sanggrama sepenuh hati, melalui perhatiannya setiap hari selalu menyiapkan bekal makanan buat Narendra Sanggrama yang sudah membawa bekal yang sebelumnya disiapkan Mashadi dan Waluyo, bahkan setiap akhir pekan kedua selalu berkunjung di daerah rekreasi sebagai upaya pendekatan masing-masing kedua belah pihak.

Suatu Ketika Kadek Ayu tidak segan menyatakan cintanya kepada seorang pemuda sang sangat di kaguminya yang tak lain adalah Narendra Sanggrama.

Narendra Sanggrama menganggap hal tersebut sangat berlebihan terlebih sang gadis meminta orang tuanya langsung agar Narendra Sanggrama dapat menerima dan memahaminya sebagai kekasihnya.

Mungkin sebagian banyak orang tanpa rasa apapun akan menerima maksud daripada Kadek Ayu Ni Komang, selain berparas Cantik, Ayu nan Menawan adalah Wanita Impian banyak orang pewaris seorang yang juga pembisnis ternama.

Namun yang terjadi Narendra Sanggrama yang seperti di Anugerahi Bulan Purnama dengan segala keindahaannya merendah hati dan seolah tak pantas mendapat anugerah sedemikian rupa hebatnya.

Menolak secara halus dengan menjauhkan diri, adalah sikap bijak bagi seorang Narendra Sanggrama yang berkeinginan fokus akan karir dalam kehidupannya sehingga tak merasa takut jika suatu saat dirinya harus dipecat mengenai masalah ini, mengingat Kadek Ayu Ni Komang adalah Putri Bossnya sendiri.

Entah apa yang dipikirkan Narendra Sanggrama, selain menjauhkan diri dengan bidadari dirinya menginginkan Mashadi dan Waluyo Pulang ke kampung Halamannya Masing-masing.

Dengan Alasan bahwa kedua Ajudannya tersebut lebih baik berkumpul bersama keluarga masing-masing di kediaman pulau jawa tempat mereka membina rumah tangga.

Berbekal Kebutuhan Uang dan Semua Bekal Perjalanan yang sudah di persiapkan Narendra Sanggrama dengan Mata yang Berkaca mengantar mereka ke Bandara menuju Perjalanan Pulang Mereka.

Hanya sebuah pesan yang akan menjadi do'a dapat di katakan oleh Mashadi dan Waluyo, selain mengucapkan banyak terima kasih mereka mengingatkan bahwa keduanya akan selalu merindukan sosok pemimpin muda yang tangguh seperti Narendra Sanggrama yang selalu mereka junjung tinggi.

Kepulangan Keduanya, Mashadi dan Waluyo sebagai Pendamping yang selalu mendorong dan Membantu Pekerjaan Narendra Sanggrama sebagai orang Kepercayaan Narendra Sanggrama seperti kehilangan Arah dan Tujuan Hidup.

Malapetaka Datang setelah di Lapangan tempat bertugas Narendra Sanggrama Nyaris Menghabisi Nyawa Tiga Anak Buahnya menggunakan Benda Tajam berbentuk Celurit di Perkebunan Kelapa Sawit.

Ketiga Anak Buahnya mengalami Baku Hantam dan Koma, Sementara Narendra Sanggrama hanya berakhir dengan Luka Ringan Saja.

Akibat dari Perbuatan Anak Buahnya yang membocorkan sikap Narendra Sanggrama yang dianggap melanggar kode etik organisasi perusahaan membantu kinerja perusahaan secara curang dapat menyebabkan dirinya dipecat secara tidak hormat oleh perusahaan.

Kadek Ayu Ni Komang yang pada saat itu menginginkan pernikahan bersama Nadendra Sanggrama dengan dalih timbal balik akan mengembalikan reputasi Narendra Sanggrama dan Memperbaiki semua kondisi kekacauan yang dianggap merugikan banyak pihak akan terlihat seperti tidak teejadi suatu hal berarti.

Narendra Sanggrama malah mengajukan surat tuntutan pensiun dini dan mengganti rugi kesehatan korban jiwa kemudian secara sukarela mengundurkan diri kiranya dapat disanggupi perusahaan.

Kadek Ayu Ni Komang menangis dengan haru selepas perusahaan mengeluarkan surat keputusan menerima tuntutan Narendra Sanggrama selain Urusannya telah usai hingga kini cinta mereka sudah pasti berurai air mata tanpa sebuah kejelasan.

mengingat bukan Pesan kemana cinta mereka akan berlabuh, tanpa memberi isyarat kemana Narendra Sanggrama akan melanjutkan hidup dan Melalang-buana, Narendra Sanggrama hanya berpesan, Dirinya akan Lebih mementingkan akan Harkat dan Martabat seorang Manusia dari Status Sosialnya dari pada Mendahulukan urusan cinta yang dianggap hanya sebuah Nasfsu Belaka.